• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tokoh Utama Pada Kisah Dong Zhou 2: Teori Psikoanalisa Sigmund Freud Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tokoh Utama Pada Kisah Dong Zhou 2: Teori Psikoanalisa Sigmund Freud Chapter III V"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Semi (1993:63) metode adalah langkah kerja untuk memperhatikan suatu pendekatan yang dioperasionalkan setelah menentukan kriteria-kriteria yang menunjang pendekatan. Untuk melengkapi data yang akan digunakan dalam analisis novel kumpulan kisah Dong Zhou 2, maka penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasinya, menganalisis, dan menginterpretasikannya. Kutha (2010:53) dalam Gindarsyah (2010:30) menjelaskan, metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitumengungkapkan kepribadian tokoh utama dalam cerpen Hana.Selain itu jugamengungkapkan faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya aspekpsikologis tokoh utama.

(2)

3.1 Data dan Sumber Data 3.1.1 Data

Data merupakan bagian yang penting dalam setiap penelitian.Data, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah keterangan atau bahan nyata yang memfokuskan kepada spek psikologis dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).Dalam penelitian ini, data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.Data primer pada penelitian ini adalah teks berupa kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf yang terdapat padaKumpulan Kisah Dong Zhou.Data kemudian diolah sesuai teknik pengumpulan data. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa buku, jurnal, dan makalah yang relevan dengan topik penelitian.

3.1.2 Sumber data

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber berarti asal. Sehingga, sumber data adalah asal data. Sumber data primer atau sumber data utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber data : kumpulan Kisah Dong Zhou Penulis : CC Low (terj) Leo Djunaedi Cover : Coklat

Halaman : 369

Terbitan : PT. Suara Harapan Bangsa Tahun Terbit : 2011

(3)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 :110). Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan studi kepustakaan (library research), penulis mengumpulkan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam mengumpulkan data berupa : 1. Mengumpulkan data-data berupa novel, jurnal, buku-buku, dan penulisan karya

ilmiah.

2. Membaca serta menggaris bawahi uraian-uraian yang dibutuhkan dalam penelitian. 3. Menyusun secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisisdeskriptif.Metode ini bertujuan untuk mengkaji aspek psikologis tokoh utamadalam novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 dengan pendekatan psikologis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud.Selain mengungkap teori kepribadian yang ada dalam psikologi.Pendekatan psikologi juga digunakan untuk mengungkap Faktor-faktor yangmelatarbelakangi aspek kejiwaan yang terjadi pada tokoh utama.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penulis dalam menganalisis data ialah sebagai berikut :

1. Menguraikan data-data yang telah dikumpulkan serta menggaris bawahi uraian keterangan yang akan disampaikan.

2. Menganalisis data-data dengan menggunakan teori-teori yang telah ditentukan dalam landasan teori.

(4)

Chart Metode Penelitian

Interpretasi, Deskripsi, Kesimpulan(Deskriptif) Kesimpulan

Penelitian Sumber Data :

Cerita, Buku, Internet

Data :

(5)

BAB IV

ANALISIS TOKOH UTAMA PADA KISAH DONG ZHOU 2

4.1 Tu Anjia

Di dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 peneliti akan mengkaji aspek-aspek psikologi yang terdapat dalam tokoh utama.Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita.Tokoh ini merupakan tokoh yang paling banyakdiceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.Bahkan pada novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan.

Di dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 terdapat 6 kerajaan, dimana setiap kerajaan mempunyai seorang raja serta pejabat tinggi negara.Raja-raja serta pejabat tinggi negara yang berkuasa yang disebutkan dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 merupakan tokoh utama dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.Akan tetapi untuk mempersingkat waktu penelitian, penulis hanya menggunakan tokoh utama yang dalam penokohannya terlihat jelas kisah yang menggambarkan perjuangan, serta nilai-nilai yang dapat menjadi pesan moral bagi pembacanya. Tokoh yang akan diteliti merupakan tokoh yang representatif dari tokoh-tokoh yang disebutkan dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.

(6)

Protagonis.Dimana tokoh Antagonis adalah tokoh yang menjadi penyebab timbulnya konflik dan ketegangan yang dialami oleh Tokoh Protagonis.

Selain itu, ada hal lain yang meyakinkan penulis bahwasanya tokoh yang di teliti memang merupakan tokoh yang representatif dari tokoh-tokoh yang disebutkan dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2, dimana tokoh yang akan disebutkan diambil dari salah satu kerajaan terkuat yang terdapat dalam kerajaan Zhou Timur yang merupakan kumpulan kisah yang terdapat dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.

Yan Zi berkata : “ Yang Mulia, diantara negara-negara raja muda dalam Kerajaan Zhou Timur, Jin dan Chu yang terkuat. Kita dapat menahan kekuatan Jin hanya bila kita bekerjasama dengan Chu, tetapi Chu selama ini bersikap sombong dan suka memerintah.Dibawah kondisi yang demikian, aku bersedia pergi ke Negara Chu untuk

menjalin hubungan baik.”Jing Gong menyetujuinya. (Low, C.C. 2011:202)

Dengan beberapa alasan serta kutipan yang terdapat dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2, penulis merasa yakin bahwasanya tokoh utama yang akan diteliti merupakan tokoh yang paling representatif dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya yang terdapat dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.

Adapun tokoh-tokoh utama yang akan diteliti dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 diambil dari Kerajaan Jin yaitu : Tu Anjia dan Cheng Yin. Tokoh-tokoh yang telah disebutkan merupakan tokoh utama yang dianggappaling representatif dari tokoh utama lainnya yang berada dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.

Dalam menganalisis aspek psikologi tokoh utama yang terdapatdalam noveltersebutberdasarkan Teori Psikoanalisa Sigmund Freud, terdapat struktur kepribadian manusia yang terdiri dari : Id, ego, dan super ego yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jadi dapat dikatakan dalam analisis penelitian ini terdapat salah satu atau dua, bahkan ketiga struktur kepribadian yaitu id, ego dan superego.

(7)

kepemimpinan Jin Ling Gong, Tu Anjia banyak dipercayai untuk mengerjakan urusan-urusan penting kenegaraan, baik untuk mengerjakan urusan dalam negeri maupun yang menyangkut hubungan kerjasama dengan beberapa negara tetangga.Oleh karena kepiawaian Tu Anjia yang dapat merebut perhatian Raja Jin Ling Gong, tidak heran kalau Tu Anjia mendapat tempat sebagai pejabat tinggi di kerajaan yang dipimpin oleh Jin Ling Gong.

Tu Anjia sebagai pejabat tinggi negara sekaligus menjadi orang kepercayaan Raja Jin Ling Gong tentunya memiliki iktatan emotional yang cukup tinggi terhadap raja. Tu Anjia sangat setia serta patuh terhadap perintah raja, sehingga selain Tu Anjia tidak ada orang lainyang dapat diandalkan untuk dapat memberikan masukan kepada raja. Namun itulah kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Raja Jin Ling Gong, dia sangat mempercayai Tu Anjia sehingga menghiraukan nasihat Zhao Dun yang menjabat sebagai Perdana Mentri yang sebenarnya lebih bijaksana dari Tu Anjia.

Oleh karena tidak menghiraukan nasihat Zhao Dun, Raja Jin Ling Gong yang lalim tersebut dibunuh oleh Zhao Chuan adik dari Zhao Dun.Setelah Jin Ling Gong meninggal, Jin Cheng Gong naik tahta, lantas Tu Anjia tidak mendapatkan tempat sebagai pejabat tinggi negara pada saat itu.Dapat dikatakan pada saat kepemimpinan Jin Cheng Gong, Tu Anjia mengalami kekosongan kekuasaan. Sehingga pada saat itu Tu Anjia sangat terpukul oleh keaadaan yang sama sekali tidak memihak kepadanya. Oleh karena keadaan yang menimpa Tu Anjia sangat buruk, Tu Anjia berfikir tidak ada orang yang paling bertanggung jawab selain keluarga Zhao.Akibat dari ulah Zhao Chuan yang membunuh Raja Jin Ling Gong, Tu Anjia menyalahkan seluruh keluarga Zhao.Dari sinilah awal mengapa Tu Anjia sangat mengutuk perbuatan yang dilakukan oleh Zhao Zhuan dan menyalahkan seluruh keluarga Zhao.

(8)

Cheng Gong berakhir kemudian diteruskan oleh Jin Jing Gong.Di masa kekuasaan Jin Jing Gongbarulah Tu anjia diangkat kembali menjadi pejabat tinggi negara.Disinilah awal Tu Anjia memainkan peranannya untuk membalaskan dendamnya kepada keluarga Zhao.

4.1.1 Id Tu Anjia

Setelah Tu Anjia mendapatkan perintah raja Jin Jing Gong untuk menyelesaikan perkara tersebut, sampailah berita tersebut ketelinga Zhao Shuo yang disampaikan oleh Han Jue orang yang setia kepada keluarga Zhao.Zhao Shuo beserta seluruh keturunan Zhao disuruh untuk meninggalkan kediamannya agar kelarga Zhao dapat selamat dari maut, tetapi Zhao Shuo tidak mengindahkan perkataan tersebut.Zhao Shuo tetap pada pendiriannya dia tidak meninggalkan tempat kediamannya.

Disitu terlihat kesetiaan keluarga Zhao kepada raja serta ketaatan dalam menjalankan nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya.Zhao Shuo dan keluarganya tidak takut walaupun maut yang menjadi pilihannya.Dalam hal ini Zhao Shuo dapat dikatakan sebagai kesatria yang tidak takut pada kematian.Disini juga sangatlah terlihat identitas dari keluarga Zhao yang sangat setia kepada raja dan sekaligus mementahkan fitnah Tu Anjia kepada keluarga Zhao. Ada beberapa id yang diperlihatkan oleh Tu Anjia didalam novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 tersebut, diantaranya adalah :

4.1.1.1 Membunuh Keturunan Zhao

(9)

penghianat.Para prajurit masuk ke kediaman Zhao Shuo dan membunuh seluruh keluarga Zhao, laki-laki dan perempuan, tua dan muda.

Pada keesokan harinya, di pagi hari, Tu Anjia memimpin sekelompok prajurit, mengepung kediaman Zhao Shuo dan menggantung plat (di mana tertulis jelas kejahatan Zhao di masa lalu) di gerbang, Tu mengklaim bahwa di bawah perintah raja muda untuk menghukum penghianat. Para prajurit masuk ke kediaman Zhao Shuo dan membunuh seluruh keluarga Zhao, laki-laki dan perempuan, tua dan muda. (Low, C.C. 2011:131)

Didalam kutipan tersebut terlihat jelas id yang terdapat dalam tubuh Tu Anjia ketika membunuh seluruh keturunan Zhao.Tu Anjia membunuh seluruh keluarga Zhao, tua dan muda, laki-laki dan perempuan.Tu Anjia merupakan seorang pejabat tinggi yang tidak memiliki moral. Tu anjia merupakan sosok orang yang bejat, kotor dan kejam. Tu Anjia tega membunuh serta membabat habis keluarga Zhao, sungguh tindakan yang tidak terpuji dan sangat terkutuk.

4.1.1.2 Membunuh Anak Cheng Ying

Oleh karena pengumuman yang disampaikan oleh Tu Anjia kepada seluruh masyarakat yang berada di Negara Jin.Cheng Ying mengorbankan anaknya untuk digantikan dengan bayi Putri Zhuang agar keturunan Zhao bisa diselamatkan.

Tu Anjia mengambil bayi itu, melihat sebentar, sambil menyerigai dan tertawa dingin, dia mengangkat bayi malang itu, dengan sekuat tenaganya dia mencampakkan ke tanah. Cheng Ying merasa kepalanya dipukul dengan

godam.Dengan tubuhnya berayun, dia hampir saja pingsan. “Wuuuaaa…..!”

Bayi malang itu menjerit. Seorang bayi yang baru lahir belasan hari langsung menjadi segumpal daging yang berlumuran darah! Air mata mengalir di wajah Cheng Ying, tetapi dengan cepat ia membalikkan badannya dan menghapusnya dengan jubah lengannya. (Low, C.C. 2011:161)

(10)

4.1.13 Membunuh Gongsun Chiqiu

Kebiadapan itu juga ditunjukkan Tu Anjia ketika id Tu Anjia membunuh Gongsun, yang di eksekusi di depan masyarakat ramai. Serta mengakibatkan Cheng Ying mendapat makian dan cacian dari seluruh pendududuk di Negara Jin, padahal Cheng Ying dan Gongsun merupakan seorang pahlawan yang akan menyelamatkan pewaris tunggal silsilah keluarga Zhao.

Saat pelaksanaan eksekusi, tempat eksekusi telah dipadati penduduk kota. Mereka semua tahu kekejaman Tu Anjia.Melihat si terhukum hanya seorang pria tua berambut putih, mereka semua menghela nafas dengan sedih.Sejumlah besar dari penonton menunjuk-nunjuk Cheng Ying

mencaci-makinya:”Cheng Ying, kamu orang yang kejam dan tidak mempunyai hati

nurani!”Hati Cheng Ying seperti tertusuk pisau. Putranya sendiri tewas

mengenaskan, teman lamanya akan di bunuh dan dia sendiri disebut sebagai orang kejam tidak berperikemanusiaan. Tetapi dia menahan semua kesedihan, dia menuangkan semangkuk arak dan menawarkannya pada temannya sebelum dieksekusi. (Low, C.C. 2011:163)

4.1.2 Ego Tu Anjia

Setelah Jin Jing Gong mengangkat Tu Anjia sebagai pejabat tinggi negara, disinilah terlihat peranan yang dilakukan oleh Tu Anjia.Tugas yang diberikan kepadanya sangat dimanfaatkannya dengan baik untuk memberikan pelajaran kepada keluarga Zhao. Tu Anjia di awal kekuasaannya langsung membuat pendekatan yang baik kepada raja, Tu Anjia melakukan apa saja untuk membuat Raja Jin Jing Gong senang dan tertarik kepadannya. Sama seperti yang dilakukan Tu Anjia kepada Raja Jin Ling Gong.

(11)

4.1.2.1Balas Dendam

Setelah raja cukup percaya kepada Tu Anjia, barulah Tu Anjia melancarkan niatnya untuk membalaskan dendam kepada keluarga Zhao.Tu Anjia langsung membuat skenario singkat untuk menghabisi seluruh keluarga Zhao yang langsung disampaikannya kepada raja Jin Jing Gong.Tu Anjia membuat skenario yang sangat tidak bermoral karena Tu Anjia sangat iri melihat kehadiran keluarga Zhao yang masih berada ditengah-tengah lingkungan istana dan mendapat tempat yang baik di hati raja yang berkuasa pada saat itu.Padahal pada saat itu Tu Anjia terbuang dan tidak dipakai dilingkungan istana.

Setelah meraih kekuasaan, Tu Anjia bertekad melenyapkan keluarga Zhao. Walaupun Zhao Dun, Zhao Chuan dan yang lainnya telah meninggal, putra Zhao Dun, Zhao Shuo dan sepupunya Zhao Shuo masih tetap menjabat pejabat tinggi Negara Jin. Tu Anjia selalu berfikir dan merencanakan pembunuhan keluarga Zhao.Pada saat itu, Gunung Liangshan (letaknya di bagian timur laut Kabupaten Lishe Provinsi Shanxi sekarang) tiba-tiba longsor dan menutup arus sungai.Ada rumor di negara Jin bahwa itu pertanda buruk.Mendengar kejadian ini, Tu Anjia mulai memutar otak untuk melaksanakan rencana jahatnya. (Low, C.C. 2011:122)

4.1.2.2Menyogok Taishi

(12)

Dia tahu Jin Jing Gong akan mencari peramal dari pejabat „taishi‟ (pejabat yang meramal fenomena alam). Tu Anjia menyogok „taishi‟ dan memintanya

untuk mengarang cerita yang dapat merugikan keluarga Zhao.Seperti yang diharapkan, Jin Jing Gong memanggil „taishi‟ tersebut dan meminta untuk meramalkan kejadian Gunung Liangshang. Setelah meramal dengan Delapan Diagram (Pat-Kwa), „taishi‟(peramal) itu berkata : “ Ramalan berkata bahwa gunung dan sungai mengalami perubahan mendadak karena hukum di Negara Jin tidak dijalankan secara adil.” (Low, C.C. 2011:123)

4.1.2.3Memfitnah Keluarga Zhao

Agar dapat melancarkan niatnya dan mendapatkan restu dari Raja Jin Jing Gong untuk menghabisi seluruh keluarga Zhao. Tu Anjia menghalalkan segara cara, termasuk memfitnah Zhao Dun terlibat dalam pembunuhan Raja Jin Ling Gong.

Jin Jing Gong bertanya dengan terkejut:“Aku belum pernah menghukum seseorang. Bagaimana aku disebut tidak adil?” Tu Anjia berkata:“ Di masa

lalu, Zhao Dun membunuh Jin Ling Gong. Hal ini tertulis dengan jelas dibuku sejarah.Jin Cheng Gong bukan hanya tidak menghukumnya, malah

menyerahkan urusan negara pada keluarga Zhao.Dapatkah ini disebut adil?”

(Low, C.C. 2011:124).

4.1.2.4Memperalat Menteri Luan Shu dan Xi Qi

Tu Anjia terlihat sudah sangat menguasai skenario yang telah dibuatnya, dan seolah-olah Tu Anjia juga mengetahui langkah yang akan dibuat oleh Raja Jin Jing Gong. Untuk menguatkan pendapatnya, Tu Anjia menjumpai Menteri Luan Shu dan Xi Qi agar mereka menguatkan apa yang disampaikan Tu Anjia kepada Raja Jin Jing Gong. Tu Anjia memperalat kedua menteri tersebut untuk menguatkan statement nya agar Raja Jin Jing Gong mempercayai apa yang disampaikan oleh Tu Anjia tentang dosa masa lalu keluarga Zhao.

Tu Anjia menebak apa yang ada dalam fikiran Jing Gong. Lalu dia pergi

menemui Menteri Luan Shu dan Xi Qi. Dia berkata : “ Jika raja menanyakan

padamu tentang pembantaian Ling Gong oleh Zhao Dun, kalian harus menjawab bahwa Ling Gong memang dibunuh oleh Zhao Dun dan Zhao

(13)

Dun pada Han Jue.“Zhao Dun tidak ada hubungannya dengan pembunuhan Jin

Ling Gong di Taman Persik.Terlebih lagi, keluarga Zhao sangat berjasa pada negara secara turun-temurun.Mengapa Paduka mau mempercayai gosip dan

mencurigai keturunan keluarga yang setia ini?” (Low, C.C. 2011:125)

Jin Jing Gong menanyakan kepada Luan Shu dan Xi Qi. Mereka

berkata:“Jelas tertulis di buku sejarah. Jin Ling Gong di bunuh oleh Zhao Chuan di Taman Persik.Rasanya Zhao Dun juga ikut terlibat.”Dengan

demikian Jin Jing Gong mempercayai apa yang Tu Anjia telah katakan. Dia menulis kejahatan Zhao Dun dan menyerahkannya pada Tu Anjia dan memberinya kuasa untuk mengurus perkara tersebut. (Low, C.C. 2011:126) 4.1.2.5Mengeluarkan Pengumuman Yang Tidak Bermoral

Untuk menumpas habis seluruh keluarga Zhao, ternyata masih ada keturunan Zhao yang masih hidup yang berada di kandungan Putri Zhuang. Oleh karena Putri Zhuang lolos dari pembantaian tersebut, agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari, Tu Anjia mengeluarkan pengumuman yang tidak bermoral.Isi dari pengumuman tersebut adalah membunuh seluruh anak yatim yang seusia dengan anak Putri Zhuang Jika tidak ada respon terhadap pengumuman dalam 15 hari.

Sesaat sebelum dia pergi, Tu memerintah pada penjaga istana:”Periksa secara seksama mereka yang masuk dan yang keluar istana.” Dia mengeluarkan pengumuman yang berbunyi:”Barang siapa yang menyerahkan bayi Putri Zhuang pada aparat pemerintah akan menerima 1000 tael emas sebagai hadiah. Siapapun yang mengetahui keberadaan bayi itu dan tidak melapor, seluruh keluarganya akan dieksekusi. Jika tidak ada respon terhadap pengumuman dalam 15 hari, semua anak yatim di Negara Jin yang berusia sama dengan bayi Putri Zhuang Ji akan dibantai habis. (Low, C.C. 2011:139)

(14)

4.1.3 Super Ego Tu Anjia

Setelah semua keinginan Tu Anjia terpenuhi, Tu Anjia merasa sangat senang, sebab Tu Anjia merasa tidak akan ada lagi batu sandungan di kemudian hari. Semua keturunan Zhao sudah dibabat habis.Tu Anjia merasa tidak meninggalkan jejak, padahal masih ada satu lagi keturunan Zhao yang masih hidup yaitu Zhao Wu.Oleh karena pengorbanan yang dilakukan oleh Cheng Ying, Zhao Wu masih tetap hidup.Cheng Ying membesarkan Zhao Wu jauh dari istana agar menjamin keselamatan Zhao Wu dikemudian hari.Tu Anjia pun dengan leluasa berkeliaran di istana, dia tidak mengira bahwasannya masih ada ancaman dikemudian hari. Selama 15 tahun berlalu, ketidakadilan selalu melingkupi Negara Jin, oleh karena Tu Anjia yang kejam dan tidak bermoral masih hidup dan tetap berkeliaran di istana. Maka dengan itu, sesuai dengan perjanjian yang dilakukan oleh Cheng Ying dan Gongsun sahabatnya, Tu Anjia harus menerima hukuman dari semua yang dilakukannya. Oleh karena itu, setelah 15 tahun Cheng Ying merawat Zhao Wu, Cheng Ying membawa Zhao Wu ke istana agar keadilan ditegakkan di Negara Jin.Disinilah terlihat super ego dari Tu Anjia.

4.1.3.1 Tu Anjia Meminta Maaf

(15)

Oleh karena kebijaksanaan Jin Dao Gong dan setelah mendengar cerita dari Han Jue tentang keluarga Zhao, maka atas dasar pertimbangan Raja Jin Dao Gong dan mempertimbangkannya atas dasar keadilan.Maka Jin Dao Gong mempersilahkan Han Jue untuk mengundang Cheng Ying dan Zhao Wu untuk datang ke istana.Han Jue pun dengan senang hati menuruti perintah raja.

Waktu untuk menegakkan keadilan di Negara Jin pun telah tiba, setelah 15 tahun berlalu waktu yang ditunggu-tunggu pun telah tiba karena pada saat itu juga Tu Anjia masih menjadi pejabat tinggi yang berkuasa. Selang beberapa waktu, Han Jue, Cheng Ying dan Zhao Wu sampai ke istana dan pertemuan pun dilakukan.Disanalah terlihat Super Ego Tu Anjia.

Oleh karena Tu Anjia melihat Zhao Wu, Tu Anjia merasa sangat bersalah. Tu Anjia meminta maaf, berlutut dan menyembah Zhao Wu agar dapat pengampunan dari apa yang telah dilakukannya.

Tu Anjia merasa sangat ketakutan.Dia berlutut dan menyembah. Cheng Ying

dengan sangat geram mengumpatnya,”Kau keparat kejam! Seluruh keluarga

Zhao- tua dan muda-dibunuh olehmu.Sunggu tidak terpikirkan olehmu bukan,

kau juga masih hidup hari ini?”

(16)

4.2 Cheng Ying

Cheng Ying merupakan seorang Pengikut setia keluarga Zhao, yang mendapat perintah dari Zhao Shou untuk menjaga keturunan Zhao di masa mendatang. Permintaan dari Zhao Shuo bukan tanpa alasan, Zhao Shuo sudah dapat menggambarkan bagaimana dan apa yang akan menimpa keluarga Zhao akibat dari fitnah yang disampaikan oleh Tu Anjia kepada raja Jin Jing Gong. Akibat dari ulah Tu Anjia yang sangat ingin menyingkirkan keluarga Zhao dari Negara Jin, Tu Anjia menghalalkan segara cara, dari cara yang licik, kejam sampai cara yang sadis dilakukan Tu Anjia untuk menyingkirkan keluarga Zhou dari Negara Jin.

Oleh karena permintaan Zhao Sho, Cheng Ying mendapatkan misi penyelamatan bagi keluarga Zhao. Cheng Ying menyanggupi hal tersebut karena Cheng Ying sangat mengenal dan sangat memahami tentang apa yang terjadi. Cheng Ying juga sangat mengetahui rekam jejak dari keluarga Zhao yang telah banyak mengabdi dan berjasa kepada Negara Jin, dengan rasa iba serta kesetiaannya tanpa berfikir panjang lebar misi penyelamatan dilakukan olehCheng Ying yang dibantu oleh sahabatnya Gongsun Chuqiu. Banyak pengorbanan serta perbuatan-perbuatan yang sangat menyentuh tentang apa yang dilakaukan oleh mereka untuk menyelamatkan penerus keluarga Zhao. Untuk meneliti dan menganalisis apa yang telah terjadi, kita akan melihat Ego, Id dan Super Ego yang terlihat dalam karakter Cheng Ying. 4.2.1 Id Cheng Ying

Setelah Cheng Ying selesai berbincang kepada Gongsun Chiqiu, Cheng Ying yang dibantu Gongsun sahabatnya menjalankan misi penyelamatan keturunan keluarga Zhao.Walaupun menjalani jalan yang sangat terjal dan penuh dengan lika-liku, mereka berdua menyanggupi dan tetap berkomitmen untuk menyelamatkan keluarga Zhao dari kepunahan. Dalam kisah ini ada beberapa id Cheng Ying yang terlihat, antara lain :

(17)

Strategi yang mereka susun untuk misi penyelamatan keturunan Zhao dari niat jahat Tu Anjia merupakan strategi gila, yang sangat sulit untuk diaplikasikan. Bagaimana tidak, dalam strategi mereka, Cheng Ying akan mengorbankan bayi laki-lakinya yang didapatkan setelah istrinya berumur 50 tahun. Kondisi yang diciptakan oleh Tu Anjia merupakan suasana yang mencekam bagi Cheng Ying.Cheng Ying memang berada dalam keadaan yang sangat sulit.Dia diperhadapkan dengan situasi yang serba salah seperti memakan buah simalakama. Ketika mereka tidak menjalankan strategi tersebut, mereka akan kehilangan keturunan Zhao. Seluruh keturunan Zhao akan gugur yang artinya tidak akan ada lagi pewaris tahta kerajaan yang sah, yang benar-benar dari keturunan raja, serta keadilan dalam Negara Jin tidak akan pernah ditegakkan oleh karena Tu Anjia masih berkeliaran di lingkungan istana sedangkan orang-orang yang mengabdi serta setia kepada negara dihukum mati.

(18)

hukuman yang setimpal karena menghabisi seluruh keturunan Zhao yang telah banyak berbakti kepada Negara Jin.

Setelah berjalan 10 li di jalan kecil yang berkelok-kelok, Cheng Ying menunjuk beberapa gubuk di dekat aliran sungai di kaki Gunung

Shouyang dan berkata pada Tu Anjia:”Itu tempat di mana Gongsun menyembunyikan bayi tersebut” Tu memerintahkan anak buahnya

masuk ke salah satu gubuk dan melakukan pencarian. (Low, C.C. 2011:158)

Saat bayi tersebut dibawa keluar dari ruangan, memang benar, bayi itu memakai pakaian seperti berasal dari keluarga bangsawan. Sambil

menunjuk pada Gongsun, Tu Anjia berkata:”Anjing tua bangka, kau

mengatakan bahwa bayi tersebut tidak di rumahmu. Darimana bayi ini

berasal?”Gongsun membentak balik.Gongsun dengan sekuat tenaga

menggeliat dan melangkah maju berusaha merebut kembali bayi itu, tetapi Tu Anjia menendangnya sampai terjatuh. (Low, C.C. 2011:160)

Tu Anjia mengambil bayi itu, melihat sebentar, sambil menyerigai dan tertawa dingin, dia mengangkat bayi malang itu, dengan sekuat tenaganya dia mencampakkannya ke tanah. Cheng Ying merasa seakan kepalanya dipukul dengan godam.Dengan tubuhnya berayun, sia hampir saja pingsan.

“wuuuaaa….!” Bayi malang itu menjerit. Seorang bayi yang baru lahir belasan hari langsung menjadi segumpal daging yang berlumuran darah! Airmata mengalir di wajah Cheng Ying, tetapi dengan cepat ia membalikkan badanya dan menghapusnya dengan jubah lengannya. (Low, C.C. 2011:161)

4.2.2.2 Mengorbankan Sahabatnya Gongsun Chiqiu

(19)

perih yang dirasakan oleh Cheng Ying pada saat itu.Belum lagi keesokan harinya dia melihat sahabatnya Gongsun Chiqiu yang berusia 70 tahun di eksekusi di hadapan banyak orang.

Oleh karena Gongsun Chiqiu sudah tua, orang-orang menaruh rasa iba kepadanya dan meluapkannya rasa emosi mereka kepada Cheng Ying.Orang-orang yang melihat kejadian itu lalu mencaci-maki Cheng Ying dengan sebutan penghianat dan tidak berperikemanusiaan.Itu semua dirasakan dan di hadapi oleh Cheng Ying dengan tabah dan tegar.Dia telah mengorbankan putranya dan sahabatnya tetapi dia juga dicaci maki oleh banyak orang.Sungguh situasi yang sangat perih dan sangat memprihatinkan melihat ketabahan serta ketegaran yang dilakukan oleh Cheng Ying.Itu semua adalah konsekuensi yang didapatkan karena menolong anak dari keluarga Zhao. Saat pelaksanaan eksekusi, tempat eksekusi telah dipadati penduduk kota. Mereka semua tahu kekejaman Tu Anjia.Melihat si terhukum hanya seorang pria tua berambut putih, mereka semua menghela nafas dengan sedih.Sejumlah besar dari penonton menunjuk-nunjuk Cheng Ying

mencaci-makinya.”Cheng Ying, kamu orang yang kejam dan tidak mempunyai hati nurani!” hati Cheng Ying seperti tertusuk pisau.

Putranya sendiri tewas mengenaskan, teman lamanya akan dibunuh dan dia sendiri disebut sebagai orang kejam tidak berperikemanusiaan. Tetapi dia menahan semua kepedihan, dia menungkan sebuah mangkuk arak dan menawarkannya pada temannya sebelum dieksekusi. (Low, C.C. 2011:163)

4.2.2 Ego Cheng Ying

(20)

yang dikandung oleh Putri Zhuang.Oleh karena itu Cheng Ying berniat melakukan misi penyelamatan kepada anak Putri Zhuang yang menjadi satu-satunya penerus keluarga Zhao. Adapun ego yang terlihat dari Cheng Ying adalah sebagai berikut :

4.2.2.1 Membujuk Isrinya Untuk Mengorbankan anaknya

Cheng Ying sangat paham tentang apa yang akan dilakukannya, tetapi untuk melancarkan niatnya untuk menyelamatkan keturunan Zhao dari kepunahan haruslah dengan pengorbanan. Dia harus mengorbankan anaknya satu-satunya untuk ditukar dengan putra dari keturunan Zhao yang telah dilahirkan oleh Putri Zhuang.Itu merupakan hal yang sangat berat, mengingat anak itu buah dari cintanya dengan istrinya yang baru didapatkan mereka ketika mereka sudah hampir berusia 50 tahun.

Istrinya (Nyonya Wang), melihat suaminya gelisah, tanyanya:”Apa yang membuatmu cemas Ying?”“Untuk menemukan bayi itu Tu mencari di istana.

Karena gagal, dia menaruh pengumuman yang berbunyi:”Siapapun yang

menyerahkan bayi putri dalam 15 hari akan menerima 1000 tael emas, jika

tidak semua bayi yang berumur sama akan dibunuh habis!” (Low, C.C.

2011:145)

Istri Cheng Ying berkata:”Harus cepat memikirkan cara menyelamatkan bayi Zhao.” Lalu Cheng mengungkapkan rencanannya dengan Gongsun Chuiqiu, sambil menambahkan:”Aku bermaksud menukar anak kita dengan bayi Zhao

agar keluarga Zhao mempunyai keturunan. Menurutmu rencana ini baik apa

tidak?” Nyonya Wang ngeri, sambil menggelengkan kepalanya dia berkata:”Kita berdua hampir mendekati 50 tahun. Kita mempunyai seorang putra.Aku tak setuju rencanamu itu.”Cheng Ying mencoba membujuk tetapi

istrinya tidak setuju. Tak ada pilihan lain, ia berlutut.” “Demi keluarga Zhao,

kau jangan khawatir, kita akan mempunyai anak lagi.”Cheng Ying memohon

terus. (Low, C.C. 2011:146)

4.2.2.2 Cheng Ying Menguburkan Keluarga Zhao Dengan Layak

(21)

yang dibunuh secara massal oleh Tu Anjia.Lalu keluarga Zhao pun dikubur dengan layak disamping kuburan Zhao Dun.

Cheng Ying menjawab:”Aku sudah lama menjadi pengikut keluarga Zhao.

Tujuanku memberitahu tentang Gongsun Chiqiu agar aku tidak terlibat masalah ini.Aku tidak seharusnya melakukannya.Jika Tuan menganggap aku telah berjasa, aku ingin mengubur sisa keluarga Zhao dengan uang yang akan Tuan berikan padaku, hal ini akan menunjukkan rasa terimakasihku pada

keluarga Zhao.”Tu Anjia meluluskan permintaannya.Cheng Ying membeli lebih dari 300 peti mati dan menguburkan keluarga Zhao di samping kuburan Zhao Dun. (Low, C.C. 2011:165)

4.2.2.3 Cheng Ying Menolak Tawaran Tu Anjia Sebagai Pejabat

Tu Anjia menganggap Cheng Ying sangat membantunya untuk menumpas habis seluruh keturunan Zhao dan Tu Anjia juga merasa bahwa Cheng Ying sangat berjasa kepada Negara Jin. Oleh karena itu Tu Anjia menawarkan Cheng Ying untuk menjadi pejabat di Negara Jin, namun Cheng Ying menolak permintaan Tu Anjia.

Dia pergi mengucapkan terima kasihnya pada Tu. Tu Anjia menawarkan

padanya menjadi pejabat. Cheng Ying berkata sambil menangis:”Aku

melakukan sesuatu untuk melawan kebenaran karena aku tidak peduli pada apapun selain menyelamatkan diriku sendiri. Aku sangat malu untuk bertemu

dengan masyarakat Negara Jin.Mulai sekarang, aku akan pergi jauh dari sini.”

(Low, C.C. 2011:166) .

4.2.2.4 Cheng Ying Menolak Tawaran Jin Dao Gong

(22)

Setelah Tu Anjia sekeluarga dieksekusi, Cheng Ying dan Zhao Wu mengadakan upacara di depan makan Gongsun Chiqiu. Karena memikirkan kawan lamanya yang meninggal dengan mengenaskan dan mengorbankan diri untuk menyelamatkan orang lain, Cheng Ying menangis. Dia

berkata:”Kawanku, dendam keluarga Zhao telah dibalaskan. Susah payahmu

ternyata tidak sia-sia!”Sekembalinya ke Balairung, Jin Dao Gong mengangkat

Zhao Wu sebagai pejabat tinggi „sikou‟ menggantikan kedudukan Tu

Anjia.Dia juga menunjuk Cheng Ying sebagai Administrator Urusan Negara dan Militer. (Low, C.C. 2011:181)

Akan tetapi Cheng Ying menolak jabatan yang telah diberikan oleh Jin Dao Gong. Cheng Ying sama sekali tidak mengambil keuntungan dari apa yang telah dikerjakannya. Cheng Ying mengerjakan semuanya dengan iklas tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun.

Cheng Ying menolak penunjukan tersebut dan berkata:”Alasanku kenapa aku belum mati, karena Zhao Wu belum dewasa dan tidak seorangpun bisa membalas dendam keluarganya. Sekarang jabatan keluarga Zhao telah pulih kembali dan pihak berwenang telah membalaskan dendam keluarga Zhao, bagaimana aku bisa meraup harta dan membiarkan saudaraku Gongsun Chiqiu

mati sendiri?”(Low, C.C. 2011:182)

4.2.2.5 Cheng Ying Bunuh Diri

Setelah Cheng Ying menyelesaikan misinya untuk penyelamatan keturunan Zhao, Cheng Ying merasa hidupnya tidak berguna lagi dan berniat menyusul sahabatnya Gongsun Chiqiu.Karena alasannya hidup sampai saat ini adalah untuk menyelamatkan keturunan Zhao dari kepunahan, setelah misinya selesai Cheng Ying bunuh diri.

Selesai bicara, Cheng Ying menarik pedangnya dan menggorok tenggorokannya sendiri.Dia terjatuh seketika, Zhao Wu memeluk mayat Cheng Ying menangis keras-keras dengan sedihnya.Karena tidak dapat menahan rasa sedih, Jin Dao Gong dan Han Jue juga menangis. (Low, C.C. 2011:182)

4.2.3 Super Ego Cheng Ying

(23)

ditelan oleh Cheng Ying hanya semata-mata untuk menyelamatkan keluarga Zhao dari kepunahan serta untuk membuka jalan keadilan di Negeri Jin.Dengan terselamatkannya Zhao Wu mereka berharap, Tu Anjia dapat dihukum dengan setimpal, agar keadilan dapat ditegakkan di Negeri Jin.

4.2.3.1 Cheng Ying Merawat dan membesarkan Zhao Wu

Disinilah terlihatsuper ego dari Cheng Ying ketika Cheng Ying sudah menyelamatkan Zhao Wu, serta mengorbankan anaknya, lantas Cheng Ying tidak membiarkan anak itu hidup begitu saja tanpa bimbingan dan kasih sayang orang tua.Super ego yang terlihat dalam diri Cheng Ying adalah ketika Cheng Ying merawat serta membesarkan Zhao Wu selama 15 tahun.Setelah 15 tahun membesarkan Zhao Wu, kemudian Zhao Wu dibawa kembali ke istana, untuk menegakkan keadilan di Negeri Jin.Sungguh sangat mengharukan, mereka menyelamatkan keluarga Zhao dari kepunahan serta meneggakan keadilan di Negeri Jin dengan pengorbanan yang cukup besar.Keadilan di Negeri Jin terlihat ketika Tu Anjia mendapatkan hukuman dari raja yang memerintah pada saat itu.

Sesampainya di rumah, Cheng Ying segera berkemas dan membawa serta isterinya, sang inang dan Zhao Wu, kabur ke Yushan malam itu juga. Disana mereka menemukan sebuah gubuk dan menetap disitu.Waktu berlalu 15 tahun telah lewat.Putri Zhuang Ji dan Nyonya Wang (Istri Cheng Ying) telah meninggal dunia. Rambut Cheng Ying telah memutih karena kejadian tragis yang menimpanya dan juga karena ia harus mengasuh seorang anak yatim. (Low, C.C. 2011:170)

Sebagai penghargaan dan penghormatan atas jasa Cheng Ying dan Gongsun Chiqiu.Zhao Wu menguburkan Cheng Ying dan sisa tulang belulang Gongsun bersama-sama di Yushan dan mendirikan sebuah nisan dengan tulisan „Makam Dua

(24)

ini mampu membuat „kebaikan‟ mengakahkan „kejahatan‟, „kebenaran‟ mengalahkan „kesalahan‟ dan „kesetiaan‟ mengalahkan „penghianatan‟. Kelakuan mereka telah

menjadi buah bibir masyarakat selama berabad-abad di Zhongquo, dari generasi ke generasi hingga sekarang orang memuja Cheng dan Gongsun dan mengutuk Tu Anjia yang bejat dan kejam.

5.1 Faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya aspek psikologis tokoh Utama dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2

Munculnya gejala psikologis pada tokoh utama dalam Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 ini dipengaruhi oleh banyak faktor.Secara garis besar, faktor yang mempengaruhiyaitu faktor personal dan faktor situasional.Faktor personal adalah faktor yangberasal dari dalam individu itu sendiri.Adapun faktor situasional adalah faktoryang berasal dari luar individu.Berikut ini adalah faktor-faktor yangmempengaruhi psikologis tokoh utama dalam Novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2.

5.1.1 Faktor- Faktor Yang Melatarbelakangi Psikologis Tu Anjia

Dalam penelitian ini penulis sudah memaparkan bagaimana kondisi id, ego dan super ego yang dimiliki oleh Tu Anjia.Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kondisi psikologi Tu Anjia,yang mempengaruhi tindakan Tu Anjia dalam mengaplikasikan ego yang dimilikinya. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi psikologi Tu Anjia yaitu :

a. Tu Anjia sakit hati kepada keluarga Zhao

(25)

istana.Padahal semasa pemerintahan Jin Ling Gong, Tu Anjia menjabat sebagai pejabat tinggi negara.Bukan hanya sekedar pejabat tinggi Negara, Tu Anjia juga merupakan orang kepercayaan raja.

Dengan tidak adanya memegang jabatan untuk berkuasa, lantas Tu Anjia hidup seadanya sama seperti rakyat pada umumnya. Hal inilah yang tidak langsung memacu persilisihan antara Tu Anjia dengan keluarga Zhao. Tu Anjia selalu mengingat apa yang telah dirasakannya oleh karena perbuatan Zhao Zhuan yang membunuh Raja Jin Ling Gong.

Sakit hati yang dipendam oleh Tu Anjia lama kelamaan seperti bola salju, yang semakin lama semakin membesar.Yang tadinya Tu Anjia hanya dendam kepada Zhao Zhuan, kini merembes kepada seluruh keturunan Zhao.Tu Anjia merasa akar permasalahannya ada pada keluarga Zhao, itulah sebabnya Tu Anjia dengan segenap kemampuannya ingin membuat seluruh keluarga Zhao sengsara dan menderita bahkan sampai ingin memunahkan seluruh keturunan Zhao.

b. Tu Anjia Iri Kepada Keluarga Zhao

Rasa sakit hati yang dimiliki oleh Tu Anjia kepada keluarga Zhao yang belum sembuh malah semakin mendalam oleh karena Tu Anjia melihat seluruh keluarga Zhao mendapatkan tempat yang spesial di istana. Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Tu Anjia yang saat ini tidak dapat berbuat apa-apa Seluruh urusan kenegaraan Jin seluruhnya diserahkan kepada keluarga Jin.

(26)

menganggap berbeda oleh karena pada saat itu Tu Anjia hidup sengsara berbanding terbalik dengan apa yang pernah didapatkannya yang menjadi orang kepercayaan raja. Oleh karena rasa iri hati yang begitu mendalam, Tu Anjia lantas menggunakan berbagai cara untuk membalaskan semuanya. Tu Anjia ingin, apa yang telah dirasakan oleh Tu Anjia dapat dirasakan oleh keluarga Zhao. Malah harus melebihi apa yang telah dirasakan oleh Tu Anjia saat ini.

c. Tu Anjia Emosi

Oleh karena keadaan yang sangat mencekam yang dirasakan Tu Anjia begitu sangat mendalam.Tu Anjia Emosi dan gelap mata oleh karena keadaan tidak memihak kepadanya.Lantas waktu-waktu yang ditunggu oleh Tu Anjia telah didepan mata, Jin Jing Gong mengangkat Tu Anjia menjadi pejabat tinggi negara kembali.

Saat Jin Jing Gong naik tahta, Tu Anjia tidak ingin melewatkan saat-saat yang dinantikannya. Setelah beberapa saat menjadi pejabat tinggi negara, Tu Anjia selalu menarik perhatian raja, sehingga Raja Jin Jing Gong tertarik kepadanya dan Tu Anjia kembali menjadi orang kepercayaan di masa itu.

(27)

5.1.2 Faktor- Faktor Yang Melatarbelakangi Psikologis Cheng Ying

Dalam penelitian ini penulis sudah memaparkan bagaimana kondisi id, ego dan super ego yang dimiliki oleh Cheng Ying.Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kondisi psikologi Cheng Yingyang dapat mempengaruhi tindakan Cheng Ying dalam mengaplikasikan ego yang dimilikinya. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi psikologi Cheng Yingyaitu :

a. Cheng Ying ingin menegakkan keadilan

Cheng Ying merupakan orang yang sangat jujur dan memiliki pendirian, Cheng Ying tidak tega melihat keadaan keluarga Zhao yang dibabat habis oleh Tu Anjia padahal Cheng Ying sangat mengetahui dan memahami karakter keluarga Zhao yang sangat berbakti kepada Negara Jin. Oleh karena Cheng Ying ingin menegakkan keadilan di Negara Jin, lantas Cheng Ying berbuat sesuatu agar keadilan di tegakkan di Negara Jin.

Cheng Ying yang dibantu oleh Gongsun Chiqiu sahabatnya merencanakan sesuatu untuk menyelamatkan keturunan Zhao yang masih berada di kandungan Putri Zhuang Ji.Cheng Ying berharap, suatu saat nanti anak yang dikandungan Putri Zhuang Ji dapat menegakkan keadilan di Negara Jin. Kejahatan akan kalah dengan kebenaran, dan keadilan akan ditegakkan di Negara Jin.

b. Cheng Ying Menjunjung Tinggi Kebajikan

(28)
(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Setelah dilakukan penelitian pada novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2, ditemukan beberapa simpulan. Melalui teori psikoanalisisyang dikembangkan oleh Sigmund Freud yangmembagi sistem kepribadian menjadi 3 yaitu id, ego, dan superego, dapatdisimpulkan bahwa aspek psikologis dari Tu Anjia dan Cheng Ying sangat kuat. Berdasarkandaridata yang diperoleh dari Aspek Psikologi Tu Anjia, Ego Tu Anjia berjumlah 5 data, Id Tu Anjia berjumlah 3 data, sedangkan Super Ego Tu Anjia berjumlah 1 data. Hal ini menunjukkan bahwa Ego dari Tu Anjia sangat kuat dan dapat memenuhi id Tu Anjia sebanyak 3 data. Namun Super Ego yang dimiliki oleh Tu Anjia tidak berjalan sempurna untuk mengendalikan Id yang dimiliki Tu Anjia.

2. Munculnya gejala psikologis pada tokoh Tu Anjia dan Cheng Ying dalam Novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2, dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar,gejolak psikologisdari tokoh Tu Anjia dan Cheng Ying dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Faktor-faktor yang melatar belakangi psikologis Tu Anjia : 1. Tu Anjia sakit hati kepada keluarga Zhao

2. Tu Anjia Iri Kepada Keluarga Zhao 3. Tu Anjia Emosi

b. Faktor-faktor yang melatar belakangi psikologis Tu Anjia : 1. Cheng Ying ingin menegakkan keadilan

(30)

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat penulis rekomendasikan olehadalah sebagai berikut :

1. Novel Kumpulan Kisah Dong Zhou 2 tersebut masih perlu ditelitilebih lanjut. Novel ini mengandung nilai moral yang tinggi, karena penelitian dalam skripsi ini hanya terbatas pada aspek psikologis. Olehkarena itu, aspek moral dari novel ini sangat menarik untuk diteliti.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada masyarakat luas terkhusus kepadaMahasiswa/i Jurusan Program Studi Sastra Cina dalam menambah cakrawala berfikir dan meningkatkan pengetahuan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menelaah karya sastra khususnya masalah sastra.

4. Penulis sangat merasakan banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini dikarenakan waktu yang diberikan sangat terbatas serta kemampuan penulis dalam mendapatkan informasi, menyaring informasi serta mendeskripsikan informasi belum begitu sempurna.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan itu, kita perpanjangkan harapan agar koleksi Pak Yang yang besar dan sebahagiannya sudah tidak dapat dijumpai di tempat lain itu akan juga membuka mata kita sendiri,

Pihak yang terlibat dalam penyusunan POA BOK Berdasarkan hasil wawancara informan kunci dan informan biasa di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan perencanaan

Sedangkan mo- dum fold-out fire escape ladder juga tergolong praktis karena dapat dipasang pada facade bangunan sehing- ga pada saat darurat dapat langsung dipakai dari lantai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyediaan air bersih, ketersediaan jamban keluarga, pengolahan sampah, sarana pembuangan air limbah, dan perilaku

Salah satu kesulitan utama dalam perancangan kursi adalah seringkali posisi duduk dipandang sebagai gerak statik, padahal duduk lebih dapat di- katakan sebagai

Hasil penelitian yang dibuat mampu memberikan media informasi terhadap petani di Majalengka yang dapat memanfaatkan sampah menjadi pupuk, mengurangi tingkat

Pada dasarnya pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran harus mengacu pada dokumen pengadaan yang sudah ditetapkan, termasuk adendum dokumen pengadaan bila ada. Sehingga pada saat

Dengan menggabungkan media sudoku kedalam pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok Hidrokarbon diharapkan akan memberikan variasi terhadap penggunaan metode pembelajaran