• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Desain Kerja Dengan Pendekatan Ergonomi Makro Dipt. Perkebunan Nusantara Iii Kebun Rantau Prapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbaikan Desain Kerja Dengan Pendekatan Ergonomi Makro Dipt. Perkebunan Nusantara Iii Kebun Rantau Prapat"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat yang sekarang disingkat dengan KRPPT pada mulanya berasal dan bernama Kebun Pala Rantau Prapat Ost/West, salah satu kebun milik Pemerintah Belanda yang ada di Sumatera Utara. Pada tahun 1958 sesuai dengan Undang-Undang No. 86 Tahun 1958 oleh Pemerintah Republik Indonesia perusahan perkebunan milik Belanda ini kemudian diambil alih menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) dan Kebun Rantau Prapat termasuk dalam PPN Karet VII.

PPN Karet VII beberapa kali mengalami perubahan bentuk/ status badan hukum, sejalan dengan Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) yang berlaku maka pada tahun 1963 PPN berubah menjadi kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya berubah menjadi PT. Perkebunan (Persero) dimana Kebun Rantau Prapat menjadi salah satu unitPT. Perkebunan III (Persero).

(2)

Sebagai upaya untuk merespon perubahan berbisnis, yang dicirikan oleh perubahan dari era ekonomi industrial ke era ekonomi digital, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah mencanangkan program transformasi bisnis pada bulan Agustus 2003. Implementasi ini diawali dengan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk memahami seluk beluk program transformasi bisnis. Beberapa hasil dari pelaksanaan pelatihan tersebut telah dirumuskan untuk dijadikan sebagai pedoman bagi operasional perusahaan. Produk dari pelatihan antara lain, paradigma bisnis, the winning formula, yang terdiri dari visi, misi, tata nilai, dan strategi, indikator kerja atau Key Performance Indicator (KPI), dan upaya strategis atau strategic initiatives.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang industri pengelolaan budidaya berupa komoditi karet dan kelapa sawit, memiliki 6 afdeling dan mengelola 1 Pabrik Pengolahan Karet (PPK) yang memiliki produk utama berupa Ribbed Smoked Sheet (RSS).

2.3. Lokasi Perusahaan

(3)

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Perkebunan Nusantara III memasarkan hasil komoditas kelapa sawit dan karet ke pasar lokal dan luar negeri melalui PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) yang berkedudukan di Jakarta serta pemasaran CPO melalui Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambar bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada. Dengan demikian struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai ciri organisasi yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan dan membedakan bagian-bagian organisasi, sehingga perilaku organisasi dapat secara efektif dan efisien tersalurkan dan terkendali arahnya unuk menuju ketercapaian tujuan organisasi. Dengan pengorganisasian, maka dilakukan pembentukan departemen-departemen, penetapan wewenang, tanggung jawab, hierarki organisasi, yang tak kalah penting adalah penetapan orang-orang yang layak dan tepat untuk menduduki jabatan tersebut.

(4)

Manager

Askep Rayon A Askep Rayon B

Asisten Afd I

Asisten Afd II

Asisten Afd III

Asisten Afd IV

Asisten Afd V

Asisten Afd VI

Asisten

Pengolahan A S T A B A T U A P K Papam

Karyawan Pelaksana

Keterangan :

Garis Komando

Garis koordinasi

(5)

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab dari berbagai jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Manajer

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai

dengan sistem prosedur yang berlaku.

c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada Asisten. d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke Direksi.

e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum.

f. Menelaah dan mendisposisi surat-surat masuk untuk penyelesaian selanjutnya.

g. Membina dan meningkatkan kesejahteraan sosial karyawan.

h. Membina suasana kekeluargaan dan kerja sama yang baik antara asisten, karyawan dan warga serta memelihara keamanan.

i. Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya koperasi.

2. Asisten Kepala (Askep)

(6)

a. Menerima perintah dan tanggung jawab Manajer.

b. Mengkoordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Asisten. c. Melaporkan data serta kegiatan produksi pada Manajer.

d. Mengawasi kegiatan-kegiatan Asisten.

e. Mengajukan saran dan usulan untuk meningkatkan efesiensi pabrik 3. Asisten Afedling

a. Bertanggung jawab atas keberhasilan dan peningkatan hasil kebun.

b. Membuat laporan hasil kebun yang dipertanggung jawabkan kepada manager

c. Membuat agenda untuk perawatan dan pemupukan pada kebun. d. Memberikan instruksi dan program kerja pada mandor kebun. 4. Asisten Pengolahan

a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara seluruh mandor-mandor dan pekerja diproses pengolahan.

b. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Pendapatan) dan penjabarannya ke RKO (Rencana Kerja Operasional).

c. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan di pengolahan lateks pekat dan BSR efektif dan efisiensi supaya produktifitas dapat tercapai.

(7)

e. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

f. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang atau rusak.

g. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu telusur yang berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk di gudang.

h. Melakukan adjustment sesuai dengan data-data yang telah diberikan oleh Asisten Laboratorium.

i. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta produksi yang dikirim.

j. Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dan final produksi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya.

k. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau storage tank untuk lateks pekat.

l. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan, pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

m. Mengorganisasi auditee diproses pengolahan sehingga Instruksi Kerja (IK) dapat dilaksanakan secara efektif.

n. Bertanggung jawab kebersihan terhadapa seluruh lingkungan pabrik. o. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku

(8)

p. Melakukan tindakan perbaikan pencegahan yang tidak sesuai yang ditentukan dalam IK.

q. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan. r. Membuat laporan manajemen pengolahan.

s. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua Mandor di proses pengolahan.

5. Asisten Personalia Kebun

a. Meneliti dan mengawasi penanganan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengambilan tes aspek karyawan pensiun atau pesangon. b. Bertanggung jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah

perbaikan hidup karyawan dan masalah perburuhan.

c. Menjadi penghubung antara perusahaan dengan masyarakat yang ada kaitan dengan pekerjaan kedinasan.

d. Memelihara hubungan baik antara karyawan dan pimpinan dan masyarakat sekitarnya.

6. Asisten Tata Usaha

a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek/dapenbun dan bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU)/ kependudukan. b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha

(9)

c. Menjamin bahwa semua aktifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai dengan efektif.

d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di bagian personalia.

e. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil.

f. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pelatih dan mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima pada bagian terkait.

g. Menyusun jadwal pelatihan untuk disampaikan ke bagian terkait.

h. Menjamin bahwa daftar hadir pelatihan, identifikasi kebutuhan pelatihan , sertifikat dan catatan-catatan mutu lainnya yang berhubungan dengan akifitas-aktifitas pelatihan dipelihara dan disimpan dengan baik di bagian personalia.

i. Membuat laporan bulanan pelatihan.

j. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang berhubungan dengan personalia dan umum dengan persetujuan manajer. k. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan.

l. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.

m. Mengkoordinir proses pembuatan RKAP/RKO bekerjasama dengan bagian terkait.

(10)

o. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan barang dan pengeluaran barang dari gudang.

p. Melaksanakan administrasi kas dan bank. q. Melaksanakan dan mengawasi proses finansial. r. Bertanggung jawab kepada Manajer.

7. Asisten Alat Berat

a. Meneliti dan memberi petunjuk tentang rencana perhitungan guna pemeliharaan rehabilitas dan pembangunan.

b. Mengkoordinir dalam memberi petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja (RAB) dibidang teknik yang meneliti dan mengawasi pembuatan laporan teknik.

c. Meningkatkan efisiensi dan mengawasi biaya dibidang teknik.

d. Bertanggung jawab atas pemeliharaan sarana dan prasarana dan alat-alat produksi lainnya.

8. Asisten Personalia Kebun

a. Meneliti dan mengawasi penanganan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengambilan tes aspek karyawan pensiun atau pesangon. b. Bertanggung jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah

perbaikan hidup karyawan dan masalah perburuhan.

c. Menjadi penghubung antara perusahaan dengan masyarakat yang ada kaitan dengan pekerjaan kedinasan.

(11)

9. Perwira Keamanan

a. Bertanggung jawab terhadap keamanan pabrik, kebun dan kompleks karyawan.

b. Melakukan pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan baik dari pabrik maupun kantor.

c. Melakukan dan membuat jadwal pengawasan kebun.

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat

Data profil pekerja tetap pada pabrik pengolahan karet PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Profil Pekerja

No Nama Stasiun Pekerjaan

(12)

Tabel 2.2. Profil Pekerja (Lanjutan)

No Nama Stasiun Pekerjaan

8 Oloan Hatorangan Pengentalan lateks Petugas cuci bak & plat scoten

9 Nurbaiti Pengentalan lateks Petugas cuci bak & plat scoten

10 Toga Gur-Gur Penggilingan lateks Petugas giling 11 Benhoden

Sibagariang

Penggilingan lateks Operator giling 12 Taufik Iskandar Penggilingan lateks Operator giling PPK 13 Alimusa Sihombing Penggilingan lateks Petugas giling 14 Suroto Pengasapan lateks Operator kamar asap 15 Haposan Siregar Pengasapan lateks Petugas kamar asap 16 Suroso Pengasapan lateks Petugas kamar asap

17 Rohani Sortasi RSS Petugas sortasi

18 Mangindua Sibarani Sortasi RSS Petugas sortasi 19 Sri Darmayanti Sortasi RSS Petugas sortasi 20 Mujino S. Sortasi RSS Petugas sortasi 21 Rudi Sofyan Sortasi RSS Petugas sortasi 22 Syahruddin Sortasi RSS Petugas sortasi

23 Supardi Pengepakan Petugas packing

24 Edi Surya Pengepakan Petugas packing

25 Sudirman Pengepakan Petugas packing

Waktu kerja di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat terdiri dari dua bagian yaitu waktu kerja karyawan kantor dan waktu kerja karyawan produksi. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut:

a. Waktu kerja karyawan kantor Senin–Jumat : 08.00-16.00 Sabtu : 08.00-12.00 b. Waktu kerja karyawan produksi

Untuk karyawan produksi terbagi atas 3 shift (Senin - Minggu), yaitu:

Shift I : 07.30 – 15.00WIB

(13)

Shift III : 22.00 – 07.30 WIB

2.7. Proses Produksi

2.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Adapun spesifikasi produk jadi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat adalah sebagai berikut :

1. RSS-I a. Bandela

Tiap bandela harus bebas dari cendawan akan tetapi adanya sedikit cendawan kering pada pembalutnya atau permukaan bandela yang melekat pada pembalutnya masih diperbolehkan, asal saja cendawan tidak menembus ke dalam bandela.

b. Lembaran sheet

- Harus bersih, tidak molor, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat.

- Noda-noda kecil dan gelembung udara sebesar kepala jarum, jika letaknya tersebar diperbolehkan.

- Tidak dibenarkan adanya sheet yang berbintik-bintik, bergaris-garis karena oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, terlampau lama diasap, buram dan hangus.

(14)

2. RSS-II

a. Bandela

Pada pembungkus dan permukaan serta sheet yang ada di dalamnya diperbolehkan adanya sedikit bahan yang berwarna seperti karat (cokelat kemerah-merahan), sedikit cendawan kering dan tidak lebih dari 5% dari jumlah contoh yang diperiksa.

b. Lembaran sheet

- Tidak dibenarkan adanya sheet yang berbintik-bintik, bergaris-garis karena oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, telampau lama diasap, buram, hangus, pasir pembungkus yang kotor dari benda-benda lainnya yang tidak diperbolehkan melekat.

- Mutu harus kering, bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat (lepuh).

- Gelembung-gelembung kecil dan noda-noda kecil yang berasal dari kayu tidak lebih dari batas yang ditentukan.

3. RSS-III

a. Bandela

(15)

b. Lembaran sheet

- Tidak dibenarkan adanya sheet yang berbintik-bintik, bergaris-garis karena oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, telampau lama diasap, buram, dan hangus.

- Mutu harus kering, bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat (lepuh).

- Adanya gelembung-gelembung kecil dan noda-noda kecil yang berasal dari kayu tidak lebih dari batas yang ditentukan.

4. Cutting

Cutting merupakan potongan-potongan sheet yang masih mentah yang terdapat dalam lembaran sheet dalam jumlah kecil. Potongan-potongan cutting

ini tetap di press dan di packing sebagaimana RSS I, RSS II, dan RSS III, tetapi dijual dengan harga yang jauh di bawah RSS.Apabila dalam proses sortasi ditemui lembaran-lembaran sheet yang dominan masih belum matang, maka lembaran-lembaran sheet ini akan dikembalikan ke kamar asap untuk dilakukan pengasapan kembali, lembaran-lembaran ini disebut dengan ballen.Apabila terdapat lembaran sheet yang berjamur, maka akan dikembalikan lagi ke ruang asap, kemudian dicuci dengan larutan izal (sejenis carbol) dan setelah itu diasapkan kembali.

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi Rubber Smoke Sheet

(16)

penolong. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong.

2.7.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku yang digunakan pada proses produksi adalah lateks murni.

2.7.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk meningkatkan citra atau mutu produk yang dihasilkan dan merupakan bagian dari produk akhir. Beberapa bahan tambahan yang digunakan adalah asam formit/semut dengan konsentrasi 3%-5%, cuka 7,5 kg/ton, dan amoniak 6,5 kg/ton.

2.7.2.3. Bahan Penolong

(17)

2.7.3. Uraian Proses

PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat melakukan proses produksi yang terus menerus (continuous process), dimana proses produksi berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa adanya perubahan-perubahan dari pengaturan dan penggunaan mesin dan peralatannya.

2.7.3.1. Proses Penerimaan Lateks

Truk pembawa lateks ditimbang dahulu di stasiun penimbangan untuk mengetahui jumlah lateks yang diterima setiap hari.Setelah ditimbang, selanjutnya truk lateks menuju tempat penampungan lateks. Petugas lab akan mangambil sampel lateks untuk menguji kandungan karet kering atau Dry Rubber Content

(DRC) agar diketahui DRC lateks kebun dari setiap afdeling.

2.7.3.2. Proses Pengenceran Lateks

Tahapan pengenceran lateks dapat dilihat sebagai berikut:

(18)

demikian penentuan DRC pengenceran ini juga harus disesuaikan dengan banyaknya karet kering yang akan diolah,ketersediaan peralatan utama (bak koagulasi) dan waktu pengolahan.

Tujuan pengenceran lateks adalah :

a. Untuk memudahkan penyaringan kotoran-kotoran dan menghilangkan gelembung udara

b. Menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya tetap terjaga

c. Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga giling tidak terlalu besar. Air pengencer harus benar-benar bersih dan selama pengenceran dilakukan pengadukan dengan agitator sehingga campuran homogen. Setelah DRC yang diinginkan tercapai, maka lateks akan dialirkan ke dalam bak koagulasi melalui talang-talang.

2. Setelah diperoleh DRC yang diinginkan (menggunakan metrolac), maka petugas lab akan mengambil sampel lateks untuk diperiksa kandungan dari ammonia setelah pengenceran. Sementara itu lateks akan dialirkan melalui talang-talang menuju bak koagulasi sambil disaring dengan saringan 40 mesh. Buih yang terbentuk selama pengaliran lateks dibuang dengan menggunakan saringan berbentuk persegi panjang.

(19)

4. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan plat scooten. Ada 74 buah plat dalam setiap bak. Sebelumnya plat aluminium tersebut telah dibasahi dengan air untuk menghindari terjadinya gelembung-gelembung udara. Pemasangan plat dimulai dengan membagi bak menjadi dua bagian yang sama hingga semua plat terpasang.

5. Kemudian ditunggu selama 2 - 4 jam sampai lateks menggumpal menjadi koagulum. Setelah lateks menggumpal, maka disiram dengan menggunakan air bersih hingga melewati batas permukaan lateks dengan tujuan agar mencegah koagulum melekat pada plat, dan juga untuk mencegah terjadinya proses oksidasi dengan udara yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak hitam pada permukaan koagulum.

6. Apabila penggumpalan telah sempurna, kemudian plat aluminium dicabut dan koagulum siap diluncurkan melalui talang peluncuran menuju stasiun penggilingan.

2.7.3.3. Proses Penggilingan Lateks

Tahapan penggilingan lateks dapat dilihat sebagai berikut:

(20)

Tujuan penggilingan ini adalah :

a. Mengeluarkan sebagian air sehingga mempercepat proses penggilingan. b. Memperluas permukaan sheet dengan menipiskan sehingga pengeringan

lebih cepat pada ruang asap.

c. Menyeragamkan mutu (warna dan tebal). Ketebalan sheet akhir yang diinginkan adalah 2-4 mm.

2. Pada roller terakhir diberi motif-motif garis yang berfungsi untuk memperluas bidang permukaan sheet sehingga lebih sempurna dalam menyerap panas pada saat proses pengeringan.

3. Sheet yang telah digiling selanjutnya jatuh ke dalam bak pencucian untuk menghilangkan sisa formic acid yang melekat pada sheet.

4. Selanjutnya lembaran sheet ditiriskan pada batang bambu yang disusun dalam lori-lori.

5. Setelah rak penjemuran penuh, rak dibiarkan di udara terbuka selama 2-4 jam agar air menetes, kemudian dimasukkan ke ruang pengasapan. Sheet tidak boleh terlalu lama dibiarkan berhubungan dengan udara terbuka karena dapat menimbulkan oksidasi yang menyebabkan terbentuknya noda karat (rustiness) pada sheet kering.

2.7.3.4. Proses Pengasapan Lateks

Pengaturan suhu di dalam kamar asap: 1. Hari I suhu 40-45o

2. Hari II suhu 45-50

C dengan kondisi ventilasi dibuka penuh o

(21)

3. Hari III suhu 50-55 o 4. Hari IV suhu 55-60

C dengan kondisi ventilasi seperempat dibuka o

5. Hari V suhu 60

C dengan kondisi ventilasi tertutup o

Tujuan dari proses pengasapan ini adalah untuk : C dengan kondisi ventilasi tertutup

1. Mengeringkan sheet dengan menghilangkan kandungan air melalui proses pemanasan selama 5 hari

2. Memberikan khas warna cokelat kekuningan pada sheet

3. Menghambat pertumbuhan jamur karena asap mengandung zat antiseptik yang dapat menekan petumbuhan mikroorganisme

2.7.3.5. Proses Sortasi Lateks

Proses sortasi dilakukan secara manual, tidak ada analisa uji labaoratorium pada proses ini. Kegiatan sortasi merupakan pemilahan hasil produksi lateks sheet berpedoman kepada Green Book yang didasarkan kepada : 1. Keseragaman warna

2. Noda oleh benda asing (kebersihan) 3. Gelembung udara dan kekeringannya 4. Ada tidaknya jamur

5. Matang atau tidaknya sheet

Produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat terdiri dari 4 jenis produk, yaitu RSS I, RSS II, RSS III, dan

(22)

2.7.3.6. Proses Pengepakan Lateks

Tahapan pengepakan lateks dapat dilihat sebagai berikut:

1. Proses sortasi dilakukandengan tujuan agar lembaran-lembaran sheet dapat dengan mudah disusun menjadi persegi (bale) dengan ukuran yang seragam. Dari meja lipat ini kemudian sheet-sheet tersebut di lansir ke stasiun penimbangan.

2. Kemudian tumpukan sheet tersebut ditimbang seberat 113 kg. Ini adalah berat untuk 1 bandela tanpa lembaran pembungkus.

3. Bandela ini selanjutnya diteruskan ke stasiun pengepresan menggunakan alat yang disebut dengan balling press. Sebelum di press, bagian atas dan bawah bandela ini dilapisi dengan papan cetakan segi empat yang juga telah dilapisi dengan plat aluminium.

4. Lalu bandela (tanpa lembaran pembungkus) dipress dengan ballingpress yang bertekanan 500 lb/inc2

5. Selanjutnya hasil press ini dibiarkan selama lebih kurang 16 jam dengan keadaan terkunci dan tertimpa oleh papan cetakan, tujuannya adalah untuk mempertahankan bentuk bale tetap segi empat.

. Sebelum di press, bagian atas dan bawah bandela diberi talk powder agar bandela tidak lengket pada papan press.

(23)

7. Bandela yang telah dibungkus kemudian di coating/dikapur hingga merata ke seluruh permukaan bandela.

8. Selanjutnya pemberian label/merk dilakukan pada dua sisi bandela yang berdampingan. Label ini di tulis dengan cairan hitam yang tidak mudah luntur.

2.8. Mesin dan Peralatan 2.8.1. Mesin

Mesin produksi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Mesin Produksi yang Digunakan

Mesin Spesifikasi Jumlah Fungsi

Agitator - Power : 30 Hp

- Kapasitas: 1000 kg/jam

- Power : 75 Hp

- Tegangan : 220/380V, 3 fasa

(24)

Tabel 2.4. Peralatan Produksi yang Digunakan

No Nama Alat Fungsi

1. Talang Menyalurkan lateks dari truk ke bak penampungan

2. Bak

Penampungan

Tempat penerimaan lateks dari lapangan sekaligus proses pengenceran lateks menjadi DRC 13-15 %

3. Plat Scoten Untuk mencetak lateks menjadi bentuk lembaran 4. Saringan Memisahkan lateks dengan buihnya

5. Bak Koagulasi Tempat lateks yang telah diencerkan untuk pembekuan dengan formic acid 7,5-9 kg/ton kering dengan kapasitas bak 650 liter/bak 6. Bak Pencucian Tempat untuk menghilangkan sisa formic acid

yang melekat pada sheet

7. Lori Alat untuk mengangkut lembaran karet yang akan dimasukkan ke kamar asap

8. Bambu/ kayu Tempat meletakkan lembaran karet pada lori 9. Parang Memotong lembaran karet yang akan disortir 10. Paku bersih Untuk menusuk-nusuk lembaran-lembaran sheet

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat
Tabel 2.2. Profil Pekerja (Lanjutan)
Tabel 2.3. Mesin Produksi yang Digunakan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan/observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Tujuan diadakan pengamatan ini adalah untuk mendata, menilai dan mendokumentasikan

3.1Pemeriksaan gambar kunci asli, yang menunjukkan masalah atau kesalahan dengan orang yang relevan, dilakukan.. 3.2 Semua pecahan animasi pada camera sheet, yang menunjukkan

Biogas dari sampah organik dan kotoran sapi adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh bakteri dalam kondisi anaerob yang dapat

Aksesi tersebut didapatkan dari Desa Ciakar Kecamatan Cijulang, dimana tanaman gen- jer ini kenampakan fenotifik berbeda dari yang lainnya, karena di aksesi ini

Menurut DDR, sebagai sebuah lembaga yang sudah lama bekecimpung dalam pengelolaan zakat, infak dan sedekah serta uang tunai, DDR memiliki pandangan terhadap RUU

Langkah-langkah yang diambil untuk membuat suatu perancangan sistem pendukung keputusan (SPK) kenaikan jabatan strutural adalah pengumpulan data kepegawaian, menyusun

Setelah mempertimbangkan dalil Al-Quran, Hadis , Kaidah Fiqih, pendapat ulama, pakar atau ahli, penjelasan dari pihak-pihak yang berkepentingan, dan peraturan perundang-undangan,

“ Pengaruh Waktu Fermentasi dan Komposisi Limbah Kulit Buah Aren (Arenga pinnata) dengan Starter Kotoran Sapi terhadap Biogas yang dihasilkan .” Skripsi, Program Studi