• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN ANALISA DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL DAN ANALISA DATA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN ANALISA DATA

A. HASIL PENDATAAN

Hasil Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS ) dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Tahun

2016 secara keseluruhan dapat dilaporkan sebagai berikut :

1. Data Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

1. Anak Balita Terlantar : 1826 Anak 7. Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus : 18 Anak

8. Lanjut Usia Terlantar : 46242 Orang

15. Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan : 209 Orang 16. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) : 2834 Orang 17. Korban Penyalahgunaan NAPZA : 468 Orang

18. Korban Trafficking : 1 Orang

19. Korban Tindak Kekerasan : 735 Orang

20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial : 329 Orang

(2)

22. Korban Bencana Sosial : 115 Orang 23. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi : 12840 Orang 24. Fakir Miskin PPLS 2011 : 361,081 Keluarga

Keluarga fakir miskin : 132,238 Keluarga

Keluarga miskin : 114,452 Keluarga

Keluarga hampir miskin : 114,391 Keluarga 25. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis : 4932 Keluarga

2. Data Jumlah Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial

1. Pekerja Sosial Profesional : 0 Orang

6. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga : 12 Lembaga

7. Keluarga Pioner : 30 Keluarga

8.

Wahana Kesejahteraan Sosial Keluarga Berbasis

Masyarakat : 163 Lembaga

9. Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial : - Orang

10. Penyuluh sosial : 5 Orang

11. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan : 78 Orang

(3)

B. ANALISA MENURUT PERSEBARAN

Berdasarkan hasil rekapitulasi data mulai dari tingkat desa/kelurahan serta tingkat kecamatan, dapat diketahui angka persebaran populasi dari 25 jenis PMKS di masing-masing kabupaten/kota beserta persentasenya sebagaimana tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 1. Persebaran 25 Jenis PMKS Menurut Kabupaten/Kota

Jumlah Persenta

2 ABT 336 18.40% 583 31.93% 496 27.16% 366 20.04% 45 2.46% 1826

3 ADK 821 26.53% 938 30.31% 503 16.25% 604 19.52% 229 7.40% 3095

4 AJ 170 51.99% 50 15.29% 18 5.50% 62 18.96% 27 8.26% 327

5 AKTK 2 11.11% 7 38.89% 4 22.22% 5 27.78% 0 0.00% 18

6 AMPK 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 18 100.00% 0 0.00% 18

7 AT 2393 16.56% 4211 29.14% 3884 26.88% 3655 25.29% 307 2.12% 14450

8 BWBLP 121 57.89% 10 4.78% 41 19.62% 21 10.05% 16 7.66% 209

9 FM 112300 31.10% 99277 27.49% 52895 14.65% 76356 21.15% 20253 5.61% 361081

10 GEL 36 21.05% 41 23.98% 18 10.53% 58 33.92% 18 10.53% 171

11 KBA - 1050

12 KBS 115

13 KBSP 1219 24.72% 1380 27.98% 718 14.56% 1430 28.99% 185 3.75% 4932

14 KM 0 0.00% 1 0.06% 0 0.00% 1 0.06% 0 0.00% 1541

15 KPN 96 20.51% 57 12.18% 28 5.98% 184 39.32% 103 22.01% 468

17 KT 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 1 100.00% 1

18 KTK 119 16.19% 254 34.56% 110 14.97% 185 25.17% 67 9.12% 735

19 LUT 10035 21.70% 18366 39.72% 8793 19.02% 7289 15.76% 1759 3.80% 46242

20 ODHA 785 27.70% 243 8.57% 165 5.82% 817 28.83% 824 29.08% 2834

21 PD 6195 23.67% 7297 27.88% 4862 18.57% 6098 23.30% 1725 6.59% 26177

22 PEM 145 32.22% 106 23.56% 42 9.33% 84 18.67% 73 16.22% 450

23 PENG 30 20.00% 36 24.00% 25 16.67% 24 16.00% 35 23.33% 150

24 PMBS 50 15.20% 75 22.80% 66 20.06% 103 31.31% 35 10.64% 329

25 PRSE 2914 22.69% 4048 31.53% 1999 15.57% 2705 21.07% 1174 9.14% 12840

(4)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penyandang masalah kesejahteraan sosial secara umum lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Hal ini terlihat dari tingginya angka persentase dari berbagai macam jenis PMKS pada level Provinsi. Terdapat 10 jenis PMKS dimana persentasi tertinggi berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul, yaitu :

(1) AT sekitar 29,14 % (2) ABT sekitar 31,93 %

(3) Anak yang Mengalami Tindak Kekerasan sekitar 38,89% (4) ADK sekitar 30,31%

(5)LUT sekitar 39,72% (6)PD sekitar 27,88 % (7)TS sekitar 38,96%

(8)Korban Tindak Kekerasan sekitar 34,56% (9)Pengemis 24,00 %

(10) PRSE sekitar 31,53 %

Sementara itu untuk beberapa jenis PMKS yang lain, Gunungkidul juga memiliki populasi ataupun persentase yang cukup tinggi (urutan kedua level provinsi), yaitu :

(1) Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi 21,46% (2) Fakir Miskin sekitar 27, 49%

(5)

untuk lingkup DIY mencapai angka 24,44%, hampir sama dengan Kabupaten Kulon Progo yang mencapai angka 24,65%. Sementara untuk Kabupaten Bantul mencapai 17,64%. Baik Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul maupun Bantul, ketiganya berada di atas garis kemiskinan Provinsi (14,15%) dan garis kemiskinan Nasional (17,64%).

Sementara itu, populasi tertinggi untuk jenis, Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Gelandangan (GEL), Orang dengan HIV atau AIDS (ODHA), Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis (KBSP), Korban Penyalahgunaan Napza (KPN) dan Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) berada di Kabupaten Sleman, dengan angka persentase sebagai berikut :

(1) GEL sekitar 33,92%

(2) Anak Yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) sekitar 42,93% (3) KBSP sekitar 28,99%

(4) ODHA sekitar 42,93% (5) PMBS sekitar 31,31% (6) KPN sekitar 39,32%

Selain itu, persentase jenis PMKS berupa Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), Anak Korban Tindak Kekerasan (Anak dgn KTK), dan Korban Tindak Kekerasan (KTK) di wilayah Kabupaten Sleman di banding wilayah Kabupaten/Kota yang lain juga tergolong cukup tinggi, meskipun bukan yang paling tinggi di tingkat Provinsi, sebagai berikut :

(1) AT sekitar 25,29%

(2) Anak KTK sekitar 27,78% (3) KTK sekitar 25,17% (4) PMBS sekitar 21,83%

(6)

dengan latar belakang sosial yang berbeda-beda. Selain itu, juga dengan banyaknya wisatawan asing maupun domestik yang datang dengan latar belakang budaya yang sangat berbeda menyebabkan wilayah menjadi sangat rawan terhadap permasalahan penyalahgunaan NAPZA. Penggunaan NAPZA inilah yang disinyalir merupakan salahsatu pintu masuk HIV AIDS dan pemicu perkelahian antar pelajar. Hal ini membuat kedua jenis PMKS itu menjadi cukup menjadi tinggi dalam persentase.

Sementara itu, untuk populasi jenis Anak Jalanan (AJ), dan Pemulung (PEM) dan Bekas Warga Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Bantul dengan persentase masing-masing adalah :

(1) AJ sekitar 51,99% (2) PEM sekitar 32,22% (3) BWBP sekitar 57,89%

Disamping itu, Kabupaten Bantul juga memiliki angka PMKS yang cukup tinggi kedua di DIY untuk kategori: (1) LUT sekitar 21,70%

(2) ODHA sekitar 27,70% (3) ADK sekitar 26,53% (4) ABH sekitar 23,37% (5) PD sekitar 23,67% (6) PRSE sekitar 22,69% (7) TS sekitar 21,82%

Data di atas menunjukkan bahwa masalah kesejahteraan sosial di wilayah Bantul masih cukup tinggi sehingga membutuhkan perhatian yang serius.

(7)

(1) ABT sekitar 27,16 % (2) AT sekitar 26,88 % (3) PMBS sekitar 20,06% (4) LUT sekitar 19,02%

Sementara itu, Kota Yogyakarta yang merupakan wilayah terpadat di DIY (12.017 jiwa/km2) dengan jumlah penduduk 388.627 jiwa saat ini, memiliki persentasi tinggi di DIY untuk jenis permasalahan sosial berupa ODHA (sekitar 29,08%) dan Pengemis sekitar 23,33%.

(8)

Persebaran Jenis PMKS di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. Jenis

PMKS

BTL GK KP SLM YK Jumlah

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

(9)

Persebaran Jenis PMKS Menurut Kecamatan di Kabupaten Bantul

BLP BNT BTL DLG IMG JTS KRT KSH PDG PDK PJG PLT PYG SDN SDY SRD SWN

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

1 ABH 1 7 0 3 3 1 0 9 1 0 3 2 1 0 4 1 7 43

13 LUT 663 659 338 941 1093 718 361 533 397 625 501 604 399 950 310 541 402 10035

14 PD 322 501 332 244 427 439 352 401 328 586 317 289 276 353 289 194 545 6195

15 PEM 6 25 2 1 33 4 8 12 3 4 3 10 2 7 16 1 8 145

16 PENG 2 4 1 0 2 2 0 1 2 2 1 6 0 5 0 0 2 30

17 PMBS 5 2 0 3 14 1 1 8 1 2 1 8 0 0 1 2 1 50

18 PRSE 144 203 180 217 341 140 87 246 113 125 140 144 205 216 147 110 156 2914

19 TS 1 13 3 8 15 1 13 1 1 4 2 8 0 6 0 8 0 84

No. Jenis PMKS

(10)

Persebaran Jenis PMKS Menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul

GDS GSB KRM NGL NGW PGG PLN PLY PNJ PTK PWS RKP SMN SMN SPT TJS TPS WNS

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

1 ABH 3 1 0 0 1 0 2 5 1 2 1 0 0 0 0 0 0 5 21

12 LUT 1099 701 1145 773 725 462 1613 1028 1543 1053 495 749 2436 1250 822 632 484 1356 18366

(11)

Persebaran Jenis PMKS Menurut Kecamatan di Kabupaten Kulonprogo

GL GM KB KO LN NG PJ PNG SMG STL TMN WTS

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

1 ABH 2 2 7 0 0 1 0 8 0 2 1 1 24

12 LUT 931 808 562 883 822 579 648 917 702 1016 448 477 8793

(12)

Persebaran Jenis PMKS Menurut Kecamatan di Kabupaten Sleman

BR CNK DPK GDN GMP KAL MIN MLT MYD NGK NGP PKM PRB SLM SYG TMP TR Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Gambar

Tabel 1. Persebaran 25 Jenis PMKS Menurut Kabupaten/Kota

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value added bagi perusahaan dalam hal ini disebut dengan VAIC yang kemudian dapat mendorong kinerja

Menurutnya peranikahan adat Jawa khususnya yang terjadi di Kecamatan Tanjung Bintang yang diawali dari lamaran ini adalah sesuai dengan ajaran Islam bahwa sebelum

(2) Ketentuan lebih lanjut pola lin k ag e sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua

Identifikasi lokasi terjadinya abrasi dan akresi pantai dilakukan dengan menumpang- susunkan (overlay) garis pantai terlama dengan garis pantai terkini. Hasil tumpang- susun

Demikian acara tasyakuran kelulusan anak kelas XII,sebelum berpisah saya ucapkan terimakasih bapak dan ibu guru, serta teman-teman yang telah bersedia hadir dan mengikuti

Menurut laporan Adnyana (2003), sistem agribisnis ternak sapi potong dengan memanfaatkan hasil limbah pertanian di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mampu

Sampel pada penelitian eksperimental ini adalah ekstrak bawang putih ( Allium sativum Linn ) yang dibuat dengan cara maserasi.. Hasil : Hasil untuk uji aktivitas antibakteri

Perseroan mengajukan usul kepada RUPST untuk menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2020 termasuk didalamnya Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Direksi mengenai