• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN PENDERITA HIPERTENSI

DENGAN UPAYA MENCEGAH KEJADIAN STROKE

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Rosy Pardosi 061101057

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PRAKATA

Segala puji syukur, hormat, dan pujian penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke Di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Rosina Tarigan, SKp, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen pembimbing skripsi penelitian penulis yang penuh kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Salbiah, S.Kp. M.kep selaku dosen penasehat akademik saya. Ibu Cholina T. Siregar, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen penguji I dan Ibu Lufthiani, S.Kep. Ns. selaku dosen penguji II yang dengan teliti memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Keperawatan USU yang memberikan ilmu yang berharga kepada penulis dan seluruh staf kepegawaian Fakultas USU yang memperlancar proses akademik dan administrasi penulis.

5. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan yang telah memberikan izin penelitian dan kepada pasien di poli penyakit dalam yang telah bersedia menjadi responden penelitian.

(4)

Pardosi, dan Sandy Pardosi yang selalu memberi motivasi, doa dan kasih sayang.

7. Teman-teman mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2006 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini, buat sahabat-sahabatku (Junter, Moncai, Amel, Fida, Valen, Anche, Lucia, Mei, Ester, Ka Sandes, Ka Tella,), teman-teman seperjuangan (Minta Ito, Afni,Eqlima, Elfi), abangku Welly Simanjuntak yang juga turut memberi motivasi, semangat, dan doa, serta semua orang-orang yang kukasihi yang tak dapat kusebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mencurahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan khusunya profesi keperawatan.

Medan, Januari 2011

(5)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konseptual ... 25

2. Defenisi Operasional ... 26

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 27

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

2.1 Populasi Penelitian ... 27

2.2 Sampel Penelitian ... 27

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4. Pertimbangan Etik ... 28

5. Instrumen Penelitian ... 29

(6)

7. Pengumpulan Data ... 31 8. Analisa Data ... 32

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. ...Hasil Penelitian ... 34

1.1 ...Karakteristi k Responden ... 34

1.2 ...Deskripsi Tingkat Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi ... 36 1.3 ...Deskripsi

Upaya Mencegah Kejadian Stroke ... 37

1.4 ...Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi

Terhadap Upaya Mencegah Kejadian Stroke ... 37

2. ...Pembahasa n ... 38

2.1 Pengetahuan Pasien Penderita hipertensi ... 38 2.2 Upaya Mencegah Kejadian Stroke ... 39 2.3 Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi

dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke ... 40

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

DAFTAR SKEMA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Klasifikasi hipertensi menurut Seven Report

of the Joint National Committee VII on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure……….. 10

Table 2.2 : Klasifikasi hipertensi menurut National Institute of Health……….. 11

Tabel 2.3 : Klasifikasi hipertensi menurut ahli penyakit dalam lain, Gordon H.Williams……… 11

Tabel 2.4 : WHO membagi hipertensi... 12

Tabel 2.5 : Keluhan yang tidak spesifik pada hipertensi... 13

Tabel 3.1 : Defenisi Operasional... 26

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden….…… 35

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi dan persentase tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi……….……….…. 36

Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi dan persentase upaya mencegah kejadian stroke………..……….… 37

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform Consent

Lampiran 2 Jadwal Tentatif Penelitian

Lampiran 3 Taksasi Dana

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Izin Penelitian dari RSUP Haji Adam Malik Medan

Lampiran 6 Hasil Reliabilitas

Lampiran 7 Tabel hasil distribusi frekuensi kuesioner penelitian

Lampiran 8 Hasil Analisa Data Korelasi

(10)

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Peneliti : Rosy Pardosi Fakultas : Keperawatan Tahun Akademik : 2011

ABSTRAK

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80mmHg. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Beragamnya pengetahuan pasien hipertensi tentang penyakit serta pencegahan terhadap komplikasi lebih lanjut tidak jarang banyak pasien hipertensi yang jatuh dalam komplikasi stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke di poliklinik penyakit dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 orang. Informasi dari responden diperoleh oleh peneliti dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Hasil penelitian didapat bahwa 88% pengetahuan pasien sudah dalam kategori baik dan 89,3% upaya mencegah kejadian stroke sudah dalam kategori baik. Analisa hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke diukur dengan menggunakan uji Spearmen’s rho p= 0,021 (<0,05) dan diperoleh juga nilai r=0,266. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke dengan kekuatan hubungan lemah. Disarankan pada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi upaya pasien penderita hipertensi dalam mencegah kejadian stroke.

(11)

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Peneliti : Rosy Pardosi Fakultas : Keperawatan Tahun Akademik : 2011

ABSTRAK

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80mmHg. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Beragamnya pengetahuan pasien hipertensi tentang penyakit serta pencegahan terhadap komplikasi lebih lanjut tidak jarang banyak pasien hipertensi yang jatuh dalam komplikasi stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke di poliklinik penyakit dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 orang. Informasi dari responden diperoleh oleh peneliti dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Hasil penelitian didapat bahwa 88% pengetahuan pasien sudah dalam kategori baik dan 89,3% upaya mencegah kejadian stroke sudah dalam kategori baik. Analisa hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke diukur dengan menggunakan uji Spearmen’s rho p= 0,021 (<0,05) dan diperoleh juga nilai r=0,266. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke dengan kekuatan hubungan lemah. Disarankan pada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi upaya pasien penderita hipertensi dalam mencegah kejadian stroke.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80mmHg. Menurut World Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batasan tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun). Penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi. Di Belanda lebih dari satu juta orang menderita tekanan darah tinggi tetapi yang mengherankan ialah lebih dari separuhnya tidak mengetahui bahwa mereka adalah penderita tekanan darah tinggi (Dekker, 1996).

(13)

hipertensi didukung oleh penelitian yang membuktikan bahwa hipertensi terjadi di antara keluarga dekat walaupun dalam lingkungan yang berbeda. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tekanan darah antara lain obesitas, stress, peningkatan asupan natrium, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan lain-lain.

Prevalensi hipertensi pada penderita dewasa pada tahun 2000 di dunia adalah sebesar 26,4% dan diperkirakan tahun 2025 akan mencapai 29,2% (Lubis, 2008). Berdasarkan data Lancet, jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan akan meningkat menjadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukkan hipertensi pada pria 12,2% dan wanita 15,5%. Penyakit sistem sirkulasi dari hasil SKRT tahun 1992, 1995, dan 2001 selalu menduduki peringkat pertama dengan prevalensi terus meningkat yaitu 16%, 18,9%, dan 26,4%. Penderita hipertensi perlu mendapatkan perawatan yang serius dan harus ditangani dengan cepat karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu komplikasinya adalah adanya serangan stroke. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke (Dr.Tjandara Yoga, 2009, dikutip dari Dinkes Bonebolongo, 2009).

(14)

kejadian stroke yang terpapar hipertensi meningkat tiga kali dibandingkan yang tidak terpapar hipertensi (Sa’diyah, 2007).

Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan masyarakat mengenai bahaya hipertensi, komplikasi dan cara pengendaliannya. Menurut Dr.Tjandra Yoga (2009, dikutip dari Dinkes Bonebolongo, 2009), melalui kegiatan seminar hipertensi dan deteksi dini faktor risikonya ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi dan faktor risikonya, sehingga sekaligus dapat menurunkan prevalensi faktor risiko dan prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti stroke dan penyakit jantung koroner di Indonesia. Upaya pengendalian hipertensi ini dapat dilakukan penderitanya dengan memonitoring tekanan darah secara teratur, berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan rendah garam. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa pengendalian hipertensi tidak semudah yang diperkirakan. Banyak faktor yang harus diperhatikan baik dari penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan kesehatan (Fadilah, 2007).

(15)

Jumlah pasien stroke juga bervariasi tetapi tidak menunjukkan penurunan. Jumlahnya dari bulan Januari-April adalah 8 orang.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan. Peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke.

2. Tujuan Penelitan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan.

2. Untuk mengetahui upaya mencegah kejadian stroke yang dilakukan oleh pasien penderita hipertensi di RSUP Haji Adam Malik Medan.

3. Untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan.

3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan?

(16)

3. Bagaimana hubungan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke yang dilakukan oleh pasien penderita hipertensi di RSUP Haji Adam Malik Medan?

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi rumah sakit, masyarakat/keluarga, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Instituti Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi instansi pendidikan dalam upaya penyebaran informasi mengenai hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke.

2. Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam rangka meningkatkan upaya pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pada pasien penderita hipertensi melalui discharge planning kepada pasien yang sedang dirawat dan keluarganya dan penyuluhan-penyuluhan tentang komplikasi hipertensi seperti stroke, pencegahan, dan pengobatannya sehingga akan meningkatkan upaya yang dilakukan pasien penderita hipertensi dalam mencegah kejadian stroke.

3. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan keluarga tentang komplikasi hipertensi seperti stroke sehingga pasien penderita hipertensi dapat melakukan upaya-upaya untuk mencegah komplikasi tersebut.

(17)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau acuan untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

5. Hipotesa

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengetahuan

(19)

hal. Dari pengalaman dan penelitian diketahui bahwa ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).

Tahu (know). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

Memahami (comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Aplikasi (application). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

(20)

Analisis (analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

Sintesis (synthesis). Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya.

Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kritera-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo,2003).

2. Hipertensi

2.1 Definisi Hipertensi

(21)

saja, muda maupun tua, kaya maupun miskin dan merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Hipertensi tidak dapat membunuh secara langsung tetapi dengan cara memicu penyakit yang tergolong berat yang dapat mengakibatkan kematian. Bisa dikatakan besar kemungkinan hipertensi yang diderita akan memicu penyakit lainnya, seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal (Adib, 2009). Penyakit ini tidak dapat sembuh secara permanen walaupun mengkonsumsi obat antihipertensi. Pada sebagian kasus memang bisa disembuhkan total, tapi persentasenya kecil dan itupun hanya hipertensi ringan (Marliani, 2007).

2.2 Klasifikasi Tekanan Darah

Para ahli memberi klasifikasi tekanan darah yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90 mmHg. Seven Report of the Joint National Committee VII (JNC VII) on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure memberikan klasifikasi

tekanan darah bagi dewasa usia 18 tahun ke atas yang tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi dan tidak menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu (Indriyani, 2009).

Table 2.1 : Klasifikasi hipertensi menurut Seven Report of the Joint National

Committee VII on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment

of High Blood Pressure.

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Prahipertensi 120-139 80-89

(22)

Stadium 1 140-159 90-99 Stadium 2 160-=180 100-=110

National Institute of Health, lembaga kesehatan nasional di Amerika

mengklasifikasikan sebagai berikut (Indriyani, 2009).

Table 2.2 : Klasifikasi hipertensi menurut National Institute of Health.

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal =119 <79

Pra-hipertensi 120-139 80-89 Hipertensi derajat 1 140-159 90-99 Hipertensi derajat 2 =160 =100

NM Kaplan (Bapak Ilmu Penyakit Dalam) memberikan batasan dengan membedakan usia dan jenis kelamin sebagai berikut (Indriyani, 2009):

1. Pria, usia <45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu berbaring >130/90 mmHg.

2. Pria, usia >45 tahun, dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya >145/95 mmHg. 3. Wanita dikatakan hipertensi jika mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg.

Ahli penyakit dalam lain, Gordon H.Williams, mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut (Indriyani, 2009).

Tabel 2.3 : Klasifikasi hipertensi menurut ahli penyakit dalam lain, Gordon

H.Williams.

(23)

Normal <140 <85 Normal tinggi 140-159 85-89 Hipertensi ringan >159 90-104 Hipertensi sedang >159 105-114 Hipertensi berat >159 >115

Tabel 2.4 : WHO membagi hipertensi sebagai berikut.

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal

(Ismudiati, 2003, dalam Rohaendi, 2009).

2.3Gejala Hipertensi

(24)

otot lemah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat berlebihan, kulit tampak pucat atau kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur, impotensi, darah di urine, mimisan (jarang dilaporkan).

Daftar keluhan berikut ini adalah yang paling sering disebutkan oleh penderita kasus hipertensi yang berkepanjangan. Tetapi karena keluhan itu muncul sama seringnya dengan orang pada kelompok usia sama yang tidak mengidap tekanan darah tinggi, gejala itu bisa menjadi gejala penyakit lainnya (Wolff, 2006).

Tabel 2.5 : Keluhan yang tidak spesifik pada hipertensi.

Keluhan Frekuensi (kira-kira)

Kegelisahan 35%

Jantung berdebar-debar 32%

Pusing 30%

Rasa sakit di dada 26%

Sakit kepala 23%

Depresi, kurang semangat 7%

2.4Penyebab Hipertensi

Menurut Indriyani (2009), hipertensi menurut penyebabnya dapat dibagi 2 yaitu :

1. Hipertensi esensial/primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%).

(25)

baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok, dan minuman beralkohol.

Jika kedua orangtua memiliki riwayat hipertensi maka kemungkinan besar keturunannya juga menderita hipertensi. Fakta ini mendukung dugaan bahwa faktor keturunan mempunyai peran di dalam terjadinya hipertensi, baik secara langsung maupun tidak langsung (Indriyani, 2009). Oleh karena itu, hipertensi karena faktor keturunan tidak dapat dihindari lagi. Tindakan yang harus dilakukan adalah mengontrol faktor-faktor risiko lainnya seperti stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok, dan olahraga. Sudah banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan hipertensi.

2.5Komplikasi Hipertensi

Hipertensi dapat berakibat fatal jika tidak dikontrol dengan baik atau biasa disebut dengan komplikasi. Komplikasi hipertensi terjadi karena kerusakan organ yang diakibatkan peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama dan organ-organ yang paling sering rusak antara lain otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal (Marliani, 2007).

(26)

Pada mata, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah halus mata. Hipertensi menyebabkan pembuluh darah halus pada retina (bagian belakang mata) robek. Darah merembes ke jaringan sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kebutaan. Kejadian ini dapat dihindari dengan pengendalian hipertensi secara benar.

Komplikasi yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah yaitu ateriosklerosis yaitu pengerasan pada dinding arteri yang terjadi karena terlalu besarnya tekanan, aterosklerosis yaitu penumpukan lemak pada pembuluh darah, aneurisma yaitu terbentuknya gambaran seperti balon pada dinding pembuluh darah akibat melemah atau tidak elastisnya pembuluh darah, penyakit pada arteri koronaria misalnya karena plak, hipertropi bilik kiri jantung akibat ototnya yang bekerja terlalu berat ketika memompakan darah ke aorta, gagal jantung yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak kuat memompa darah ke seluruh tubuh.

Pada ginjal, komplikasi hipertensi timbul karena pembuluh darah dalam ginjal mengalami aterosklerosis karena tekanan darah terlalu tinggi sehingga aliran darah ke ginjal akan menurun dan ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya.

2.6Pengobatan Hipertensi

Jika sudah didiagnosa hipertensi maka hal yang biasanya dilakukan adalah pengobatan. Ada dua pilihan terapi yang bisa dipilih, yakni pengobatan farmakologis dan nonfarmakologis. Pengobatan farmakologis dilakukan dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi. Pada kasus-kasus ringan dan sedang, salah satu dari jenis obat saja biasanya sudah dapat mengontrol hipertensi (Indriyani, 2009).

(27)

Obat jenis ini biasanya merupakan obat yang pertama diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan mengurangi tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan menyebabkan hilangnya kalium melalui urine sehingga kadang-kadang diberikan tambahan kalium atau obat penambah kalium. Contoh obat diuretik antara lain chlorthalidone, furosemide, hydrochlorothiazide,

metolazone, indapamide, bumetanide, spironolactone, torsemide, dan eplerenone

2. Beta-blockers

Obat yang dipakai dalam upaya untuk mengontrol tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah. Contohnya : Propanolol 10mg (Inderal, Farmadral), Atenolol 50, 100mg (Tenormin, Farnormin), atau Bisoprolol 2,5 & 5mg (Concor). Beta-blockers tidak disarankan bagi penderita asma karena dikhawatirkan dapat memicu serangan asma yang parah.

3. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitor

Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contohnya : Kaptopril 12,5 , 25, 50mg (Capoten, Captensin, Tensicap), Enalapril 5 dan 10mg (Tenase).

(28)

Obat-obat ARBs melindungi pembuluh darah dari efek angiotensin II, sebuah hormon yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Beberapa contoh obat-obatan ARBs adalah Candesartan, Irbesartan, Losartan, olmesartan, Telmisartan, Eposartan, dan Valsartan.

5. Calcium Channel Blockers (CCBs)

Obat-obatan CCBs membantu agar pembuluh darah tidak menyempit dengan menghalangi kalsium memasuki sel otot jantung dan pembuluh darah sehingga darah menjadi rileks dan tekanan menurun.

6. Alpa Blockers

Alpa Blockers membuat otot-otot tertentu menjadi rileks dan membantu pembuluh

darah yang kecil tetap terbuka. 7. Clonidine

Clonidine adalah obat antihipertensi yang bekerja di pusat kontrol sistem saraf di

otak. Clonidine menurunkan tekanan darah dengan memperbesar arteri di seluruh tubuh.

8. Vasodilator

(29)

Pengobatan nonfarmakologis dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup. Faktor gaya hidup merupakan salah satu penyebab hipertensi yang bisa diatur, tidak seperti faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia. Langkah awal yang biasanya dilakukan adalah dengan menurunkan berat badan penderita hipertensi sampai batas ideal, mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya, mengurangi/tidak minum minuman beralkohol, berhenti merokok, olahraga aerobik ringan hingga sedang seperti jalan kaki cepat, berenang, joging, dan lain-lain.

2.7Diet untuk Penderita hipertensi

Diet ini adalah bagian dari pengobatan tanpa obat. Diet bagi penderita hipertensi haruslah diet yang dapat menurunkan atau mencegah kenaikan tekanan darah. Diet ini bertujuan untuk mengurangi asupan garam, mengurangi kadar lemak dalam tubuh sehingga didapat berat badan yang sehat, mempertahankan agar tetap berada pada berat badan yang sehat (Marliani, 2007). Pengaturan menu bagi penderita hipertensi selama ini dilakukan dengan empat cara yaitu diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas, diet tinggi serat, dan diet rendah energi (bagi yang kegemukan) (Indriyani, 2009).

Diet rendah garam. Yang dimaksud garam di sini adalah garam natrium,

(30)

Diet rendah kolesterol. Kolesterol adalah salah satu unsur penting yang

dibutuhkan tubuh. Kolesterol HDL dan LDL harus dalam keadaan seimbang. Saat terjadi ketidakseimbangan dapat terjadi pengendapan kolesterol dalam arteri, membuat pembuluh darah menyempit, dan menghalangi aliran darah dan terjadi peningkatan tekanan darah.

Diet tinggi serat. Serat dibutuhkan untuk memperlancar proses metabolisme

dalam tubuh. Tujuan diet serat tinggi ini adalah untuk menghindari kelebihan lemak, lemak jenuh dan kolesterol, menghindari kelebihan gula dan natrium, serta membantu mengontrol berat badan.

Diet DASH. Diet DASH (Dietary Aproaches to Stop Hypertension)

menunjukkan bahwa diet makanan kaya padi-padian, buah-buahan, sayuran, dan susu rendah lemak atau tanpa lemak dapat menurunkan tekanan sistolik rata-rata 6-11 mmHg. Buah yang dianjurkan untuk mengatasi hipertensi adalah pisang. Sementara dari golongan sayuran adalah sayuran hijau, seledri, dan bawang putih. Makanan yang dilarang dikonsumsi oleh penderita hipertensi adalah daging kambing dan durian.

3. Stroke

(31)

oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-sel otak.

Menurut Marliani (2007), secara garis besar, stroke dibagi dua, yaitu :

1. Stroke iskemik. Jenis ini paling sering dijumpai. Terjadi karena pembuluh darah

arteri tersumbat plak yang timbul karena tekanan darah tinggi ataupun penumpukan lemak. Akibatnya, aliran darah ke otak tak lancar. Stroke iskemik meliputi kurang lebih 88% dari semua stroke.

2. Stroke perdarahan, atau biasa dikenal dengan stroke hemoragis, disebabkan

pembuluh darah bocor atau pecah di dalam otak. Darah yang menggenangi otak membuat fungsi otak terganggu.

Gejala-gejala yang terjadi berbeda-beda tergantung dari jenis strokenya, yaitu (Marliani, 2007) :

1. Infark otak atau kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pembuluh darah. Kejadian serangan biasanya mendadak, kadang bertahap atau didahului TIA (prastroke). Penderita sering mengeluh sakit kepala disertai muntah. Umumnya kelainan saraf dirasakan pada waktu bangun tidur atau sedang istirahat. Infark otak ini paling sering terjadi pada usia tua dengan hipertensi atau usia muda dengan kelainan jantung. Pada permulaan sakit, kesadaran umumnya tidak terganggu.

(32)

Seperti yang dijelaskan di atas, stroke memiliki hubungan yang erat dengan pembuluh darah di mana terjadi gangguan aliran darah ke otak. Ada berbagai hal yang menyebabkan atau memperparah stroke, yang disebut dengan faktor risiko. Faktor risiko stroke itu terdiri atas dua hal, yang pertama adalah faktor risiko mayor dan kedua adalah faktor risiko minor (Adib, 2009).

Faktor risiko mayor (faktor dominan) biasanya merupakan penyakit dan gangguan lain yang memang sudah bersarang di tubuh penderita stroke. Faktor-faktor tersebut adalah hipertensi, penyakit jantung, dan sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis (gejala-gejala pengerasan pembuluh darah), gangguan pembuluh darah koroner, gangguan pembuluh darah karotis, klaudikasio intermitten (nyeri yang hilang timbul), denyut nadi perifer tidak ada, diabetes mellitus, polisitemia, pernah terserang stroke, hiperlipidemia, tingginya sel darah merah, gangguan pembuluh darah, penyakit pada katup jantung atau otot jantung yang disebut endocarditis, mengerasnya pembuluh arteri (aterosklerosis, atau penumpukan kolesterol pada dinding arteri), ketidaknormalan irama jantung seperti atrial fibrillation.

Faktor risiko minor ini antara lain adalah kadar lemak darah yang tinggi, hematokrit tinggi, merokok, kegemukan (obesitas), kadar asam urat tinggi, kurang gerak badan/olahraga, fibrinogen tinggi, suku bangsa (negro/spanyol), jenis kelamin (pria), penyalahgunaan obat-obatan (narkoba). Bila factor risiko ditanggulangi dengan baik, maka kemungkinan mendapatkan stroke dapat dikurangi.

(33)

primer penyakit stroke, yaitu memasyarakatkan gaya hidup sehata bebas stroke dengan cara :

1. Menghindari : merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.

2. Mengurangi : kolesterol, lemak dalam makanan.

3. Mengendalikan : hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung.

4. Menganjurkan : konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur. Penderita stroke biasanya mengalami kehilangan kesadaran sehingga harus selalu dibawa ke rumah sakit sebelum terjadi komplikasi lain. Berikut pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah sebelum dibawa ke rumah sakit menurut Adib (2009) :

1. Bila penderita pingsan atau mengorok, segera bawa ke rumah sakit. Saat dibawa ke rumah sakit, perhatikan jalan napas penderita agar tetap lancar. Bila mulut atau hidung penderita mengeluarkan busa, segera dibersihkan. Kadang-kadang penderita muntah. Segera sisa muntahnya dibersihkan dari mulut maupun hidungnya, sambil posisi berbaring tubuhnya dibuat miring. Hal ini penting untuk menghindarkan agar sisa muntahnya tidak masuk ke jalan napas yang dapat mengakibatkan komplikasi infeksi saluran napas bahkan dapat menyumbat jalan napas sehingga menyebabkan kematian.

(34)

mencegah agar air atau makanan yang diberi tidak mengganggu jalan napas penderita tersebut.

3. Bila penderita mengalami salah satu gejala yang disebutkan di atas, namun penderita tetap sadar, penderita sebaiknya tetap dibawa ke rumah sakit. Penderita yang masih sadar dapat dibawa dalam posisi duduk atau berbaring, tergantung kenyamanan penderita.

4. Sebaiknya tidak panik bila menemukan seseorang terserang stroke. Bila serangan stroke cepat ditangani, mudah-mudahan hasilnya akan lebih baik daripada kita panik dan akhirnya tidak melakukan apa-apa.

Berikut pertolongan darurat pada penderita stroke selama menunggu dokter.

1. Jika orang itu sadar, tenangkan dia. Baringkan dengan hati-hati, taruh bantal di bawah kepalanya dan selimuti.

2. Jika orang itu tidak sadar, periksalah pernapasannya. Bila masih bernapas, miringkanlah badannya dan biarkan kepalanya di atas lantai. Selimuti dia.

3. Jika pernapasannya berhenti, bila anda ahli, segera berikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut (resusitasi). Prioritas utama adalah mengusahakan penderita bernapas kembali. Ingat bahwa bila pernapasan terhenti dalam 2-3 menit, akan terjadi kersakan otak,dan bila sampai 4-6 menit, akan terjadi kematian.

(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini disusun untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke.

Skema 1. Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan pasien penderita

hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke

Hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke

Pengetahuan pasien penderita hipertensi : baik, cukup, kurang, buruk.

(36)

2. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 : Defenisi Operasional

Variabel Defenisi 3. Kurang:skor 28-31 4. Buruk:skor <28. 2. Kurang:skor 20-30 3. Buruk:skor <20.

Interval

(37)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional. Desain tersebut adalah jenis penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmodjo, 2005).

2. Populasi dan Sampel Penelitian

2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita hipertensi rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Jumlah populasi yang didapatkan dari Rekam Medik terhitung mulai Januari sampai April 2009 sebanyak 93 orang.

2.2 Sampel Penelitian

Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan convenience

sampling yang dilakukan dengan mengambil responden yang tersedia pada saat itu dan

telah memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu (Sastroasmoro, 1995). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi dan eksklusi yaitu pasien penderita hipertensi yang tidak memiliki komplikasi hipertensi yaitu stroke, bersedia menjadi responden, bisa membaca dan menulis.

Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) adalah :

(38)

n = 93 1+93 (0,05)2

1,2325 n = 93

n = 75,45  75 orang. Keterangan : N = besarnya populasi

n = besarnya sampel

d = derajat ketepatan (0,05).

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Poli Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit umum pemerintah terbesar di Sumatera Utara dan salah satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Keperawatan. Selain itu, penelitian yang menyangkut hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2009.

4. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan kode etik, yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan manfaat penelitian. Calon responden membaca dan memahami isi surat persetujuan (informed

consent) lalu diminta menandatangani surat tersebut sebagai bukti kesediaan menjadi

(39)

menjadi responden, baik secara fisik maupun psikis. Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka kuesioner yang akan diisi akan diberi kode tertentu tanpa nama.

5. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan alat pengumpul data (instrumen penelitian) berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Pada bagian awal kuesioner berisi data demografi responden. Data demografi yang digunakan bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan keluarga yang pernah menderita tekanan darah tinggi.

Kuesioner kedua adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien penderita hipertensi. Kuesioner pengetahuan ini terdiri dari 20 pernyataan dengan jawaban Benar dan Salah. Pernyataan kuesioner terbagi atas 12 pernyataan positif pada pernyataan 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 17, 20 dengan jawaban benar diberi skor 2 dan jawaban salah diberi skor 1, kemudian 8 pernyataan negatif pada pernyataan 4, 5, 7, 11, 13, 15, 18, 19 dengan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 2. Hasil kuesioner ini adalah nilai tertinggi 40 dan terendah 20. Penilaian pengetahuan pasien penderita hipertensi dalam penelitian ini akan dikategorikan pengetahuan pasien penderita hipertensi yang baik, cukup, kurang, dan buruk. Menurut Arikunto (2006), untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat dibagi ke dalam empat bagian yaitu :

(40)

Dari pengelompokan tingkat pengetahuan di atas, maka rentang pengetahuan responden adalah :

1. Baik : bila responden menjawab dengan benar dan skor > 35 2. Cukup : bila responden menjawab dengan benar dan skor 32-35 3. Kurang : bila responden menjawab dengan benar dan skor 28-31 4. Buruk : bila responden menjawab dengan benar dan skor <28.

Kuesioner ketiga adalah kuesioner yang digunakan untuk mengidentifikasi upaya mencegah kejadian stroke. Kuesioner ini terdiri dari 10 pernyataan dengan jawaban Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah. Pernyataan kuesioner terbagi atas 8 pernyataan positif pada pernyataan 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10 dengan jawaban Selalu diberi skor 4, Sering diberi skor 3, jawaban Kadang-kadang diberi skor 2, dan jawaban Tidak pernah diberi skor 1. Ada 2 pernyataan negatif pada pernyataan 4 dan 7 dengan jawaban Selalu diberi skor 1, Sering diberi skor 2, Kadang-kadang diberi skor 3, jawaban Tidak pernah diberi skor 4. Hasil kuesioner ini adalah nilai tertinggi 40 dan terendah 10. Penilaian upaya mencegah kejadian stroke terdiri dari 10 pernyataan.. Penilaian ini dikategorikan upaya baik, kurang, buruk. Maka rentang penilaian upaya responden adalah :

(41)

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Oleh karena itu, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu keputusan tentang bagaimana instrumen dengan baik mewakili karakteristik yang diteliti. Penelitian tentang validitas ini bersifat subjektif dan keputusan apakah instrumen sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli (Brockopp, 1999). Pada penelitian ini dilakukan uji validitas oleh ahli dari Fakultas Keperawatan USU dan lahan praktek dari RSUP Haji Adam Malik.

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dilakukan uji reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama. Pada penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan teknik cronbach’s alpha. Instrumen diujikan pada 10 responden yang memenuhi kriteria. Kemudian jawaban dari responden diolah dengan menggunakan bantuan komputerisasi. Angka statistik reliabilitas yang didapatkan adalah 0,611 untuk pengetahuan dan 0,633 untuk upaya. Kedua angka ini lebih besar dari 0,6. Oleh karena itu, alat ukur dikatakan reliabel.

7. Pengumpulan Data

(42)

berpartisipasi diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Responden yang bersedia diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pernyataan yang tidak dipahami. Setelah selesai pengisian, peneliti mengambil lembar kuesioner kemudian memeriksa kelengkapan data dan jawaban. Jika ada data yang kurang lengkap dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah terkumpul akan dianalisa.

8. Analisa Data

Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan memastikan semua jawaban telah diisi. Kemudian dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data.

Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat. Data univariat untuk menampilkan variabel tunggal yaitu data demografi, pengetahuan pasien hipertensi, dan upaya mencegah. Data ini ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Sedangkan bivariat untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke (Stevens, P, Schade, A, Chalk, B, Slevin, O, 2006) .

Tahapan terakhir dari analisa data adalah mengidentifikasi skala pengukuran data. Skala pengukuran pengetahuan pasien penderita hipertensi adalah skala kategorik interval dan skala pengukuran upaya mencegah kejadian stroke adalah skala kategorik interval juga sehingga diputuskan prosedur statistik yang digunakan adalah uji

Spearman (Dahlan, 2008).

(43)
(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pengumpulan data dilakukan mulai 19 Juli sampai 12 Agustus 2010. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 75 orang yaitu pasien penderita hipertensi di poli penyakit dalam RSUP Haji Adam Malik Medan.

Penyajian hasil penelitian ini dibagi atas tiga bagian yaitu karakteristik responden, deskripsi tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi, deskripsi upaya mencegah kejadian stroke. Pada penelitian ini dianalisa apakah ada hubungan pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke.

1.1Karakteristik Responden

(45)

Table 5.1 : Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (n= 75,

Desember 2010 di RSUP Haji Adam Malik Medan)

(46)

Wiraswasta Buruh Lainnya

Total

5. Keluarga yang pernah menderita hipertensi

Berdasarkan

data distribusi frekuensi karasteristik responden pada tabel 7

terlihat bahwa mayoritas usia responden adalah 56-65 tahun sebanyak 39 orang (52%) dengan jenis kelamin responden kebanyakan adalah perempuan sebanyak 47 orang (62,7%). Pendidikan terakhir responden lebih banyak SMA sebanyak 31 orang (41,3%), pekerjaan responden paling banyak selain PNS, wiraswasta, dan buruh sebanyak 55 orang (73,3%) yaitu ibu rumah tangga dan pensiunan. Responden memiliki keluarga yang menderita hipertensi sebanyak 45 orang (60%).

1.2Deskripsi Tingkat Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi

(47)

pasien penderita hipertensi dikategorikan memiliki pengetahuan baik, tidak ada pasien yang dikategorikan memiliki pengetahuan yang buruk. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 5.2.

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi dan persentase tingkat pengetahuan pasien

penderita hipertensi (n= 75, Desember 2010 di RSUP Haji Adam Malik Medan)

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1.

1.3Deskripsi Upaya Mencegah Kejadian Stroke

Upaya pasien penderita hipertensi mencegah kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan diidentifikasi dengan menggunakan kuesioner penelitian yang terdiri dari 10 pernyataan. Upaya mencegah kejadian stroke dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, kurang, dan buruk. Berdasarkan kuesioner terhadap 75 orang pasien maka frekuensi dan persentase upaya mencegah kejadian stroke adalah :

Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi dan persentase upaya mencegah kejadian stroke

(48)

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 67 orang (89,3%) dikategorikan memiliki upaya mencegah kejadian stroke yang baik. Tidak ada pasien yang memiliki upaya yang buruk.

1.4Hubungan Pengetahuan Pasien Hipertensi dengan Upaya Mencegah

Kejadian Stroke

Untuk melihat hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan digunakan uji koefisien korelasi Spearmen’s/Correlations Spearman’s Rho dengan interprestasi hasil korelasi didasarkan pada kekuatan korelasi (r), nilai signifikan (p), serta arah korelasinya yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.4 : Uji korelasi Spearman hubungan pengetahuan pasien penderita

hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke (n= 75, Desember 2010 di RSUP Haji Adam Malik Medan).

Pengetahuan Upaya Spearman’s

rho

Pengetahuan Correlation Coefficient (r) Sig. (2-tailed) Upaya Correlation Coefficient (r)

(49)

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 10 didapat nilai signifikan (p) sebesar 0,021 (p<0,05) yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke dengan kekuatan korelasi (r) = 0,266 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan dalam kategori lemah. Arah korelasi positif (+) yang artinya semakin besar nilai pengetahuan maka semakin besar pula nilai upaya. Dengan kata lain, semakin baik pengetahuan pasien penderita hipertensi maka akan semakin baik pula upaya mencegah kejadian stroke.

2. Pembahasan

2.1Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 75 responden dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan pasien tergolong ke dalam kategori baik (n=66, 88%). Hal

ini dapat diasumsikan karena kebanyakan responden (60%) mempunyai keluarga yang

menderita hipertensi seperti penelitian Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. (2003)

dalam Yayanakhyar (2009) yang berjudul Using a Problem Detection Study (PDS) to

Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive

Therapy yang menyatakan bahwa penderita hipertensi yang memiliki keluarga yang

juga menderita hipertensi memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada yang tidak memiliki keluarga yang menderita hipertensi. Di samping itu, mayoritas pendidikan responden adalah SMA (41,3%) yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi (lihat

tabel 5.1). Temuan ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan

bahwa sumber informasi baik dari orang atau media akan mempengaruhi pengetahuan

(50)

Dari hasil penelitian terlihat bahwa pernyataan kuesioner yang paling banyak

dijawab dengan benar oleh responden ada tiga pernyataan dengan (98,7%) yaitu

mengkonsumsi makanan kaya serat merupakan salah satu usaha untuk menghindari

komplikasi tekanan darah tinggi, stroke dapat mengakibatkan kelumpuhan, dan

penderita tekanan darah tinggi dianjurkan mengkonsumsi durian. Sedangkan pernyataan kuesioner yang paling banyak dijawab dengan salah adalah pernyataan yang menyatakan bahwa penyakit tekanan darah tinggi dapat disembuhkan secara permanen (44%).

2.2Upaya Mencegah Kejadian Stroke

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan persentase upaya mencegah kejadian stroke (lihat tabel 9) dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki upaya pencegahan kejadian stroke yang baik (n=67, 89,3%). Temuan ini disebabkan karena tingkat pengetahuan responden yang mayoritas baik (88%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lalouschek, W. Samal D. (2007) yang berjudul The

Relationship between knowledge about hypertension and education in hospitalized

patients with stroke in Vienna yang menyatakan bahwa pengetahuan pasien penderita

hipertensi tentang risiko peningkatan stroke yang baik dapat meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap risiko pada diri mereka sendiri.

(51)

Oemar Sri (2009) yang menyatakan bahwa pengetahuan terbaik yang dimiliki penderita hipertensi adalah mengetahui adanya hubungan antara mengkonsumsi alkohol dengan risiko terjadinya stroke. Sedangkan upaya yang kebanyakan tidak pernah dilakukan responden adalah berusaha mencapai berat badan ideal (8%). Hal ini diakibatkan karena responden merasa berat badannya sudah ideal sehingga tidak perlu lagi untuk mencapai berat badan ideal.

2.3Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya

Mencegah Kejadian Stroke

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dipaparkan di atas dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s rho dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke (p<0,05 dimana nilai p sebesar 0,021). Dengan kekuatan korelasi (r) = 0,266 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke termasuk ke dalam kategori lemah. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa penelitian (Ha) gagal ditolak yang artinya adalah terdapat hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke. Arah hubungannya adalah positif yang berarti bahwa semakin tinggi nilai pengetahuan maka semakin tinggi pula nilai upaya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi maka semakin baik pula upaya mencegah kejadian stroke.

(52)
(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran

mengenai hubungan pengetahuan pasien penderita hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1. Kesimpulan

1.1 Pengetahuan pasien penderita hipertensi Medan dikategorikan berdasarkan empat kategori yaitu, baik, cukup, kurang, dan buruk. Pengetahuan responden termasuk ke dalam kategori baik (88%). Tidak ada responden yang memiliki pengetahuan yang buruk.

1.2 Upaya responden dalam mencegah kejadian stroke dikategorikan berdasarkan tiga kategori yaitu baik, kurang, dan buruk. Upaya responden termasuk ke dalam kategori baik (89,3%). Tidak ada responden yang dikategorikan memiliki upaya yang buruk.

(54)

2. Saran

1.1 Bagi Praktek Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bagaimana gambaran pengetahuan pasien penderita hipertensi dan upaya mencegah kejadian stroke. Diharapkan dalam praktek keperawatan, perawat mengetahui faktor-faktor apa saja yang perlu ditingkatkan, seperti pemberian informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang hipertensi dan stroke yang nantinya akan meningkatkan upaya pasien penderita hipertensi dalam mencegah kejadian stroke.

1.2 Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi upaya mencegah kejadian stroke seperti sumber-sumber informasi, peran keluarga, dan lain-lain.

1.3 Bagi Pendidikan

(55)

Daftar Pustaka

Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung, dan

Stroke. Yogyakarta : Dianloka Printika.

Antonia, Fafan. (2006). Hubungan antara Pengetahuan dengan Pencegahan Stroke

pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Dampit. Diakses pada tanggal 5 Desember

2010 dari http://digilib.ubaya.ac.id/skripsi.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Brockopp, D.Y. (1999). Dasar-Dasar Riset Keperawatan. Jakarta : EGC.

Dahlan, S. (2008). Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Dekker, E. (1996). Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : CV Muliasari.

Dinkes Bonebolongo. (2009). Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok

Teh. Diakses tanggal 16 September 2009 dari

Hartanto, Oemar Sri. (2009). Pencegahan Primer Stroke Iskemik dengan

Mengendalikan Faktor Risiko. Diakses pada tanggal 4 Desember 2010 dari

http://pustaka.uns.ac.id

Indriyani, W.N. (2009). Deteksi Dini Kolesterol, Hipertensi, dan Stroke. Jakarta : Millestone.

Kingkinwardaya. (2008). Hipertensi dan Stroke. Diakses tanggal 16 September 2009 dar Lalouschek, W. Samal D. (2007). The Relationship between knowledge about

hypertension and education in hospitalized patients with stroke in Vienna.

Diakses pada tanggal 2 Desember 2010 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

Lubis, H.R., dkk. (2008). Hipertensi dan Ginjal. Medan : USU Press.

Lumbantobing, S.M. (2007). Stroke : Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

(56)

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Rohaendi. (2008). Hipertensi. Diambil tanggal 16 September 2009 dari

http://dimasmis.blogspot.com/html.

Sa’diyah, R. (2007). Hipertensi sebagai Faktor Risiko Stroke di RS Roemani

Muhammadiyah Semarang. Diakses tanggal 16 September 2009 dari

Saragih, D.H. (2007). Pengetahuan dan Sikap Perawat CVCU dalam Menghadapi

Kegawatan Miokard Infark Akut di RSUP HAM Medan. Skripsi Fakultas Keperawatan USU Medan.

Sastroasmoro, S. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.

Stevens, P, Schade, A, Chalk, B, Slevin, O. (2006) . Pengantar Riset : Pendekatan

Ilmiah untuk Profesi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Yayanakhyar. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Hipertensi

pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008. Diambil tanggal 2 Desember 2010 dari

http://yayanakhyar.wordpress.com

(57)

Lampiran 3

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

PROPOSAL

− Biaya rental dan print proposal Rp 100.000

− Biaya internet Rp 50.000

− Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50.000 − Fotocopy perbanyak proposal Rp 50.000 − Membeli sumber, tinjauan perpustakaan Rp 97.000

− Biaya survey awal Rp 42.000

− Biaya transportasi Rp 50.000

PENGUMPULAN DATA

− Transportasi Rp 100.000

− Fotocopy kuesioner Rp 50.000

− Biaya penelitian Rp 114.000

ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

− Biaya rental dan print Rp. 50.000

− Penjilidan Rp. 100.000

− Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

BIAYA TAK TERDUGA Rp. 50.000

(58)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Rosy Padosi/061101057 adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi Bapak/Ibu akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Medan, Juli 2010

Peneliti Responden

(59)

Lampiran 4

Kuesioner Hubungan Pengetahuan Pasien Hipertensi

dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke

A. Kuesioner Data Demografi

Berilah tanda checklist (√) pada pilihan yang Anda anggap benar.

Nomor responden :

Umur :

1. Jenis kelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 2. Pendidikan terakhir

( ) Tidak sekolah ( ) SD

( ) SMP ( ) SMA

( ) Perguruan tinggi 3. Pekerjaan

( ) PNS

( ) Wiraswasta ( ) Buruh

( ) lainnya, sebutkan………

(60)

( ) Tidak ada

B. Kuesioner Pengetahuan

Berilah tanda checklist (√) pada pilihan yang Anda anggap benar. B = Benar

S = Salah

No. Pernyataan B S

1. Tekanan darah tinggi disebut juga dengan hipertensi.

2. Tekanan darah normal adalah 120mmHg/80mmHg.

3. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi jika tekanan darahnya mencapai > 140mmHg/90mmHg.

4. Tekanan darah tinggi bukanlah penyakit keturunan.

5. Penyakit tekanan darah tinggi dapat disembuhkan secara permanen.

6. Cara yang paling tepat untuk mengetahui apakah seseorang menderita tekanan darah tinggi atau tidak adalah mengukur tekanan darah.

7. Stroke bukanlah salah satu komplikasi tekanan darah tinggi. 8. Komplikasi seperti stroke dapat terjadi jika tekanan darah tidak

dikontrol.

9. Stroke sewaktu-waktu dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

(61)

11. Kebiasaan merokok tidak mempengaruhi peningkatan tekanan darah.

12. Minum minuman beralkohol dapat meningkatkan tekanan darah. 13. Seorang penderita tekanan darah tinggi tidak perlu mengukur

tekanan darahnya secara teratur.

14. Gejala yang sering timbul pada penderita hipertensi yang berkepanjangan adalah gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, dan sakit kepala.

15. Kelebihan berat badan tidak memiliki hubungan dengan peningkatan risiko komplikasi tekanan darah tinggi.

16. Mengkonsumsi makanan kaya serat merupakan salah satu usaha untuk menghindari komplikasi tekanan darah tinggi.

17. Stroke dapat mengakibatkan kelumpuhan.

(62)

C. Kuesioner Upaya Mencegah Kejadian Stroke

Berilah tanda checklist (√) pada pilihan yang Anda anggap sesuai. SL = Selalu

SR = Sering

KK = Kadang-kadang TP = Tidak pernah

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Saya mengukur tekanan darah ke pusat kesehatan. 2. Saya mengurangi asupan garam setiap hari. 3. Saya memakan buah-buahan.

4. Saya masih minum minuman beralkohol. 5. Saya berusaha mencapai berat badan ideal. 6. Saya mengkonsumsi makanan kaya serat.

7. Saya masih merokok.

8. Saya melakukan olahraga untuk menghindari komplikasi tekanan darah tinggi.

(63)

Lampiran 6

Reliability Pengetahuan

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.611 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(64)

Reliability Upaya

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.633 10

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(65)

Lampiran 7

Tabel : Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien penderita hipertensi.

Pernyataan Benar Salah

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1. Sinonim hipertensi

2. Tekanan darah normal 3. Klasifikasi tekanan darah

tinggi

4. Tekanan darah tinggi bukan penyakit keturunan 5. Tekanan darah tinggi dapat

sembuh permanen

6. Cara mengetahui seseorang menderita hipertensi 7. Komplikasi tekanan darah

tinggi

8. Stroke terjadi jika tekanan darah tidak terkontrol 9. Stroke mengakibatkan

kematian

13. Mengukur tekanan darah 14. Gejala penderita hipertensi 15. Hubungan kelebihan berat

badan dengan peningkatan

(66)

Tabel : Distribusi frekuensi dan persentase upaya mencegah kejadian stroke

Pernyataan TP KK S SS

Frek % Frek % Frek % Frek % 1. Mengukur tekanan

(67)

Lampiran 8

Nonparametric Correlations

Correlations

Pengetahuan Upaya

Spearman's rho Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .266*

Sig. (2-tailed) . .021

N 75 75

Upaya Correlation Coefficient .266* 1.000

Sig. (2-tailed) .021 .

N 75 75

(68)
(69)
(70)

Lampiran 9

Riwayat Hidup

Nama : Rosy Pardosi

NIM : 061101057

Agama : Kristen Protestan Tahun Ajaran : 2006-2010

Gambar

Table 2.1 : Klasifikasi hipertensi menurut Seven Report of the Joint National
Tabel 2.3 : Klasifikasi hipertensi menurut ahli penyakit dalam lain, Gordon
Tabel 2.4 : WHO membagi hipertensi sebagai berikut.
Tabel 2.5 : Keluhan yang tidak spesifik pada hipertensi.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Kamis tanggal Tigabelas bulan Oktober tahun dua ribu enam belas, mulai pukul 09.00 s/d 11.00 waktu server LPSE (10.00 s/d 12.00 WITA) bertempat di

Nama Prosiding : Prosiding Senlinar Nasional &#34; Peran Orang Tua DalalTI Perlindungan Anak Untuk Menlbentuk J&lt;.arakter Generasi Z&#34;.. Jumlah halaman

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dan Dokumen Pengadaan, apabila ada hal-hal yang dianggap kurang memuaskan atau ada kejanggalan dalam proses pemilihan

Judul Penelitian : PENGARUH LArrIHAN BEBAN DENGAN meャセode seセイ sysセイem TERI1ADAP PENAMBAIIAN beraセイ BADAN DAN PERSENrrASE

Perbankan merupakan bagian dari sistem keuangan yang memegang peranan penting bagi kehidupan perekonomian di Indonesia dalam mengerakkan pembangunan.Dalam menjalankan

Dengan adanya portal ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada penggemar eSports dan dapat memenuhi kebutuhan informasi event

StudiTeknikInformatikaFakultasTeknologi InformasiUniversitas Kristen SatyaWacana. 2) Menerapkanteori yang sudahdiperolehselama di bangkukuliahkedalambentukperancangan receiver

Bahan-bnhan yang aangandung Hltrogon aabagal Aaina atau aalda dapat dltantukan aaeara tapat dangan aanggu- nakan aatoda Kjaldahl, aadang dales bentuk yang lain