• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman Tentang Model Model Desain Pem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemahaman Tentang Model Model Desain Pem"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Pemahaman Tentang Model Model Desain

Pembelajaran

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”

Mata Kuliah

: Perencanaan Pembelajaran

Dosen

: Diani Syafitri, M.Pd

Jurusan

: Tarbiyah - PAI (V-Eksekutif)

Di susun Oleh

-

Halimatussa’diah

-

Nur Adinah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

TANJUNG PURA

LANGKAT

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan makalah perencanaan pembelajaran yang membahas “Pemahaman tentang model desain Pembelajaran ”.Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi . oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu dosen Diani Syafitri , M.Pd dam bapak Ahmad Fuadi mata kuliah Pekembangan Peserta Didik yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.

2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan.Untuk itu kami meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang punya dan maha kuasa .Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat tersendiri bagi generasi muda islam yang akan datang, khususnya dalam bidang Perencanaan Pembelajaran.

Tanjung Pura, Oktober 2017

(3)

Kelompok 2 (Dua )

(4)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... ii

BAB I... 1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Pembahasan...1

BAB II... 2

PEMBAHASAN...2

A. Hakikat Model Pembelajaran...2

B. Fungsi atau kegunaan desain Model pembelajaran...2

C.Model – Model Desain Pembelajaran...3

BAB III... 13

PENUTUP... 13

A. Kesimpulan...13

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.

Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model – model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

a. Apa hakihat model pembelajaran?

b. Apa fungsi dan kegunaan desain model pembelajaran?

(6)

C. Tujuan Pembahasan

a. Untuk mengetahui hakihat model pembelajaran.

b. Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan desain model pembelajaran.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk siswa mengerti 1

B. Fungsi atau kegunaan desain Model pembelajaran

a. Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Sekecil apapun bentuk dan jenis suatu pekerjaan, mestilah didahului oleh rancangan atau planning. Semakin matang rencana yang dipersiapkan maka akan semakin bagus pula usaha itu dilaksanakan karena rencana yang sudah disusun akan dijadikan acuan ataupun patokan ketika pelaksanaan usaha tersebut.2

1Ismail Sukaedi,. Model-model Pembelajaran Modern. (Jogjakarta: Tunas Gemilang Press. 2013) Hlm 29-30

(8)

Begitu pula dengan pembelajaran, jika seorang guru mendesain pembelajaran yang akan dilaksanakan itu dengan baik, maka dalam pelaksanaan juga akan baik dan dapat meminimalisir kendala-kendala yang mungkin akan terjadi disaat pembelajaran berlangsung.

b. Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan tugas mengajar

Percaya diri itu akan sempurna disaat seseorang itu memiliki kesiapan untuk melakukan sesuatu. Sebagai seorang guru persiapan atau desain itu juga berfungsi menjadikan guru itu siap untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengajar karena desain yang disusun oleh guru adalah sebuah indikator jika guru tersebut telah menguasai bahan yang akan disuguhkan dihadapan peserta didik.

c. Meningkatkan kemampuan guru

Dengan adanya desain bagi seorang guru, akan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar dan akhirnya akan menjadikan pembelajaran lebih berkualitas dan bermakna bagi peserta didik.

Menurut Mardia Hayati urgensi dan peran desain pembelajaran dalam suksesnya proses belajar mengajar, antara lain :

a. Agar belajar dapat bermakna dan efektif

b. Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar

c. Agar dapat dikembangkan kesempatan ata

d. u pola belajar

(9)

C. Model – Model Desain Pembelajaran

a. Model Pembelajaran saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati , merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan.

Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut

1. berpusat pada siswa.

2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.

3. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembanganintelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4. dapat mengembangkan karakter siswa.

Proses pembelajaran dengan pendekatan Saintific terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:3

a. mengamati

(10)

b. menanya

c. mengumpulkan informasi

d. mengasosiasi

e. mengkomunikasikan

Contoh penerapan pada model pembelajaran saintifik:

 Menanya : seorang siswa yang bertanya dengan apa yang ia lihat dan

perhatikan.

 Mengumpulkan Data : siswa yang dianjurkan untuk mengumpulkan data

dengan cara mencari informasi dan melakukan kunjungan atau observasi.

Kelebihan pendekatan scientific yaitu :

 Siswa harus aktif dan kreatif

Tak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.

 Penilaian di dapat dari semua aspek.

Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.

Kekurangan pendekatan scientific yaitu :

(11)

Guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, fisika, dll tidak cukup hanya membaca saja.

b. Model Pembelajaran PBL ( Problem Based Learning )

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

 Langkah-Langkah Proses Problem Based Learning (PBL)4

Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah:

 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

 Merumuskan masalah

 Menganalisis masalah

 Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis

 Memformulasikan tujuan pembelajaran

(12)

 Mencari informasi tambahan dari sumber lain

 Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat

laporan.

 Kelebihan Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran Problem Based Learning atau berdasarkan masalah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya, di antaranya sebagai berikut:

 Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk

memahami isi pelajaran.

 Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

 Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa

 Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

 Kekurangan Problem Based Learning (PBL)

(13)

 Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan

bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba

 Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan

 Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah

yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

c. Model pembelajaran Discovery Learning

Model Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. dalam bentuk akhir

 Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran.

Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan Discovery learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum antara lain sebagai berikut :

1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

2. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)

3. Data Collection (Pengumpulan Data)

4. Data Processing (Pengolahan Data)

(14)

6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

1. Kelebihan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan

a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karenamenguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki danberhasil.

d. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkanakalnya dan motivasi sendiri.6

2. Kelemahan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan

a. Metode inimenimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yangkurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atauberpikiratau mengungkapkan hubunganantara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

(15)

b. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

c. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

d. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa

d. Model Clasroom Meeting

Ahli yang menyusun model ini adalah William Glasser. Menurut Glasser dalam Moejiono (1991: 155) sekolah umumnya berhasil membina prilaku ilmiah, meskipun demikian adakalanya sekolah gagal membina kehangatan hubungan antar pribadi. Kehangatan hubungan pribadi bermanfaat bagi keberhasilan belajar, agar sekolah dapat membina kehangatan hubungan antar pribadi, maka dipersyaratkan;7

(a) Guru memiliki rasa keterlibatan yang mendalam,

(b) Guru dan siswa harus berani menghadapi realitas, dan berani menolak prilaku

yang tidak bertanggung jawab, dan

(c) Siswa mau belajar cara-cara berprilaku yang lebih baik. Agar siswa dapat

membina kehangatan hubungan antara pribadi, guru perlu menggunakan strategi mengajar yang khusus. Karakteristik PAI salah satunya adalah untuk menghantarkan peserta didik agar memiliki kepribadian yang hangat, tegas dan santun. Model pembelajaran ini dapat dipertimbangkan.

Model pertemuan tatap muka adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk mengembangkan,

(1) pemahaman diri sendiri, dan

(16)

(2) rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok. Strategi mengajar

model ini mendorong siswa belajar secara aktif. Kelemahan model ini terletak pada kedalaman dan keluasan pembahasan materi, karena lebih berorientasi pada proses, sedangkan PAI di samping menekankan pada proses tetapi juga menekankan pada penguasan materi, sehingga materi perlu dikaji secara mendalam agar dapat dipahami dan dihayati serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Model Cooperative Learning

Model ini dikembangakan salah satunya oleh Robert E. Slavin (Johnson, 1990). Model ini membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi, di mana satu kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, masing-masing kelompok bertugas menyelesaikan/memecahkan suatu permasalahan.

Beberapa karakteristik pendekatan cooperativelearning, antara lain:8

1) Individual Accountability, yaitu; bahwa setiap individu di dalam kelompok

mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentu-kan oleh tanggung jawab setiap anggota.

2) Social Skills, meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial dan mendidik

siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghor-mati hak orang lain dan membentuk kesadaran sosial.

3) Positive Interdependence, adalah sifat yang menunjukkan saling

keter-gantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta anggota kelompok, karena siswa berkolaborasi bukan berkompetensi.

4) Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh

kelompok secara bersama-sama.

Langkah-langkahnya:

(17)

a) Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target

pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dapat dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Guru dalam merancang materi tugas-tugas yang dikerjakan bersama-sama dalam dimensi kerja kelompok.

b) Dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang lembar observasi

kegiatan dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok kecil. Dalam menyampaikan materi, pemahaman dan pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman dan

kerjanya. Guru juga memberikan beberapa penekanan terhadap nilai, sikap, dan perilaku sosial yang harus dikembangkan dan dilatihkan kepada para siswa.

f. Model Integrated Learning

Hakikat model pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.9

Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali di dalam kegiatan belajar sekaligus proses dan isi berbagai disiplin ilmu/mata pelajaran/pokok bahasan secara serempak dibahas. Konsep tersebut sesuai dengan beberapa tokoh yang mengemukakan tentang model pembelajaran terpadu seperti berikut ini:

(18)

Rancangan pembelajaran terpadu secara eksplisit merumuskan tujuan pembelajaran. Dampak dari tujuan pengajaran dan pengiringnya secara langsung dapat terlihat dalam rumusan tujuan tersebut. Pada dampak penggiring umumnya, akan membuahkan perubahan dalam perkembangan sikap dan kemampuan berfikir logis, kreatif, prediktif, imajinatif. Pembelajaran terpadu salah satu diantara maksudnya juga adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan antar bidang studi, atau yang disebut juga lintas kurikulum, atau lintas bidang studi (Maryanto, 1994:3), atau interdiciplinerary programe (Curriculum Services Branch Tasmania, 1994:2). Tyler mengemukakan “…integration as the horizontal relationship of curriculum experiences” dan manfaat keterpaduan menurut Taba (Oliva, 1992: 517) “…learning is more effective when facts and principles from one field can related to another, especially when applying this knowledge…”. Pembelajaran akan lebih efektif apabila guru dapat menghubungkan atau mengintegrasikan antara pelaksanaan pembelajaran di sekolah dengan temuan di lapangan. Oleh karena itu tugas guru menurut Oliva (1992:517) adalah “Curriculum workers should concern themselves with the problem of integrating subject matter”.

Ciri-ciri pembelajaran terpadu:10

1) Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam dalam

pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi/pokok bahasan sekaligus untuk memahami fenomena dari segala sisi.

2) Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah

kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupannya.

3) Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri

inkuiri. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, yang tidak secara langsung dapat memotivasi siswa untuk belajar.

(19)

1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat

digunakan untuk memadukan banyak bidang studi/pokok bahasan. 2) Tema harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologi pembelajar

3) Tema dipilih juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar

4) Tema harus bermakna artinya yang dipilih untuk dikaji harus

memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.

Evaluasi yang menggunakan tes bentuk formal dimaksudkan untuk menentukan sejauhman siswa telah menghafal suatu fakta. Pembelajaran yang efektif sebaiknya menekankan pemhaman konsep dan kemampuan di bidang kognitif, keterampilan, sosial dan afektif. Beberapa alternatif evaluasi pembelajaran terpadu antara lain:

1) Sebaiknya berbasis unjuk kerja sehingga selain memanfaatkan penilaian produk, penilaian terhadap proses, perlu mendapat perhatian yang lebih besar.

2) Setiap langkah evaluasi hendaknya siswa dilibatkan

3) Eavaluasi dilakukan secara terus menerus, oleh karena itu hendaknya dimanfaatkan portofolio assessment.

4) Penilaian pembelajaran terpadu hendaknya memandang siswa sebagai satu kesatuan yang utuh.

(20)

BAB III

mengembangkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual.

Belajar yang memperkenalkan tiga keterampilan dasar, yakni keterampilan akademis, keterampilan fisik, dan keterampilan hidup. Hasilnya menurut beberapa penelitian demikian impresif. Siswa setelah mengikuti kegiatan model-model pembelajaran tersebut, menunjukkan motivasi belajarnya meningkat, dan keterampilan belajar pun berkembang. Memilih model yang tepat merupakan persyaratan untuk membantu siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Para guru dan tenaga pengajar lain perlu menguasai macam-macam model perbelajaran, baik teoritik maupun praktek, yang meliputi aspek-aspek, konsep, prinsip, dan teknik.

Model pembelajaran berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan belajar siswa. Jika tenaga pengajar menggunakan model pembelajaran sebagai suatu strategi mengajar dalam pembelajaran, hendaknya memperhatikan lima aspek kunci dari pembelajaran yang efektif, yaitu:

(1) Kejelasan, (2) Variasi,

(3) Orientasi tugas,

(4) Keterlibatan siswa dalam belajar, dan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta. 2010.

Ramayulis. Metodelogi pendidikan agama islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2005

Sumiati & Asra. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. 2009

Sukardi, Ismail. Model dan Metode Pembelajaran Modern. Jogjakarta : Tunas Gemilang Press. 2013

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan antara array dengan record adalah bahwa dalam array semua elemennya harus bertipe sama, tetapi dalam rekaman setiap elemen bisa mempunyai tipe data

antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif, metode ceramah dan pemberian tugas.. Artinya, pada taraf signifikansi 5% tidak terdapat

[r]

• Ajang memperbanyak teman, Dapat menambah teman baru maupun relasi bisnis dengan mudah • Sebagai media komunikasi, Mempermudah komunikasi kita dengan orang-orang, baik dalam

Tujuan penelitian untuk menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi, dan sebagai alat

Pencemaran asap lintas batas akibat kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia untuk saat ini memang belum menimbulkan sengketa antara negara-negara ASEAN, terutama antara

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menghitung dan meminimumkan biaya material handling , membuat disain usulan layout baru berdasarkan systematic layout

Pabrik gula hanya melakukan proses giling setiap enam bulan sekali untuk satu kali produksi, maka dari hasil analisis penyusutan yang dilakukan peneliti dengan