• Tidak ada hasil yang ditemukan

FLOATING BANK BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FLOATING BANK BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

LOMBA KARYA CIPTA MARITIM NASIONAL 2013

SEMARAK MAHASISWA PERKAPALAN 7 – ITS

“FLOATING BANK”: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

Diusulkan oleh :

Danang M. Pratomo (4109100066) Angkatan 2009

Narendra Agrawira Cakasana (4109100092) Angkatan 2009

Ahmad Khoisya Yuliarga (4310100010) Angkatan 2010

BIMARUCI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(2)

i LOMBA KARYA CIPTA MARITIM NASIONAL 2013

SEMARAK MAHASISWA PERKAPALAN 7 – ITS

“FLOATING BANK”: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

Diusulkan oleh :

Danang M. Pratomo (4109100066) Angkatan 2009

Narendra Agrawira Cakasana (4109100092) Angkatan 2009

Ahmad Khoisya Yuliarga (4310100010) Angkatan 2010

BIMARUCI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(3)

ii SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama (Ketua Kelompok) : Danang Mujianto Pratomo

NIM : 4109100066

Nama Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Alamat Lengkap :Rumah Dinas ITS Blok U Jl.T.Komputer II/53

Menyatakan bahwa karya tulis yang kami sertakan dalam Lomba KaryaIlmiahini adalah benar hasil karya kelompok kami dan kami dapat menjamin karya inibelum pernah diikutsertakan dalam kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah lainnya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa unsurpaksaan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Kami yang menyatakan,

(4)

iii SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

2. Sub Tema : Peningkatan aspek sosial-ekonomi masyarakat pesisir

3. Ketua tim :

a. Nama Lengkap : Danang Mujianto Pratomo

b. NIM : 4109100066

c. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

d. Alamat Rumah/Telp/HP : Rumah Dinas ITS Blok U

Jl.T.Komputer II No.53/085733107421 e. Alamat email : gus.danang91@gmail.com

4. Anggota Tim/Penulis : 2 orang

(Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc) NIP. 19691231 200604 1 178

Ketua Pelaksana Kegiatan,

(5)

iv

B. TAHAPAN PENULISAN ... 3

C. METODE PENGUMPULAN DATA ... 5

D. METODE ANALISA ... 5

E. KERANGKA BERPIKIR ... 6

F. LANDASAN TEORI ... 7

1. GAMBARAN UMUM WILAYAH SASARAN ... 7

2. GOVERNMENT MOBILE……...…………..………...10

3. MOBIL LAYANAN PUBLIK…...………...11

4. DEFINISI BANK………...………...13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

A. MINIMNYA PERBANKAN DI PULAU SEBATIK ... 14

B. POTENSI PENDUDUK PULAU SEBATIK ... 15

C. BANK BRI SEBAGAI BANK RAKYAT DAN PEDESAAN ... 19

D. FLOATING BANK ... 20

B. BiodataKelompok ... 26

(6)

v DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah penduduk Pulau Sebatik ... 15 Tabel 2. Presentase Keluarga Kurang Mampu ... 17 Tabel 3. Pengunjung Pulau Tawau ... 18

DAFTAR GAMBAR

(7)

“FLOATING BANK”: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR

PULAU SEBATIK

DanangM. Pratomo 11, Ahmad Khoisya Yuliarga2, Narendra Agrawira Cakasana1.

1Jurusan Teknik Perkapalan/Fakultas Teknologi Kelautan,Institut Teknologi

Sepuluh Nopember,2Jurusan Teknik Kelautan/FakultasTeknologi Kelautan, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember

E-mail: gus.danang91@gmail.com

Abstract

Vitalnya peranan bank terhadap kemajuan suatu negara, maka hendaknya

berdampak pada paningkatan taraf hidup masyarakatnya. Namun faktanya,

kawasan terluar Indonesia justru seringkali sangat sulit mendapatkan layanan

perbankan. Realita menunjukkan bahwa wilayah perbatasan seperti Pulau

Sebatik dimana 80% adalah Warga Negara Indonesia, justru sebagian besar

menggunakan mata uang Ringgit. Karya tulis ini memperkenalkaninovasi

modifikasi kapal sebagai alternatif bank keliling di wilayah pesisir.

Selanjutnya kapal tersebut diberinama Floating Bank dengan membawa misi

layanan perbankan ke daerah pesisir perbatasan Indonesia. Karya tulis ini

lebih jauh akan mengembangkan program kredit dan pemodalan dari Bank

BRI untuk kebutuhan masyarakat pesisir Pulau Sebatik. Selain itu secara

teknis akan mengambangkan desain konseptual dari Kapal yang dimodifikasi

untuk Floating Bank.

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan salah satu elemen terpenting dalam pembangunan nasional dan kehidupan bermasyarakat.Pengertian atau definisi bank itu sendiri menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya ke dalam masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.Berdasarkan definisi tersebut maka peranan dan fungsi bank sangatlah vital dalam masyarakat.Fungsi bank adalah bank berperan dalam pembangunan nasional dan bank berperan dalam pembagian pendapatan masyarakat. Fungsi bank berperan dalam pembangunan nasional dapat diartikan sebagai kegiatan bank dalam menghimpun atau memobilisasi dana yang menganggur dari masyarakat dan perusahaan-perusahaan kemudian disalurkan ke dalam usaha-usaha yang produktif untuk berbagai sektor ekonomi seperti pertanian, pertambangan, perindustrian, pengangkutan, perdagangan dan jasa-jasa lainnya akan meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan masyarakat.Sedangkan Peranan bank dalam pembagian pendapatan masyarakat dijelaskan bahwa sistem perbankan yang kita miliki dan kebijakan perkreditan yang tepat bank dapat melaksanakan fungsinya dalam membantu pemerintah untuk memeratakan kesempatan berusaha dan pendapatan di dalam masyarakat.Dengan demikian kita dapat turut mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan, yaitu masyarakat yang adil dan makmur (Dr. Ravik Karsidi, 2012).

(9)

Indonesia, justru sebagian besar menggunakan Ringgit sebagai media pembayaran dan perdagangan. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya infrastruktur perbankan Indonesia di Pulau Sebatik sehingga masyarakat cenderung menggunakan mata uang Malaysia sebagai media pembayaran (Adi J. Mustafa, 2009).

Melihat permasalahan tersebut, kami menyusun sebuah gagasan Floating Banksebagai upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pembangunan

infrastruktur Pulau Sebatik serta menjadikan Rupiah sebagai mata uang mayoritas bagi warga negara Indonesia di kawasan tersebut. Gagasan ini kami yakin sangat efektif dan memberi pengaruh positif yang cukup besar karena mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat pesisir di Pulau Sebatik akan bank dari Indonesia. Hal ini didukung fakta bahwa profesi utama masyarakat di Pulau Sebatik adalah sebagai pedagang dan nelayan (M. Rusman, 2012).

II. TUJUAN

Adapun yang menjaditujuandalam karya tulis ini iniadalah: Tujuan Umum

Tujuan dari karya tulis ini adalah menciptakan teknologi yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat Pulau Sebatik akan bank.

Tujuan Khusus

1. Memudahkan Warga Negara Indonesia (WNI) di Pulau Sebatik menyimpan dana dan bertransaksi di bank.

2. Meningkatkan perokonomian WNI di Pulau Sebatik.

3. Meningkatkan peran serta dari berbagai pihak (pemerintah, masyarakat luas, stakeholder) dalam menekan angka kemiskinan di Pulau Sebatik.

III. METODE

A. Tahapan Penulisan

(10)

1. Tahap perumusan tema dan permasalahan

Kami mengambil topik mengenai kebutuhan perbankan di Pulau Sebatik karena di kawasan tersebut faktanya masih minim akan layanan perbankan Indonesia. Sebagian besar warga di sana mengambil kredit atau peminjaman modal ke kreditur dari Malaysia karena lebih banyak akses dan kemudahannya. Berdasarkan hal tersebut kami rasa perlu adanya layanan perbankan yang mobile sehingga mampu mencapai kawasan – kawasan yang selama ini kekurangan layanan perbankan Indonesia.Dengan demikian harapan kami Pulau Sebatik dapat maju berkat layanan dari negeri sendiri, bukan dari Malaysia.

2. Tahap pengumpulan landasan teori dan data

Pada tahapan ini kami menggunakan data – data yang berasal dari jurnal, buku teks, maupun internet sebagai penunjang latar belakang dan permasalahan yang kami angkat. Data – data tersebut nantinya akan menggambarkan secara faktual kondisi di Pulau Sebatik yang memerlukan layanan perbankan Indonesia.

3. Tahap analisis

Tahap penganalisaan data dan teori yang digunakan dalam penulisan ini, kami rumuskan dalam tahapan ini. Keduanya akan disintesa dan dihubungkan dengan permasalahan yang kami angkat sehingga hubungan antara permasalahan yang berasal dari data factual dan teori yang kami gunakandapat menemukan alternatif solusinya.

(11)

bank mobile yang kami konsep dapat memberikan pemecahan masalah tersebut.

4. Tahapan kesimpulan dan rekomendasi

Tahap ini bertujuan untuk menyimpulkan keseluruhan isi penulisan menjadi satu pemahaman yang utuh dan bersifat komprehensif. Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari keseluruhan isi penulisan akan ditemukan beberapa alternatif solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dibahas.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan makalah ini menggunakan beberapa metode-metode yaitu :

1. Tinjauan pustaka

Data-data yang diperoleh diambil darireverensi buku yang diperoleh dari perpustakaan yang memiliki relevansi dengan pembahasan.

2. Tinjauan media

Informasi-informasi lain yang diperoleh sebagai input dalam penyusunan makalah ini juga diperoleh dari internet, media cetak dan media elektronik Informasi yang diperoleh dalam tinjauan ini merupakan tambahan dari teori-teori yang menjadi acuan.

C. Metode Analisa

Metode pendekatan pada proses analisa yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini adalah,

1. Metode analisa deskriptif yaitu analisa untuk mengelola dan menafsirkan data yang diperoleh sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada obyek yang dikaji.

(12)

D. Kerangka Berpikir

Tulisan ini memiliki kerangka berpikir dalan proses penulisannya. Kerangka atau alur berpikir digunakan untuk mempermudah proses penulisan. Adapun kerangka berpikir dalam tulisan ini akan dijelaskan pada gambar berikut ini.

START

IDE TULISAN

 Kurangnya peran perbankan di Pulau Sebatik  Penggunaan Ringgit Malaysia sebagai mata uang

mayoritas WNI di Pulau Sebatik  Kondisi Geografis Pulau Sebatik

LANDASAN TEORI

 Gambaran Umum Kondisi Wilayah Pulau Sebatik  Konsep Goverment Mobile

 Definisi dan Jenis Bank

 Kondisi Kependudukan dan Perekonomian warga Pulau Sebatik  Peran dan fungsi Bank pada Pembangunan Nasional

DESAIN KONSEPTUAL BANK APUNG YANG SESUAI DENGAN WILAYAH OPERASI DI PULAU SEBATIK

EKSPLORASI PERMASALAHAN

 Ironi dari penggunaan dua mata uang Ringgit dan Malaysia di wilayah perbatasan Pulau Sebatik

 Minimnya palayanan perbankan Indonesia di Pulau Sebatik yang berdampak pada rendahnya taraf hidup WNI dibanding warga negara tetangga.

(13)

E. Landasan Teori

1. Gambaran Umum Wilayah Sasaran

Indonesia merupakan negara kepualauan (Archipelago) terbesar di dunia dengan luas perairan mencapai 93 ribu km2, 17.480 pulau, dan garis pantai sepanjang 95.000 km (indomaritimeinstitute,2011). Melihat kondisi yang demikian tentu sangat sulit dalam hal pemerataan ekonomi dan pembangunan.Pembangunan di Indonesia sepintas hanya berfokus di pulau – pulau besar dan sangat sedikit pulau kecil yang mendapatkan kebijakan pembangunan yang proporsional.Hal ini tentu sangat memilukan karena perbatasan Indonesia didominasi oleh pulau – pulau kecil.Menurut data dari TNI AL merinci ada 12 pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.Apabila tidak ada kebijakan pembangunan dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat setempat dikhawatirkan nantinya mereka lebih nasionalis kepada negara tetangga.

Salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan wilayah Negara tetangga adalah Pulau Sebatik.Pulau Sebatik ini dibagi menjadi 2 bagian yakni bagian selatan yang masuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan bagian utara masuk wilayah negara bagian Sabah, Malaysia.Dengan total penduduk 105.000 jiwa, Pulau Sebatik merupakan daerah strategis bagi kedua Negara.Dalam kehidupan bermasyarakat pun percampuran adat Indonesia dan Malaysia sering terjadi karena adanya perlakuan ijin khusus bagi masyarakat di pulau tersebut dalam melintas dari Indonesia ke Malaysia maupun sebaliknya (Wikipedia.com).

Gambar 1. Pembagian Wilayah di Pulau Sebatik (Sumber: Suara Merdeka)

Malaysia

(14)

1.1Letak Geografis dan Wilayah Administrasi

Pulau Sebatik berada di bagian utara provinsi Kalimantan Timur tepatnya Kabupaten Nunukan.Wilayah ini bisa disebut sebagai wilayah perbatasan strategis karena berbatansa lasung dengan Malaysia. Keunikannya di pulau itu adalah pada status kemilikan yang terbagi menjadi dua, wilayah utara pulau seluas 187,23 km2 menjadi milik Malaysia sedang wilayah bagian selatan seluas 246, 61 km2 adalah milik Indonesia. Keunikan lain dari pulau Sebatik adalah sebagian besar penduduk Sebatik dan Tawau masih berkerabat dekat karena mereka masing-masing berasal dari suku yang sama yakni suku Bugis. Kabupaten Nunukan memiliki luas sekitar 14 ribu km2 yang terdiri atas lima kecamatan yaitu: kecamatan krayan, lumbis, sembakung, Nunukan dan Sebatik. Pulau Sebatik dengan luas wilayah sekitar 247,5 km2 dan secara geografis terletak pada 117º 40’BT – 117º 54’BT dan 4º 02’LU – 4º 10’LU.,sekarang ini terdiri dari dua kecamatan yakni Sebatik Induk dan Sebatik Barat; dan sekarang tengah dikembangkan lagi untuk bisa menjadi empat kecamatan, yakni kecamatan Sungai Pancang dan Haji Kuning.

1.2Mata Pencaharian

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Pulau Sebatik, terutama warga negara Indonesia, adalah berdagang dan nelayan. Tentu dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari misalnya bahan pokok makanan dan keperluan lain perlu adanya transaksi jual-beli. Dalam kesehariannya, masyarakat di Pulau Sebatik biasa menggunakan 2 jenis mata uang yakni Rupiah (Indonesia) dan Ringgit (Malaysia).Namun pada faktanya, Rupiah hanya digunakan sesekali yakni pembayaran di instansi pemerintah Indonesia.Sementara untuk kegiatan berdagang mayoritas penduduk di Pulau Sebatik, termasuk WNI, menggunakan mata uang Ringgit (Suara Merdeka, 2011).Hal ini tentu sangat ironis mengingat warga Negara Indonesia sudah selayaknya menggunakan Rupiah sebagai mata uang utamanya.

(15)

mudah dihitung (Ma’un Yanuar, 2010). Minimnya pelayanan perbankan dari Indonesia di Pulau Sebatik membuat para penduduk yang merupakan WNI seolah tak punya pilihan lain dalam mencukupi taraf hidupnya.

1.3Visi dan Misi

Visi dan Misi Pembangunan Sebatik seharmoni dengan pembangunan Kabupaten Nunukan yakni untuk mewujudkannya menjadi kawasan perdagangan, agroindustri dan jasa di kawasan Asia Tenggara dalam rangka menyongsong perdagangan bebas yang didukung oleh sumberdaya manusia yang menguasai Iptek dan dilandasi Iman dan taqwa.

1.4Infrastruktur

Sarana dan prasarana terutama jaringan jalan di Pulau Sebatik hingga saat ini relatif terbatas, dan belum semua jalan yang menghubungkan antar daerah diaspal (Siregar, 2008).Kondisi ini menyebabkan sebagian besar masyarakat menjual hasil panen tanaman perkebunan dan tangkapan (ikan) ke Tawau (Malaysia). Hal ini disebabkan karena jarak kedua tempat tersebut relatif dekat dengan dukungan sarana transportasi laut yang murah dan mudah dijumpai jika dibandingkan dengan menjual ke Pulau Nunukan. Keterbatasan sarana transportasi dan letak wilayah yang secara geografis lebih dekat dengan Malaysia, menjadi alasan bagi masyarakat di kawasan tersebut membeli barang-barang kebutuhan mereka sehari-hari ke Tawau.

(16)

2. Goverment Mobile

Konsep government mobile diimplementasikan sebagai strategi pemerintah untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan publik. Namun dalam implementasi konsep tersebut, terdapat berbagai model/ variasi dalam penerapan kosep government mobile dalam pelayanan publik, seperti di Filipina di mana warga salah satu daerah bisa mendapatkan sertifikasi kependudukan hanya melalui SMS. Di Jerman, pemerintah Kota Berlin menyediakan “mobile office” yang menyediakan layanan publik bagi warga kota berupa pengurusan berbagai keperluan seperti ijin tinggal, kartu identitas, SIM, paspor, dan lain sebagainya. Di Singapura banyak layanan pemerintahan yang diberikan melalui SMS berupa pemberitahuan mengenai informasi yang penting bagi penduduk mulai dari peringatan bahwa paspor mereka akan habis masa berlakunya sampai dengan jumlah pajak yang harus segera dibayar.

(17)

government mobile yang diimplementasikan di kabupaten Gorontalo merupakan suatu aktivitas tatap muka langsung (face to face) dalam pelayanan, sehingga kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh kemampuan aktor dalam hal ini birokrasi dalam melayani masyarakat.Konsep ‘mobile’ dalam pemerintahan dipahami tidak terbatas pada akses informasi yang dapat dijangkau seluruh kalangan, melainkan aktivitas fisik yang lebih ditekankan dalam hubungan langsung antara pemerintah dengan yang diperintah dalam bidang pelayanan publik.

3. Mobil Layanan Publik

Berbagai instansi dengan latar belakang pemerintahan sudah banyak menyelenggarakan pelayanan berbasis mobil keliling.Pengadaan fasilitas dan pelayanan dalam bentuk mobil merupakan inovasi dalam meningkatkan jumlah warga yang ikut memanfaatkan layanan masyarakat oleh instansi pemerintah. Selain dengan meningkatkan adanya sosialisasi terhadap layanan publik tentunya pihak instansi mencoba mengakomodasi pelayanan tersebut agarhadir lebih dekat dengan warga terutama yang sulit dijangkau misal daerah pedesaan. Sebagai contohnya yang sering dijumpai adalah Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan atau biasa disingkat MPLIK yang merupakan program dari Dishubkominfo. Mobil ini dirancang untuk menampung seluruh paket VSAT (1,2 m), Notebook, server, UPS, DVD player, TV LCD, dan “Genset” untuk menyediakan listrik. Sehingga MPLIK dapat digunkan untuk melayani seluruh kabupaten dengan mobilitas terbatas.MPLIK ini memungkinkan layanan internet dapat digunakan oleh sekolah atau instansi pemerintah di kabupaten.Program ini dimaksudkan supaya seluruh Indonesia dapat menikmati internet dan Indonesia dapat bersain dalam dunia telekomunikasi.

(18)

perbankan juga mulai menginisiasi mobil layanan perbankan untuk para nasabahnya. Bank yang telah meluncurkan mobil mobile banking adalah bank Danamon dan BCA. Mobil tersebut bisa disebut juga mobil bank keliling guna membantu para nasabah dengan layanan secara online dan didalamnya terdapat sebuah unit ATM multifungsional.

Gambar 2. Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) (Sumber:

http://indonesiawifi.com/news/mplik-internet-masuk-desa-ala-arief-yahya, 2012)

Gambar 3. Mobil Bank Keliling BCA

(19)

4. Definisi Bank

Pengertian Bank - Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan sesuai dengan tahap perkembangan bank. Untuk memberikan definisi yang tepat agaknya memerlukan penjabaran, karena definisi tentang bank dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian bank, yaitu:

Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral. (Prof G.M. Veryn Stuart Dalam bukunya Bank Poitic)

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, pengertian bank telah mengalami evolusi, sesuai dengan perkembangan bank itu sendiri. Kedua, fungsi bank pada umumnya adalah

1. Menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat;

2. Memberikan kredit, baik bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya untuk menciptakan tenaga beli baru;

3. Memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Jenis bank dilihat dari cara menetapkan harga baik harga beli maupun harga jual dapat dibagi dua, yaitu :

(20)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Minimnya Peran Perbankan Dalam Pembangunan Nasional di Kawasan Pulau Sebatik

Perbankan memiliki peran strategis dalam menentukan arah pembangunan Nasional.Adanya perbankan yang kuat dan merata dapat turut serta membuat arus kemajuan suatu negara bergerak linier searah dengan tingkat kekuatan ekonomi.Dalam aspek makro-ekonomi, perbankan memiliki fungsi penting untuk menentukan kebijakan-kebijakan fiskal suatu negara.Laju inflasi, dinamika falas termasuk di dalamnya.Sementara untuk peran bank dalam mikro-ekonomi seharusnya mampu memberdayakan masyarakat secara langsung.Melalui layanan simpan-pinjam, kredit hingga asuransi seharusnya dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat demi tercapainya pemerataan pembangunan.

Di kawasan terluar Indonesia, peran dan fungsi perbankan masih jauh dari optimal.Hal ini terlihat khususnya di Pulau Sebatik yang menggunakan Ringgit sebagai mata uang utamanya dan menyampingkan Rupiah.Dari fakta tersebut kami mengindikasikan bahwa sebagian besar peredaran barang adalah buatan Malaysia dan turut menambah pendapatan Malaysia dari warga kita.Oleh sebab itu perlu ada penguatan peran dan fungsi bank di kawasan Pulau Sebatik. Salah satu upaya yang mampu kita gagas adalah perlunya kuantitas bank sebagai upaya meningkatkan usaha kecil, perkebunan dan kelautan di Pulau Sebatik ini. Dengan diperkuatnya peran serta penambahan kuantitas dan kualitas perbankan di Pulau Sebati, harapan kami warga negara Indonesia di sana tidak perlu lagi mencari kreditur Malaysia sebagai tempat peminjaman modal. Laju perekonomian masyarakat di Pulau Sebatik juga mampu ditingkatkan sejalan dengan berkembangnya usaha mikro, kecil dan menengah melalui modal pinjaman yang mudah dari perbankan Indonesia.

(21)

maksud adalah kawasan permukiman nelayan dan daerah pesisir. Dengan memberdayakan fungsi perbankan untuk masyarakat pesisir kami berharap kesulitan akan kurangnya perbankan Indonesia di wilayah Pulau Sebatik mampu dikurangi yang secara tidak langsung turut meningkatkan taraf hidup dan pembangunan di Pulau Sebatik.

B. Potensi Penduduk Pulau Sebatik sebagai Nasabah dan Target Pemberdayaan UMKM

1. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Nunukan pada tahun 2007 berjumlah 125.585 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 8,8 jiwa per km2. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, jumlah penduduk mengalami pertumbuhan sebesar 5,8 persen (BPS Nunukan, 2008). Berdasarkan pola persebaran penduduk Kabupaten Nunukan menurut luas wilayahnya belum merata, sehingga terjadi perbedaan kepadatan penduduk yang mencolok antar kecamatan.

Dari delapan kecamatan di Kabupaten Nunukan, Kecamatan Sebatik kepadatan penduduknya tertinggi, yaitu 194,2 jiwa per km2, kemudian diikuti oleh Kecamatan Sebatik Barat dengan kepadatan 77,6 jiwa per km2. Kepadatan penduduk di kecamatan lainnya hanya berkisar antara 1,29 - 33,79 jiwa per km2. Sebagian besar penduduk tinggal di Kecamatan Nunukan (sekitar 44,8 persen), dan 15,8 persen diantaranya tinggal di Kecamatan Sebatik, sedangkan sisanya tersebar di enam kecamatan yaitu Kecamatan Sebatik Barat, Lumbis, Sembakung, Sebuku, Krayan dan Krayan Selatan (BPS Nunukan, 2008). Jumlah penduduk pada masing masing kecamatan tersaji dalam tabel berikut.

(22)

b. Tanjung aru 4.500

Perbandingan populasi Sebatik Malaysia sebesar 25.000 jiwa sedang penduduk Sebatik Indonesia sebesar 80.000jiwa.Dengan jumlah penduduk berwarga negara Indonesia yang lebih dominan merupakan potensi besar untuk menambah fasilitas dan pelayanan perbahkan di Pulau ini. Hal ini dimaksudkan supaya intermediasi perbankan bisa menjangkau kelompok-kelompok yang belum terjangkau oleh bank. Sehingga akan muncul nasabah-nasabah baru dengan kembalinya kesadaran akan peran pentingnya bank sebagai lembaga keuangan dan bisa dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan hidup.

2. Mata Pencaharian

Mata pencaharian utama penduduk di Pulau Sebatik adalah sebagai petani, sedangkan yang lain sebagai buruh, pedagang dan pegawai (negeri atau swasta), serta bekerja di sektor lainnya. Mata pencaharian penduduk secara umum di Kabupaten Nunukan berdasarkan persentase yaitu pertanian 54,6 persen; pertambangan dan penggalian 1,32 persen; industri 0,76 persen; listrik gas dan air 0,27 persen; konstruksi 5,84 persen; perdagangan 10,06 persen; transportasi dan komunikasi 5,05 persen; keuangan dan jasa 20,28 persen; dan lainnya 1,82 persen (BPS Nunukan, 2008).

(23)

yang sesuai untuk dalam meberikan pelayanan kepada war di Pulau tersebut. Sebagai contoh pada umumnya Bank BCA lebih banyak digunakan oleh nasabah dari kalangan menengah ke atas terutama kalangan pebisnis dan pengusaha elit. Bank seperti Bank BNI, BRI, Danamon cenderung diminati oleh kalangan menengah dan menengah ke bawah. Selanjutnya yang perlu dicari adalah data mengenai jumlah prosentase taraf hidup keluarga di Pulau Sebatik. Untuk bisa mengetahui lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Presentase Keluarga Kurang Mampu

No Desa Total Presentase Keluarga

Kurang Mampu(%)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kecamatan Sebatik 2005

3. Kondisi Perekonomian

(24)

dagangannya. Hal tersebut bisa dikelompokkan menjadi 4 tujuan yang seperti tercantum pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.Pengunjung ke Kota di Tawau

No Pengunjung ke Kota di Tawau

Tujuan Jumlah

Pengunjung(%) 1 Keluarga dan kunjungan untuk berbelanja 85

2 Berobat dan konsultasi kesehatan 10

3 Bisnis 5

4 Pergi bersekolah bagi anggota keluarga 0 Rata-rata jumlah kunjungan adalah 3 kali per bulan Sumber: Abubakar 2004

Secara ekonomi masyarakat Sebatik sangat bergantung kepada Malaysia, khususnya ke Tawau. Hampir semua komoditas yang dihasilkan masyarakat, seperti ikan, sawit dan coklat dijual ke Negeri Jiran. Masyarakat Sebatik juga membeli berbagai kebutuhan sehari-hari dari Tawau. Tidak heran jika ada dua mata uang yang beredar di sana, yakni rupiah dan ringgit. Tapi, warga setempat lebih menyukai ringgit karena nilainya lebih tinggi. Secara geografis, pulau Sebatik juga lebih dekat ke Tawau yang hanya ditempuh dalam waktu 15 menit, bila dibandingkan ke Pulau Nunukan yang memakan waktu 30 menit dengan alat transportasi yang sama dengan ongkos dua kali lipat lebih tinggi. Hal ini merupakan sebuah peluang dalam menyediakan pelayanan penukaran uang sehingga diperlukan peranan perbankan sebagai intermediasi perekonomian kedua daerah tersebut.

C. Bank BRI sebagai Bank Rakyat dan Pedesaan

(25)

melalui sistem PNPM Mandiri sebagai penguatan modal bagi Usaha Mikro dan Kecil yang terbentuk. Program lain dari Bank BRI yang terkenal adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. KUR sendiri merupakan Kredit Modal Kerja dan atau Kredit Investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. Adapun tujuan Program KUR BRI adalah:

1. Meningkatkan akses pembiayaan UMKM & K kepada Bank.

2. Pembelajaran UMKM untuk menjadi debitur yang bankable sehingga dapat dilayani sesuai ketentuan komersial perbankan pada umumnya (Sebagai embrio debitur komersial).

3. Diharapkan usaha yang dibiayai dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

Pada awal tahun 2013, BRI bersama Kementrian Kelautan dan Perikanan berinovasi menciptakan skema baru penyaluran kredit perikanan kepada pembudidayaan ikan dan udang. Skema ini nanti awalnya akan coba disalurkan kepada petambak di kawasan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa terutama kepada petambak yang berada dalam program revitalisasi udang. Dengan skema ini pembudidaya dapat mengakses pembiayaan melalui skema individu maupun kelompok, tanpa harus memiliki kemampuan berbank, asalkan bisnisnya dinilai layak.

(26)

itu, bantuan ini akan menjadi sarana pendidikan ke wilayah-wilayah terpencil di Indonesia yang saat ini masih sangat terbatas.

Berdasarkan kredibilitas yang dimiliki oleh Bank BRI serta komitmennya dalam upaya membantu mensejahterakan masyarakat di wilayah terpencil maka BRI merupakan Bank yang berpotensi dan cocok untuk mengembangkan pelayanan perbankan di Pulau Sebatik.

D. Floating Banksebagai solusi Mobile Bank di Wilayah Perbatasan

Pesisir dan Pulau Terluar

Floating Bankmerupakan konsep Bank Terapung menyerupai mobil bank

keliling di darat tetapi memiliki wilayah operasi yang berada di laut dengan sasaran nasabah di wilayah pesisir dan pulau terpencil yang sulit dijangkau.Floating Bank merupakan inovasi laiknya Kapal Pendidikan seperti yang telah dihibahkan Bank BRI tetapi dengan misi yang berbeda yakni membawa bank agar lebih dekat dengan masyarakat pesisir di pulau terluar. Nantinya fasilitas Floating Bank tidak jauh beda dengan mobil bank keliling yakni memiliki layanan secara online dengan customer services dan teler bank serta dilengkapi dengan ATM sehingga nasabah bisa melakukan penarikan tunai maupun transfer secara cepat.

Selain berfungsi sebagai bank konvensional, Floating Bank juga mengakomodir dua program untuk penguatan usaha masyarakat sekitar. Program pertama adalah KUR Mikro bagi masyarakat yang ingin mencari tambahan modal untuk membangun dan mengembangkan UMKM-nya. Program kedua adalah Kredit Perikanan bagi masyarakat bermata pencaharian sebagai petambak dan nelayan yang membutuhkan pembiayaan dalam budidaya tambak ikan dan udang.

(27)

Ukuran utama kapal: L = 20 m

B = 7.5 m T = 4 m H = 2 m

Dengan jumlah crew antara lain: 1 nahkoda

1 juru mudi 2 Abk 2 Teller 1 Admin 2 Security

Floating Bank ini nantinya memiliki kapasitas ruang tunggu penumpang/

nasabah dengan kursi diatas dek yang bisa menampung hingga12 orang. Pengaplikasian Floating Bank:

1. Bisa melayani 7 hari dalam seminggu, pada hari minggu untuk mempromosikan program dan pada akhir pekan bisa memanfaatkan ATM untuk menyediakan uang tunai.

2. Bisa memberikan layanan pribadi untuk beberapa lokasi dengan staf yang sama.

3. Metode dengan biaya efektif sebagai cabang bank untuk melayani pasar yang lebih kecil atau ditargetkan.

4. Jika lokasi yang ditargetkan tidak berhasil maka bisa dipindah ke lokasi lain.

(28)

V. KESIMPULAN

A. Simpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Di kawasan terluar Indonesia, peran dan fungsi perbankan masih jauh dari optimal. Hal ini terlihat khususnya di Pulau Sebatik yang menggunakan Ringgit sebagai mata uang utamanya dan menyampingkan Rupiah.

2. Prosentase jumlah penduduk berwarga negara Indonesia di Pulau Sebatik yang lebih dominan merupakan peluang untuk menambah fasilitas dan pelayanan perbahkan di Pulau ini dengan maksud supaya intermediasi perbankan bisa menjangkau kelompok-kelompok yang belum terjangkau oleh bank.

3. Siklus perputaran dua mata uang Ringgit dan Rupiah antara desa Sungai Nyamuk dan Kota Tawau bisa dimanfaatkan oleh lembaga keuangan seperti bank untuk memberikan fasilitas dan layanan penukaran uang.

4. Berdasarkan kredibilitas yang dimiliki oleh Bank BRI serta komitmennya dalam upaya membantu mensejahterakan masyarakat di wilayah terpencil maka BRI merupakan Bank yang berpotensi dan cocok untuk mengembangkan pelayanan perbankan di Pulau Sebatik. 5. Floating Bank merupakan konsep Bank Apung sebagai solusi layanan

perbankan keliling yang memiliki daya jangkau ke wilayah pesisir maupun wilayah terpencil di pulau terluar. Sasaran dari operasi Floating Bank ini adalah Pulau Sebatik dengan mengusung program-program dari Bank BRI.

B. Saran

Berdasarkan keseluruhan pembahasan dalam tulisan ini dapat diberikan beberapa saran yaitu:

(29)

Selain itu juga perlu penyesuaian interior tempat teller, atm dan ruang tunggu nasabah sehingga mendapatkan kesesuaian ergonomis demi palayanan yang teratur dan kenyamanan nasabah.

(30)

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007.Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan. Penerbit :DPR RI,Jakarta

Anonim.2011. Warga Sebatik Menggunakan Dua Mata Uang. Penerbit: Suara Merdeka, Semarang

Anonim.2012. Perbatasan dan Pulau Terluar NKRI. Penerbit: TNI-AL

Anonim.2013.Sebatik Island. Penerbit :Wikipedia.com

Karsidi, Ravik.2012.Peranan Ekonomi Mikro Dalam Kemajuan

Pembangunan. Penerbit: Gramedia., Jakarta

Mustafa, Adi J.2009. Demografi dan Sosiologi Dua Negara di Pulau Sebatik.

Penerbit: Tiga Serangkai, Jakarta

Rusman, M.2012. Pojok Indonesia. Penerbit: Graha Ilmu, Semarang

(31)

VII. LAMPIRAN

(32)

B. BiodataKelompok

KETUA KELOMPOK

Nama : Danang Mujianto Pratomo

NamaPanggilan : Danang

JenisKelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Tempat / TanggalLahir : Pati/29 April 1991

AlamatAsal : Rumah Dinas ITS Blok U Jl.T.Komputer II/53

Telephone/Handphone : 085733107421

Email : gus.danang91@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Tingkatan Institusi

1997-2003 SD SDN Gebang

2003-2006 SMP SMPN 1 Pati

2006-2009 SMA SMAN 1 Pati

2009-sekarang PerguruanTinggi Teknik Perkapalan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penulis,

(33)

ANGGOTA KELOMPOK 1

Nama : Narendra Agrawira Cakasana

Nama Panggilan : Rendra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 7 Mei 1992

Alamat Asal : Teluk kumai barat 113/8b perak, Surabaya

Telephone/Handphone : 085732489455

Email : nyut2snut2@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Tingkat Institusi

1997 - 2003 SD SD AL – Muttaqien Surabaya

2003 - 2006 SMP SMPN 18 Surabaya

2006 - 2009 SMA SMAN 3 Surabaya

2009 - sekarang Perguruan Tinggi Teknik Perkapalan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penulis,

(34)

ANGGOTA KELOMPOK 2

Nama : Ahmad Khoisya Yuliarga

Nama Panggilan : Arga

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Pati, 1 Juli 1992

Alamat Asal : Keputih Utara, Gg.1DNo. 14 A Surabaya

Telephone/Handphone : 085739103099

Email : wongcilik0@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Tingkatan Institusi

1997 - 2004 SD SDN JOLLONG 01

2004 - 2007 SMP SMPN 3 PATI

2007 - 2010 SMA SMAN 1 PATI

2010 - sekarang PerguruanTinggi Teknik Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penulis,

(35)

C. BiodataDosenPembimbing

Nama : Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc.

NIP :19691231 200604 1 178

Fakultas / Jurusan :FTK / Teknik Perkapalan

Alamat : Jl. Marina Mas Timur IV/3A Surabaya.

Telephone/Handphone : 081385661278

DosenPembimbing,

Gambar

Gambar 1. Pembagian Wilayah di Pulau Sebatik
Gambar 2. Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK)
Tabel 1. Jumlah penduduk Pulau Sebatik  menurut wilayah per
Tabel 2. Presentase Keluarga Kurang Mampu
+2

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR HARGA BARANG BANGUNAN KABUPATEN KOTAMADYA (MEI 2016)..

(7) Dalam hal Wabah, KLB, dan/atau KKM terjadi secara nasional maka pembentukan tim atau disebut dengan nama lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan ayat

Clothing line merupakan salah satu bisnis yang ramai dizaman modern seperti sekarang ini. Banyak brand baru bermunculan, mulai dari yang langsung memiliki nama besar atau yang

14 Dari keadaan atau fenomena yang terjadi pada siswa kelas X, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional siswa di kelas

Atas fasilitas pinjaman yang belum digunakan, Perusahaan dikenakan bunga per tahun sebesar 24% pada tanggal 31 Desember 2008 dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan

Di samping itu, ICRA Indonesia melakukan evaluasi dari profitabilitas yang dihasilkan dari proses underwriting tiap produk, yang akan memberikan indikasi yang representatif

Berdasarkan etiologi, patogenesis, dan secara umum mukokel dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mukokel ekstravasasi mukus yang sering disebut sebagai mukokel superfisial

sebagai variabel intervening pada masyarakat Desa Bojong Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh keberadaan.. industri terhadap perubahan