• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J007144 5 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J007144 5 1."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

II.

METODE PENELITIAN

A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Materi

Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi limbah cair tahu, larutan

EM4, KOH-KI, MnSO4, H2SO4pekat, Na2S2O30,025 N, larutan buffer fosfat, MgSO4, CaCl2,

FeCl3, bubuk inhibitor nitrifikasi, larutan phenat, akuades, media NA, alkohol.

Alat-alat yang digunakan meliputi dirigen 20 liter, baskom, aerator,

termometer celcius, kertas indikator pH universal, buret Duran, statif, gelas ukur pirex,

botol sampel, botol winkler, erlenmeyer, spektrofotometer, cawan petri, tabung

reaksi, mikropipet 1 ml, tip 1 ml, autoklaf, pipet ukur, beker glass, Erlenmeyer,

pembakar spirtus, rak tabung, penyumbat tabung, plastic wrap, alat tulis.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Stasiun Percobaan Biologi Unsoed dan Mikrobiologi

serta Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman,

Purwokerto. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014.

B. Bagan Alir Penelitian

Bagan alir penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pengambilan Sampel Limbah Cair Tahu

(2)

C. Rancangan Percobaan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

experimental, dengan menggunakan rancangan percobaan berupa rancangan acak

lengkap (RAL) yang disusun secara petak terpisah (Split Plot Design). Petak utama (main

plot) adalah lama aerasi sedangkan konsentrasi EM4 sebagai sub petak (sub plot).

Masing masing faktor yang dicobakan pada penelitian ini adalah :

a) Lama aerasi (A) dengan tiga taraf :

A1 : Lama aerasi 0 hari

A2 : Lama aerasi 3 hari

A3 : Lama aerasi 6 hari

b) Konsentrasi EM4 (B) dengan tiga taraf :

B1 : EM4 konsentrasi 0%

B2 : EM4 konsentrasi 3%

B3 : EM4 konsentrasi 5%

B4 : EM4 konsentrasi 7%

Perlakuan dicobakan pada 12 macam kolam aerasi dengan volume penanganan

limbah 5000 ml. Tiap perlakuan di ulang sebanyak 3 kali.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati yaitu variabel bebas dan tergantung. Variable bebas berupa

konsentrasi EM4 dan lama aerasi, sedangkan variabel tergantungnya adalah kualitas

limbah. Sedangkan untuk parameter yang diamati adalah BOD5, NH3, bau limbah, suhu,

dan jumlah mikroba.

(3)

D. Cara Kerja

1. Tahap Peremajaan (Jasmiati, 2010)

Efektif mikroorganisme (EM4) terlebih dahulu diaktifkan sebelum

ditambahkan ke dalam limbah cair tahu yang dijadikan sebagai stater, yaitu dengan

cara mencampurkan EM4, molase dan air (1L:1L:18L). Total plate Count EM4

berdasarkan komposisi pada label : 2,8 x 106sel/ml, bakteri pelarut Fosfat : 3,4 x 105

sel/ml, Lactobacillus : 3,0 x 105 sel/ml, Yeast :1.95 x 103sel/ml, Actinomycetes : +,

bakteri fotosintetik : +

2. Tahap Pengambilan Limbah Cair Tahu

Limbah cair tahu yang digunakan pada penelitian diperoleh dari desa

Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas. Limbah yang

digunakan adalah limbah akhir dari proses pembuatan tahu.

3. Tahap Penanganan Limbah Cair Tahu

Cairan yang dihasilkan diambil untuk perlakuan penanganan limbah cair tahu dengan

konsentrasi EM4 0% (5000 ml limbah cair tahu tanpa EM4), 3% (4820 ml limbah cair

tahu + 180 ml EM4), 5% (4700 ml limbah cair tahu + 300 ml EM4), dan 7% (4580 ml

limbah cair tahu + 420 ml EM4) kemudian 0 hari, aerasi 3 hari, aerasi 6 hari. Volume

masing-masing perlakuan adalah 5000 ml, diinkubasi pada suhu ruang dan diaerasi

dengan aerator.

4. Pengukuran Parameter

a. Pengukuran BOD5(APHA, AWWA dan WEF (1992))

Pengukuran BOD5 menggunakan metode titrasi (a) Tahapan yang pertama

adalah pembuatan larutan pengencer yang terbuat dari 1 liter akuades yang

dimasukkan ke dalam ember, ditambahkan dengan larutan buffer fosfat, magnesium

sulfat, kalium klorida dan feril klorida masing-masing 1 ml serta bubuk inhibitor

nitrifikasi 10 mg. Nilai pH disesuaikan pada pH 7,0 ± 0,1. Campuran diaduk dan

diaerasi selama 1 jam dengan suhu 20oC. Larutan blanko disiapkan sebanyak 2 botol

masing-masing sebanyak 300 ml untuk B0 dan 300 ml untuk B5 yang diambil dari

larutan pengencer. (b) Pengenceran sampel dilakukan dengan menggunakan faktor

(4)

menjadi dua dan dimasukkan kedalam botol Winkler sebagai X0 dan X5. Botol X0 dan

Pengukuran kadar ammonia dilakukan dengan metode Phenat, dengan cara

10 ml sampel dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambah 1 tetes MnSO4 dan 0,6ml

phenat (distirer seluruhnya). Setelah homogen, diukur dengan menggunakan

spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm. Sebelum diukur, didiamkan

selama 10 menit.

3. Penentuan Bau Limbah (SNI 2006; 01-2346-2006 dan Herdijanti, 1995)

Dalam penentuan bau limbah digunakan panelis non standar sebanyak 30

orang. Masing-masing panelis menentukan apakah limbah tersebut berbau sekali,

berbau, agak berbau atau tidak berbau. Adapun karakteristik bau yang digunakan

adalah bau asam, bau ammonia, bau H2S dan bau tanah. Untuk ammonia sangat

berbau adalah dengan ciri jika tercium hidung akan terasa tertarik dan pedih.

Ammonia berbau memiliki ciri seperti bau urine, sedangkan agak berbau memiliki ciri

seperti bau NH4OH 25% atau seperti bau urine, tetapi bau tersebut baru terasa bila

terkibas angin. H2S memiliki ciri sangat berbau bila seperti bau yang lebih menyengat

dari bau bakaran sampah. H2S berbau bila seperti bau telur busuk, dan agak berbau

bila seperti bau telur yan direbus. Sangat berbau asam berarti memiliki ciri lebih

menyengat dari asam cuka pasaran. Berbau asam berarti seperti bau asam cuka

pasaran. Sedangkan agak berbau asam berarti seperti bau asam cuka pasaran yang

telah mengalami pengenceran. Sangat berbau tanah bila seperti bau tanah/debu

basah setelah terkena siraman air hujan. Berbau tanah bila seperti bau debu,

sedangkan agak berbau tanah bila seperti bau lumpur kering. Sedangkan penentuan

(5)

Score Keterangan

1 Tidak berbau

2 Agak berbau

3 Berbau

4 Sangat berbau

4. Perhitungan Jumlah Mikroba

Diambil sampel sebanyak 1 ml, kemudian dilarutkan ke dalam 9 ml akuades

steril, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 10-1. Selanjutnya dibuat seri

pengenceran sampai dengan konsentrasi 10-8, sebanyak 1 ml sampel dari

pengenceran 10-7 dan 10-8 diinokulasi sebar pada cawan, kemudian medium NA

dituang ke cawan selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 2x24 jam dengan

posisi terbalik. Setelah diinkubasi, dihitung jumlah koloni yang tumbuh dengan

menggunakan metode Total Plate Count (TPC) dengan rumus :

Jumlah koloni cawan 1,2,3..dst x 1/fp Jumlah cawan

5. Pengukuran Suhu Limbah Cair Tahu (APHA (1985))

Suhu air menurut diukur dengan menggunakan termometer Celcius yang

dicelupkan ke dalam air limbah. Termometer dibiarkan sampai angka konstan,

kemudian dibaca angka skalanya dan dicatat. Suhu udara diukur menggunakan

termometer Celcius digantung pada tempat terbuka kemudian dibaca skalanya setelah

menunjukkan angka yang konstan kemudian hasil yang diperoleh dicatat.

6. Pengukuran pH (Alaerts dan Santika (1987))

Nilai pH diukur dengan menggunakan kertas indikator pH universal.

C. Metode Analisis

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis ragam (Uji F)

pada tingkat kesalahan 5% dan 1%.Apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat

nyata, dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Untuk mengetahui hubungan taraf

Referensi

Dokumen terkait

d. Efek yang dirasakan akibat kekerasan seksual incest yang dilakukan kakak kandung, baik pada diri sendiri atau dalam hubungan dengan orang lain. 1) Kalau kamu diminta

Dengan diberikannya layanan penguasaan konten dengan teknik symbolic modeling, terdapat manfaat yang dirasakan oleh siswa, yaitu siswa menguasai cara-cara atau kebiasaan

Salah satu keluaran dari penyelenggaraan system informasi kesehatan kabupaten adalah Profil Kesehatan Kabupaten Klungkung, yang merupakan paket penyajian

Analisis kesesuaian asesmen buatan guru dengan tagihan asesmen pada Silabus dilakukan untuk mengetahui persentase asesmen buatan guru yang telah sesuai dengan tagihan

Mirip seperti osilasi pada simulasi tekanan darah sebelumnya, osilasi naik perlahan secara linier dari titik mulai sampai titik puncak (saat MAP), lalu turun perlahan secara

Bukan karena Indonesia tunduk pada jepang, tetapi karena kedua negara ini sebenarnya saling membutuhkan, dilihat dari sumber daya alam Indonesia tentu dapat

TUJUAN MATA KULIAH : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat mengetahui, memahami, mendesain, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi tentang bangunan

Aturan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi kaitannya dengan gratifikasi, dapat disimpulkan bahwa tidak benar dalam atuan tersebut melarang memberikan hadiah