Disusun Oleh:
1. Euis Tira Firgiati (13.303.145) 2. Pungki Apriliani (13.303.163) 3. Riseu Nur Aida (13.303.133) 4. Syaipul Abdul Khohar (13.303.127) 5. Ulfa Zakiya (13.303.134)
RMIK-R32/13
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup ataupun meninggal, ataupun bagian/diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan dibawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.
1. Memberikan keterangan (fakta dan bukti) atas segala keadaan untuk membantu hakim dalam mengambil keputusannnya dengan tepat atas dasar fakta-fakta dan bukti-bukti tersebut.
2. Membantu penyidik untuk mengungkap tindak pidana
3. Sebagai alat bukti sah
4. Untuk mencari dan menentukan sebab kematian pada korban yang meninggal dunia.
1.
Visum Hidup :
a. VeR Definitif
b. VeR Sementara
c. VeR Lanjutan
2.
Visum Jenazah
3.
Eksppertise
1. VeR Hidup :
a. VeR definitif visum yang dibuat seketika, dimana korban tidak memerlukan perawatan &
pemeriksaan lanjutan, sehingga tidak menghalangi pekerjaan/aktivitas korban.
b. VeR sementara visum yang dibuat untuk sementara waktu, karena korban memerlukan perawatan & pemeriksaan lanjutan sehingga menghalangi pekerjaan/aktivitas korban.
Manfaat :
menentukan apakah ada tindak pidana atau tidak Mengarahkan penyelidikan
Menentukan putusan untuk melakukan penahanan sementara thdp terdakwa Menentukan tuntutan jaksa
RM
2.
Visum Jenazah
› Sebuah visum yang menerangkan keadaan seorang jenazah. Biasanya dibuat atau
dilakukannya visum ini untuk mengetahui penyebab kematian dari seorang jenazah tersebut.
› Jenazah yang akan dimintakan visum ini harus diberi label yang memuat identitas
mayat, dilakukan dengan diberi cap, diikatkan pada ibu jari kaki atau bagian tubuh lainnya.
› Pada surat permintaan visum harus jelas tertulis jenis pemeriksaan yang diminta.
Jenis Visum Jenazah :
1.
Pemeriksaan luar jenazah
berupa tindakan yang tidak
merusak keutuhan jaringan jenazah secara teliti dan sistemik.
3.
Eksppertise
›
Yang berhak menandatangi surat visum adalah dokter yang
melakukan visum
›
Yang berhak menerima surat hasill visum adalah penyidik yang
meminta visum
Menurut Idries (1997) :
1. Diminta oleh penyidik
2. Ada permintaan tertulis
3. Jelaskan tujuan untuk melakukan pemeriksaan visum
4. Diantar langsung oleh penyidik
5. Mayat di beri label (jika diminta pada korban meninggal)
›
Kepala surat instansi yang
bersangkutan
›
Nomor,lampiran, perihal
›
Pro justicia
›
Pendahuluan
›
Hasil pemeriksaan
›
Kesimpulan & penutup
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayaan lain kepada pasien (Peraturan Men Kes RI no. 269 tahun 2008)
Catatan medis adalah catatan tetang seluruh hasil pemeriksaan medis beserta tindakan pengobatan/perawatannya yang merupakan milik pasien, meskipun dipegang oleh dokter/instansi kesehatan.
PASAL 13 PERMENKES menyatakan RM dapat dipakai sebagai:
a) Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
b) Alat bukti dalam proses penegakan hukum.
c) Keperluan penelitian dan pendidikan
d) Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
Berdasarkan Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/2008 BAB IV Pasal 10:
Ayat (2)
“Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat enyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal: untuk kepentingan kesehatan pasien memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri, permintaan Institusi/lembaga berdasarkan ketetuan perundang- undangan untuk kepentingan penelitian, pendidikan atau audit medis sepanjang tidak menyebutka identitas pasien”
›
Visum dan Rekam Medis merupakan catatan yang
berisikan catatan medis seseorang yang dapat
dijadikan sebagai alat bukti di pengadilan untuk
penegakan hukum
›
visum bisa berperan sebagai rekam medis jika visum
tersebut merupakan VeR sementara.
1. Identitas penderita
2. Riwayat penyakit
3. Laporan pemeriksaan fisik
4. Instruksi diagnostik dan terapi yang di tanda tangani oleh dokter
5. Catatan pengamatan atau observasi
6. Laporan tindakan dan penemuan
7. Ringkasan riwayat pada waktu pasien meninggalkan sarana kesehatan
8. Kejadian-kejadian yang menyimpang
Pada Visum Jenazah
Pada dasarnya setiap jenazah harus dipenuhi hak-haknya, dihormati keberadaannya dan tidak boleh dirusak Otopsi jenazah dibolehkan jika ada kebutuhan yang ditetapkan oleh pihak yang mempunyai kewenangan
untuk itu
Otopsi jenazah sebagaimana dimaksud diatas memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Otopsi jenazah kepada kebutuhan yang dibenarkan secara syar’i yang ditetapkan oleh orang atau lembaga yang berwenang dan dilakukan oleh ahlinya
2. Otopsi merupakan jalan keluar satu-satunya dalam memenuhi tujuan
3. Jenazah yang diotopsi harus segera dipenuhi hak-haknya seperti dimandikan dikapani disolatkan dan dikuburkan
4. Jenazah dijadikan otopsi harus mempunyai izin dari dirinya sewaktu hidup melalui wasiat,izin dari ahli waris dan /atau izin dari pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-rundangan
Dasar Hukum Visum et Repertum:
1.
Pasal 179 KUHAP
2.
Pasal 180 KUHAP
3.
Pasal 184 KUHAP ayat 1 huruf c
4.
Pasal 186 KUHAP
TERIMAKASIH