• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis situasi renval sertifikat id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis situasi renval sertifikat id"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

I. Pengolahan Analisis Data dan inventarisasi Masalah Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan hasil rekapitulasi survey rumah sehat yang dilakukan di Dusun Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, dapat diketahui bahwa dari 308 rumah yang di survey terdapat 69rumah sehat dengan persentase 22.4% dan 239 rumah tidak sehat dengan persentase 77.6%.Hal tersebut dikarenakan masih ada beberapa variabel rumah sehat yang masih belum memenuhi syarat. Adapun 6 variabel terbesar yang masih belum sesuai dengan kriteria rumah sehat yaitu lantai (termasuk ventilasi, pencahayaan, sarana pembuangan sampah, perilaku membuang sampah dan adanya jentik).Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Lantai

Dari hasil survey 308 rumah di Dusun Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri mengenai rumah sehat, diperoleh hasil bahwa lantai tidak memenuhi syarat sebesar 49,67 %. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan kriteria rumah sehat menurut persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 yaitu lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan. Sedangkan pada rumah warga, lantai masih terbuat dari tanah dan tidak dilapisi dengan bahan yang kedap air/ plesteran. Sehingga lantai dari tanah berpotensi menjadi media penularan penyakit, misalnya cacingan. Selain itu, lantai dari tanah bila sedang musim hujan akan meningkatkan kelembaban/ becek serta menimbulkan rasa tidak nyaman.

b. Pencahayaan

(2)

ruangan rumah, terutama cahaya mata hari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya alamiah sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC (Mycobacterium Tuberculosa). Menurut Depkes RI (2002), kuman tuberkulosa hanya dapat mati oleh sinar matahari langsung. Menurut Atmosukarto dan Soeswati (2000), kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab dan gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun-tahun lamanya, dan mati bila terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan panas api.

c. Bebas jentik

Dari hasil survey 308 rumah di Dusun Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri mengenai rumah sehat, diperoleh hasil bahwa adanya jentik di rumah yang tidak memenuhi syarat sebesar 44.16 %. Adanya jentik di rumah warga tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999, yaitu tidak terdapat jentik di dalam rumah misalnya di bak kamar mandi, bak penampungan air dan container lain. Sedangkan pada rumah warga ditemukan adanya jentik di bak kamar mandi dan tempat penampungan air. Dengan adanya jentik ini dapat menjadikan penularan penyakit serta menjadi perkembangbiakan vektor karena jentik akan berubah menjadi dewasa dan apabila vektor tersebut membawa virus dengue dan ditularkan ke orang yang sehat maka akan menjadi penyakit demam berdarah dengue (DBD).

A. Hasil Pembahasan dan Penemuan Masalah Bersama Tokoh Masyarakat/Masyarakat

(3)

bertujuan untuk menyesuaikan hasil pengamatan dengan masalah yang dirasakan masyarakat berdasarkan pengalaman yang telah dirasakan sebelumnya. Metode yang digunakan untuk penemuan masalah bersama tokoh masyarakat yaitu menggunakan metode PAR (Participatory Action Research).

PAR merupakan kebutuhan kita untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan, yang merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak yang relevan (stakholders)dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung (dimana pengalaman mereka sendiri sebagai persoalan) dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. PAR merupakan pendekatan dalam penelitian yang mendorong peneliti dan orang-orang yang mengambil manfaat dari penelitian (keluarga, profesional, pengambil kebijakan) untuk bersama-sama secara penuh dalam semua tahapan penelitian. PAR membantu untuk menjamin bahwa hasil-hasil penelitian itu berguna atau bermanfaat dan benar-benar membuat perubahan dalam kehidupan masyarakat. Prinsip kerja PAR yaitu:

1. Sebuah pendekatan untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat dengan cara merubah dan melakukan refleksi dari program dan dampaknya.

2. Secara keseluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik) yang membentuk suatu siklus berkesinambungan seperti, analisis sosial, rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi pengalaman, analisis sosial dan seterusnya.

3. Kerja sama untuk melakukan perubahan melibatkan semua stakeholders.

4. Melakukan Upaya Penyadaran terhadap masyarakattentang situasi dan kondisi yang mereka alami, melalui pelibatan masyarakat dalam proses riset.

5. Suatu proses untuk membangun pemahaman situasi dan kondisi masyarakat secara kritis.

(4)

7. Mensyaratkan dibuat rekam proses secara cermat dan dilakukan analisis secara cermat.

8. Mensyaratkan adanya analisis relasi sosialsecara kritis.

9. Memulai dari hal yang kecil untuk kolaborasi pada hal yang besar

Metode PAR dipilih karena beberapa pertimbangan, diantaranya adalah efisiensi waktu dan validitas informasi. Penemuan masalah bersama tokoh masyarakat dilakukan pada hari rabu tanggal 28 Mei 2014 di rumah bapak bambang (RW 01) dusun Klodran pada pukul 19.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB. Berikut hasil yang didapatkan dari pelaksanaan penemuan masalah bersama tokoh masyarakat :

a. Masih ditemukannya kondisi rumah yang tidak memenuhi syarat (khususnya komponen rumah yaitu pencahayaan serta lantai).

b. Masih buruknya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.

Dengan beberapa inventarisasi masalah diatas, didapatkan beberapa alternatif pemecahan masalah yang akan dibahas pada bagian berikutnya. Sebelumnya, dalam melakukan pemecahan masalah kesehatan lingkungan, terdapat tahap – tahap yang harus dilalui secara berurutan, agar ditemukan jalan keluar yang paling tepat.

Tahap – tahap pemecahan masalah kesehatan lingkungan, diantaranya adalah :

1. Tahap Penemuan Masalah 2. Tahap Analisis Masalah 3. Tahap Pemecahan Masalah 4. Tahap Pengambilan Keputusan

Namun pada bagian hasil pembahasan dan penentuan prioritas masalah bersama tokoh masyarakat ini, akan dibahas secara rinci dua tahap awal dalam pemecahan masalah kesehatan lingkungan yaitu tahap penemuan masalah dan tahap analisis masalah. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

a. Tahap Penemuan Masalah

1. Penemuan Masalah/Penemuan Penyimpangan

(5)

a) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang pencahayaannya tidak memenuhi syarat sebesar 30.2%

b) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat sebesar 49.67%.

c) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.

d) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS dan jamban sehat.

2. Prioritas Masalah

Dari beberapa masalah yang telah ditemukan, kemudian dilakukan penentuan prioritas masalah sebagai dasar pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang ada. Adapun penentuan prioritas tersebut adalah:

Tabel III.9

Prioritas Masalah di Dusun Klodran RW 01 dan RW 02

Tahun 2014

No. Masalah

Pentin

g Mendesak

Mudah ditangani

Program

Skor Peringkat

1.

Pencahayaan tidak memenuhi

syarat

2 2 3 - 7 IV

2.

Lantai yang tidak memenuhi

syarat

3 2 3 - 9 III

3. Adanya jentik 3 2 3 2 10 II

4. JambanSehat 3 2 3 3 11 I

(6)

Setelah melakukan penentuan prioritas dari masalah-masalah yang ditemukan di Dusun Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, maka dapat dirumusakan masalah sebagai berikut :

1) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang pencahayaannya tidak memenuhi syarat sebesar 30.2%

2) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat sebesar 49.67%.

3) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.

4) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS dan jamban sehat.

b. Tahap Analisis Masalah

1. Sebab – sebab yang Mungkin

a) Beberapa warga memiliki tingkat pendapatan rendah untuk membuat jamban sehat

b) Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya memiliki jamban sehat.

c) Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya pencahayaan dalam rumah

d) Kurangnya pengetahuan warga tentang lantai yang memenuhi syarat e) Kurangnya pengetahuan warga tentang perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS).

2. Sebab – sebab sesungguhnya

a) Beberapa warga memiliki tingkat pendapatan rendah untuk membuat jamban sehat.

b) Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya memiliki jamban sehat.

c) Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya pencahayaan dalam rumah

d) Kurangnya pengetahuan warga tentang lantai yang memenuhi syarat e) Kurangnya pengetahuan warga tentang perilaku hidup bersih dan

(7)

B. Penyusunan Rencana Alternatif Pemecahan Masalah dan Intervensi di Bidang Kesehatan Lingkungan

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari tahap sebelumnya. Penyusunan rencana alternatif pemecahan masalah dan intervensi di bidang kesehatan lingkungan diwujudkan melalui suatu kegiatan perkumpulan bersama stakeholders. Kegiatan ini disebut dengan “minilokakarya” yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Mei tahun 2014 pukul 19.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB di Rumah Bapak Bambang RT 01 RW 01DusunKlodran Desa Sidomulyo. Dengan dihadiri oleh 7 orang warga RW 01 dan RW 02 serta 7 mahasiswa dan tokoh masyarakat meliputi Kepala Dusun, Kepala RW dan Kepala RT untuk membahas rencana alternatif pemecahan masalah dan intervensinya.

Pada bagian penyusunan rencana alternatif pemecahan masalah, akan dibahas tentang tahap pemecahan masalah yang ketiga yaitu tahap pemecahan masalah, diantaranya yaitu :

1. Rumusan tujuan

Rumusan tujuan disusun untuk menetapkan tujuan intervensi yang akan dilakukan. Berikut rumusan tujuan dari rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya :

1) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang pencahayaannya tidak memenuhi syarat sebesar 30.2%

2) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat sebesar 49.67%.

3) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.

4) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS dan jamban sehat.

2. Alternatif pemecahan

(8)

Tabel I.I

Inventarisasi Rencana Alternatif Pemecahan Masalah Di RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo

Tahun 2014

No. Permasalahan Inventarisasi Pemecahan

1. 1.

Pencahayaan Rencana alternatif pemecahan masalah : a. Penyuluhan/sosialisasi tentang rumah

sehat khususnya pencahayaan

b. Pembuatan percontohan gentingisasi di salah satu rumah warga.

c. Pemasangan lampu di salah satu warga.

2.

3. Keadaan lantai yangtidak memenuhi syarat

Rencana alternatif pemecahan masalah : a. Penyuluhan tentang lantai yang

memenuhi syarat. b. Perbaikan lantai. 3.

4.

Tidak bebas jentik Rencana alternatif pemecahan masalah: a. Penyuluhan tentang PSN dan gerakan

3M Plus. b. Abatisasi. c. Ikanisasi. 4. Kurangnya perilaku

PHBS tentang CTPS dan Jamban Sehat

Rencana alternatif pemecahan masalah : a. Penyuluhan tentang PHBS pada Ibu-ibu

PKK.

b. Penyuluhan tentang PHBS pada warga. c. Penyuluhan tentang PHBS di Sekolah. d. Pemberian sabun cuci tangan di SD. e. Perbaikan jamban pada warga.

5. Analisis alternatif pemecahan

Setelah melakukan inventarisasi pemecahan masalah, tahap berikutnya yaitu menganalisis alternatif pemecahan masalah melalui beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut :

(9)

Tabel I.2

Analisis Alternatif Permasalahan Pencahayaan Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kec. Semen

Kab. Kediri Tahun 2014

No. Kriteria

Alternatif I Penyuluhan/

sosialisasi tentang rumah sehat

khususnya pencahayaa

n

Alternatif II Pembuatan percontohan gentingisasi di salah

satu rumah warga

Alternatif III Pemasanga

n lampu di salah satu

warga.

1. Biaya 100 90 80

2. Manfaat 80 100 90

3. Waktu 80 90 100

4. Lingkungan 90 100 90

5. Efektifitas 80 100 90

JUMLAH 430 480 450

PRORITAS 3 1 2

b) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat sebesar 49.67%.

Tabel I.3

(10)

Lantai Sehat Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kec. Semen Kab. Kediri Tahun 2014

No. Kriteria Alternatif I

Penyuluhan Lantai

Alternatif II Perbaiki Lantai

1. Biaya 100 80

2. Manfaat 90 100

3. Waktu 80 100

4. Lingkungan 80 90

5. Efektifitas 70 100

JUMLAH 420 470

PRORITAS 2 1

c) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.

Tabel I.4

Analisis Alternatif Permasalahan Rumah

Tidak Bebas Jentik Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kec. Semen Kab. Kediri Tahun 2014

No. Kriteria

Alternatif I Penyuluhan tentang PSN dan gerakan

3M Plus

Alternatif II Abatisasi

Alternatif III Ikanisasi

1. Biaya 80 80 100

2. Manfaat 90 100 90

3. Waktu 100 100 80

4. Lingkungan 90 90 80

5. Efektifitas 90 100 70

JUMLAH 450 470 420

PRORITAS 2 1 3

d) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS dan jamban sehat.

Tabel I.5

(11)

Tidak Bebas Jentik Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kec. Semen Kab. Kediri Tahun 2014

N

4. Lingkungan 90 80 90 90 100

5. Efektifitas 90 70 80 100 100

JUMLAH 450 420 430 470 480

PRORITAS 3 5 4 2 1

C. Penetapan Intervensi Pilihan dan Penyusunan POA

Tahap penetapan intervensi pilihan merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu tahap penyusunan rencana alternatif pemecahan masalah dan intervensinya. Tahap ini digunakan sebagai tahap untuk menetapkan suatu intervensi pilihan yang akan direalisasikan. Dalam penentuan pilihan penetapan intervensi, digunakan sistem skoring pada lima kriteria, yaitu :

1. Resiko yang ditimbulkan 2. Sasaran target

3. Biaya yang dibutuhkan 4. Waktu penyelesaian

5. Mudah dilaksanakan atau tidak

(12)

pada masa lalu yang sering disebut dengan istilah “Top Down”yang memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Masyarakat sebagai obyek pembangunan b. Masyarakat yang apatis

c. Masyarakat ‘terpinggirkan, terabaikan’

d. Masyarakat tidak punya perandan tidak berdaya

Untuk kali ini, mahasiswa menggunakan suatu metode pembangunan yang sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat, atau yang sering disebut dengan metode “Bottom Up”yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Masyarakat sebagai subyek b. Masyarakat ‘berpartisipatif’ c. Masyarakat ‘berperan Aktif’

d. Masyarakat ‘berdaya’ dan Masyarakat tidak lagi ‘terpinggirkan dan terabaikan’

Setelah menggali beberapa alternatif pemecahan masalah seperti tabel yang dijelaskan diatas, akan dilakukan penetapan intervensi pilihan berdasarkan beberapa pertimbangan prioritas, diantaranya adalah dari aspek biaya, sosial budaya, SDA maupun SDM yang ada. Penetapan intervensi pilihan akan dibahas pada tahap selanjutnya yang dilanjutkan dengan penyusunan POA (Plan Of Action) dari penetapan intervensi yang telah dipilih sebelumnya.

Pada bagian ini, tahap pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang akan dibahas tahap pengambilan keputusan, yaitu :

a. Analisis Keputusan

Analisis keputusan dilakukan pada alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya, menggunakan sistem pembobotan dengan menggunakan lima kriteria. Berikutnya akan disajikan dalam bentuk tabel :

1) Permasalahan Pencahayaan Rumah Tabel I.6

Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Pencahayaan RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo

(13)

osialisasi

2 Sasaran yang

ingin dicapai 3 5 3

3 Biaya yang

relatif kecil 4 3 4

4 Waktu pencapaian paling pendek

5 4 5

5 Memecahkan

masalahnya 3 5 3

Jumlah 18 20 19

Urutan

prioritas III I II

2) Permasalahan Lantai yang tidak memenuhi syarat Tabel I.7

Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Kepemilikan Lantai Sehat RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo

Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Tahun 2014

1 Resiko yang paling kecil 4 3

2 Sasaran yang ingin dicapai 3 5

3 Biaya yang relatif kecil 4 3

4 Waktu pencapaian paling

pendek 5 4

5 Memecahkan masalahnya 3 5

(14)

Urutan prioritas II I 3) Permasalahan Rumah Tidak Bebas Jentik

Tabel I.8

Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Rumah Tidak Bebas Jentik RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo

Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Tahun 2014

No Kriteria Analisis

Alternatif I Penyuluhan tentang PSN dan Gerakan

3M Plus

Alternatif II Abatisasi

Alternatif III Ikanisasi

1 Resiko yang paling kecil 3 3 3

2 Sasaran yang ingin

dicapai 3 5 3

3 Biaya yang relatif kecil 4 3 4

4 Waktu pencapaian

paling pendek 5 4 5

5 Memecahkan

masalahnya 4 5 3

Jumlah 19 20 18

Urutan prioritas II I III

4) Permasalahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Klodran mengenai CTPS dan Jamban Sehat

Tabel I.9

Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo

(15)

Tahun 2014

prioritas III V IV II I

Untuk permasalahan buruknya perilaku hidup bersih dan sehat, hanya dapat ditangani dengan melakukan sosialisasi pada sasaran target, baik pada tatanan rumah tangga maupun di tatanan sekolah.

(16)

Berdasarkan teori yang disebutkan diatas, mahasiswa mampu mengambil kesimpulan mengenai penetapan intervensi yang akan dilakukan, yang akan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel I.10

Hasil Penetapan Intervensi Pilihan Pemecahan Masalah Di RW 01 DAN RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo

Tahun 2014

No. Permasalahan Penetapan Intervensi 1. Pencahayaan Intervensi pilihan :

Pemasangan gentengisasi 2. Keadaan lantai

yang tidak memenuhi syarat

Intervensi pilihan : Plesterisasi

3. Tidak bebas jentik

Intervensi pilihan : Abatisasi 4. Kurangnya

perilaku PHBS tentang CTPS dan Jamban Sehat

Intervensi pilihan :

a. Pemberian Sabun Cuci tangan di SD N 1 Sidomulyo

b. Pemberian jamban

Setelah menetapkan intervensi pilihan yang telah disepakati bersama, dilanjutkan dengan pembuatan POA (Plan Of Action)yang berisi beberapa hal yang mencakup pelaksanaan intervensi, diantaranya yaitu tanggal pelaksanaan, tempat pelaksanaan, target atau sasaran, unsur input 6M (Man, Money, Market, Material, Machine dan Methode) serta indikato keberhasilan.Indikator keberhasilan digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan terhadap suatu pelaksanaan intervensi. Indikator ini dibuat berdasarkan kondisi yang ada disekitar pelaksanaan intervensi.

(17)

D. Hasil Pelaksanaan Intervensi Baik Fisik Maupun Pemberian Bimbingan atau Penyuluhan

1. Pembuatan Jamban Sehat a. Tujuan

1) Mewujudkan Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Bebas Buang Air Besar Sembarangan (ODF). 2) Mengubah perilaku masyarakat Dusun Klodran Desa Sidomulyo

Kecamatan Semen Kabupaten Kediri menjadi BAB di Jamban Sehat. b. Pelaksanaan

Tabel I.11

Pelaksanaan Pembuatan Jamban Sehat

Di RW 01 DAN RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo Tahun 2014

No. Nama Lokasi Hari/tgl Waktu Sasaran

1. Bpk Syamsi RT 1 RW 01

Minggu, 1 Juni 2014

19.00 WIB Pak Syamsi Sekeluarga

c. Hasil

Kegiatan pembuatan Jamban Sehat dilakukan setelah kegiatan mini lokakarya bersama warga dan perangkat dusun . Kegiatan Pembuatan Jamban Sehat dimulai dengan membuat galian untuk septictank, dilanjut dengan memasang closet kemudian dibuat sumur resapan. Pembuatan Jamban Sehat tersebut merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi Buang Air Besar di Jamban serta sebagai percontohan untuk memicu kesadaran warga yang masih BAB sembarangan.

2. Penyuluhan Rumah Sehat a. Tujuan

Menambah pengetahuan wargaDusun Klodran Desa Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri tentang Rumah Sehat.

b. Pelaksanaan

(18)

Tempat : Rumah Ibu KasiDusun Klodran Desa Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Waktu : 15.00 WIB

Sasaran : Ibu Kasi sekeluarga 2) Hari / Tgl : Jumat, 30 Mei 2014

Tempat :Rumah Ibu Saminah Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Waktu : 09.30 WIB

Sasaran : Ibu Saminah sekeluarga c. Hasil

Kegiatan penyuluhan Rumah Sehat dilakukan di RW 01 dan RW 02 bersamaan dengan survey rumah sehat yang mana menjelaskan materi tentang komponen rumah sehat, serta sarana sanitasi yang meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, lubang asap dapur, pencahayaan, sarana air bersih, jamban, SPAL, dan tempat sampah. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan metode Door To Door.

3. Penyuluhan PHBS (Cuci Tangan Pakai Sabun) Tatanan Sekolah a. Tujuan

Peserta penyuluhan dapat memahami dan menerapkan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir.

b. Pelaksanaan

1) Hari / Tgl : Minggu, 1 Juni 2014

Tempat : Balai Desa Dusun Klodran Desa SidomulyoKecamatan Semen Kabupaten Kediri Waktu : 10.00 WIB

Sasaran : Warga Desa Sidomulyo 2) Hari / Tgl : Rabu, 4 Juni 2014

Tempat : SDN 1 Sidomulyo, Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Waktu : 07.30 WIB

Sasaran : Murid-murid SDN 1 Sidomulyo Kelas 1

(19)

Kegiatan penyuluhan PHBS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di Balai Desa Sidomulyo dan SDN 1 Sidomulyo dilakukan pada hari Minggu, 1 Juni 2014 dan Rabu, 4 Juni 2014. Hal tersebut dilakukan untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat Desa Sidomulyo dan murid-murid SDN 1 Sidomulyo bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir itu sangat penting dalam upaya pencegahan penularan penyakit, khususnya diare, cacingan, dll. Dengan kegiatan penyuluhan ini, diharapkan murid-murid dapat menerapkan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir pada setiap harinya.

4. Gentengisasi a. Tujuan

Menambah pencahayaan di dalam rumah b. Pelaksanaan

Hari / Tgl :Rabu, 04 Juni 2014

Tempat :Rumah Bu Saminah RT 01 RW 01 Dusun Klodran Desa Bedali Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Waktu : 16.00 WIB

Sasaran : Ruang Tamu dan Kamar Tidur c. Hasil

Kegiatan gentengisasi dilakukan dengan memasang genteng kaca pada ruang tamu dan kamar tidur untuk menambah pencahayaan di ruang tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai percontohan bagi warga yang pencahayaan rumahnya belum memenuhi syarat.

5. Perbaikan Lantai Rumah a. Tujuan

Memperbaiki lantai rumah agar memenuhi syarat/ layak b. Pelaksanaan

Hari / Tgl : Sabtu, 31 Mei 2014

Tempat : Rumah Bu Saminah RT 01 RW 01 Dusun Klodran Desa Bedali Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Waktu : 19.00-23.00 WIB

(20)

Gambar

Tabel III.9
Tabel I.IInventarisasi Rencana Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel I.2Analisis Alternatif Permasalahan Pencahayaan
Tabel I.4Analisis Alternatif Permasalahan Rumah
+4

Referensi

Dokumen terkait

Walikota mengatakan, bantuan yang di- berikan ini merupakan salah satu kepedulian Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk berbagi ber- sama dengan anak-anak Panti dalam rangka meny-

Setiawan, T., 2010, Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai SPF Krim Tabir Surya yang Mengandung Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.), Oktil Metoksisinamat,

Dengan Balanced Scorecard , tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan

E., Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Perpustakaan Nasional RI, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Ecole Francaise D`Extreme Orient, ١٩٩٨.. Departemen Agama RI, Al-Qur’an

• Dalam rumah Jawa terungkap pada bagian belakang rumah induk, yang disebut “pawon” yang digunakan untuk memasak dan meramu

dengan kaidah ilmiah, maka kegiatan Program Hibah Penelitian tersebut dinyatakan batal dan PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana Program Hibah Penelitian Tahun 2014

yaitu 25 DAS di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 20 (dua puluh) DAS di wilayah Negara Timor Leste (lihat Bab.sebelumnya; Pembagian DAS Wilayah Sungai

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode dakwah yang disampaikan Buya Yahya di majelis ta‟lim Al -Bahjah mudah dipahami serta