• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

Disiapkan Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Ketua Tim

UJM – SOP

CHAIRIL B.AMIUZA

NIP. 131 413 237

Ketua Jurusan Arsitektur

SIGMAWAN TP.

NIP. 131 837 967

Pembantu Dekan I Bidang Akademik

ACH. WICAKSONO

NIP. 132 007 111

PERINGATAN ! Perlindungan Hak Cipta.

Tidak sebagianpun dari terbitan ini dapat digandakan, disimpan dalam sistem yang diperbaiki atau dipindahkan dalam bentuk atau dengan cara apapun; baik elektronik, mekanik, photo copy, dicatat

atau lainnya; terutama tanpa izin tertulis dari Pembantu Dekan I Bidang Akademik

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jalan Mayjen Haryono No. 167 (65145) Malang – Jawa Timur

Telp. (0341) 551 430 Fax. (0341) 551 430 e-Mail : ftub@brawijaya.ac.id

Status Distribusi (1) Penerima Distribusi (2)

MAHASISWA

DOSEN/JURUSAN 

KARYAWAN/FAKULTAS  LAINNYA

Tgl Distribusi:

6 Feb 2009

 DIKENDALIKAN No. Distribusi:

TIDAK

DIKENDALIKAN

1) Beri tanda  pada kotak yang sesuai

(2)

KATA PENGANTAR

ehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dipanjatkan atas kehidupan, iman, Islam dan limpahan rezeqi yang tiada terbilang, sehingga Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) pembelajaran matakuliah Kuliah Kerja Nyata dan Praktek (KKN-P) ini tersaji dihadapan pembaca. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang ikhlas disampaikan kepada :

K

 Ketua dan Sekretaris Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, atas

kesempatan dan kepercayaannya membagi ilmu melalui penulisan buku ini;

 Rekan-rekan dosen di lingkungan Jurusan Arsitektur dan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, yang telah meluangkan waktu berbagi pengalaman tentang teknis menulis buku ini.

 Kolega bisnis jasa konstruksi dan konsultansi, yang ikhlas meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk berbagi pengalaman dan memberi masukan untuk memperkaya bekal kompetensi mahasiswa sebagai praktikan di proyek;

 Para mahasiswa yang begitu berempati dan antusias dengan tanggapan kritisnya mengikuti pembekalan materi selama penulis mengampu matakuliah ini; dan

 Para praktisi, akademisi, dan berbagai pihak lainnya yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu; atas kontribusi ide, pemikiran, kritik, masukan dan harapannya.

arya ini memuat petunjuk teknis yang berkenaan dengan pelaksanaan pembekalan atau pembelajaran matakuliah Kuliah Kerja Nyata-Praktek (KKN-P) di lingkungan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, yang terbagi menjadi 6 (enam) bagian :

K

 Buku 1 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Praktek Kerja;

 Buku 2 tentang Manual Prosedur Administrasi Praktek Kerja;

 Buku 3 tentang Manual Prosedur Laporan Praktek Kerja;

 Buku 4 tentang Instruksi Kerja Pelaksanaan Praktek Kerja;

 Buku 5 tentang Manual Prosedur Pembekalan Praktek Kerja; dan

 Buku 6 tentang Lampiran Form Administrasi Praktek Kerja.

iat awal penulisan buku ini adalah membantu mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan praktek kerja di lingkungan proyek dan/atau pemagangan di perusahaan jasa konsultansi dan jasa konstruksi. Fenomena adanya distorsi antara pengetahuan teori-akademik dengan realitas-empirik; ekspektasi yang disproporsional dari pihak proyek dan/atau perusahaan; serta empati para alumni –yang terjun di industri jasa konstruksi, terhadap kompetensi lulusan yang siap pakai dan kompetitif; menjadi latar belakang diluncurkannya buku ini.

N

Maka melalui pembekalan materi praktek kerja, diharapkan mahasiswa memahami anatomi, siklus dan mekanisme proyek rekayasa bangunan dan/atau kawasan; serta memiliki kepekaan etika dan bekerja profesional sebagai pelaku pembangunan yang bernurani.

enulis sadar bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, dan perlu dilengkapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan kerekayasaan –terutama terkait dengan mekanisme proyek. Untuk itu masukan dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan buku ini dimasa mendatang. Semoga bermanfaat.

(3)

Malang 6 Februari 2009

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Lembar Pengesahan Otoritas 2

Kata Pengantar 3

Daftar Isi 4

1.0 TUJUAN... 7

2.0 RUANG LINGKUP... 7

3.0 DEFINISI... 7

4.0 TANGGUNGJAWAB... 8

5.0 PELAKSANA... 9

6.1 UMUM... 11

6.2 PERSYARATANAKADEMIK... 13

6.3 KRITERIAOBYEK... 15

6.2.1Kelembagaan/Instansi... 15

6.2.2Fungsi Bangunan... 15

6.2.3Volume dan Kapasitas Bangunan ...16

6.2.4Proses Pengadaan Proyek... 17

6.2.5Nilai/Biaya Proyek... 17

6.4 LINGKUP BIDANG PEKERJAAN ...19

6.3.1Pelaksanaan... 19

6.3.2Pengawasan... 21

6.3.3Perencanaan... 21

6.3.4Perancangan... 23

6.5 LINGKUP PENUGASAN... 27

7.1 Tabel Kriteria Lingkup Pekerjaan... 28

8.1 DOKUMENTASI... 29

8.0.1Penyimpanan Dokumen... 29

8.0.2Dokumen Terkait... 29

9.0 DAFTAR REVISI... 30

HALAMAN PENGESAHAN OTORITAS HIMPUNAN PERATURAN PELAKSANAAN NILAI KEAKTIFAN MAHASISWA BAB I KETENTUAN UMUM... 33

Pasal 1... 33

BAB II TUJUAN NILAI KEAKTIFAN MAHASISWA ....33

Pasal 2 ....33

BAB III SISTEM PENILAIAN... 34

Pasal 3 Probinmaba... 34

Pasal 4 Kegiatan Penyetaraan / Pemutihan... 34

Pasal 5 Kegiatan Kepanitiaan... 35

Pasal 6 Fungsionaris Lembaga... 37

Pasal 7 Peserta Kegiatan Ilmiah... 38

Pasal 8 Delegasi... 39

Pasal 9 Assisten... 39

Pasal 10 Lembaga atau Organisasi Ekstra Kampus... 40

Pasal 11 Kursus dan Pelatihan... 40

BAB IV NILAI KEAKTIFAN MAHASISWA Pasal 12... 40

BAB V ADMINISTRASI KESETARAAN NILAI KEAKTIFAN Pasal 13... 41

BAB VI EVALUASI NILAI KEAKTIFAN Pasal 14... 42

BAB VII ATURAN TAMBAHAN DAN PENUTUP Pasal 15 Aturan Tambahan... 42

(5)

1.0 TUJUAN

1.1 Untuk memastikan dan menjamin bahwa semua aktivitas pelaksanaan praktek kerja telah dilaksanakan dan dikendalikan dengan benar sesuai pedoman mutu dan manual prosedur mutu.

1.2 Sebagai panduan untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengeva-luasi dan melaporkan; proses pelaksanaan praktek kerja.

2.0 RUANG LINGKUP

Penerapan Pedoman Umum Pelaksanaan Praktek Kerja ini mencakup pengendalian aktivitas pelaksanaan praktek kerja. Baik untuk aktivitas akademik maupun adminis-trasi di lingkungan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

3.0 DEFINISI

3.1 Pembantu Dekan I Bidang Akademik (PD I) adalah jabatan struktural yang mem-bantu fungsi manajemen pimpinan fakultas dalam bidang aktifitas akademik civitas academica dalam organisasi unit kerja fakultas di lingkungan perguruan tinggi atau universitas atau institusi atau akademi;

3.2 Ketua jurusan (Kajurs) adalah jabatan struktural yang memimpin pengelolaan civitas academica dan sumberdaya pada sub-unit jurusan di lingkungan perguruan tinggi atau universitas atau institusi atau akademi;

3.3 Dosen adalah tenaga edukatif yang memiliki kompetensi dan kualifikasi dalam bidang pembelajaran atau ketrampilan instruksional di lingkungan perguruan tinggi.

3.4 Dosen Pembimbing (DP) adalah dosen yang ditugaskan Ketua Jurusan untuk membimbing aktifitas dan penyusunan laporan akhir pembelajaran matakuliah tertentu di lingkungan perguruan tinggi atau fakultas atau jurusan; yang ditugaskan sebagai koordinator. 3.6 Recording Jurusan –

selanjutnya disebut Recording; adalah salah satu unit aktifitas di pemimpin perusahaan dan/atau penanggungjawab proyek; untuk membimbing mahasiswa aktifitas pelaksanaan praktek kerja mahasiswa di lingkungan proyek dan/atau perusahaan;

4.0 TANGGUNG JAWAB

4.1 PD I sebagai Wakil Manajemen bertanggung jawab memeriksa, merekomendasi dan menyetujui pedoman yang terkait dengan pelaksanaan praktek kerja. 4.2 Kajurs bertanggung jawab

terhadap substansi pedoman pelaksanaan praktek kerja dengan sistem manajemen mutu pada lingkungan jurusan berikut sub-unit kerjanya, baik civitas academica maupun staf administrasi.

4.3 Sekretariat Unit Jaminan Mutu (UJM) bertanggung jawab terhadap identifikasi, penyimpanan, pemeliharaan, dan pemutakhiran semua jenis rekaman yang terkait pedoman pelaksanaan praktek kerja dengan sistem manajemen mutu. 4.4 KP-mk bertanggung jawab

melaksanakan, memeriksa dan menyetujui semua rekaman yang terkait dengan aktvitasnya, sesuai ketentuan manual prosedur.

(6)

rekaman yang terkait dengan aktvitasnya, sesuai ketentuan manual prosedur.

4.6 Mahasiswa adalah personil yang ditugaskan institusi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan proyek/progam. Ia bertanggungjawab melaksanakan, memeriksa dan menyetujui semua rekaman yang terkait dengan aktvitasnya; sesuai ketentuan manual prosedur dan Prosedur SMM.

5.0 PELAKSANA

5.1 MAHASISWA 5.2 DOSEN

5.2.1 Dosen Pembimbing

5.2.2 Dosen Pengampu Materi (DPM) 5.2.3 Koordinator Pengampu matakuliah

(KP)

5.4.2 Bagian Umum atau Register Surat Masuk/Keluar

6.1 UMUM

6.0.1. Berdasarkan Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya tentang Kurikulum 2007/2008 – 2010/2011, ketentuan umum kuliah kerja nyata atau praktek kerja melalui matakuliah Kuliah Kerja Nyata dan Praktek (KKN-P) adalah sebagai berikut :

6.0.2. Kuliah Kerja Nyata – Praktek (KKN-P) dengan kode matakuliah UBU 4009 memiliki beban kredit 3 (tiga) sks, yang dibedakan atas :

(A) Kegiatan kerja praktek berupa pengamatan dan pemagangan langsung di lapangan pada suatu

proyek arsitektural berupa bidang dan lingkup pekerjaan – disetarakan dengan bobot kredit sebesar 2 (dua) sks.

Bidang pekerjaan yang dimaksud ayat tersebut meliputi;

Perencanaan Umum atau

Feasibility Study,

Perancangan Teknis atau

Detail Engineering Design,

Pengawasan Pembangunan

Gedung atau Building Construction Supervision, atau

Pelaksanaan Pembangunan

Gedung atau Building Construction.

(B) Kegiatan kemahasiswaan atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dan penyetaraan oleh Fakultas Teknik dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Arsitektur (HMA). Bobot kredit kegiatan ini setara 1 (satu) sks.

Ketentuan bentuk kegiatan, jabatan dalam kegiatan, nilai poin tiap kegiatan dan konversi terhadap nilai kelulusan; diatur pada bagian 6.5 Peraturan Pelaksanaan Nilai Keaktifan Mahasiswa buku pedoman ini.

6.0.3. Kegiatan pengamatan atau pemagangan pada proyek arsitektural dilaksanakan sedikitnya

60 (enam puluh) hari

pengamatan atau kehadiran pada suatu proyek atau instansi yang bergerak dalam bidang pembangunan atau jasa pemborongan konstruksi atau jasa konsultansi, yang terdaftar resmi pada instansi yang berwenang. Baik proyek pemerintah maupun swasta. Instansi dan proyek dapat dipilih oleh mahasiswa dengan persetujuan dosen koordinator pengampu mata kuliah dan Pengelola Jurusan Arsitektur.

(7)

Karena sifatnya yang terbuka setiap

6.1.1. Mahasiswa yang akan menempuh matakuliah KKN-P dipersyaratkan memiliki kompetensi akademik tertentu yang terkait dengan lingkup pekerjaan yang diamati sebagai obyek kerja praktek di lapangan. Muatan kompetensi dimaksud pada dasarnya terdapat dalam matakuliah – matakuliah semester sebelumnya. Baik matakuliah yang tergabung dalam kelompok keahlian perancangan maupun konstruksi bangunan. Beberapa matakuliah menjadi prasyarat utama yang wajib lulus ditempuh.

Sedangkan sebagian matakuliah lainnya dipersyaratkan pernah atau sedang ditempuh; serta prasyarat pendukung beberapa matakuliah pilihan yang substansinya sangat erat kaitannya dengan lingkup bidang pekerjaan obyek praktek.

6.1.2. Disamping itu setiap mahasiswa yang menempuh matakuliah ini harus mengikuti pembekalan materi selama satu semester. Pembekalan materi ini dapat diikuti sebelum

atau bersamaan ketika

mahasiswa menempuh KKN-P. Sekalipun tidak diprogram dalam kartu rencana studi (KRS) pada semester ketika pembekalan materi atau pelaksanaan praktek kerja. Mahasiswa diwajibkan mengikuti pembekalan materi yang menjadi persyaratan akademis dalam menentukan nilai akhir kelulusan matakuliah ini yang akan dievaluasi pada akhir semester. Juga evaluasi kinerja dan laporan dari Pembimbing Lapangan selama praktek kerja di proyek atau

perusahaan, juga dari Dosen Pembimbing.

6.1.3. Bagi mahasiswa yang jumlah kehadiran dalam pembekalan kurang dari 80% (delapan puluh perseratus) dari jumlah total pembekalan pada semeseter tersebut; maka nilai akhir matakuliah tersebut ditangguhkan. Nilai akhir akan dikeluarkan jika mahasiswa sudah memenuhi jumlah kehadiran minimal dalam pembekalan yang dipersyaratkan.

6.1.4. Persyaratan akademik untuk menempuh praktek kerja tersebut meliputi:

 Indeks Prestasi Kumulatif > 2,00; dan

 Jumlah kredit yang lulus ditempuh > 100 sks, dan

 Lulus matakuliah Desain Arsitektur III (TKA 4008) dengan nilai minimal C (>55), dan

 Lulus matakuliah Struktur dan Konstruksi Bangunan III (TKA 4218) dengan nilai minimal C (>55), dan

6.1.5. Persyaratan lain yang dianjurkan untuk mendukung pencapaian kompetensi kerja praktek di lapangan adalah:

 Lulus dengan nilai minimal C

(>55) atau sedang menempuh matakuliah Ekonomi Bangunan (TKA 4125), dan

 Lulus dengan nilai minimal C

(>55) atau sedang menempuh matakuliah Utilitas (TKA 4224).

 Telah atau sedang menempuh

matakuliah pilihan Manajemen Konstruksi (TKA 4224); khusus untuk bidang pekerjaan pelaksanaan atau pengawasan pembangunan.

6.3 KRITERIA OBYEK PRAKTEK

KERJA

(8)

Tujuan penentuan kriteria kelembagaan atau instansi dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman praksis tentang manajemen organisasi dan proyek secara langsung dari para pelaku industri pembangunan.

6.2.1.1. Pelaksana proyek –termasuk kontraktor maupun konsultan-adalah suatu organisasi milik pemerintah atau swasta yang berbadan hukum dan berdomisili di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Badan usaha berupa yayasan dan/atau koperasi diperkenankan atas persetujuan dari Koordinator Pengampu KKN-P.

6.2.1.2. Organisasi yang diikuti mahasiswa peserta KKN-P, disesuaikan dengan lingkup bidang pekerjaan yang diamati. Untuk pekerjaan pelaksanaan bernaung di bawah biro atau perusahaan Pelaksana atau Kontraktor. Untuk bidang pekerjaan perencanaan umum atau perancangan teknis berupa biro/perusahaan konsultan. Sedangkan untu bidang pekerjaan pengawasan pada Biro/Perusahaan mahasiswa akan dihadapkan pada persoalan aktual pengelolaan sumber daya yang ada. Metode dan strategi pengelolaan proyek yang berbeda tiap organisasi; akan menentukan pencapaian tujuan proyek. Sekalipun sumberdaya yang dimiliki adalah sama; bahkan tujuannyapun juga sama. Namun aspek percepatan (waktu) penyelesaian dan kualitas produk akhir dapat berbeda pula.

6.2.2Fungsi Bangunan

Tujuan penentuan kriteria fungsi bangunan adalah untuk lebih mendekatkan pemahaman mahasiswa terhadap realitas perancangan proyek dengan teori-teori perancangan, konstruksi, dan instalasi; yang diperoleh dalam perkuliahan.

6.2.2.1. Bangunan yang diperkenankan menjadi obyek praktek kerja mempunyai fungsi

 Pusat Layanan Kesehatan,

 Pendidikan,  Peribadatan,

 Kepariwisataan dan Hiburan,  Olahraga, Seni dan Budaya

6.2.2.2. Khusus bangunan rumah tinggal, rumah usaha (ruko), perumahan, atau fungsi bangunan sejenisnya; harus mendapat persetujuan dari Koordinator Pengampu KKN-P. Untuk fungsi bangunan ini diperkenankan untuk bidang pekerjaan pelaksanaan saja.

6.2.3Volume dan Kapasitas Bangunan

(A) Volume Bangunan

Batasan volume bangunan berkenaan dengan luas lantai dasar bangunan. Batasan minimal volume untuk bangunan tunggal tidak bertingkat adalah 1000 m2 (seribu meter persegi). Sedangkan untuk bangunan bertingkat adalah 500 m2 (lima ratus meter persegi) luas tiap lantainya.

(B) Kapasitas Bangunan

Batasan kapasitas bangunan berhubungan dengan jumlah lantai keseluruhan pada satu bangunan tunggal atau jumlah unit/tipe bangunan keseluruhan pada bangunan komplek/jamak.

(1) BangunanBertingkat

 Luas tiap lantai minimal 500 m², dan jumlah lantai minimal 3 (tiga) tingkat.

(9)

umumnya atau yang lebih spesifik .

 Struktur atap dengan konstruksi dan material beton/baja/beton komposit atau material lainnya yang spesifik.

(2) BangunanBerbentangLebar

 Luas lantai total minimal 1000 m².

 Struktur utama dengan konstruksi dan material beton, atau beton komposit, atau beton pra-cetak/beton pra-tekan, atau material lainnya yang spesifik.

(3) Bangunan Tidak Bertingkat

 Perumahan atau real estate: jumlah minimal 3 (tiga) tipe; tipe rumah minimal 45 m²; jumlah tiap tipe minimal 10 unit; dan disertai penyelesaian desain lingkungan, fasilitas umum dan/atau site-engineering.

 Kawasan wisata: luas bangunan minimal = 2,00 ha²; disertai penyelesaian lingkungan tapak

dan/atau site-engineering.

 Kawasan wisata: jumlah minimal 5 (lima) jenis bangunan; luas tiap jenis bangunan minimal 250 m2. Bisa bertingkat atau tidak; disertai penyelesaian lingkungan tapak (site-engineering).

6.2.4Proses Pengadaan Proyek

Tujuan penentuan proses pengadaan proyek ini adalah mengenalkan mekanisme perolehan pekerjaan/proyek menurut ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini pedoman yang dipakai ádalah Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah.

Semua lingkup bidang pekerjaan pilihan praktek kerja harus melalui proses pengadaan sekalipun bukan instansi pemerintah. Proses pengadaan tersebut

adalah pelelangan untuk pekerjaan pemborongan konstruksi, atau seleksi untuk pekerjaan jasa konsultansi. Khusus bidang pekerjaan perencanaan umum dan perancangan teknis diperkenankan proses pengadaan secara swakelola.

6.2.5Nilai Proyek

Tujuan penentuan nilai biaya proyek/pekerjaan adalah mengenalkan komponen biaya pembangunan gedung dan kawasan, serta proses analisanya:sebagai salah satu indikator kendali keberhasilan proyek.

Marjin minimal biaya proyek untuk bidang pekerjaan pelaksanaan atau pengawasan mengacu pada Biaya Konstruksi Fisiknya (BKF) yakni sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah). Untuk bidang pekerjaan perencanaan umum atau perancangan teknis mengacu pada nilai kontak pekerjaan yakni minimal Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah). Kurang dari nilai tersebut harus mendapat persetujuan dari Koordinator Pengampu KKN-P.

6.4 LINGKUP BIDANG PEKERJAAN

Tujuan penentuan lingkup pekerjaan adalah praktek profesi arsitektural secara nyata dengan menjadi bagian dari organisasi proyek dan pembimbingan di lapangan selama jangka waktu tertentu.

Lingkup bidang pekerjaan suatu proyek memiliki karakteristik yang berbeda. Baik aspek administrasi dan dokumentasi proyek, organisasi proyek – termasuk tugas personil, jangka waktu penyelesaian, serta aspek teknis pelaksanaannya. Oleh karena itu, dalampembelajaran matakuliah ini, lingkup bidang pekerjaan yang diperkenankan menjadi obyek KKN-P dibedakan menjadi 4 (empat) jenis yakni ;

[1] Pelaksanaan pembangunan gedung (Building Construction), atau

[2] Pengawasan pembangunan gedung (Building Supervision),, atau

[3] Perencanaan umum (Feasibility Study) berupa studi kelayakan atau kajian umum pembangunan gedung dan/atau kawasan, atau

(10)

[4] Perancangan teknis Bangunan gedung (Detail Engineering Design).

6.3.1Bidang Pekerjaan Pelaksanaan

Tujuan praktek pada bidang pekerjaan PELAKSANAAN

adalah mengenalkan salah satu pilihan profesi arsitek sebagai PELAKSANA PEMBANGUNAN; dan melatih etika profesional dan manajemen sumberdaya yang ada dengan menjadi bagian dari organisasi proyek atau perusahaan selama jangka waktu tertentu.

Lingkup pekerjaan yang wajib diamati adalah beberapa item pekerjaan sipil-struktur, arsitektural, dan instalasi; yang sedang dan akan dilaksanakan ketika mahasiswa diterima secara resmi di proyek oleh penanggungjawab proyek. Pekerjaan persiapan seperti pembersihan awal dan akhir proyek, pengukuran, pemasangan bouwplank, pembuatan direksikeet dan workshop; tidak wajib diamati. Pekerjaan pembuatan permukaan (ground covering) atau landasan seperti lahan parkir, taman dan tata hijaunya; juga tidak wajib diamati.

(A) Pekerjaan struktural

Lingkup sub-bidang pekerjaan structural yang dapat diamati sebagai obyek praktek kerja meliputi pekerjaan pondasi, kolom dan balok, pelat lantai, tangga, dan rangka atap; yang menggunakan bahan beton, baja, komposit, pra-tegang atau pra-tekan, baja ringan, kayu berat atau kombinasinya.

(B) Pekerjaan arsitektural

Lingkup sub-bidang pekerjaan arsitektural yang dapat diamati sebagai obyek praktek kerja mencakup semua pekerjaan arsitektural yang termasuk dalam kelompok berikut :

[1] Pekerjaan Arsitektural Dasar: yang meliputi pekerjaan pondasi batukali, pasangan dinding dan plesterannya, pasangan lantai, rangka plafond dan penutupnya, pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela, pekerjaan pengecatan dan finishing.

[2] Pekerjaan Arsitektur Artifisial; yang meliputi pekerjaan dinding hias, lantai hias, kolam renang, ornamen kolom, dan sebagainya.

[3] Pekerjaan Tata Hijau; yang meliputi pekerjaan pertamanan, pot tanaman, gazebo atau shelter, jogging track, kolam hias, dan sebagainya.

(C) Pekerjaan instalasi

Lingkup sub-bidang pekerjaan instalasi yang dapat diamati sebagai obyek praktek kerja mencakup semua jenis utilitas seperti:

[1] Sistem & instalasi Sanitasi (Sewage & Sanitary System).

[2] Sistem & instalasi Drainase (Sewage & Drainage System).

[3] Sistem Sumber Energi dan Instalasi Listrik (Energy System).

[4] Sistem & Instalasi Penerangan Buatan (Lighting System).

[5] Sistem Transportasi Vertikal (Transportation System)

[6] Sistem dan Instalasi Telekomunikasi (Telecommunication System)

[7] Sistem Jaringan Informatika (Network System)

[12] Sistem Monitoring dengan closed-circuit television (CCTV System) [13] Sistem Penangkal Petir (Lightning

Protection System)

[14] Sistem Penghawaan Buatan (Air Conditioning System)

[15] Sistem Pengelolaan Sampah (Disposal System)

[16] Sistem integrasi menyeluruh (Integrated System), dan sebagainya.

Semua jenis bangunan selalu ada pekerjaan keempat sistem yang pertama yang dapat diamati. Pada beberapa bangunan spesifik sangat dimungkinkan ada pekerjaan sistem dan instalasi utilitas khusus.

(11)

Tujuan praktek pada bidang pekerjaan PENGAWASAN

adalah mengenalkan salah satu pilihan profesi arsitek sebagai PENGAWAS PEMBANGUNAN; dan melatih etika profesional dan manajemen pengendalian mutu, waktu dan biaya dengan menjadi bagian dari organisasi proyek atau perusahaan selama jangka waktu tertentu.

6.3.2Bidang Pekerjaan Pengawasan

Lingkup pekerjaan untuk bidang pengawasan pada dasarnya sama dengan bidang pekerjaan pelaksanaan. Perbedaan terletak pada organisasinya, dan tugas personilnya, orientasi hasil akhir pelaksanaan, metode dan dokumen produknya –termasuk format aplikasi dan laporan berkala. Sehingga dimungkinkan dalam satu proyek dapat diikuti oleh dua kelompok mahasiswa praktikan. Satu kelompok magang sebagai pihak pelaksana atau kontraktor, dan kelompok lainnya sebagai konsultan pengawas.

Proyek yang menggunakan jasa manajemen konstruksi (MK) bisa diikuti oleh lebih dari dua kelompok mahasiswa praktikan pada waktu yang bersamaan, dengan ketentuan item pekerjaan yang diamati dan tugas lapangan atau jabatan dalam proyek adalah berbeda. Ketentuan tentang penugasan mahasiswa di lapangan dijelaskan pada bagian lain (item 4.5 bagian A Pedoman Pelaksanaan).

6.3.3Bidang Pekerjaan Perencanaan

Tujuan praktek pada bidang pekerjaan PERENCANAAN

adalah mengenalkan salah satu pilihan profesi arsitek sebagai PERENCANA PEMBANGUNAN; dan melatih etika profesional dan manajemen forecast sumberdaya yang ada dengan menjadi bagian dari organisasi proyek atau perusahaan selama jangka waktu tertentu.

Berbeda dengan bidang pekerjaan pelaksanaan dan pengawasan, lingkup bidang perencanaan yang diperkenankan menjadi obyek praktek kerja dapat berupa studi kelayakan (feasibility study) atau kajian umum. Karena skala waktu penyelesaiaannya yang relatif pendek – rata-rata 60 hari kalender, maka lingkup pekerjaan bidang perencanaan harus dapat ditempuh dan diikuti semuanya secara penuh. Lingkup pekerjaan tersebut antara lain :

(A) Persiapan Pekerjaan

Meliputi pekerjaan awal sejak terjalinnya kontrak atau perjanjian pekerjaan antara pemberi tugas dengan perusahaan tempat kelompok mahasiswa praktek, meliputi kegiatan; (1) pembentukan tim dan penugasan personil, (2) penyusunan jadwal kegiatan, (3) survey lokasi dan institusi untuk mendapatkan data primer, (4) survey data sekunder berupa studi pustaka atau lintas sektoral atau penyebaran kuisener, dan (5) sesuai ketentuan pemberi tugas yang tertuang dalam kontrak.

(B) Pekerjaan Kajian Teknis dan Arsitektural

Pada lingkup pekerjaan inilah mahasiswa praktikan dapat terlibat secara penuh karena sesuai bidang dan kompetensi keilmuannya; yakni perancangan arsitektural mulai pradesain hingga pengembangan desain atau gambar-gambar rencana. Sangat dimungkinkan adanya alternatif desain lebih dari satu untuk diajukan, dikonsultasikan dan dipilih oleh arsitek senior di perusahaan tempat praktek sebelum diajukan kepada pemberi tugas.

Berisi kegiatan penyusunan konsep dan program arsitektural yang ditentukan oleh pemberi tugas dalam Kerangka Acuan Kerja–misalnya:

 Aktifitas utama dan penunjang;

 Konsep dasar, gaya tampilan arsitektur atau style;

 Material konstruksi dan sistem struktur;

 Instalasi utilitas dan mechanical-engineering; dan sebagainya.

Jika bangunan pemerintah, telusuri pula ketentuan standar luas ruang, luas lantai dan bangunan keseluruhan. Jenis material struktural dan arsitektural, serta instalasi standar minimal.

(12)

(BAPPENAS) tentang standar bangunan gedung pemerintah. Pada proyek swasta ketentuan mengenai klasifikasi gedung ditentukan oleh pemberi tugas.

(C) Pekerjaan Kajian Aspek Lainnya Sebagaimana studi kelayakan (FS) atau kajian pembangunan sarana-prasarana gedung, berbagai aspek terkait wajib dikaji oleh pihak pelaksana atau yang ditunjuk oleh pemberi tugas. Aspek-aspek yang harus dikaji suatu proyek FS adalah berbeda. Misalnya, FS proyek pembangunan pasar induk suatu kota berbeda dengan FS atau kajian relokasi pembangunan sebuah rumah sakit. Sekalipun keduanya memiliki kesamaan sebagai fasilitas layanan umum, namun karena subyeknya berbeda maka aspek kajiannya berbeda pula.

Aspek-aspek yang harus ditinjau dari berbagai proyek FS pada dasarnya memiliki relevansi dengan eksistensi fungsi dan keberlangsungan obyek untuk jangka panjang. Aspek-aspek tersebut dapat berupa :

 Aspek Hukum dan Yuridiksi Legal

Formal

 Aspek Manajemen Organisasi Operasional

 Aspek Lingkungan Alam & Ekosistem

 Aspek Sosial Budaya

 Aspek Sosial-Ekonomi dan Keuangan

 Aspek Pengembangan Kota dan Kawasan

 Aspek Penyerapan Ketenagakerjaan

 Aspek Pengembangan Industri dan Usaha Kecil Menengah

Khusus untuk proyek perencanaan umum non-konstruksi (studi kawasan dan sejenisnya), jenis pekerjaan tetap harus bermuatan konsep-konsep perencanaan-perancangan, serta harus mendapat persetujuan dari Koordinator Pengampu KKN-P.

6.3.4Bidang Pekerjaan Perancangan

Tujuan praktek pada bidang pekerjaan PERANCANGAN

adalah mengenalkan salah satu pilihan profesi arsitek sebagai PERANCANG BANGUNAN/KAWASAN; dan melatih etika profesional dan manajemen sumberdaya yang ada dengan menjadi bagian dari organisasi proyek atau perusahaan selama jangka waktu tertentu.

Perbedaan lingkup bidang pekerjaan ini dengan pekerjaan perencanaan umum terletak pada kedalaman desain atau rancangan

(A) Persiapan Pekerjaan

Sama halnya dengan pekerjaan persiapan pada bidang perencanaan umum, kecuali ada kegiatan pengukuran daya dukung tanah, pendataan ekosistem –flora dan fauna, serta penyelidikan sumber air –bila diperlukan.

(B) Pekerjaan Penyusunan Konsep dan Program Arsitektural

Berisi kegiatan penyusunan konsep dan program arsitektural yang ditentukan oleh pemberi tugas dalam bentuk ketentuan standar secara umum – misalnya, berupa:

 bentuk dasar, gaya tampilan arsitektur atau style;

 bahan pelingkup dan finishing-nya;

 material konstruksi dan sistem struktur;

 instalasi utilitas dan

mechanical-engineering;

 finishing facade, dan sebagainya.

Jika bangunan pemerintah, telusuri pula ketentuan standar luas ruang, luas lantai dan bangunan keseluruhan. Jenis material struktural dan arsitektural, serta instalasi standar minimal.

(C) Pekerjaan Pradesain dan Gambar Pelaksanaan

(13)

Kegiatan menggambar, konsultasi dan presentasi adalah lingkup pekerjaan yang wajib digeluti mahasiswa praktek, pada tahapan ini. Baik di lingkungan perusahaan maupun ketika berhadapan dengan pemberi tugas.

Penting untuk dicermati, pada bagian ini desain arsitektural sangat erat kaitannya dengan desain struktur dan sistem instalasi bangunan. Untuk itu koordinasi intensif antara personil penanggungjawab desain –arsitektur, struktur dan instalasi; adalah mutlak.

(D) Pekerjaan Analisa dan Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

Bagian pekerjaan ini juga harus diamati karena sesuai dengan bidang dan kompetensi keilmuan mahasiswa praktikan (pembekalan kompetensi melalui matakuliah Ekonomi Bangunan, Struktur dan Konstruksi Bangunan III dan Desain Arsitektur IV). Lingkup pekerjaan ini meliputi:

 Survey harga satuan bahan dan upah kerja setempat;

 Analisa harga satuan pekerjaan –

merujuk pada ketentuan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI-2002);

 Perhitungan volume pekerjaan; dan  Perhitungan rincian biaya konstruksi

fisik.

(E) Pekerjaan Analisa dan Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

Substansi pokok RKS pada dasarnya mengacu pada ketentuan dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dan perubahannya, untuk proyek-proyek yang sumberdananya berasal dari pemerintah. Baik APBN, APBD I maupun APBD II. Pada proyek-proyek swasta, substansi RKS ini pada umumnya merujuk pada sumber yang sama; namun ada justifikasi dan penyederhanaan sesuai ketentuan proyek atau pemberi tugas.

Materi umum RKS mencakup empat hal, yakni ; (1) Syarat-Syarat Umum; (2) Syarat Administrasi; (3) Syarat-Syarat Teknis; dan (4) Syarat-Syarat-Syarat-Syarat Kontrak. Kelompok mahasiswa praktikan

wajib mengamati pekerjaan analisa dan

pembuatan syarat-syarat teknis saja.

6.5 LINGKUP PENUGASAN

Keberhasilan sebuah proyek sangat ditentukan oleh kualifikasi personil yang ditugaskan di lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara purna waktu. Tiap proyek atau tiap perusahaan mensyaratkan organisasi personil pelaksana yang spesifik dengan job description yang spesifik pula; tergantung ketentuan yang tertuang dalam dokumen proyek seperti; kontrak atau dokumen teknis penawaran. Makin beragam dan kompleks item pekerjaan yang harus diselesaikan, makin tinggi kualifikasi personilnya, serta makin rinci penugasan dan tanggung jawab personilnya.

Secara umum lingkup penugasan atau jabatan praktikan selama praktek –baik bidang pelaksanaan, pengawasan, perencanaan maupun perancangan; yang dapat ditekuni kelompok mahasiswa praktek adalah pada bagian:

 Administrasi untuk semua bidang

 Staf estimator/quantity, untuk bidang pekerjaan pelaksanaan;

 Staf dokumen untuk semua bidang pekerjaan;

 Staf juru gambar untuk semua bidang pekerjaan;

(14)

Inspektor, untuk bidang pekerjaan pelaksanaan atau pengawasan;

(15)
(16)

8.0 DOKUMENTASI

8.0.1 Penyimpanan Dokumen

Dokumen ini disimpan dalam wujud cetakan kertas yang disimpan di Sekretariat UJM Jurusan, pada kelompok ‘Daftar Manual Prosedur’ dan pada file elektronik pada :

Hardisk CPU : kode XXX Lokasi File/Folder :

/storage2/code/converter/converters/storage/tmp/GldocToclw8gzd Nama File : GldocToclw8gzd.doc

8.0.2 Dokumen Terkait

Dokumen-dokumen yang terkait dengan pedoman umum ini antara lain:

a. Pedoman Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Kurikulum 2007/2008 – 2010/2011.

b. Standar Operasional Prosedur tentang Manual Prosedur Pembekalan Praktek Kerja Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Kurikulum 2007/2008 – 2010/2011.

(17)

9.0 DAFTAR REVISI

N

(18)

LAMPIRAN

PERATURAN PELAKSANAAN

NILAI KEAKTIFAN MAHASISWA

Disiapkan Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Ketua HMA

RUDY YULIANTO

NIM. 0510650054

Koordinator Pengampu KKN-P

AGUS BUDIMAN

NIP. 132 008 087

Ketua Jurusan Arsitektur

SIGMAWAN TP.

NIP. 131 837 967

PERINGATAN ! Perlindungan Hak Cipta.

Tidak sebagianpun dari terbitan ini dapat digandakan, disimpan dalam sistem yang diperbaiki atau dipindahkan dalam bentuk atau dengan cara apapun; baik elektronik, mekanik, photo copy, dicatat

atau lainnya; terutama tanpa izin tertulis dari

Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jalan Mayjen Haryono No. 167 (65145) Malang – Jawa Timur

Telp. (0341) 551 430 Fax. (0341) 551 430

(19)

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

1. Nilai Keaktifan Mahasiswa adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya pengakuan atas keaktifan mahasiswa dalam berpartisipasi aktif untuk dunia perkuliahan maupun keorganisasian (kegiatan kemahasiswaan).

2. Keaktifan mahasiswa baik dalam perkuliahan maupun kegiatan kemahasiswaan akan dihargai dalam bentuk kredit poin yang selanjutnya akan dikonversikan ke dalam nilai angka.

3. Nilai keaktifan mahasiswa yang telah dikonversikan dalam bentuk angka adalah nilai satu SKS keaktifan mahasiswa

4. Nilai satu SKS keaktifan mahasiswa kemudian akan dikonversikan dengan nilai Praktek Kerja yang selanjutnya akan menjadi nilai akhir dari matakuliah Kuliah Kerja Nyata - Praktek (KKN-P).

5. Mahasiswa yang dimaksud dalam peraturan pelaksana ini adalah mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mulai angkatan 2003 dan seterusnya.

6. Kampus yang dimaksud dalam peraturan pelaksana ini adalah kampus Universitas Brawijaya Malang. 7. Himpunan yang dimaksud dalam

peraturan pelaksana ini adalah Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Brawijaya.

8. Probinmaba (Program Pembinaan Mahasiswa Baru) yang dimaksud dalam peraturan pelaksana ini adalah program pembinaan bagi mahasiswa baru yang melingkupi PK2 (fakultas dan jurusan), Krida (fakultas dan jurusan), dan Kemah Kerja Mahasiswa (KKM).

BAB II TUJUAN NILAI KEAKTIFAN MAHASISWA

Pasal 2

Tujuan penilaian keaktifan mahasiswa ini antara lain :

a. Untuk memacu mahasiswa agar dapat merespon masalah-masalah yang berkembang baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat.

b. Agar nilai-nilai intelektual mahasiswa dapat diaplikasikan dan jiwa kritis serta optimis dalam memandang masa depan bisa tertanam sejak dini. c. Agar mahasiswa dapat selalu aktif

dalam beraktualisasi diri dan aktif dalam berkarya bagi masyarakat pada umumnya dan civitas akademika pada khususnya.

BAB III SISTEM PENILAIAN Pasal 3

Probinmaba

1. Dasar pemberian kredit poin dikarenakan Probinmaba adalah tahap awal pembelajaran kepada mahasiswa baru untuk dapat mengenal dunia kampus yang berbeda dengan ketika mereka masih duduk di bangku sekolah.

2. Standar kelulusan Probinmaba yang digunakan adalah standar kelulusan yang ditetapkan oleh Fakultas (dalam hal ini Dewan Teknik).

3. Kelulusan Probinmaba merupakan syarat mutlak untuk dapat mengikuti kegiatan-kegiatan kepanitiaan yang ada.

Kegiatan Penyetaraan / Pemutihan

(20)

lulus Probinmaba dan ditangani sendiri oleh mereka serta disetujui oleh Himpunan.

2. Kegiatan penyetaraan atau pemutihan tidak boleh bersifat hura-hura.

3. Mahasiswa yang telah melakukan kegiatan penyetaraan atau pemutihan secara otomatis mendapat kredit 10 poin dengan menunjukkan surat keterangan mengikuti kegiatan penyetaraan atau pemutihan yang dikeluarkan oleh Himpunan.

4. Bagi mahasiswa yang telah mengikuti salah satu kegiatan dalam rangkaian Probinmaba namun ternyata tidak lulus Probinmaba, harus mengikuti kegiatan penyetaraan atau pemutihan terlebih dahulu baru kredit poin yang diperoleh akan diakui.

5. Mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan penyetaraan atau pemutihan tidak boleh mengikuti kegiatan penyetaraan atau pemutihan di tahun berikutnya.

6. Mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan penyetaraan mempunyai hak yang sama dengan yang lulus Probinmaba.

Pasal 5

Kegiatan Kepanitiaan

1. Kegiatan kepanitiaan yang dimaksud dalam peraturan pelaksana ini adalah kegiatan-kegiatan yang menjadi agenda Himpunan, Dewan Teknik, dikarenakan besarnya tanggung jawab yang yang harus diemban dalam suatu kepanitiaan dan lama kerja yang akan ditempuh.

3. a). Kegiatan- kegiatan dalam lingkup Himpunan :

1. Agenda-agenda Himpunan.

2. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Lembaga Semi Otonom di lingkup Himpunan yang mendapat persetujuan Himpunan.

3. Kegiatan Study Ekskursi yang dilaksanakan mahasiswa baru tidak mendapatkan kredit poin dikarenakan mereka belum menempuh Probinmaba dan kegiatan tersebut merupakan pembelajaran awal yang

Tanggung Jawab Lingkup Jurusan Kredit

Steering Comitte 12,5 poin

Ketua Pelaksana / Sekretaris Umum 15 poin Ketua Bidang / Ketua Sie / Sekretaris /

Bendahara 12,5 poin

Panitia Pelaksana 10 poin

4. a). Kegiatan-kegiatan dalam lingkup Fakultas adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga di tingkat Fakultas, dalam hal ini Dewan Teknik dan Lembaga Semi Otonom (Al Hadid ; SOLID).

b). Kredit poin yang diperoleh dalam kegiatan di lingkup Fakultas :

Tanggung jawab Lingkup Fakultas Kredit

Steering Comitte 15 poin

Ketua Pelaksana / Sekretaris Umum 17,5 poin Ketua Bidang / Ketua Sie / Sekretaris /

Bendahara 15 poin

Panitia Pelaksana 10 poin

5. a). Kegiatan dalam lingkup universitas adalah yang diselenggarakan oleh Lembaga Kegiatan Mahasiswa Universitas Brawijaya (LKM-UB).

(21)

Tanggung jawab Lingkup Universitas

Steering Comitte

Ketua Pelaksana / Sekretaris Umum Ketua Bidang / Ketua Sie / Sekretaris / Bendahara

Panitia Pelaksana

c). Kredit poin yang diperoleh dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh UNITAS (Unit Aktivitas) di lingkup Universitas :

Tanggung jawab Lingkup Unitas Universitas

Steering Comitte

Ketua Pelaksana / Sekretaris Umum Ketua Bidang / Ketua Sie / Sekretaris / Bendahara

Panitia Pelaksana

6. Bagi Steering Comitte (SC) yang masuk dalam kepanitiaan, maka kredit poin yang diakui adalah yang tertinggi dari salah satu nilai.

Pasal 6

Fungsionaris Lembaga

1. Fungsionaris Lembaga adalah pengurus lembaga yang duduk dalam lembaga intra yang diakui di lingkup kampus.

2. Dasar pemberian nilai adalah besarnya tanggung jawab dan keaktifan dalam kelembagaan.

3. Kredit poin yang diperoleh fungsionaris lembaga di tingkat jurusan :

Tanggung Jawab Fungsionaris Jurusan

Ketua Himpunan Ketua Departemen

Ketua Divisi / Sekretaris / Bendahara Pengurus

4. Kredit poin yang diperoleh fungsionaris lembaga di tingkat Fakultas, dalam hal ini Dewan Teknik, Al-Hadied, atau SOLID :

Tanggung Jawab Fungsionaris Dewan Kredit

Koordinator/Anggota Dewan Teknik 40 poin Staf Dewan Teknik / Pengurus Harian 15 poin

Ketua LSO 30 poin

Ketua Divisi / Sekretaris / Bendahara LSO 20 poin

Pengurus LSO 15 poin

5. a). Kredit poin yang diperoleh fungsionaris lembaga (LKM-UB) di tingkat Universitas:

b). Kredit poin yang diperoleh fungsionaris lembaga legislatif yang bersifat koordinatif (dalam hal ini DPM-UB) senilai 40 (empat puluh) poin.

Tanggung Jawab Fungsionaris LKM-UB

Kredit

Presiden 60 poin

Sekjen / Ketua Departemen 40 poin Menteri / Sekretaris / Bendahara 30 poin

Pengurus 17,5 poin

c). Kredit poin yang diperoleh fungsionaris lembaga unit aktivitas kemahasiswaan di tingkat Universitas (UNITAS) :

Tanggung Jawab Fungsionaris UNITAS Kredit

Ketua 30 poin

Ketua Bidang atau yang setara 20 poin

Pengurus 15 poin

Pasal 7

Peserta Kegiatan Ilmiah

(22)

2. Kegiatan-kegiatan ilmiah yang dimaksud antara lain :

a) Seminar, Lokakarya, Simposium. b) Lomba Karya Ilmiah.

c) Kegiatan Ilmiah lainnya.

3. Dasar pemberian poin adalah lingkup dan skala kegiatan yang diikuti.

4. Kredit poin baru dapat diakui apabila mahasiswa telah mendapatkan surat keterangan dari kegiatan yang diikuti. 5. Kredit poin yang diperoleh dalam

mengikuti kegiatan ilmiah :

Lingkup Kegiatan Ilmiah kegiatan yang bersifat ilmiah maupun invitasi olahraga dalam skala besar, antara lain :

a) FMAM, BPR 5, PIOS b) PIMNAS, FK-TKI MAI, dan

c) kegiatan ilmiah atau olahraga lainnya

2. Dasar pemberian kredit poin disesuaikan dengan lingkup pengiriman delegasi tersebut.

3. Kredit poin yang diperoleh delegasi :

Tingkat Kompetisi KreditPoin

Fakultas 5 poin

Tanggung Jawab KreditPoin

Asisten Tugas 12,5poin Asisten Laboratorium 15 poin

Pasal 10

Lembaga atau Organisasi Ekstra Kampus mahasiswa yang menjadi fungsionaris dari lembaga atau organisasi yang diikuti.

3. Mahasiswa memperoleh kredit poin sebesar 10 poin dengan menunjukkan surat keterangan sebagai fungsionaris lembaga atau organisasi ekstra kampus. meningkatkan kemampuan serta pemahaman mahasiswa terhadap bidangnya masing-masing (dalam hal ini arsitektur).

2. Dasar pemberian kredit poin adalah tanggung jawab terhadap kemajuan akademis.

3. Mahasiswa

memperoleh kredit sebesar 10 poin dengan menunjukkan sertifikat kelulusan dari lembaga atau instansi yang diakui.

(23)

Pasal 12

1. Dasar penilaian keaktifan adalah jumlah total kredit poin yang telah dikumpulkan oleh mahasiswa, yang dibagi dalam 4 kategori dan kemudian dikonversikan dalam bentuk prosentase keaktifan dengan komposisi sebagai berikut :

N

o Kategori ProsentaseKeaktifan 1

Probinmaba 20%per-seratus) (dua puluh 2 Kegiatan

Kepanitiaan 30%per-seratus) (tiga puluh 3 Fungsionaris

Lembaga 30%per-seratus) (tiga puluh 4 Kegiatan

Lain-Lain

20% (dua puluh per-seratus)

2. Jumlah prosentase nilai keaktifan mahasiswa yang disetarakan dengan 1 (satu) sks, minimal 56% (lima puluh enam per-seratus).

3. Nilai akhir keaktifan mahasiswa – sebesar 1 sks dengan bobot 1/3 (sepertiga) dari nilai akhir mata kuliah KKN-P; yang akan dikumulatifkan dengan nilai mata kuliah KKN-P – sebesar 2 sks; dalam angka antara 0 (nol) hingga 100 (seratus).

4. Nilai akhir kelulusan mata kuliah KKN-P merupakan konversi nilai angka pada pasal 12, menjadi nilai abjad. Rentang nilai abjad mengacu pada Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Kurikulum 2007/2008 – 2010/2011.

BAB V ADMINISTRASI KESETARAAN NILAI KEAKTIFAN

Pasal 13

1. Untuk mendapatkan nilai keaktifan mahasiswa diperlukan administrasi yang meliputi :

a) Surat keterangan kelulusan Probinmaba / kelulusan kegiatan pemutihan yang dikeluarkan oleh Dewan Teknik.

b) Surat keterangan keaktifan kegiatan yang dikeluarkan oleh lembaga yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.

c) Surat keterangan sebagai fungsionaris lembaga yang dikeluarkan oleh lembaga kemahasiswaan yang bersangkutan.

d) Surat keterangan / sertifikat untuk kegiatan ilmiah dan lain-lain

e) Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan bahwa data-data dan surat keterangan dibuat dengan jujur dan sebenar-benarnya.

f) Nilai keaktifan mahasiswa satu sks dikeluarkan oleh Himpunan.

g) Pengesahan nilai keaktifan mahasiswa satu sks yang disahkan oleh Jurusan Arsitektur.

2. Segala proses administrasi nilai keaktifan mahasiswa mulai dari surat keterangan hingga pengesahan nilai keaktifan mahasiswa satu sks menjadi tanggung jawab dari mahasiswa yang bersangkutan dan bekerja sama dengan Departemen PSDM HMA.

BAB VI EVALUASI KEAKTIFAN Pasal 14

1. Mahasiswa yang mendapatkan prosentase kurang dari 56% (lima puluh enam per-seratus) dinyatakan tidak lulus 1 sks keaktifan.

2. Bagi mahasiswa yang tidak lulus sks keaktifan dapat memperbaiki dengan menambah nilai keaktifannya selama 1 (satu) semester ke depan.

BAB VII ATURAN TAMBAHAN DAN PENUTUP

Pasal 15 Aturan Tambahan

(24)

2. Peraturan ini dibuat pada masa sekarang sehingga perlu adanya peninjauan ulang atau penyempurnaan atas peraturan ini setiap satu tahun periode kepengurusan Himpunan.

Pasal 16 Penutup

Gambar

Tabel Kriteria Lingkup Pekerjaan..............................

Referensi

Dokumen terkait

Bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, dan penampilan isik telah dipersepsikan secara positif oleh middle management , tetapi

Dari grafik pada gambar 4.9 terlihat bahwa total biaya pemeliharaan akan mencapai nilai minimum pada suatu titik yang diambil sebagai interval waktu.

Demikian Berita Acara Pembukaan (Download) penawaran file I pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Panitia

Perlakuan konservasi selama satu minggu persentase kecambah hidup yang tertinggi terdapat pada perlakuan media arang sekam dengan KA 20% dan 30% dan serbuk gergaji KA 30%, namun

a) Mencari artikel-artikel yang membahas segala sesuatu tentang teknik steganografi terutama yang membahas tentang metode algoritma dan transformsi. Artikel-artikel dicari

1) Konflik personal versus diri sendiri adalah konflik yang terjadi karena apa yang dipikirkan atau yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. 2) Konflik personal

Pembagian dan penataan zonasi pada tapak didasarkan pada fungsi tiap zona dan keterkaitan antara zona satu dan yang lainnya. Failitas pusat penelitian kelautan

dilakukan yang meliputi: (1) penapisan gen HD-Zip yang merespon kekeringan, (2) peningkatkan ekspresi (overexpression) gen Oshox4 yang merupakan salah satu gen HD-Zip di