• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Menurut Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materil maupun spritual berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku maupun sebagai tujuan dari pembangunan masyarakat Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengenai tanggung jawab pemerintah yaitu pasal 46 yang menyebutkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dan dalam pasal 47 yang menyebutkan bahwa upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan yang dapat dilaksanakan dengan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit.

(2)

penyelenggaraan upaya kesehatan kerja berupa penyesuaian antara asupan gizi, kapasitas kerja, waktu kerja, dan lingkungan kerja agar pekerja dapat bekerja secara baik tanpa membahayakan diri sendiri ataupun orang lain di sekitarnya.

Menurut Depkes RI (2002) dalam tesis Yusriwan Tjuanda, upaya-upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaanya dan lingkungan kerja meliputi baik fisik maupun psikis dalam hal cara atau metode kerja, proses kerja, dan kondisi kerja yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun kesejahteraan sosialnya, mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya, memberikan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatannya, menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.

(3)

Menurut Kartasaepotra dan Marsetyo (2010), zat-zat makanan atau zat gizi perlu diperhatikan agar dapat dipenuhi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Memperhatikan pemenuhannya tidak perlu dengan mengkonsumsi bahan pangan nabati secara hewani serta hewani yang tidak bisa diperoleh dengan kemampuan pendapatan/penghasilan, karena bahan pangan nabati dan hewani yang murah yang banyak berkandungan zat-zat makanan (gizi) ternyata banyak macamnya yang dapat dipilih dipasar. Apabila pemenuhan kebutuhan tubuh akan zat-zat makanan tidak diperhatikan maka tubuh akan menunjukkan gejala yaitu berupa kurangnya dalam tubuh akan karbohidrat, protein, dan zat lemak dapat menyebabkan pembakaran ketiga unsur tersebut kurang menghasilkan energi, akibatnya tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan kerugian yaitu seperti penyakit, kemalasan untuk mencari nafkah, produktivitas kerja sangat lemah dan lain-lain.

(4)

ekonomi, pendidikan, lingkungan dan lainnya yang tidak diuraikan disini. Pengkajian ini oleh karenanya harus dianggap sebagai suatau pembahasan tentang segi proses pembangunan, tetapi ia merupakan inti pembangunan, tetapi ia merupakan bagian dan memerlukan perhatian yang lebih banyak daripada yang sudah-sudah.

Menurut Suma’mur (2009) kondisi gizi yang tidak kondusif terhadap kesehatan dan produktivitas tenaga kerja dalam masyarakat dimana pun adalah kombinasi kekurangan atau tidak memadainya protein, kalori dan vitamin. Rendahnya konsumsi protein dan kalori dalam makanan sehari-hari menjadi sebab rendahnya produktivitas dan buruknya keadaan kesehatan serta menjadi penyebab timbulnya penyakit.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azziza (2008), hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan positif antara status gizi dengan produktivitas kerja. Hasil analisis tersebut mengindikasi bahwa semakin baik status gizi seseorang,maka semakin baik produktivitas kerjanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Elviana dan Sembiring (2005) menyatakan bahwa sebanyak 47,1 % pekerja wanita memiliki kekurangan sumbangan asupan dari sarapan. Penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan bermakna antara asupan kalori sarapan pagi dengan produktivitas tenaga kerja di unit pengolahan candy PT. Union Confectionery LTD Medan.

(5)

hidup dapat terpenuhi secara tidak langsung hal ini berarti tingkat kesejahteraan bertambah tinggi oleh karena pentingnya gizi terhadap produktivitas tenaga kerja terutama gizi yang terkandung pada menu sarapan, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja.

PTPN II Tanjung Morawa adalah salah satu Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PTPN II yang berlokasi di Kabupaten Deli serdang pada 5 kecamatan. Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau memiliki 7 Afdeling tanaman Kelapa Sawit. Tanaman Menghasilkan (TM) Produktif seluas 3.666,78 ha dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 499,20 ha.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Perkebunan Tanjung Garbus PTPN II diperoleh informasi dari asisten afdeling I bahwa tenaga kerja penyemprot pestisida belum mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan. Target yang harus dicapai adalah satu orang tenaga kerja dapat menyemprotkan pestisida ke tanaman kelapa sawit seluas 0,8 ha dengan diameter tanaman kelapa sawit adalah 3 m dalam waktu 4 jam kerja yaitu jam kerja dimulai dari pukul 07.30 WIB – 12.00 WIB dengan waktu istirahat 30 menit.

(6)

kebutuhan kalori 25% dari kebutuhan kalori total per hari yaitu 800 kalori yang mengandung zat gizi yaitu karbohidrat sejumlah 400 kalori (100 g), protein sejumlah 150 kalori (40 g) dan lemak sejumlah 250 kalori (60 g).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja di perkebunan tanjung garbus pagar merbau PTPN II 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan penelitian adalah apakah terdapat pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II? 1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui ada pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II? 1.3.2 Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui karakteristik pekerja.

b) Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja sebelum dan sesudah diberi sarapan.

c) Untuk mengetahui perbedaan produktivitas tenaga kerja penyemprot pestisida.

1.4 Hipotesis Penelitian

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi tenaga kerja, diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tenaga kerja khususnya yang ada di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II mengenai status gizi para pekerja sendiri dan pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja.

2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan keadaan gizi tenaga kerja dengan memberikan penyuluhan tentang gizi kerja khususnya akan pentingnya kebutuhan asupan sarapan.

Referensi

Dokumen terkait

1) Guru membagi siswa ke dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa yang berpengetahuan tinggi, sedang, dan rendah. 2) Guru meminta siswa untuk masuk ke dalam

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan ( Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina, Perbaungan)..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar kewirausahaan pada kelompok eksperimen 1 yaitu 72,95 sedangkan rata-rata hasil belajar

Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina yang berjumlah 75 orang dan data dikumpulkan melalui metode kuesioner terhadap 75 responden.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

52 Direktori Masjid Masjid Nurul Iman.

The result of the study showed that various size containers significanly affect the long plants, number of leaves and wet weigh but teh effect was not significanly affected number

Hasil estimasi inner weight pada tabel 5 untuk pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja dimoderasi keterlibatan kerja menunjukkan nilai path

C. Rasional Kegiatan : Usaha SMARTPLUG yang akan kami dirikan adalah jenis usaha yang bisa di bilang baru dan belum ada dipasaran luas. Dimana usaha kami ini mengacu pada beberapa