• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KOR 1203662 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KOR 1203662 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 Asep Sudrajat, 2016

PENGARUH LATIHAN PLYO TO SPRINT DAN DOUBLE LEG HOP PROGRESSION TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di dunia, begitu pun di

Indonesia. Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda,

mengetahui olahraga ini, walaupun bagi sebagian mereka hanya sekedar

mengetahui saja dan tidak bisa untuk memainkannya, tapi hal tersebut sudah

cukup untuk membuktikan bahwa sepakbola merupakan olahraga yang paling

populer di dunia.

Sepakbola adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua tim yang

masing-masing terdiri dari sebelas pemain dan masing-masing tim mempunyai

satu buah gawang yang harus dijaga supaya tidak kemasukan bola. Mengenai

tujuan permainan sepakbola, Sucipto (1999, hlm. 7) mengemukakan bahwa

“tujuan permainan sepakbola adalah memasukan bola sebanyak-banyaknya ke

gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak

kemasukkan”. Tim yang lebih banyak memasukan bola ke gawang maka tim

tersebut dinyatakan pemenangnya, sedangkan sutau tim dinyatakan seri/draw

apabila tim tersebut memasukan bola sama banyak atau sama-sama tidak

memasukan bola ke gawang. sepakbola juga mempunyai beberapa teknik yang

harus kita pelajari agar bisa memainkannya dengan baik, mengenai teknik dasar

sepakbola. Sucipto dkk (2000, hlm. 17) menjelaskan bahwa:

Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola, yaitu menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan kedalam (trhrow-in), dan menjaga gawang (goal keeping).

Untuk menjadi pemain yang berprestasi tidak hanya cukup menguasai

teknik dasar saja, melainkan taktik, kondisi fisik dan mental juga harus kita

kuasai. Seperti yang dijelaskan Gaal dalam darmawan (2012, hlm. 10) ‘sepakbola

terdiri dari empat elemen yaitu teknik, taktik, fisik dan mental’. Ternyata

menguasai satu elemen saja tidak menjamin untuk berprestasi, dari penjelasan

(2)

Asep Sudrajat, 2016

PENGARUH LATIHAN PLYO TO SPRINT DAN DOUBLE LEG HOP PROGRESSION TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan mempunyai kondisi fisik yang bagus kita lebih siap lagi untuk

mempelajari teknik, taktik dan mental.

Adapun kondisi fisik yang dibutuhkan oleh cabang olahraga sepakbola

adalah daya tahan, fleksibilitas, kekuatan, kecepatan dan daya ledak otot (power).

Seperti yang dijelaskan Lingling (2008, hlm. 29) bahwa :

Banyak terdapat komponen fisik yang akan mendukung terhadap keberhasilan proses pelaksanaan keterampilan gerak dalam cabang olahraga sepakola. Adapun komponen tersebut, yang dibutuhkan dalam cabang olahraga sepakbola ialah daya tahan aerob, daya tahan anaerob, daya tahan kekuatan, kecepatan siklis, kecepatan aksi reaksi, kekuatan yang cepat (power) dan kelenturan.

Karena dalam pelaksanaannya permainan sepakbola memiliki banyak

gerakan yang memerlukan daya eksplosif yang tinggi dan gerakan-gerakan

tersebut sering dilakukan seperti menendang, berlari dan melompat. Sehingga

tolakkan kaki haruslah kaut dan cepat, sehingga power sangat dibutuhkan dalam permaian sepakbola. Menurut Harsono (2001, hlm. 59) “daya ledak (power) adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Ada dua unsur penting dalam power yaitu : (1) kekuatan otot dan (2) kecepatan dalam mengerahkan tenaga maksimal.

Kekuatan menurut Harsono (2001, hlm. 56) “kekuatan (strength) adalah kemampuan untuk membangkitkan tegangan (force) terhadap suatu tahanan”. Latihan kekuatan dapat dilakukan dengan beban tahanan. Beban yang dipakai bisa

berasal dari diri sendiri (beban internal) atau menggunkan alat bantu (beban

eksternal). Sedangkan kecepatan diperlukan untuk melakukan gerak dalam waktu

yang singkat. Latihan ini juga dapat dilakukan dalam bentuk lari bolak-balik, dan

lain sebagainya sesuai kebutuhan. Kecepatan maksimal merupakan salah satu

komponen fisik yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola. Menurut

Harsono (1988, hlm. 59) “Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan

gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang singkat atau

untuk memenpuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Jadi

sebelum latihan power, pemain harus latihan kekuatan dan kecepetan terlebih

(3)

Asep Sudrajat, 2016

PENGARUH LATIHAN PLYO TO SPRINT DAN DOUBLE LEG HOP PROGRESSION TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tungkai adalah kelompok rangka anggota badan bawah sesuai fungsi

sebagai alat gerak menahan badan bagian atas, dapat memindahkan tubuh

(bergerak) dapat menggerakan tubuh keatas dan dapat menendang. Terkait power

otot tungkai, Sajoto (1988, hlm.58) menjelaskan bahwa “power tungkai adalah

kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang

dilakukan dalam waktu yang sependek-pendeknya”. Penerapan latihan power

tungkai membutuhkan bentuk latihan yang tepat, banyak bentuk latihan yang bisa

dilakukan untuk meningkatkan power otot tungkai, diantaranya latihan Pliometrik.

Pliometrik adalah suatu metode untuk mengembangkan explosive power,

yang merupakan komponen penting dalam pencapaian prestasi sebagian besar

pemain. Dalam perkembangannya, dimasa sekarang pliometrik telah digunakan

berbagai cabang olahraga dan hasilnya cukup nyata. Adapun bentuk latihan

plyometrik menurut Bompa (1982, hlm. 43) bentuk – bentuk latihan plyometric

dikelompokan menjadi dua yaitu : (1). Latihan dengan intensitas rendah (Low

Impact) dan (2). Latihan dengan intensitas tinggi (High Impact). Latihan dengan

intensitas rendah (Low Impact) meliputi :

- Skipping

- Rope Jump

- Lompat (jump) rendah dan langkah pendek

- Loncat – loncat (Hops) dan lompat – lompat

- Melompat diatas bangku atau tali setinggi 25-35 cm

- Melempar boll medicine 2-4 Kg

- Melempar bola tenis/baseball (bola yang ringan)

Sedangkan latihan dengan intensitas tinggi (High Impact), meliputi :

- Lompat jauh tanpa awal (standing broad/long jump)

- Triple jumps (lompat tiga kali)

- Lompat (jump) tinggi dan langkah panjang

- Loncat – loncat dan lompat – lompat

- Melompat diatas bangku atau tali setinggi diatas 35cm

- Melempar ball medicine 5-6 Kg.

- Drop jumps dan reaktif jumps

(4)

Asep Sudrajat, 2016

PENGARUH LATIHAN PLYO TO SPRINT DAN DOUBLE LEG HOP PROGRESSION TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti yang telah dijelaskan diatas, salah satu bentuk latihan pliometrik

yang bisa dilakukan adalah latihan Plyo to sprint dan Double leg hop progression.

Mengenai latihan plyo to sprint menurut Brown dkk (2000. Hlm 216) “For

example, you may peform three vertical jump followed by a 5-20yard sprint”.

Yang dimaksud dari penjelasan tersebut adalah untuk melakukannya, kalian hanya

melakukan gerakan melompat ke atas sebanyak 3 kali dan diakhiri dengan sprint

5-20meter. Sedangkan latihan double leg hop progression menurut Radcliffe &

Farentinos (2013, hlm. 82) mengemukakan bahwa :

Single-response hop-upon clearing the first hurdle, land with full-foot contact and give at the knees and hips. After sticking this landing, then reset the body position, stance, and relationship to the next hurdle. Then execute the next hop. This reset allows for a re-education of landing and takeoff technique.

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa Respon tunggal saat loncatan awal

menghilangkan rintangan pertama, terjadi kontak secara penuh antara tanah dan

kaki lalu kemudian pada lutut dan pinggul. Setelah menempel pada pendaratan ini,

kemudian mengulang posisi tubuh, sikap, dan hubungan dengan rintangan

berikutnya. Kemudian jalankan loncatan berikutnya. Pengulangan ini

memungkinkan untuk pengajaran ulang pendaratan dan teknik lepas landas.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli di atas, maka peneliti

memandang perlu mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

apakah ada pengaruh latihan Plyo to sprint dan Double leg hop progression

terhadap peningkatan power otot tungkai dalam cabang olahraga sepakbola.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka

peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah latihan plyo to sprint berpengaruh secara signifikan terhadap

peningkatan power otot tungkai ?

2. Apakah latihan double leg hop progression berpengaruh secara

(5)

Asep Sudrajat, 2016

PENGARUH LATIHAN PLYO TO SPRINT DAN DOUBLE LEG HOP PROGRESSION TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Manakah yang lebih berpengaruh secara signifikan antara latihan plyo to

sprint dan double leg hop progression terhadap peningkatan power otot

tungkai ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penilitian ini

adalah untuk memperoleh informasi tentang “pengaruh latihan plyo to sprint dan

double leg hop progression terhadap peningkatan power otot tungkai dalam

cabang olahraga sepakbola ”. Adapun tujuan dalam penilitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan plyo to sprint terhadap peningkatan

power otot tungkai.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan double leg hop progression terhadap

peningkatan power otot tungkai.

3. Untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh secara signifikan

antara latihan plyo to sprint dan double leg hop progression terhadap

peningkatan power otot tungkai.

D.Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan bagi

para pelatih olahraga khususnya untuk cabang olahraga sepakbola untuk feedback

pada atletnya, agar atlet bisa berkembang dan menjadi lebih baik.

2. Secara Praktis.

Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau informasi

bagi pelatih olahraga, khususnya pelatih olahraga sepakbola untuk menjadi acuan

untuk melatih olahraga sepakbola agar potensi atlet berkembang menjadi lebih

baik lagi. Serta mengetahui peningkatan power otot tungkai pada atletnya.

E.Batasan Penelitian

Dengan adanya batasan masalah seperti ini untuk memberikan gambaran

kepada penulis agar penelitian lebih terarah, yang nanti dapat memperoleh tujuan

yang jelas dari permasalahan penelitian, oleh karena itu peneliti membatasi

(6)

Asep Sudrajat, 2016

PENGARUH LATIHAN PLYO TO SPRINT DAN DOUBLE LEG HOP PROGRESSION TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Ruang lingkup penelitian ini mengungkapkan seberapa signifikan pengaruh

latihan plyo to sprint dan double leg hop progression terhadap peningkatan

power otot tungkai dalam cabang olahraga sepakbola.

2. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.

3. Tipe latihan yang digunakan adalah Plyo to sprint dan Double leg hop

progression.

4. Populasi yang digunakan adalah Ekstrakulikuler Sepakbola SMA Negeri 1

Parongpong kategori putra sebanyak 18 orang.

5. Penelitian ini menggunakan pendekatan total sampling, sampel dalam

penelitian ini berjumlah 18 orang yang selalu hadir mengikuti ekstrakulikuler

sepakbola SMA Negeri 1 Parongpong.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya

maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan di

uraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. Bab I memuat pendahuluan yang mencakup Latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian,

struktur organisasi skripsi.

2. Bab II memuat landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis yang

berisi teori-teori yang berhubungan : sepakbola, kondisi fisik, power

tungkai, Pliometrik, plyo to sprint, double leg hop progression, kerangka

pemikiran, hipotesis penelitian.

3. Bab III memuat metode latihan, yang mencakup metode penelitian,

populasi dan sampel, desain penelitian, intrumen penelitian, pelaksanaan

latihan, dan prosedur pengelolaan data.

4. Bab IV memuat hasil penelitian yang mencakup hasil penelitian, analisis

penelitian dan diskusi temuan.

Referensi

Dokumen terkait

Banyuasin Tahun Anggaran 2014, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor.. 10.05/PP.I/Disbun-03/2014 Tanggal 08 Juli 2014 dan Surat Penetapan Penyedia

[r]

Significant Fetal risk factors were oligohydromnios, meconium stained amniotic fluid, pre-mature delivery, resuscitation of neonate pre-term delivery and low birth weight..

Capaian kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral selama tahun 2015. dapat dilihat dari pelaksanaan program pengawasan dan penertiban

Catatan imam: Latihan Soal Etika Profesi Teknologi Informasi dan Kom..... Catatan imam: Latihan Soal Etika Profesi Teknologi Informasi

Masyarakat diharapkan untuk lebih memperhatikan dan mewaspadai setiap keadaan pada penderita asma khususnya bagi para wanita hamil untuk meminimalisir terjadinya

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami, mengerti dan menambah ilmu pengetahuan tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang saya sajikan dari

Piranti yang terdiri dari layar dan keyboard yang biasa digunakan oleh pemakai untuk berinteraksi dengan sistem..