• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUDHARABAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM LEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MUDHARABAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM LEM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MUDHARABAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM LEMBAGA

KEUANGAN SYARIAH

Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Fiqih Kontemporer Perbankan

Dosen Pengampu : Imam Mustofa, M.S.I

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Siti Muslimah 141273310

KELAS D

JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO

(2)

A. Pendahuluan

Ekonomi Islam bukan hanya ekspresi syariah yang memberikan eksistensi sistem islam di tengah-tengah eksistensi berbagai sistem ekonomi modern. Tapi sistem ekonomi islam lebih sebagai pandangan islam yang kompleks hasil ekspresi akidah islam dengan nuansa yang luas dan target yang jelas. Ekspresi akidah melahirkan corak pemikiran dan metode

aplikasinya baik dalam konteks kemasyarakatan, kepolitikan atau perekonomian.

Perkembangan implementasi sistem ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah diharapkan dapat mendukung tujuan pembangunan yang antara lain adalah kesejahteraan ekonomi dan keadilan sosial. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan peran dari seluruh pihak secara sinergis dan bahumembahu sesuai dengan peran masing-masing. Dalam kaitan ini, lembaga keuangan syariah diharapkan dapatmenjalankan peran dan fungsinya secara profesional danamanah.

Manajemen bank syariah tidak banyak berbeda dengan manajemen bank pada umumnya (bank konvesional), namun dengan adanya landasan syariah serta sesuai dengan peraturan pemerintah yang menyangkut bank syariah antara lain UU No, 10 Tahun 1998, sebagai revisi UU No. 7 Tahun 1992. Tentu saja baik organisasi maupun sistem operasional bank syariah terdapat perbedaan dengan bank pada umumnya, terutama adanya dewan pengawas syariah dalam struktur organisasi dan adanya sistem bagi hasil.

Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara

syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, bank islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun

(3)

islam tidak saja membatasi dirinya pada satu akad. Sesuai dengan jenis dan macam usahanya, mereka ada yang memperoleh dana dengan sistem pengkongsian, sistem jual beli, sewa-menyewa, dan lain-lain.

Seperti yang kita kenal, bank dan nasabahnya adalah dua pihak yang tidak ingin dirugikan. Kedua belah pihak pada hakekatnya berniat mendapatkan keuntungan, dalam perbankan syariah, niat itu dapat kita

temukan dalam konsep Mudharabah dan Musyrakahah. Sistem inilah yang kemudian menjadi karakteristik umum dan pijakan dasar dalam pengelolaan bank-bank islam. Dalam oprasional bank syariah, mudharabah merupakan salah satu jenis akad pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabahnya. Sisem mudharabah ini merupakan sistem akad kerja sama antara dua pihak dimana ihak pertama menyediakan modalnya, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Dan keuntungan dibagi menrut kesepakatan awal.

Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan sebagai landasan dasar bagi oprasonal bank syar’iah keseluruhan. Secara syar’iah prinsip berdasarkan kaidah mudharabah akan fungsi sebagai mitra baik dengan penabungan demikian jugan dengan pengusaha yang meminjam dana.

B. Implementasi Akad Mudharabah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Perbankan Islam telah memanfaatkan bentuk mudharabah dan menjadikannya sebagai pendongkrak kemajuan berbagai proyek pengembangan modal dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam.1 Bagi hasil (mudharabah) atau usaha investasi ini dilakukan dengan adanya dua pihak yang terlibat, yaitu pertama pihak yang memiliki modal dan kedua pihak yang melakukan usaha.2

Bank telah menunjukkan peran yang penting dan berhasil sebagai lembaga keuangan dalam menjembatani para penabung dengan para investor. Tabungan dimaksud, akan bermanfaat bila diinvestasikan oleh Bank kepada

1

Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta: Darul Haq, 2004), h. 181.

2 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank syariah, (Yogyakarta: UII Press,

(4)

pengusaha yang membutuhkan dana, sedang para penabung tidak mempunyai kemampuan untuk mengelola dan/atau melakukan bisnis.3 Aplikasi mudharabah dalam Bank Islam dapat dilakukan dengan memisahkan atau mencampurkan dana al-mudharabah. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut:

1. Pemisahan total antara dana al-mudharabah dan harta-harta lainnya,

termasuk harta mudharib.

Teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan teknik ini adalah bahwa pendapatan dan biaya dapat dipisahkan dari masing-masing dana dan dapat dihitung dengan akurat. Selain itu, keuntungan atau kerugian dapat dihitung dan dialokasikan dengan akurat. Sedangkan kelemahan teknik ini terutama menyangkut masalah moral hazard dan preferensi investasi si mudharib.

2. Dana al-mudharabah dicampur dan disatukan dengan sumber-sumber dana lainnya.

Sistem ini menghilangkan munculnya masalah etika dan moral hazard seperti di atas, namun dalam sistem ini pendapatan dan biaya al-mudharabah tercampur dengan pendapatan dan biaya lainnya. Hal ini menimbulkan sedikit kesulitan akunting dalam memproses alokasi keuntungan atau kerugian antara pemegang saham dan pemegang rekening.4

Penempatan dana dapat dilakukan dalam bentuk pembiayaan berakad jual beli maupun syirkah atau kerja sama bagi hasil. Jika pembiayaan berakad jual beli, maka bank akan mendapatkan margin keuntungan.

Pembagiannya tidak begitu rumit. Namun, jika pembiayaan berkaitan dengan akad syirkah, maka pembiayaan ini membutuhkan perhitungan-perhitungan

yang cukup njilem.5

3

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 45.

4 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema

Insani, 2001), h. 139. 5

(5)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kedua belah pihak dalam pembiayaan mudharabah atau bagi hasil, yaitu nisbah bagi hasil yang disepakati dan tingkat keuntungan bisnis aktual yang didapat. Hal tersebut akan dipelajari oleh pihak bank sebelum memutuskan menyetujui pembiayaan usaha tersebut. Bank umumnya akan menyetujui membiayai usaha tersebut jika tingkat keuntungan yang diharapkan cukup menjanjikan.

Oleh karena itu, bank sebagai pihak yang memiliki dana akan melakukan perhitungan nisbah yang ada dijadikan kesepakatan pembagian pendapatan.6

Nisbah merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil. Sebab, nisbah merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Untuk menentukan nisbah bagi hasil, perlu diperhatikan aspek-aspek data usaha, kemampuan angsuran, hasil usaha yang dijalankan atau tingkat return aktual bisnis, tingkat return yang diharapkan, nisbah pembiayaan dan distribusi pembagian hasil.7

Mudharib akan mendapatkan kontraprestasi berupa bagi hasil yang besarnya sesuai dengan nisbah yang telah ditentukan diawal akad. Dengan menggunakan akad mudharabah mudharib juga menanggung resiko tidak mendapatkan keuntungan, bahkan akan kehilangan sebagian uang yang disimpannya jika usaha yang didanai mengalami kerugian.8

Penentuan nisbah bagi hasil dibuat sesuai dengan jenis pembiayaan mudharabah yang dipilih. Ada dua jenis pembiayaan mudharabah, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.

1. Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Mutlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana

memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi tidak terikat. Jenis

6 Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga Studi Kritis Larangan Riba dan Interpretasi

Kontemporer, diterjemahkan oleh Muhammad Ufuqul Mubin, dari judul asli Islamic Banking and Interest A Study of The Prohibition of Riba and its Contemporery Interpretation, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 100.

7 Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah., h. 164.

8 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia , (Yogyakarta: Gadjah Mada

(6)

mudharabah ini tidak ditentukan masa berlakunya, didaerah mana usaha tersebut akan dilakukan, tidak ditentukan line of trade, line of industry atau line of service yang akan dikerjakan. Namun kebebasan ini bukan kebebasan yang tak terbatas sama sekali. Modal yang ditanamkan tetap tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh Islam seperti untuk spekulasi, perdagangan minuman keras,

peternakan babi, ataupun berkaitan dengan riba dan lain sebagainya. Dalam mudharabah mutlaqah, pengelola dana memiliki kewenangan untuk melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan tujuan mudharabah itu.9 Namun, apabila ternyata pengelola dana melakukan kelalaian atau kecurangan, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya. Sedangkan apabila terjadi kerugian atas usaha itu, yang bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola dana maka kerugian itu akan ditanggung oleh pemilik dana.10

2. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain mengenai dana, lokasi, cara, dan objek investasi atau sektor usaha. Misalnya, tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana lainnya, tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketika, mudharabah jenis ini juga disebut investasi terikat.

Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang diberikan oleh pemilik dana, maka pengelola dana harus

bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, termasuk konsekuensi keuangan.11

9

Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,2013), h. 130-131.

10Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 224.

(7)

Akad Mudharabah

(1) (1)

100% 0% Rugi

100% Modal Keahlian

Bank Syariah Usaha Pak Hadi

(2) (2)

(3)

Pengembalian Modal

50% (Nisbah) Laba 50% (Nisbah)

(3a) (3a)

Skema Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan Keterangan:

1. (1) Pak Hadi mengajukan pembiayaan dengan akad mudharabah ke sebuah bank syariah;

2. (2) Bank syariah memberikan modal seluruhnya untuk kegiatan bisnis percetakan;

3. (2) Tenaga untuk menjalankan modal seluruhnya dari pihak pak Hadi; 4. (3) Pak Hadi mengembalikan modal kepada bank dengan cara

mengangsur;

5. (3a) Keuntungan dibagi bersama antara pihak bank dengan pihak pak Hadi dengan proporsi;12

C. Contoh Akad Mudharabah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Ibu Utami mengajukan pembiayaan dengan akad mudharabah kepada Bank untuk melakukan usaha piscok meler. Bank memberikan modal kepada ibu Utami sebesar Rp 5.000.000 sebagai modal usaha pada tanggal 1

12

(8)

Januari 2017 dengan nisbah bagi hasil Bank 40% : Ibu Utami 60% yang diangsur 10x selama 10 bulan.

Laporan laba rugi penjualan piscok meler per hari: Laba kotor : Rp 400.000

Biaya-biaya : (Rp 200.000) Laba bersih : Rp 200.000

Penyelesaian:

Laba bersih / bulan = Rp. 200.000 x 30 Hari = Rp. 6.000.000

Angsuran pada bulan 1 = Rp. 500.000

= Rp. 6.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 5.500.000

Keuntungan Bank / bulan = Rp. 5.500.000 x 40% = Rp. 2.200.000

Keuntungan Ibu Utami / bulan = Rp. 5.500.000 x 60% = Rp. 3.300.000

Jadi Angsuran yang diterima Bank = Rp. 2.800.000

D. Kesimpulan

Perbankan Islam telah memanfaatkan bentuk mudharabah dan menjadikannya sebagai pendongkrak kemajuan berbagai proyek pengembangan modal dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam. Bagi hasil (mudharabah) atau usaha investasi ini dilakukan dengan adanya dua pihak yang terlibat, yaitu pertama pihak yang memiliki modal dan kedua

pihak yang melakukan usaha.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kedua belah pihak

(9)

pembiayaan mudharabah yang dipilih. Ada dua jenis pembiayaan mudharabah, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.

Apabila ternyata pengelola dana melakukan kelalaian atau kecurangan, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya. Sedangkan apabila terjadi kerugian atas usaha itu, yang bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola dana maka

kerugian itu akan ditanggung oleh pemilik dana.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq. 2004

Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional Bank syariah. Yogyakarta: UII Press. 2008

Zainuddin Ali. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. 2010

Muhammad Syafi’i Antonio.Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. 2001

Imam Mustofa. Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers. 2016 Abdullah Saeed. Bank Islam dan Bunga Studi Kritis Larangan Riba dan

Interpretasi Kontemporer. diterjemahkan oleh Muhammad Ufuqul

Mubin. dari judul asli Islamic Banking and Interest A Study of The

Prohibition of Riba and its Contemporery Interpretation. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2008

Abdul Ghofur Anshori. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2009

Sri Nurhayati. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. 2013 Rachmat Syafe’i. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2001

Referensi

Dokumen terkait

DESKRIPSI UNIT : Unit ini menentukan kompetensi, pengetahuan dan Sikap kerja yang diperlukan untuk pencarian, pengembangan proof of concept, dan penentuan library,

Diantaranya yaitu (1) mitra belum mendapat pengetahuan mengenai pola tanam padi terintegrasi dengan pemeliharaan itik, (2) mitra belum mempunyai tambahan penghasilan

Tidak sah apabila wakaf yang dilakukan oleh seorang budak karena dia pada dasarnya tidak memiliki harta. Begitu pula, tidak sah mewakafkan harta orang lain dan harta

IZJAVA O AVTORSTVU diplomskega dela Spodaj podpisana Andreja Kramer, študentka Fakultete za logistiko Univerze v Mariboru, program gospodarska in tehniška logistika, z vpisno

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diberikan kemudahan kepada penulis sehingga

Dalam undang-undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa penyelenggaaan umah sakit betujuan membei pelindungan tehadap keselamatan

Hasil uji hipotesis keenam menunjukkan bahwa ketaatan aturan akuntansi memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tafsir Durr al-Asrar karya Mahmud Ibn Muhammad al-Hamzawi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya : 1) menonjolkan kekayaan kosakata