• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rida dan Maqam lainnya Fakultas Sains da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rida dan Maqam lainnya Fakultas Sains da"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Rida dan Maqam lainnya

DISUSUN:

Sahdinal adi

NIM :

0705162001

Dosen Pengampu :

Dr. Jafar, MA

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN SUMATERA UTARA

FISIKA-1

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setelah melalui maqam tawakal dan cinta, maka untuk menjadi seorang sufi maqam yang harus dilalui selanjutnya adalah maqam rida. Yang merupakan maqam terakhir yang dipercayai oleh para sufi sebab telah dijelaskan pada mazhab-mazhab sebelumnya. Tetapi terdapat sufi yang berpendapat terdapat maqam lainnya selain maqam rida yaitu seperti makrifat(al-ma’rifah). Hal tersebut bisa terjadi karna semua nya tergantung pada diri sendiri tiap sufi dan yang dirasakannya. Karena perasaan dan hal yang dirasakan tiap sufi/orang

berbeda. Hingga terjadilah perbedaan seperti itu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan rida(al-ridha)?

2. Apa saja yang termasuk kedalam maqam lainnya ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami yang dimaksud dari rida

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Rida(al-ridha)

Dalam kamus bahasa Indonesia rida adalah “rela,suka,senang hati,perkenan,dan rahmat”. Kata rida dalam berbagai bentuk disebut dalam Al-quran sebanyak 73 kali. Kata rida disebut berulang kali dalam Al-quran dengan bentuk-bentuk kata seperti radhiya

sebanyak 6 kali, radhitu sebanyak 1 kali,radhitum sebanyak 2 kali, radhu sebanyak 9 kali,

tardha sebanyak 4 kali, tardhahu sebanyak 2 kali, tardhana sebanyak 1 kali, tardhau

sebanyak 2 kali, tardhauna sebanyak 1 kali, tardhaunaha sebanyak 1 kali, yardhaunahu

sebanyak 1 kali, liyardhauhu sebanyak 1 kali, yardhaina sebanyak 1 kali, yardhukum

sebanyak 1 kali, yardhunakum sebanyak 1 kali, yardhuhu sebanyak 1 kali, taradhu sebanyak 1 kali, taradhaitum sebanyak 1 kali, artadha sebanyak 3 kali, taradhi sebanyak 2 kali,

radhiyah sebanyak 4 kali, radhiyan sebanyak 1 kali, ridhwan sebanyak 8 kali, ridhawanan

sebanyak 2 kali, ridhawanah sebanyak 2 kali, mardhiyan sebanyak 1 kali, mardhiyah

sebanyak 1 kali, mardhat sebanyak 4 kali, dan mardhati sebanyak 1 kali. Penyebutan istilah rida secara berulang kali dan dalam berbagai bentuk dalam Al-quran mengarahkan kepada kesimpulan bahwa islam menilai penting maqam rida.

Menurut Al-Ghazali, islam menilai penting rida yang dapat dilihat dari berbagai dalil dalam quran, hadist, dan atsar. Diantar dalil rida adalah Q.S. Maidah:119, dan Q.S. Al-Bayinah:8.Rida menurut Al-Junaid adalah meninggalkan usaha. Menurut Dzu an-nun

al-Mishri, rida itu adalah senangnya hati dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Secara harfiah ridha artinya rela,senang,atau suka. Harun Nasution mengatakan ridha berarti tidak berusaha untuk menetang qadha dan qadhar Tuhan. Menerima qadha dan

qadhar dengan hati yang senang. Mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal di dalamnya hanya perasaan senang dan gembira. Mereka senang malapetaka sebagaimana senang menerima nikmat. Tidak meminta surge dari dan tidak meminta dijauhkan dari neraka. Tidak berusaha sebelum datangnya qadha dan qadhar, tidak merasa pahit dan sakit sesudah turunnya qadha dan qadhar, malahan perasaan cinta bergelora diwaktu turunnya cobaan yang berat.

(4)

diterima dengan gembira, sebab appun yang datang itu adalah ketentuan Allah yang Maha Kuasa. Sikap mmental seperti ini tumbuh melalui usaha demi usaha, perjuangan demi

perjuangan mengikis habis segala perasaan gundah dan benci sehingga yang tinggal dalam hatinya hanya perasaan senang dan bahagia. Apapun yang datang dan pergi ia tetap bahagia.

Harist al-Muhasibi berkata, “rida adalah tenangnya hati atas berlakunya hukum.” Al

-Nuri berkata. “rida adalah senangnya hati karena menerima keputusan pahit.” Menurut Nashr

al-dhin al-Thusi, rida adalah “tidak merasa kecewa, baik secara lahiriah maupun batiniah, dan baik hati, perkataan maupun perbuatan atas segala yag terjadi dalam diri hamba, dengan harapan Allah akan membebaskannya dari murka dan hukuman –Nya. Menurut Ibn Qayyin al-Jauziyah, rida memiliki dua derajat: rida kepada Allah sebagai rabb membenci ibadah kepada selain-Nya; dan rida terhadap qadha dan qadhar Allah. Menurut Ibn Qudamah, makna rida adalah seorang hamba menyadari bahwa pengaturan Allah jauh lebih baik dari pengaturan manusia, dan rida atas penderitaan, karena dibalik penderitaan ada pahala apalagi penderitaan itu berasal dari Allah sebagai Kekasih-Nya.1[1]

B. Al-Maqam lainnya

Sebagian sufi menilai bahwa setelah mencapai maqam rida, seorang salik masih dapat mencapai maqam seperti makrifat(al-ma’rifah), dan menegaskan bahwa rida bukan maqam tertinggi. Al-Kalabazi mengatakan bahwa sebagian sufi membagi ma’rifah menjadi dua, yakni al-ma’rifah haq yang berarti penegasan keesaan Allah atas sifat-sifat yang

dikemukakannya, dan ma’rifah haqiqa yang bermakna makrifat yang tidak bisa dicapai

dengan saran apapun, sebab sifat-Nya tidak dapat ditembus dan ketuhanan-Nya tidak dapat

dipahami. Menurutnya ma’rifat bermakna “hati(al-Sir) menyaksikan kekuasaan Allah swt dan merasakan besarnya kebenaran-Nya dan mulianya kehebatan-Nya yang tidak bisa diungkap dengan ibarat apapun.” Al-Quraisy menjelaskan bahwa maksud para sufi dari

istilahh Ma’rifah adalah “sifat dari orang-orang yang mengenal Allah swt dengan nama dan sifat-Nya, dan membenarkan Allah swt dengan melaksanakan ajaran-Nya dalam segala perbuatan…[makrifat adalah] pengosongan diri untuk selalu mengingat Allah swt, tidak menyaksikan selain menyaksikan-Nya, dan tidak kemballi kepada selain-Nya.” Nashr al-Din

(5)

al-Thusi menjelaskan bahwa makrifat adalah derajat tertinggi pengetahuan tentang Allah swt dan pengetahuan tentang-Nya memiliki beberapa tingkatan.

Sebagian sufi lain mengahdirkan ajaran lain tentang al-maqam tertinggi. Al-Hallaj mengenalkan paham al-hulul, Abu Yazid al-Bistami memiliki ajaran tentang al-ittihad, dan Ibn Arabi mengajarkan paham wahdah al-wujud yang dielaborasi lebih lanjut oleh Mulla Shadra.2[2]

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pengertian rida ini merupakan perpaduan antara sabar dan tawakal sehingga melahirkan sikap mental yang merasa tenang dan senang menerima segala situasi dan kondisi. Ia mengandung makna menerima dengan lapang dada dan hati yang terbuka terhadap apa saja yang datang dari Allah, baik dalam menerima serta dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan agama maupun yang berkenaan dengan masalah nasib dirinya. Suka dan duka diterima dengan gembira, sebab appun yang datang itu adalah ketentuan Allah yang Maha Kuasa. Sikap mmental seperti ini tumbuh melalui usaha demi usaha, perjuangan demi perjuangan

mengikis habis segala perasaan gundah dan benci sehingga yang tinggal dalam hatinya hanya perasaan senang dan bahagia. Apapun yang datang dan pergi ia tetap bahagia.

Selain maqam rida yang merupakan maqam tertinggi sufi lainnya menganggap ada

maqam lain seperti ma’rifat, al-hulul,al-ittihad, dan wahdah al-wujud.

[1] M. Iqbal Irham. Membangun moral bangsa melalui akhlak tasawuf. Ciputat : Pustaka al-Ihsan. 2013. Hal . 141

(6)

DAFTAR PUSTAKA

JA’FAR. Gerbang Tasawuf. 2016 .Medan: Perdana Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Ridho mengandung pengertian menerima dengan lapang dada dan hati terbuka terhadap apa saja yang datang dari Allah, baik dalam menerima serta melaksanakanketentuan-ketentuan

Poses perancangan (rangkaian elektronika dan mekanik) telah menghasilkan alat grading buah tomat menggunakan sensor warna TCS230 dengan menggunakan power supply 12V dan 5A,

An independent energy agency on Monday rejected a Trump administration plan to bolster coal - fired and nuclear power. plants, dealing a blow to President Donald Trump's

Dalam mencipta tubuh, Allah telah memberikan lebih banyak penghormatan kepada bahagian yang kurang memilikinya, 25 supaya tidak ada perpecahan dalam tubuh, tetapi semua

corethrurus yang diberi perlakuan insektisida karbofuran ternyata senyawa methylcarbomat sangat mempengaruhi hormon pada kokon sehingga jumlah dan daya tetas kokon menu- run.

Excel visual basic tutorial free download : free top selling pc / laptop software training microsoft office word excel 2007 free,macros in excel 2007 tutorial pdf free for

Pendekatan terhadap konsep perencanaan dan perancangan yang dilakukan meliputi: pendekatan tentang bagaimana konsep pengembangan bagi Stasiun Kereta Api Tawang Semarang dalam

Mengesahkan Seventh Additional Protocol to the Constitution of the Universal Postal Union (Protokol Tambahan Ketujuh Konstitusi Perhimpunan Pos Sedunia) yang naskah