52 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab yang keempat ini, hasil penelitian dan pembahasan akan membahas secara rinci mengenai 3 (tiga) bagian besar, yaitu (1) gambaran umum penelitian, (2) hasil penelitian, (3) pembahasan hasil penelitian. Berikut ini pembahasan secara khusus ketiga bagian-bagian besar tersebut.
4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1. Deskripsi Subjek Penelitian
53
SMA Kristen Satya Wacana mempunyai 18 kelas yang terdiri dari kelas X, XI dan XII. Peneliti mengambil kelas XII sebagai populasi penelitian yang terdiri dari 3 kelas IPA, 2 kelas IPS dan 1 kelas BAHASA. Penelitian dilaksanakan di kelas XII IPA 2 sebagai kelas uji validitas dan reliabilitas instrumen yang berjumlah 27 orang, kelas XII IPA 3 sebagai Di SMA Kristen Satya Wacana Jenis kelamin Kelas Uji
Validitas (XII
Kelas XII IPA 3 sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan metode STAD dan kelas XII IPA 1 sebagai kelas kontrol mendapat perlakuan dengan metode NHT dalam mata pelajaran PPKn dengan pokok bahasan Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.
4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
54
14.15-15.45 (Jam ke 8-9). Setelah diketahui soal yang valid dengan mengolah lewat aplikasi SPSS 21.00, peneliti menggunakan soal tersebut untuk pretes. Sedangkan pengujian penilaian diri dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen dengan pakar/ahli yang dalam penelitian ini adalah Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si (dosen), Dra. Nani Mediatati, M.Pd (dosen) dan Jatmiko Rahayu, S.Pd.,M.Hum (guru PPKn). Setelah mendapat masukan dari pakar tersebut, maka peneliti akan menggunakannya dalam menilai sikap.
Selanjutnya, tahap awal penelitian yaitu pretes aspek pengetahuan dilaksanakan pada Kamis 4 Agustus 2016 di kelas eksperimen dan Jumat 5 Agustus 2016 di kelas kontrol dengan masing-masing alokasi waktunya 2 x 45 menit. Kedua kelas tersebut diberikan pretes untuk mengetahui pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa sebelum mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode STAD dan NHT. Sedangkan, pretes aspek sikap dilaksanakan dengan observasi di kelas. Observasi dilakukan dengan bantuan guru untuk mengetahui sikap kelas eksperimen dan kelas kontrol secara klasikal.
55
Setelah mendapatkan perlakuan dengan metode STAD dan NHT, kedua kelas akan diberikan postes. Bentuk soal postes aspek pengetahuan sama dengan soal pretest yaitu pilihan ganda dengan beberapa perubahan pada soal. Sedangkan, postes aspek sikap dilakukan dengan mengarahkan siswa untuk mengisi lembar penilaian diri. Postes ini diberikan dengan tujuan untuk menganalisis perubahan hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran dengan pemberian perlakuan metode STAD dan NHT.
4.1.3. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pembelajaran kelas eksperimen mulai dilaksanakan pada Kamis, 4 Agustus 2016 sampai dengan Kamis, 8 September 2016. Sebelum siswa mendapatkan perlakuan dengan metode STAD, guru memberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan materi Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila. Setelah guru menyampaikan materi dilanjutkan dengan penjelasan mengenai metode STAD yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.
56
yang isinya yaitu (1) mengidentifikasi contoh perilaku yang menunjukkan penghormatan terhadap HAM di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan bernegara, (2) menganalisis kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Soal tersebut harus dikerjakan dengan menganalisis berdasarkan referensi yang ada (buku siswa kelas XII mapel PPKn, internet). Di dalam kelompok, setiap anggota dituntut berperan aktif dalam mengerjakan soal. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa kembali duduk tidak berkelompok. Guru melakukan umpan balik (feedback) mengenai pembelajaran. Setelah itu, siswa diminta mengerjakan kuis di akhir pembelajaran, kuis ini berguna untuk menentukan siswa yang akan diberi penghargaan. Kuis dilakukan setiap pertemuan, ada 3 (tiga) kuis yaitu di pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Di pertemuan terakhir, guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mempunyai nilai kuis tertinggi dari akumulasi nilai kuis 1, 2 dan 3.
57
membuat siswa lebih serius dalam mengikuti pembelajaran. Dari beberapa strategi yang dilakukan oleh guru, siswa yang kurang aktif dan menganggu proses pembelajaran dapat diatasi.
4.1.4. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Pembelajaran kelas kontrol mulai dilaksanakan pada Jumat, 5 Agustus 2016 sampai dengan Jumat, 9 September 2016. Sebelum siswa mendapatkan perlakuan dengan metode NHT, guru memberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan materi Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila. Setelah guru menyampaikan materi dilanjutkan dengan penjelasan mengenai metode NHT yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.
58
59
nomor lain untuk menanggapi jawaban siswa sebelumnya. Pada saat siswa menjawab pertanyaan guru memberikan skor untuk kelompok. Selanjutnya, Guru melakukan umpan balik (feedback) mengenai pembelajaran. Di pertemuan terakhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mempunyai skor tertinggi.
60
merupakan suatu trik yang digunakan guru untuk membangun keaktifan siswa di kelas. Guru juga menegur siswa yang menggangu proses pembelajaran dengan bertanya mengenai pembelajaran pada pertemuan tersebut. Dari beberapa strategi yang dilakukan oleh guru, siswa yang kurang aktif dan menganggu proses pembelajaran dapat diatasi.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Penilaian Aspek Pengetahuan 4.2.1.1. Hasil Pretes Aspek Pengetahuan
a. Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Hasil pretes kelas eksperimen diperoleh dari pretes aspek pengetahuan dalam bentuk soal pilihan ganda. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes di kelas eksperimen :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Eksperimen pretes_eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
61
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai pretes pada kelas eksperimen dapat diketahui bahwa 11 siswa dari 29 siswa atau 37,9 % pada kelas eksperimen mendapat nilai < 60, sedangkan 18 siswa lainnya atau 62,1 % mendapat nilai > 60. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen sebelum perlakuan metode STAD nilainya sudah banyak yang diatas 60.
Tabel 4.3
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau mean adalah 62.59. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
62
disebut range adalah 40 dengan simpangan baku atau standart deviation sebesar 12.721. Walaupun siswa belum mendapat
perlakuan dengan metode STAD, tetapi nilai tertinggi mencapai 85. Hal itu menunjukkan kelas eksperimen datanya tersebar secara merata.
b. Hasil Pretest Kelas Kontrol
Hasil pretes kelas kontrol diperoleh dari pretes aspek pengetahuan dalam bentuk soal pilihan ganda. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes di kelas kontrol :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Kontrol pretes_kontrol
Frequency Percent Valid
Percent
63
lebih banyak siswa yang mendapat nilai > 60 yaitu 71,5 %. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol sebelum perlakuan metode NHT nilainya sudah banyak yang diatas 60 dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen.
Tabel 4.5
Std. Error of Skewness .441
Kurtosis -1.225
Std. Error of Kurtosis .858
Range 35
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau mean adalah 66.25. Sedangkan median atau nilai tengah adalah
64
terendah dan nilai tertinggi atau sering disebut range adalah 35. Jika dibandingkan dengan hasil pretes kelas eksperimen, hasil pretes kelas kontrol lebih tinggi dilihat dari rata-rata hitung atau mean.
c. Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Pretest Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil analisis deskriptif diperoleh melalui pengolahan data menggunakan IBM SPSS 21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskriptif Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
pretes_ekperimen 29 45 85 62.59 12.721
pretes_kontrol 28 50 85 66.25 11.108
Valid N (listwise) 28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
65
dapat disimpulkan hasil pretes lebih tinggi kelas kontrol dibandingkan dengan kelas eksperimen.
d. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7
Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretes_ekperimen .152 28 .096 .921 28 .037
pretes_kontrol .142 28 .158 .933 28 .072
(Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi
data populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha yang berbunyi data populasi tidak
berdistribusi normal ditolak dan sebaliknya. Berdasarkan output hasil analisis normalitas data diatas, dapat
66
Berikut ini Histogram data hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Grafik 4.1
Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.2
Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol
67
e. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.8
Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
pretes_eksperimen_kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.143 7 20 .377 (Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat signifikansi sebesar 0,377 (> 0,05) maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen. f.Independent Sample T-test
68
sebesar 0,377 yang lebih besar dari signifikansi pengujian yaitu sebesar 0,005. Hal ini dapat disimpulkan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen. Karena kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen maka uji Independent Sample T-test dapat dilihat pada kolom Equal Variance Assumed (diasumsikan varian sama). Karena
menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05 Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Hipotesis untuk hasil pretes adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together
(NHT).
Ha : Ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together
69
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.9
Uji Independent Sample T-test Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Samples Test)
Berdasarkan output uji t (Independent Sample T-test) dapat diketahui Sig.(2-tailed) > 0,05, yaitu 0,252 > 0,05 artinya Ho yaitu tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT) diterima dan Ha yaitu ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered
Head Together (NHT).
t-test for Equality of Means
(2-70
4.2.1.2. Hasil Postes Aspek Pengetahuan a. Hasil Postes Kelas Eksperimen
Hasil postes kelas eksperimen diperoleh tes siswa yang telah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai postes di kelas eksperimen :
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Postes Eksperimen postes_eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
70 2 6.9 6.9 6.9
75 5 17.2 17.2 24.1
80 7 24.1 24.1 48.3
85 6 20.7 20.7 69.0
90 4 13.8 13.8 82.8
95 3 10.3 10.3 93.1
100 2 6.9 6.9 100.0
Total 29 100.0 100.0 (Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
71
Std. Error of Skewness .434
Kurtosis -.610
Std. Error of Kurtosis .845
Range 30
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau mean adalah 83.79. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
72
b. Hasil Postes Kelas Kontrol
Hasil postes kelas eksperimen diperoleh tes siswa yang telah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode NHT. Soal yang digunakan dalam postes hampir sama dengan pretes. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes di kelas kontrol :
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Postes Kontrol postes_kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent (Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
73
Std. Error of Skewness .441
Kurtosis -1.170
Std. Error of Kurtosis .858
Range 35
(Olahan data SPSS 21.00 Statistik)
Jadi tampak dari tabel diatas, harga rata-rata hitung atau mean adalah 83.93. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
74
c. Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Postest Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil analisis deskriptif diperoleh melalui pengolahan data menggunakan IBM SPSS 21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
Deskriptif Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
postes_eksperimen 29 70 100 83.79 8.308
postes_kontrol 28 65 100 83.93 11.655
Valid N (listwise) 28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
75
d. Uji Normalitas Postes Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol Uji normalitas untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.15
Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
postes_eksperimen .154 28 .086 .952 28 .221
postes_kontrol .135 28 .200* .925 28 .047 (Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha yang
berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak dan sebaliknya. Berdasarkan output hasil analisis normalitas data diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk postes kelas eksperimen adalah 0.086 dan pretes kelas kontrol 0.200. Karena signifikansi untuk seluruh kelas variabel > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa populasi data hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
76
Grafik 4.3
Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas) Grafik 4.4
Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol
77
e. Uji Homogenitas Postes Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.16
Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances
postes_eksperimen_kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.677 7 20 .172 (Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat signifikansi sebesar 0,172 ( > 0,05) maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen. f. Uji Hipotesis
78
menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05 Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Kemudian hipotesis yang diuji dalam Independent Sample T-tes adalah sebagai berikut :
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
Ha: Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
79
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.17
Uji Independent Sample T-test Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
80
Numbered Head Together (NHT) diterima dan Ha yaitu ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT) ditolak. Walaupun hasil postes menunjukkan rata-rata kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen, tetapi berdasarkan uji hipotesis tidak menunjukkan adanya perbedaan. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT).
4.2.2. Hasil Penilaian Aspek Sikap 4.2.2.1. Hasil Pretes Aspek Sikap
a. Hasil Pretes Kelas Eksperimen
81
Tabel 4.18 Lembar Observasi Sikap Kelas Eksperimen Sikap Tanggung jawab
Langkah metode Aspek sikap Nilai
Penyajian materi Siswa mendengarkan penjelasan materi
64
Siswa menanggapi perintah dari guru
68 Siswa mengerjakan tugas individu
67
Sikap Gotong Royong
Langkah metode Aspek sikap Nilai
Diskusi kelompok Siswa aktif dalam diskusi 67 Siswa membantu teman yang belum memahami materi
63
Sikap Toleransi
Langkah metode Aspek sikap Nilai
Diskusi kelompok Siswa menghormati keputusan bersama
72 Siswa bersedia berkelompok dengan teman yang berbeda suku, budaya dan agama
70
Penilaian didasarkan oleh pendapat Widoyoko (2012 : 116) : Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69) dan Kurang (kurang dari 60%).
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kelas eksperimen sikap tanggung jawab berada pada kriteria Cukup, sikap gotong royong berada pada kriteria Cukup dan sikap toleransi berada pada kriteria Baik. Ini menunjukkan bahwa kemampuan awal sikap masih berada pada kriteria Cukup dan Baik.
b. Hasil Pretes Kelas Kontrol
82
Tabel 4.19 Lembar Observasi Sikap Kelas Kontrol Sikap Tanggung jawab
Langkah metode Aspek sikap Nilai
Penyajian materi Siswa mendengarkan penjelasan materi
62
Siswa menanggapi perintah dari guru
65 Siswa mengerjakan tugas individu
64
Sikap Gotong Royong
Langkah metode Aspek sikap Nilai
Diskusi kelompok Siswa aktif dalam diskusi 66 Siswa membantu teman yang belum memahami materi
68
Sikap Toleransi
Langkah metode Aspek sikap Nilai
Diskusi kelompok Siswa menghormati keputusan bersama
71 Siswa bersedia berkelompok dengan teman yang berbeda suku, budaya dan agama
73
Penilaian didasarkan oleh pendapat Widoyoko (2012 : 116) : Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69) dan Kurang (kurang dari 60%).
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kelas eksperimen sikap tanggung jawab berada pada kriteria Cukup, sikap gotong royong berada pada kriteria Cukup dan sikap toleransi berada pada kriteria Baik. Ini menunjukkan bahwa kemampuan awal sikap masih berada pada kriteria Cukup dan Baik.
83
normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.20
Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretes_kontrol .172 7 .200* .960 7 .820
pretes_eksperimen .178 7 .200* .964 7 .849 (Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha
84
Berikut ini Histogram data hasil penilaian sikap kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Grafik 4.5
Uji Normalitas Pretes Aspek Sikap Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.6
Uji Normalitas Pretes Aspek Sikap Kelas Kontrol
85
d. Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.21
Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances penilaiansikap_eksperimen_kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.205 8 16 .065 (Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat signifikansi sebesar 0,065 (> 0,05) maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen.
e. Independent Sample T-test
Independent Sample T-test ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun kriteria penngujian berdasarkan signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
86
Hipotesis untuk hasil pretes adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan awal sikap antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT).
Ha : Ada perbedaan kemampuan awal sikap antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT).
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.22
Uji Independent Sample T-test Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol f.
(Olahan data SPSS 21.00 Independen Samples Test)
Berdasarkan output uji t (Independent Sample T-test) dapat diketahui Sig.(2-tailed) > 0,05, yaitu 0,152 > 0,05 artinya Ho yaitu tidak ada perbedaan kemampuan awal sikap antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran STAD dan NHT diterima dan Ha yaitu ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
(2-87
pembelajaran STAD dan NHT ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran STAD dan NHT.
4.2.2.2. Hasil Postes Aspek Sikap
a. Hasil Postes Kelas Eksperimen
Hasil penilaian sikap kelas eksperimen diperoleh lembar penilaian diri siswa. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai sikap di kelas eksperimen.
Tabel 4.23
Distribusi Frekuensi Postes Sikap Eksperimen sikap_eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
88
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua siswa pada kelas eksperimen mendapat nilai > 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap kelas eksperimen rata-rata baik jika dibandingkan dengan hasil observasi, seperti yang dikemukakan oleh Widoyoko (2012 : 116) : Sangat Baik (80 – 100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69) dan Kurang (kurang dari 60%).
Tabel 4.24
Statistik Penilaian Sikap Kelas Eksperimen Statistics
89
b. Hasil Postes Kelas Kontrol
Hasil penilaian sikap kelas kontrol diperoleh lembar penilaian diri siswa. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai sikap di kelas eksperimen :
Tabel 4.25
Distribusi Frekuensi Penilaian Sikap Kontrol sikap_kontrol
Frequency Percent Valid
Percent (Olahan data SPSS 21.00 Distribusi Frekuensi)
90 Tabel 4.26
91
c.Analisis Deskriptif Rata-rata Hasil Penilaian Sikap Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil analisis deskriptif diperoleh melalui pengolahan data menggunakan IBM SPSS 21.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.27
Deskriptif Nilai Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kontrol Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
sikap_eksperimen 29 74 96 85.93 6.135
sikap_kontrol 28 73 93 83.14 4.972
Valid N (listwise) 28
(Olahan data SPSS 21.00 Deskriptif Statistik)
92
d. Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari 50 data, yaitu 57 siswa.
Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.28
Uji Normalitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
sikap_eksperimen .085 28 .200* .960 28 .345
sikap_kontrol .190 28 .110 .946 28 .153 (Olahan data SPSS 21.00 Normalitas)
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal dapat diterima. Sehingga Ha yang
93
Berikut ini Histogram data hasil penilaian sikap kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Grafik 4.7
Uji Normalitas Postes Aspek Sikap Kelas Eksperimen
(Olahan data SPSS 21.00 Grafik Normalitas)
Grafik 4.8
Uji Normalitas Postes Aspek Sikap Kelas Kontrol
94
e.Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi data adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama dan sebaliknya. Berikut tabel uji homogenitas hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.29
Uji Homogenitas Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances penilaiansikap_eksperimen_kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.205 8 16 .085 (Olahan data SPSS 21.00 Homogenitas)
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat signifikansi sebesar 0,085 (> 0,05) maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama atau homogen. f.Uji Hipotesis
95
pada kelas eksperimen dan metode NHT pada kelas kontrol terhadap hasil belajar siswa kelas XII SMA. Karena menggunakan uji dua sampel maka signifikansi dapat dilihat pada Sig.(2-tailed). Adapun kriteria penngujian berdasarkan signifikansi T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05 Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Hipotesis untuk hasil penilaian sikap adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
Together (NHT).
Ha : Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
96
Berikut adalah output Independent Sample T-test kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.30
Uji Independent Sample T-test Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui rata-rata (mean) hasil penilaian sikap kelas eksperimen sebesar 85,93 sedangkan hasil belajar kelas kontrol 83,14. Dapat dilihat hasil t sebesar 1.881 dengan df = 55. Pada kolom equal variances assumed diketahui sig. > 0,05 yaitu 0,65 yang berarti Ho yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head
97
signifikan hasil belajar aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT) ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT).
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis kelas eksperimen dan kelas kontrol diatas menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan dan aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT). Dari hasil uji-T didapatkan nilai t untuk
postes (aspek pengetahuan) sebesar -0,051 dengan df = 55. Pada kolom equal variances assumed diketahui sig. > 0,05 yaitu 0,96 yang berarti Ho yaitu tidak
98
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT) diterima dan Ha yaitu ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together (NHT) ditolak. Sedangkan, nilai t untuk aspek sikap sebesar 1.881 dengan df = 55. Pada kolom equal variances assumed diketahui sig. > 0,05 yaitu 0,65 yang berarti Ho yaitu tidak
ada perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana Kota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Mata Pelajaran PPKn dengan menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Head Together
99
Berdasarkan langkah-langkah dari dua metode tersebut (STAD dan NHT) menunjukkan beberapa langkah yang hampir sama. Yaitu penyampaian materi secara klasikal, pembagian kelompok, pemberian tugas, diskusi kelompok, adanya kuis dan pemberian penghargaan (Slavin, 2005 : 249-251; Kagan, 2009 : 21). Selain itu, kedua metode memiliki keunggulan yang hampir sama. Metode STAD merupakan suatu metode yang memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi tentang materi pembelajaran yang lebih matang dan penyampaian hasil diskusi kelompok dilakukan oleh semua anggota kelompok bertujuan agar semua anggota kelompok memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Sedangkan metode NHT menekankan kerjasama siswa pada saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru sehingga dimungkinkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran PPKn dan penyampaian hasil diskusi oleh siswa dengan nomor yang ditunjuk guru.
Metode STAD menurut Sulasmono (dalam Hermianto, 2012 : 59) memiliki kelebihan memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap dan ketrampilan informasi, perilaku sosial, memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, menungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai sosial dan komitmen, dan menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
100
mencari informasi dari buku dan internet. Berdasarkan beberapa hal tersebut, akan membantu siswa memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa mencapai nilai yang maksimal.
Selanjutnya, menurut Nafisah (2011 : 13-14) kelebihan NHT antara lain adanya keterlibatan total semua siswa, meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok, memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, siswa yang pandai mengajari yang kurang pandai.
Kondisi ini juga terjadi dalam proses pembelajaran di kelas XII IPA 1 sebagai kelas kontrol. Pada saat berkumpul pada kelompok siswa dituntut untuk tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Siswa dapat membagikan ide dalam menjawab pertanyaan dalam kelompok agar semua anggota kelompok memahami materi. Hal tersebut akan membantu siswa memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa mencapai nilai yang maksimal
101
tidak ada perbedaan peningkatan yang signifikan antara metode STAD dan NHT dalam hal hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 14 Yogyakarta. Selanjutnya, penelitian Ardian (2014) bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT dengan STAD pada materi pesawat sederhana di kelas V SD NEGERI 62 BANDA ACEH dengan hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang menggunakan model pembelajaran NHT.
Sedangkan keempat penelitian yang relevan lainnya tidak sejalan dengan penelitian ini karena hasilnya berbeda yaitu ada perbedaan penggunakan metode STAD dan NHT terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn. Pertama, penelitian Megawati Irmadani (2013) bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa yang belajar dengan metode pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan tipe Numbered Head Together (NHT) pada siswa Kelas X SMA Negeri 7 Padang
102