• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siloam Hospitals | Investor Relations - Financial Statements - Rumah Sakit Siloam Hospitals id fs q2 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Siloam Hospitals | Investor Relations - Financial Statements - Rumah Sakit Siloam Hospitals id fs q2 2015"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasian Interim

Tanggal 30 Juni 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) serta

Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir

(2)

Final Draft/31-Jul-15, For Discussion Only

Paraf:

Daftar Isi Halaman

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Keuangan Konsolidasian Interim

Tanggal 30 Juni 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) serta Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir

Pada Tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Interim 1

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian Interim 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Interim 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian Interim 5

(3)
(4)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

ASET Catatan 30 Juni 2015 31 Desember 2014 *)

Rp Rp

ASET LANCAR

Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e, 2.f, 2.r, 3, 10, 32, 33 217.143.795.999 279.958.770.048

Piutang Usaha 2.r, 2.u, 4, 33

Pihak Berelasi 2.f, 10 8.348.153.055 3.549.747.601

Pihak Ketiga 494.909.250.778 389.096.670.786

Aset Keuangan Lancar Lainnya 2.r, 5, 33 9.946.720.134 9.435.126.642

Persediaan 2.g, 2.k, 6 121.554.050.715 105.857.883.964

Pajak Dibayar di Muka 2.q, 7.a 6.991.423.747 6.991.423.747

Beban Dibayar di Muka 2.h, 8 72.997.230.763 45.907.747.875

Jumlah Aset Lancar 931.890.625.191 840.797.370.663

ASET TIDAK LANCAR

Uang Muka 9 83.820.338.404 84.624.464.968

Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha 2.f, 2.r, 10, 33 29.800.572.325 1.341.961.213

Aset Tetap 2.i, 2.k, 2.u, 12 1.603.357.594.386 1.589.306.930.919

Goodwill 2.l, 2.m, 13.a 282.568.092.907 282.568.092.907

Aset Takberwujud 2.m, 2.u, 13.b 10.417.823.910 9.605.766.175

Aset Pajak Tangguhan 2.q, 7.d 24.650.185.734 22.442.922.330

Aset Non-keuangan Tidak Lancar Lainnya 11 11.057.411.664 13.398.002.929

Jumlah Aset Tidak Lancar 2.045.672.019.330 2.003.288.141.441

JUMLAH ASET 2.977.562.644.521 2.844.085.512.104

Total Aset Tidak Lancar

TOTAL ASET

(5)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

Rp Rp

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang Usaha - Pihak Ketiga 2.r, 14, 33 216.851.159.707 192.762.995.806

Utang Bank Jangka Pendek 2.r, 17, 33 2.957.384.394 3.540.195.011

Beban Akrual 2.f, 2.r, 10, 16, 33 211.351.303.689 145.004.370.941

Uang Muka Pasien 2.p 22.984.881.918 14.914.613.299

Utang Pajak 2.q, 7.b 34.237.299.989 33.130.693.777

Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 2.r, 15, 33 64.740.836.229 64.476.339.112 Bagian Lancar atas Utang Bank Jangka Panjang 2.r, 17, 33 12.786.401.133 12.435.856.488 Bagian Lancar atas Laba yang Ditangguhkan

atas Transaksi Jual dan Sewa Balik 2.j, 18, 36.a 11.897.445.548 11.897.445.548

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 577.806.712.607 478.162.509.982

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang Bank Jangka Panjang 2.r, 17, 33 24.041.740.149 30.525.083.739

Utang Pihak Berelasi Non-Usaha 2.f, 2.r, 10, 33 416.491.944.412 415.813.668.549

Laba yang Ditangguhkan atas Transaksi Jual dan Sewa Balik 2.j, 18, 36.a 112.976.839.099 118.909.263.993

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 2.n, 19 118.127.486.841 118.858.564.915

Liabilitas Pajak Tangguhan 2.q, 7.d 29.567.772.738 28.147.868.966

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 701.205.783.239 712.254.450.162

Jumlah Liabilitas 1.279.012.495.846 1.190.416.960.144

EKUITAS

Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

Modal Saham - Nilai Nominal Rp100 per Saham Modal Dasar: 4.000.000.000 Saham

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1.156.100.000 Saham 20 115.610.000.000 115.610.000.000

Tambahan Modal Disetor - Neto 2.o, 21 1.289.664.515.321 1.289.664.515.321

Selisih Nilai Transaksi dengan Pihak Nonpengendali 22 (35.431.929.892) (25.748.354.393)

Saldo Laba 337.338.309.133 281.300.384.006

Pendapatan Komprehensif Lainnya 2.n, 39 (12.622.920.294) (12.622.920.294)

Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada

Pemilik Entitas Induk 1.694.557.974.268 1.648.203.624.640

Kepentingan Nonpengendali 2.c, 25 3.992.174.407 5.464.927.320

Jumlah Ekuitas 1.698.550.148.675 1.653.668.551.960

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.977.562.644.521 2.844.085.512.104

(6)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

Catatan (6 Bulan) (6 Bulan)

Rp Rp

OPERASI YANG DILANJUTKAN

PENDAPATAN 2.p, 26 1.986.959.843.471 1.567.853.446.208

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2.p, 27 (1.420.884.116.579) (1.136.251.925.085)

LABA BRUTO 566.075.726.892 431.601.521.123

Beban Usaha 2.f, 2.p, 10, 28 (429.512.821.928) (351.618.622.426)

Lain-lain - Neto (16.169.109.881) (4.944.454.082)

LABA USAHA 120.393.795.083 75.038.444.615

Penghasilan Bunga 29 3.097.929.853 8.972.372.520

Beban Keuangan 29 (27.996.934.632) (31.361.107.735)

LABA SEBELUM PAJAK 95.494.790.304 52.649.709.400

Beban Pajak 2.q, 7.c (33.683.273.933) (8.087.108.090)

LABA PERIODE BERJALAN 61.811.516.371 44.562.601.310

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA --

--JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 61.811.516.371 44.562.601.310

LABA PERIODE BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 62.049.645.135 46.136.872.059

Kepentingan Nonpengendali 2.c (238.128.764) (1.574.270.749)

61.811.516.371 44.562.601.310

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 62.049.645.135 46.136.872.059

Kepentingan Nonpengendali 2.c (238.128.764) (1.574.270.749)

61.811.516.371 44.562.601.310

LABA PER SAHAM

Dasar, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada

(7)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

Modal Saham Jumlah Ekuitas yang Kepentingan Jumlah

Selisih Nilai Yang telah Ditentukan Yang belum Ditentukan Jumlah Pendapatan dapat Diatribusikan Nonpengendali Ekuitas Transaksi Selisih Nilai Selisih Nilai Penggunaannya Penggunaannya Komprehensif kepada Pemilik

dengan Perubahan Transaksi Lainnya Entitas Induk

Entitas Transaksi Dengan pihak

Agio Sepengendali - Ekuitas Nonpengendali

Saham Neto Entitas Anak Jumlah

Catatan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013 115.610.000.000 1.312.722.950.000 (11.329.652.726) (11.728.781.953) 1.289.664.515.321 -- -- 206.108.534.831 206.108.534.831 -- 1.611.383.050.152 27.608.728.827 1.638.991.778.979

Perubahan Ekuitas pada Periode 30 Juni 2014

Kepentingan Nonpengendali -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- (1.445.559.093) (1.445.559.093) Jumlah Laba Komprehensif Periode Berjalan -- -- -- -- -- -- -- 46.136.872.059 46.136.872.059,00 -- 46.136.872.059 (1.574.270.749) 44.562.601.310

SALDO PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 115.610.000.000 1.312.722.950.000 (11.329.652.726) (11.728.781.953) 1.289.664.515.321 -- -- 252.245.406.890 252.245.406.890 -- 1.657.519.922.211 24.588.898.985 1.682.108.821.196

SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 115.610.000.000 1.312.722.950.000 (11.329.652.726) (11.728.781.953) 1.289.664.515.321 (25.748.354.393) 23.100.000.000 245.577.463.712 268.677.463.712 1.648.203.624.640 5.464.927.320 1.653.668.551.960

Penyesuaian PSAK 24 (revisi 2013)

39 -- -- -- -- -- -- -- 12.622.920.294 12.622.920.294 (12.622.920.294) -- --

--SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 115.610.000.000 1.312.722.950.000 (11.329.652.726) (11.728.781.953) 1.289.664.515.321 (25.748.354.393) 23.100.000.000 258.200.384.006 281.300.384.006 (12.622.920.294) 1.648.203.624.640 5.464.927.320 1.653.668.551.960

(Setelah Penyajian Kembali)

Perubahan Ekuitas pada Periode 30 Juni 2015

Dividen 23 -- -- -- -- -- -- -- (6.011.720.008) (6.011.720.008) -- (6.011.720.008) -- (6.011.720.008) Kepentingan Nonpengendali -- -- -- -- -- (9.683.575.499) -- -- -- -- (9.683.575.499) (1.234.624.148) (10.918.199.648) Jumlah Laba Komprehensif Periode Berjalan -- -- -- -- -- -- -- 62.049.645.135 62.049.645.135 -- 62.049.645.135 (238.128.764) 61.811.516.371

SALDO PADA TANGGAL 30 JUNI 2015 115.610.000.000 1.312.722.950.000 (11.329.652.726) (11.728.781.953) 1.289.664.515.321 (35.431.929.892) 23.100.000.000 314.238.309.133 337.338.309.133 (12.622.920.294) 1.694.557.974.268 3.992.174.407 1.698.550.148.675 Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Entitas Induk

(8)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

Final Draft/31-Jul-15, 5 paraf:

(6 Bulan) (6 Bulan)

Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari Pelanggan 1.884.419.126.661 1.510.897.008.608

Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga Lainnya (1.405.846.438.318) (1.121.485.860.994)

Pembayaran kepada Manajemen dan Karyawan (328.324.280.724) (256.027.039.218)

Arus Kas Diperoleh dari Operasi 150.248.407.619 133.384.108.396

Pembayaran Beban Keuangan - Neto (6.201.166.363) (1.601.801.774)

Pembayaran Pajak Penghasilan (10.365.126.747) (12.662.204.566)

Arus Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi 133.682.114.509 119.120.102.056

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembayaran Uang Muka Pembelian Aset Tetap dan Lainnya (20.724.511.303) (42.258.097.006)

Aset Tetap dan Perangkat Lunak

Penjualan 34.084.005 60.105.000

Pembelian (158.461.559.783) (129.981.104.682)

Pembayaran Dividen (6.011.720.008)

--Arus Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (185.163.707.089) (172.179.096.688)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran kepada Pihak Berelasi - Bersih (3.500.000.000) (19.319.881.805)

Pembayaran Pinjaman Bank (6.715.609.560) (6.245.705.281)

Arus Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (10.215.609.560) (25.565.587.086)

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS (61.697.202.140) (78.624.581.718)

Dampak Kurs atas Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode (1.117.771.909) (2.322.528.372)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 279.958.770.048 515.437.837.445

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 217.143.795.999 434.490.727.355

(9)

1. Umum

1.a. Pendirian Perusahaan

PT Siloam International Hospitals Tbk ("Perusahaan") didirikan dengan nama PT Sentralindo Wirasta pada tanggal 3 Agustus 1996 berdasarkan Akta Pendirian No. 3 yang dibuat di hadapan Myra Yuwono, S.H., Notaris di Sukabumi. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-8639.HT.01.01.TH.

96, tanggal 27 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97, Tambahan No. 9518 pada tanggal 3 Desember 1996.

Anggaran dasar Perusahaan telah diubah beberapa kali, perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris No.10 tanggal 12 Juni 2015 yang dibuat di hadapan Nurlani Yusup, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, tentang perubahan anggaran Dasar Perusahaan yang Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasarnya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan suratnya No. AHU-AH.01.03-0942343 tertanggal 17 Juni 2015.

Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan adalah dalam bidang jasa kesehatan, termasuk mendirikan dan mengelola rumah sakit, poliklinik, sarana dan pra sarana penunjang kesehatan, menyelenggarakan pelayanan dan penyelenggaraan kesehatan serta menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2010 setelah restrukturisasi unit-unit rumah sakit dari PT Lippo Karawaci Tbk. Kegiatan utama Perusahaan adalah bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat yaitu mendirikan dan mengelola rumah sakit. Area kerja unit-unit rumah sakit Perusahaan dan Entitas Anak (selanjutnya disebut Grup) meliputi beberapa kota di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.

Perusahaan berkantor pusat di Gd. Fakultas Kedokteran UPH Lt.32. Jl. Boulevard Jend.Sudirman No.15, Tangerang 15810, Banten - Indonesia. Entitas induk Perusahaan adalah PT Megapratama Karya Persada dengan entitas induk terakhir adalah PT Lippo Karawaci Tbk.

1.b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Penawaran umum saham perdana Perusahaan sejumlah 156.100.000 lembar saham biasa kepada masyarakat dan telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No.S-260/D.04/2013 pada tanggal 2 September 2013 dan selanjutnya seluruh saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 September 2013.

1.c. Struktur Grup

(10)

Tem pat Aktivitas Persentase Persentase Tahun Jum lah Aset

Kedudukan Usaha Kepem ilikan Kepem ilikan Awal 30 Juni 2015 31 Desem ber 2014

Utam a Langsung Tidak Langsung Beroperasi Rp Rp

(11)

Tem pat Aktivitas Persentase Persentase Tahun Jum lah Aset Kedudukan Usaha Kepem ilikan Kepem ilikan Awal 30 Juni 2015 31 Desem ber 2014

Utam a Langsung Tidak Langsung Beroperasi Rp Rp

PT RS Siloam Hospital Sumsel Palembang Kesehatan y ang -- 70,00% 2012 116.810.946.923 103.163.599.553

(12)

Tem pat Aktivitas Persentase Persentase Tahun Jum lah Aset Kedudukan Usaha Kepem ilikan Kepem ilikan Awal 30 Juni 2015 31 Desem ber 2014

Utam a Langsung Tidak Langsung Beroperasi Rp Rp

(13)

Tempat Aktivitas Persentase Persentase Tahun Jumlah Aset

Kedudukan Usaha Kepemilikan Kepemilikan Awal 30 Juni 2015 31 Desember 2014

Utama Langsung Tidak Langsung Beroperasi Rp Rp

PT Bumi Unggul Persada**) Tangerang Jasa Rumah Sakit -- 99,99% -- 600.000.000 600.000.000

Pada tanggal 23 Juli 2014, TPP dan MBS, mengakuisisi masing-masing 75,00% dan 25,00% kepemilikan di PT Rashal Siar Cakra Medika (RSCM), dengan nilai akuisisi sebesar Rp78.540.426.657 dan Rp26.180.142.219. Transaksi ini merupakan kombinasi bisnis (lihat Catatan 30). RSCM telah beroperasi secara komersial 2008.

Pada tanggal 28 Nopember 2014, TPP mengakuisisi 20% kepemilikan di MST dari Steer Clear Limited, dengan nilai akuisisi sebesar Rp45.030.000.000. Selisih harga perolehan dan nilai investasi yang diperoleh sebesar Rp25.748.354.393.

1.d. Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan dan Komite Audit

Berdasarkan Akta Notaris No. 09 tanggal 12 Juni 2015, yang dibuat di hadapan Nurlani Yusup, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, yang telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat pemberitahuannya No. AHU-AH.01.03-0942314

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris Ketut Budi Wijaya Ketut Budi Wijaya

Komisaris Theo Leo Sambuaga Theo Leo Sambuaga

Jenny Kuistono Rahmawaty

Presiden Direktur Romeo Fernandez Lledo *) Romeo Fernandez Lledo *)

Direktur Kailas N. Raina Grace Frelita Indradjaja

Prof. George Mathew Andry

dr. Grace Frelita Indradjaja Kailas N. Raina

dr. Anang Prayudi George Mathew

dr. Andry Anang Prayudi *)

Richard Hendro Setiadi WP.

*) Direktur Independen

(14)

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Komite Audit

Ketua : Farid Harianto

Anggota : Lim Kwang Tak

: Siswanto Pramono

Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 , Corporate Secretary Perusahaan dijabat oleh Cindy Riswantyo dan Kepala unit internal audit dijabat oleh Gunawan HP.

Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, jumlah karyawan Grup masing-masing sebanyak 6.557 dan 6.547 orang (tidak diaudit).

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Signifikan

2.a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan

Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta peraturan Bapepam-LK No.VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” sesuai Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tentang perubahan atas Peraturan No. VIII.G.7 dan ketentuan akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal.

2.b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari aktivitas operasi dilaporkan menggunakan metode langsung.

Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Transaksi dicatat menggunakan mata uang fungsional. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.

PSAK yang berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015 adalah sebagai berikut: - PSAK No. 1 (Revisi 2013) : Penyajian Laporan Keuangan

- PSAK No. 4 (Revisi 2013) : Laporan Keuangan Tersendiri

- PSAK No. 15 (Revisi 2013) : Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama - PSAK No. 24 (Revisi 2013) : Imbalan Kerja

- PSAK No. 46 (Revisi 2014) : Pajak Penghasilan - PSAK No. 48 (Revisi 2014) : Penurunan Nilai Aset

- PSAK No. 50 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Penyajian

- PSAK No. 55 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran - PSAK No. 60 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan : Pengungkapan

- PSAK No. 65 : Laporan Keuangan Konsolidasian - PSAK No. 66 : Pengaturan Bersama

- PSAK No. 67 : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain - PSAK No. 68 : Pengukuran Nilai Wajar

(15)

2.c. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50% seperti disebutkan pada Catatan1.c.

Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:

a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;

b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau

d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.

Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Pengendalian diperoleh ketika entitas memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.

Penyajian laporan keuangan konsolidasian dilakukan berdasarkan konsep entitas ekonomi. Seluruh akun dan transaksi yang signifikan yang saling berhubungan di antara perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan sebagai satu kesatuan usaha.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Seluruh transaksi material dan saldo akun antar perusahaan (termasuk laba atau rugi yang signifikan yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

2.d. Transaksi dalam Mata Uang Asing

Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang fungsional. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs spot yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.

Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, pos moneter dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs penutup yang berlaku, yaitu:

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

1 Dolar Amerika Serikat (USD) 13.332 12.440

1 Euro (EUR) 14.920 15.133

1 Dolar Singapura (SGD) 9.895 9.422

(16)

Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada laba rugi.

Pos non-moneter dalam mata uang asing yang diukur dalam biaya historis dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Pos moneter dalam mata uang asing yang diukur pada nilai wajar dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditetapkan.

2.e. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari saldo kas dan simpanan di bank yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaannya.

Setara kas merupakan deposito yang jangka waktunya sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan dan tidak dibatasi penggunaannya.

2.f. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan (sebagai entitas pelapor), yang meliputi:

(a)Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

(iii)personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. (b)Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain);

(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);

(iii)Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;

(iv)Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;

(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program teresebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;

(vi)Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); atau

(vii)Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

2.g. Persediaan

Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan penjualan. Dalam menentukan persediaan usang, Grup melakukan penelaahan berkala atas setiap unit persediaan yang signifikan secara individual dan bila diperoleh bukti yang andal, Grup akan menurunkan nilai persediaan sampai dengan nilai yang dapat direalisasi.

2.h. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus.

2.i. Aset Tetap

(17)

Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Tanah tidak disusutkan dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Bangunan, Prasarana dan Renovasi 4 - 20

Tahun

Perlengkapan dan Peralatan Medis 4 - 8

Peralatan dan Perabot Kantor 4 - 10

Kendaraan 5

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan yang menambah estimasi masa manfaat aset atau keuntungan ekonomi di masa mendatang dikapitalisasi. Aset tetap yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dikredit atau dibebankan pada operasi periode berjalan.

Akumulasi biaya pembangunan aset tetap dikapitalisasi sebagai “Aset dalam Penyelesaian” dan dicatat pada akun “Aset Tetap” sampai proses pembangunan selesai. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap ketika pembangunan selesai.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah bersih hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir periode pelaporan, estimasi umur manfaat ekonomis, metode penyusutan dan nilai residu direview. Penyesuaian yang diperlukan dilakukan secara prospektif.

2.j. Sewa

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut.

Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Pada awal masa sewa, Grup mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri.

(18)

Dalam sewa operasi, Grup mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Grup mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Grup sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.

Grup sebagai Lessor

Grup mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa operasi. Sewa kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa.

Transaksi jual dan sewa balik meliputi penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Jika suatu transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh penjual, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

Jual dan Sewa Balik

Jika transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa operasi dan jelas bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba atau rugi harus segera diakui. Jika harga jual dibawah nilai wajar, maka laba atau rugi harus segera diakui, kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.

2.k. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Jumlah yang dapat diperoleh kembali suatu aset non-keuangan diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatatnya mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi periode berjalan.

Rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode sebelumnya dibalik, jika dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset yang meningkat karena pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai pada periode sebelumnya.

2.l. Kombinasi Bisnis

Grup mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi, termasuk dalam pengukuran kepentingan nonpengendali.

(19)

Grup mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi, kecuali:

• Aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam kombinasi bisnis diukur sesuai PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”.

• Liabilitas (atau aset, jika ada) terkait dengan kesepakatan imbalan kerja dari pihak yang diakuisisi diukur sesuai PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

• Instrumen liabilitas atau ekuitas yang terkait dengan penggantian atas penghargaan pembayaran berbasis saham pihak yang diakuisisi dengan penghargaan pembayaran berbasis saham pihak pengakuisisi diukur sesuai dengan metode yang diatur dalam PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”.

• Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diperoleh, yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada tanggal akuisisi diukur sesuai PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”.

2.m.Aset Takberwujud

Goodwill timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal dimana pengendalian diperoleh. Goodwill

Goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi, dan nilai wajar kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh Grup pada pihak yang diakuisisi di atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih.

Goodwill tidak diamortisasi namun penurunan nilainya paling tidak direviu secara periodean atau lebih, bila terdapat indikasi penurunan nilai. Untuk keperluan pengujian penurunan nilai, goodwill dialokasikan pada setiap unit penghasil kas yang diharapkan dapat memanfaatkan sinergi dari kombinasi bisnis. Jika jumlah tercatat dari unit penghasil kas tersebut kurang dari nilai tercatatnya, rugi penurunan nilai dialokasikan terlebih dahulu untuk mengurangi nilai tercatat goodwill pada unit penghasilkan tersebut dan kemudian pada aset lainnya dari unit penghasil kas tersebut atas dasar proporsional. Kerugian penurunan nilai goodwill dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan. Kerugian penurunan nilai goodwill tidak dipulihkan pada periode berikutnya. Sedangkan goodwill negatif timbul dari pembelian dengan diskon, diakui segera sebagai keuntungan dalam laba periode berjalan. Keuntungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu unit penghasil kas dan operasi tertentu atas unit penghasil kas tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi unit penghasil kas yang ditahan.

Biaya perangkat lunak pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan atau jumlah yang dapat diatribusikan ke aset tersebut pada saat pertama sekali diakui.

Biaya Perangkat Lunak

Biaya perolehan perangkat lunak akuntansi yang diperoleh, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 (lima) tahun.

2.n. Imbalan Kerja

(20)

Imbalan kerja jangka pendek yang mencakup upah dan gaji diakui pada saat terutang kepada karyawan. Imbalan Kerja Jangka Pendek

Grup menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti tanpa pendanaan untuk seluruh karyawan tetapnya dan telah menghitung dan mencatat penyisihan untuk imbalan pascakerja karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. Imbalan Pascakerja

Imbalan pascakerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Grup dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Grup. Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut.

2.o. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali berupa pengalihan aset bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha tersebut.

Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset ataupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut bukan merupakan Goodwill. Selisih tersebut dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali” dan disajikan dalam pos tambahan modal disetor sebagai unsur ekuitas dan tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.

2.p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui pada saat jasa pelayanan kesehatan diberikan atau barang medis diserahkan kepada pasien.

Beban diakui pada saat terjadinya.

2.q. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan kini dihitung dari laba kena pajak, yaitu laba yang telah disesuaikan dengan peraturan pajak yang berlaku.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini dilakukan, jika dan hanya jika, entitas:

1) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan

(21)

Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas neraca. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku atau yang secara subtansial telah berlaku.

Saling hapus atas aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan dilakukan, jika dan hanya jika, entitas:

1) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan

2) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak yang sama atas entitas kena pajak yang sama.

2.r. Instrumen Keuangan

Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

Aset Keuangan

(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui pada nilai wajarnya. Biaya transaksi sehubungan dengan perolehannya diakui pada laba rugi periode berjalan. Kenaikan atau penurunan nilai wajar selanjutnya diakui pada laba rugi.

(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(iii)Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada

nilai wajar melalui laba rugi;

b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(iv)Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

(22)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui sebagai pendapatan komperhensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya.

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya emisi langsung dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Tambahan Modal Disetor - Neto”.

Instrumen Ekuitas

Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Liabilitas Keuangan

(i) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi

Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui pada nilai wajarnya. Biaya transaksi sehubungan dengan penerbitannya diakui pada laporan laba rugi periode berjalan. Kenaikan atau penurunan nilai wajar selanjutnya diakui pada laporan laba rugi.

(ii) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk investasi ekuitas tersedia untuk dijual yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti objektif penurunan nilai. Beberapa bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

• kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

• pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

(23)

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.

Jika aset keuangan tersedia untuk dijual dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.

Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas tersedia untuk dijual, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.

Reklasifikasi Aset Keuangan

Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen utang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapus dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan konsolidasian ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

(24)

Metode Suku Bunga Efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Estimasi Nilai Wajar

Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan.

PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:

(i) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);

(ii) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (Tingkat 2); dan

(iii) input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Grup untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam Tingkat 1.

Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin tidak mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam Tingkat 2.

Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam Tingkat 3. Ini berlaku untuk surat-surat berharga ekuitas yang tidak diperdagangkan di bursa.

2.s. Laba per Saham

Laba per saham (LPS) dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam periode yang bersangkutan.

LPS dilusian mempertimbangkan pula efek lain yang diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan.

2.t. Segmen Operasi

(25)

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas yang mempunyai aktivitas bisnis dimana hasil operasinya dievaluasi oleh manajemen secara regular, dan informasi keuangannya dapat disajikan secara terpisah.

Grup mengevaluasi segmen operasi berdasarkan aktifitas bisnis masing-masing unit rumah sakit yang merupakan unit strategis yang memasarkan produk dan jasa pada wilayah pelayanan yang berbeda. Produk dan jasa dikelola terpisah karena setiap unit rumah sakit memerlukan strategi pasar dan sumber daya yang berbeda. Kebijakan akuntansi segmen operasi adalah sama sebagaimana dijelaskan pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan ini.

2.u. Sumber Estimasi Ketidakpastian dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat asumsi dan estimasi yang dapat mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas tertentu pada akhir periode pelaporan.

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini, asumsi akuntansi telah dibuat dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabiltas pada laporan keuangan konsolidasian. Selain itu juga terdapat asumsi akuntansi mengenai sumber estimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang dapat mempengaruhi secara material jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk periode pelaporan berikutnya.

Manajemen secara periodik menelaah asumsi dan estimasi ini untuk memastikan bahwa asumsi dan estimasi telah dibuat berdasarkan semua informasi relevan yang tersedia pada tanggal tersebut dimana laporan keuangan konsolidasian disusun. Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset dan liabilitas yang akan dilaporkan di masa mendatang akan berbeda dari estimasi tersebut.

i. Sumber Estimasi Ketidakpastian dan Asumsi Akuntansi yang Penting

Pada tanggal pelaporan, manajemen telah membuat asumsi dan estimasi penting yang memiliki dampak paling signifikan pada jumlah tercatat yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, yaitu sebagai berikut:

Penyisihan Penurunan Nilai Piutang

Secara umum manajemen menganalisis kecukupan penyisihan piutang berdasarkan beberapa hal, yaitu antara lain menganalisis historis piutang tak tertagih, konsentrasi piutang masing-masing pelanggan, kelayakan kredit yang diberikan dan perubahan jangka waktu pelunasan. Analisis tersebut dilakukan secara individual terhadap jumlah piutang yang signifikan, sedangkan kelompok piutang yang tidak signifikan dilakukan atas dasar kolektif. Pada tanggal pelaporan, jumlah tercatat piutang telah mencerminkan nilai wajarnya dan nilai tercatat tersebut dapat berubah secara material pada periode pelaporan berikutnya, namun perubahan itu bukan berasal dari asumsi maupun estimasi yang dibuat pada tanggal pelaporan ini (lihat Catatan 4).

Estimasi Aset Pajak Tangguhan

(26)

Estimasi Umur Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Manajemen melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi mesin dan peralatan medis di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Perubahan estimasi umur manfaat aset tetap, jika terjadi, diperlakukan secara prosepektif sesuai PSAK No. 25 (Revisi 2010) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. Nilai tercatat aset tetap disajikan dalam Catatan 12.

Imbalan Pascakerja

Nilai kini kewajiban imbalan pasti tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) tersebut mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pascakerja.

Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang Rupiah dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu kewajiban yang terkait.

Asumsi kunci lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini, selama periode dimana liabilitas imbalan pascakerja terselesaikan. Perubahan asumsi imbalan kerja ini akan berdampak pada pengakuan keuntungan atau kerugian aktuarial pada akhir periode pelaporan. Informasi mengenai asumsi dan jumlah liabilitas dan beban imbalan pascakerja diungkapkan pada Catatan 19.

Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan

Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Nilai wajar atas instrumen keuangan disajikan dalam Catatan 33.

ii. Pertimbangan penting dalam penentuan kebijakan akuntansi

Pertimbangan berikut dibuat manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh signifikan atas jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian:

Pengakuan Pendapatan – Jasa Tenaga Ahli

(27)

3. Kas dan Setara Kas

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

Kas 5.981.641.044 4.686.173.378

Bank

Pihak Berelasi

Rupiah

PT Bank Nationalnobu Tbk 30.919.373.877 28.610.235.853

Pihak Ketiga

Rupiah

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 61.116.305.764 64.786.797.252

PT Bank CIMB Niaga Tbk 33.077.784.055 23.952.651.436

PT Bank Central Asia Tbk 11.752.912.372 26.979.098.279

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.186.262.455 16.847.350.898

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 5.097.115.785 3.125.898.534

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 Miliar) 3.073.496.986 1.505.945.728

Mata Uang Asing SGD

PT Bank CIMB Niaga Tbk 19.422.861.316 36.742.787.678

PT Bank International Indonesia Tbk 3.216.526.348 3.060.587.810

USD

PT Bank ANZ Indonesia 2.858.374.134 9.572.022.812

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.590.795.374 1.594.322.497

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 Miliar) 481.309.064 438.730.064

EURO

PT Bank ANZ Indonesia 1.323.619.654 2.679.901.063

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 Miliar) 398.484.246 1.769.016.147

AUD

PT Bank ANZ Indonesia 2.585.555.567 4.086.002.246

Subjumlah 186.100.776.997 225.751.348.297

Deposito Berjangka - Pihak Ketiga

Rupiah

PT Bank CIMB Niaga Tbk 18.900.000.000 43.570.717.986

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6.111.377.958 5.900.530.387

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 50.000.000 50.000.000

Subjumlah 25.061.377.958 49.521.248.373

Jumlah 217.143.795.999 279.958.770.048

Suku bunga yang berlaku untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut:

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

Rupiah

Suku Bunga Kontraktual per Tahun 4,25% - 9,75% 4% - 10%

Jangka Waktu 30 hari 30 hari

(28)

4. Piutang Usaha

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

Pihak Berelasi (lihat Catatan 10) 8.348.153.055 3.549.747.601

Pihak Ketiga

Perusahaan/ Korporasi 459.671.802.461 362.159.592.394

Individu 24.443.289.816 21.979.027.324

Kartu Kredit 13.017.911.052 12.149.167.644

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta) 12.330.365.834 7.363.001.809

Sub jumlah 509.463.369.163 403.650.789.171

Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Piutang (14.554.118.385) (14.554.118.385)

Piutang Usaha - Pihak Ketiga - Neto 494.909.250.778 389.096.670.786

Jumlah Neto 503.257.403.833 392.646.418.387

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut:

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

Pihak Ketiga

Saldo Awal 14.554.118.385 8.734.468.948

Penambahan -- 6.275.399.274

Pemulihan -- (455.749.837)

Saldo Akhir 14.554.118.385 14.554.118.385

Seluruh saldo piutang usaha dalam mata uang Rupiah.

Piutang usaha PT Golden First Atlanta, entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (lihat Catatan 17).

Berdasarkan penelahaan manajemen atas saldo piutang usaha secara individual pada periode pelaporan, piutang usaha tertentu mengalami penurunan nilai. Manajemen telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan kebijakan akuntansi Grup.

(29)

5. Aset Keuangan Lancar Lainnya

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

Piutang Lain-lain - Pihak Ketiga

Piutang Sewa 4.134.849.961 4.620.197.836

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1miliar) 5.811.870.173 4.814.928.806

Jumlah 9.946.720.134 9.435.126.642

Piutang sewa merupakan piutang atas lease area di gedung rumah sakit.

Pada 30 Juni 2015 Grup tidak membentuk penyisihan penurunan nilai piutang karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang dapat ditagih.

6. Persediaan

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

Obat-obatan 43.884.640.190 55.372.035.426

Perlengkapan Medis 72.727.724.045 45.608.886.699

Lainnya 4.941.686.480 4.876.961.839

Jumlah 121.554.050.715 105.857.883.964

Persediaan telah diasuransikan terhadap segala bentuk risiko kepada PT Lippo General Insurance Tbk, pihak berelasi, sebesar Rp105.351.079.605 dan Rp144.482.221.851 pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami.

Persediaan obat dan barang habis pakai PT Golden First Atlanta, entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (lihat Catatan 17).

Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp442.271.016.038 dan Rp379.161.349.338 (lihat Catatan 27).

Manajemen berpendapat tidak ada indikasi perubahan keadaan yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai persediaan pada 30 Juni 2015

7. Perpajakan

a. Pajak Dibayar di Muka

(30)

b. Utang Pajak

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

Pajak Penghasilan

Pasal 4(2) 1.260.724.797 1.125.399.126

Pasal 21 8.766.097.269 15.285.439.574

Pasal 23 409.561.782 360.508.411

Pasal 26 1.179.920 1.179.920

Pasal 25/ 29

Perusahaan 5.895.613.821 2.020.164.583

Entitas Anak 17.308.075.176 13.901.085.091

Pajak Pertambahan Nilai 596.047.224 436.917.072

Jumlah 34.237.299.989 33.130.693.777

c. Beban Pajak

Perusahaan Entitas Anak Konsolidasian Perusahaan Entitas Anak Konsolidasian

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Beban Pajak Kini - Non Final 21.817.319.044 12.653.314.521 34.470.633.565 10.905.692.500 -- 10.905.692.500

Beban (Manfaat) Pajak Tangguhan (1.387.938.146) 600.578.514 (787.359.632) (3.271.444.388) 452.859.978 (2.818.584.410)

Jumlah Beban (Manfaat) Pajak-Neto 20.429.380.898 13.253.893.035 33.683.273.933 7.634.248.112 452.859.978 8.087.108.090

2015 (6 Bulan)

2014 (6 Bulan)

Perhitungan taksiran beban pajak kini dan utang pajak penghasilan Perusahaan adalah sebagai berikut:

Pajak Kini

2015 2014

(6 Bulan) (6 Bulan)

Rp Rp

Laba Sebelum Pajak Menurut

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 95.494.790.304 52.649.709.400

Dikurangi: Rugi Sebelum Pajak Entitas Anak 15.204.612.330 8.595.901.153

Laba Sebelum Pajak - Perusahaan 80.290.177.974 44.053.808.247

Beda Waktu:

Beban Imbalan Kerja 9.232.069.823 --

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai --

Penyusutan dan Amortisasi (3.680.317.238) (7.349.524.436)

(31)

2015 2014

(6 Bulan) (6 Bulan)

Rp Rp

Beda Tetap:

Beban Tangguhan 5.223.335.112 5.224.335.112

Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 1.873.785.556 10.157.753.665

Sumbangan dan Jamuan 252.424.636 737.965.626

Pendapatan yang telah Dikenakan Pajak

yang Bersifat Final (4.997.268.317) (1.826.481.305)

Pendapatan Bunga yang telah Dikenakan Pajak

yang Bersifat Final (1.465.295.898) (7.375.086.155)

Lain-lain 540.364.529

1.427.345.618 540.364.529 6.918.486.943

Taksiran Laba Kena Pajak - Pembulatan 87.269.276.000 43.622.770.000

Taksiran Pajak Kini - Perusahaan 21.817.319.000 10.905.692.500

Dikurangi: Pajak Penghasilan Dibayar di Muka:

Pasal 25 (10.365.126.747) (10.069.768.226)

Taksiran Utang Pajak Penghasilan Badan 11.452.192.253 835.924.274

Dalam Laporan Keuangan Konsolidasian ini, jumlah taksiran laba fiskal didasarkan pada perhitungan sementara karena perusahaan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan Badan 2015.

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan beban pajak konsolidasian adalah sebagai berikut:

2015 2014

(6 Bulan) (6 Bulan)

Rp Rp

Laba Sebelum Pajak Menurut

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 95.494.790.304 52.649.709.400

Dikurangi: Rugi Sebelum Pajak Entitas Anak 15.204.612.330 8.595.901.153 Laba Sebelum Pajak - Perusahaan 80.290.177.974 44.053.808.247

Tarif Pajak Berlaku 25% 20.072.544.493 11.013.452.062 Beban Tangguhan 1.305.833.778 1.306.083.778 Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 468.446.389 2.539.438.416 Sumbangan dan Jamuan 63.106.159 184.491.407 Pendapatan yang telah Dikenakan Pajak yang Bersifat Final (1.249.317.079) (456.620.326) Pendapatan Bunga yang telah Dikenakan Pajak

yang Bersifat Final (366.323.975) (1.843.771.539) Koreksi dan Pemulihan Pajak Tangguhan (5.108.825.686) Lain-lain 135.091.132

Jumlah Beban Pajak Perusahaan 20.429.380.898 7.634.248.112

Penyesuaian Pajak Kini dari Tahun Lalu

Beban Pajak Kini - Entitas Anak 12.653.314.521

Manfaat Pajak Tangguhan - Entitas Anak 600.578.514 452.859.978

(32)

d. Pajak Tangguhan

31 Deesember 2014 Dibebankan Liabilitas 30 Juni 2015

(Dikreditkan) Pajak Tangguhan

pada Laporan dari Entitas

Laba Rugi dan Penghasilan Anak yang

Komprehensif Lain Diakuisisi

Konsolidasian

Aset Pajak Tangguhan Rp Rp Rp Rp

Perusahaan

Beban Imbalan Kerja 24.134.255.867 2.304.433.085 -- 26.438.688.952

Penyusutan (9.826.303.651) (916.494.939) -- (10.742.798.590)

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 1.319.623.187 -- -- 1.319.623.187

15.627.575.403 1.387.938.146 -- 17.015.513.549

Entitas Anak 6.815.346.927 819.325.258 7.634.672.185

Jumlah Aset Pajak Tangguhan 22.442.922.330 2.207.263.404 -- 24.650.185.734

Liabilitas Pajak Tangguhan - Entitas Anak (28.147.868.966) 19.646.128.145 (21.066.031.917) (29.567.772.738)

31 Desember 2013 Dibebankan Liabilitas 31 Desember 2014

(Dikreditkan) Pajak Tangguhan

pada Laporan dari Entitas

Laba Rugi dan Penghasilan Anak yang

Komprehensif Lain Diakuisisi

Konsolidasian

Aset Pajak Tangguhan Rp Rp Rp Rp

Perusahaan

Beban Imbalan Kerja 19.317.307.583 4.816.948.284 -- 24.134.255.867

Penyusutan (5.949.384.660) (3.876.918.991) -- (9.826.303.651)

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 1.056.097.167 263.526.020 -- 1.319.623.187

14.424.020.090 1.203.555.313 -- 15.627.575.403

Entitas Anak 4.557.581.123 2.257.765.804 6.815.346.927

Jumlah Aset Pajak Tangguhan 18.981.601.213 3.461.321.117 -- 22.442.922.330

Liabilitas Pajak Tangguhan - Entitas Anak (11.983.104.371) (1.530.675.892) (14.634.088.703) (28.147.868.966)

Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan dapat dipulihkan kembali melalui laba kena pajak di masa mendatang.

8. Beban Dibayar di Muka

30 Juni 2015 31 Desember 2014

Rp Rp

Sewa 48.722.211.836 36.073.984.961

Iklan 2.803.809.992 3.543.804.853

Asuransi 7.887.526.763 2.463.613.449

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta) 13.583.682.172 3.826.344.612

Jumlah 72.997.230.763 45.907.747.875

Gambar

Tabel berikut merangkum jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada tanggal akuisisi adalah:
Tabel berikut merangkum jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada tanggal akuisisi adalah:
Tabel berikut menganalisis kualitas aset keuangan berdasarkan jatuh tempo:
Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar masing-masing kategori aset dan liabilitas keuangan:

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyerapan zat warna alami kayu ulin ( Eusideroxylon zwageri ), kayu secang ( Caesalpinia sappan ) dan kayu mengkudu (

ketidakjelasan/kerancuan dengan membuat standar terminologi trauma mekanik bola mata sbb:4. – Definisi jelas untuk semua jenis

Melakukan pemeriksaan ekspansi pada toraks posterior dengan meletakkan kedua telapak tangan pada toraks belakang kiri dan kanan dengan kedua ibu jari saling bertemu dan

Perlakuan varietas kedelai berpengaruh nyata (uji T pada α =5%) terhadap semua karakter kimia (kadar air, kadar protein dan minyak) kembang tahu yang dihasilkan,

Sehubungan dengan diusulkannya perusahaan saudara pada Pekerjaan Pengawasan Teknis Kantor Pengadilan Tinggi Maluku Utara , Maka sesuai PEPRES Nomor : 70 Tahun 2012 Dan Perubahan

Kes., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabayasekaligus dosen pembimbing I yang juga telah

Menentukan papan kenyataan dan seterusnya menghias untuk djadikan papan Gallery Walk bagi murid-murid serta guru- guru Guru-guru Bahasa Inggeris Murid Januari May Menyediakan

Langkah awal yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan dan memasang seluruh hardware yang diperlukan dalam mengimplementasi load balancing peer connetion classifier