107
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Makro
Bangunan pusat penelitian kelautan sebagai pusat pengembangan sumber daya alam daerah di bidang kelautan. Tiap daerah memiliki potensi kelautan yang unik, sehingga dengan adanya fasilitas pusat penelitian diharapkan sumber daya kelautan akan semakin terolah dan terpelihara kelestariannya. Dengan adanya fasilitas pusat penelitian diharapkan pemerintah dapat lebih memahami potensi maupun permasalahan yang muncul dan dampaknya terhadap daerah serta cara penanggulangannya. Fasilitas pusat penelitian juga diharapkan dapat dijadikan sebagai pusat informasi terbaru seputar kelautan dan teknologinya yang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan daerah ke arah yang lebih baik.
B. Konsep Messo
Menghadirkan sebuah fasilitas penelitian yang bergerak di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan di tengah masyarakat untuk lebih menyadarkan warga akan pentingnya pengetahuan akan kelautan bagi kehidupan masyarakat sekitar yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai nelayan. Fasilitas ini juga berupaya untuk menanamkan cara berpikir ilmiah kepada masyarakat untuk lebih aktif dalam mencari ilmu pengetahuan dan inovasi baru yang berguna bagi kehidupan mereka sehari-hari. Diharapkan para peneliti dan masyarakat dapat melebur dan bekerja sama dalam proses penelitian.
C. Konsep Mikro
1. Konsep Perancangan Ekologis
Konsep utama bangunan ini adalah konsep perancangan ekologis di mana sistem bangunan berusaha untuk menyatu dengan ekosistem alam. Perancangan secara ekologis mulai diterapkan dari saat menerima proyek atau pembuatan ide bangunan. Pada saat itu telah dipikirkan apakah bangunan ini memang perlu dibuat atau tidak untuk mengantisipasi penambahan sampah bangunan. Setelah itu prinsip ekologis diterapkan pada setiap tahap perancangan, dengan inti perancangan yang menganut sistem ekologi alam di
108 mana tidak adanya konsep sampah, melakukan integrasi dengan ekosistem alam pada tapak, mengurangi penggunaan energi tidak terbarukan dan beralih pada penggunaan energi terbarukan, serta penggunaan material yang ramah terhadap lingkungan.
Konsep yang akan ditekankan adalah pengadaan koridor hijau di sepanjang massa bangunan agar ekosistem yang ada tidak terputus siklusnya. Bangunan akan sebisa mungkin memberi kesempatan pada alam untuk berkembang secara alami dengan menjadikan bangunan sebagai bagian dari proses ekosistem yang ada.
2. Konsep Perancangan Tapak a. Zonasi
Pembagian dan penataan zonasi pada tapak didasarkan pada fungsi tiap zona dan keterkaitan antara zona satu dan yang lainnya. Failitas pusat penelitian kelautan ini akan dibagi menjadi tiga zona, yaitu : zona pengunjung dan informasi, zona laboratorium dan fasilitas penunjangnya, serta zona residensi peneliti.
Berdasarkan sifat zona, yaitu publik, semi privat, dan privat, pembagiannya dapat dikategorikan sebagai berikut.
1) Zona Publik, merupakan area yang dapat diakses oleh orang luar. Fasilitas yang termasuk zona publik adalah kafetaria, visitor center, auditorium, dan exhibition hall.
2) Zona Semi Privat, merupakan zona yang memiliki tingkat privasi dan ketenangan sedang. Zona ini dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan. Masyarakat publik dapat mengakses zona ini dengan bimbingan dan panduan dari pegawai. Fasilitas yang termasuk zona semi privat adalah zona laboratorium.
3) Zona Privat, merupakan zona yang memiliki tingkat privasi tinggi. Hanya pihak yang memiliki wewenang yang dapat mengakses zona ini. Fasilitas yang termasuk zona ini adalah residensi peneliti, gudang penyimpanan, dan fasilitas penunjang laboratorium.
109 Peletakan zonasi pada tapak disesuaikan dengan kebutuhan privasi masing-masing zona. Di mana zona publik haruslah mudah diakses oleh pengunjung sedangkan zona privat memerlukan ketenangan tinggi sehingga diletakkan pada area yang lebih memungkinkan penyediaan ketenangan tersebut. Zona semi publik walaupun dapat diakses namun penjagaan dan pengawasan tetap harus dapat dilakukan.
Gambar 5.1 Pembagian Zonasi b. Pencapaian dan Sirkulasi
Pencapaian pada tapak haruslah semudah dan efektif mungkin. Dengan konsep ekologis, alur sirkulasi yang ada pada tapak haruslah memperhatikan pola sirkulasi sekitar dan tidak menambah kemacetan pada lingkungan sekitarnya.
Pada tapak terdapat jalan kolektor primer di sebelah utara yang saat ini masih belum ramai digunakan. Jalan tersebut akan digunakan sebagai akses utama menuju bangunan. Di sebelah barat tapak juga terdapat jalan kampung menuju pantai, jalan ini akan digunakan sebagai akses sekunder yang hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu seperti pengangkutan barang dari dan ke fasilitas.
Tidak akan ada jalur sirkulasi kendaraan di dalam tapak sehingga semua sirkulasi dilakukan pada jalan yang telah ada. Hal ini dikarenakan tidak adanya kebutuhan sirkulasi kendaraan pada tapak dan sebagai upaya untuk
110 menghemat penggunaan ruang sebagai sirkulasi. Sirkulasi menggunakan jalan yang telah ada dirasa lebih efektif.
Gambar 5.2 Pencapaian Pada Tapak
c. Tata Ruang Luar 1) Lansekap
Dengan pendekatan perancangan ekologis, peran lansekap sangat penting sebagai penjembatan antara ekosistem binaan dan ekosistem pada tapak. Pada tapak, lahan yang dipergunakan sebagai lansekap sebanyak 30%. Selain menyediakan lahan khusus untuk pengolahan lansekap, perancang juga ingin menghubungkan bangunan dengan lansekap yang ada. Hal ini juga menjadi penghubung antara bangunan dan ekosistem.
Gambar 5.3 dan 5.4 Lansekap Daerah Pantai Sumber :
http://www.landscapedesign.co.nz/landscapedetails_miniex.asp?id=6 093
111 2) Jalur Pejalan Kaki
Sebagai penerapan konsep perancangan ekologis, tapak yang dirancang juga harus mengikuti pola-pola lingkungan di sekitarnya. Jalur untuk pejalan kaki sangat diperlukan guna memfasilitasi para pejalan kaki yang banyak ditemui pada lingkungan sekitar tapak. Para pencari rumput dan semak untuk bahan makanan ternak sering menggunakan jalan setapak sehingga perlu diolah agar menjadi lebih baik. Pengolahan jalan setapak juga menerapkan prinsip ekologis dimana terdapat integrasi dengan alam, maka desain jalur ini akan berupa boardwalk yang sesuai dengan daerah pantai.
Gambar 5.5 Penempatan Jalur Pedestrian
Gambar 5.6 dan 5.7 Jalur Pejalan Kaki Sumber :
http://www.discovermorningtonpeninsula.com.au/fascinatingfacts/ja cks-tanning-pit.php
http://www.arup.com/Projects/Labrador_Nature_and_Coastal_W alk/Labrador_Nature_and_Coastal_Walk_ImageGallery1.aspx
112 3) Parkir
Fasilitas parkir kendaraa bermotor sangat dibutuhkan walaupun sebaiknya dikurangi untuk mendorong penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan seperti sepeda dan kendaraan umum. Namun dikarenakan infrastruktur transportasi umum yang belum memadai dan kesadaran masyarakat terhadap penghematan energi fosil masih rendah, maka tetap disediakan sarana parkir motor dan mobil. Area yang akan dijadikan tempat parkir merupakan area sempadan jalan yang lebarnya 26 meter dari tepi jalan. Sempadan yang sangat lebar ini sangat bermanfaat untuk dijadikan lahan parkir dan penghijauan.
Gambar 5.8 Penempatan Area Parkir Kendaraan
Gambar 5.9 dan 5.10 Contoh Penerapan Area Parkir
Sumber : http://lacreekfreak.wordpress.com/2010/07/20/landscapes-at-work-in-downey/
http://www.dot.ca.gov/hq/LandArch/ec/lid/lid-parkinglot-stormwater-planter-new.htm
3. Konsep Perancangan Bangunan a. Kebutuhan dan Besaran Ruang
113 Tabel 5.1 Kebutuhan dan Besaran Ruang
Kebutuhan Jumlah Orang Luas Satuan (m2) Luas Total (m2) Fasilitas Utama Fasilitas Riset
Lab. Biologi Kelautan 1 unit 40 40
Lab. Ekologi Kelautan 1 unit 40 40
Lab. Post-Mortem 1 unit 30 30
Lab. Ilmu dan Teknik Penangkapan
1 unit 30 30
Lab. Analisis Sumber Daya Perairan
1 unit 20 20
Lavatory 4 unit 2 4 x 2 8
Pantry 1 unit 6 6
Fasilitas Konservasi
Kolam Perawatan 6 unit 9 4 x 9 54
Kolam Penangkaran 6 unit 9 6 x 9 54
Lab. Perkembangbiakan 2 unit 15 2 x 15 30
Klinik Satwa R. Pemeriksaan 3 unit 12 3 x 12 36 R. X-ray 1 unit 12 1 x 12 12 R. Perawatan 5 unit 9 5 x 9 45 R. Tunggu 1 unit 12 1 x 12 12 Fasilitas Pengunjung
Penerima Tamu 1 unit 20 20
Pusat Informasi 1 unit 4 4
Ruang Pamer 1 unit 60 60
Perpustakaan 1 unit 50 50 Lavatory 4 unit 2 4 x 2 8 Pantry 1 unit 6 6 Total 565 Fasilitas Administratif Departemen Inti
Ruang Kepala Pusat Penelitian
Ruang Wakil Kepala Ruang Sekretaris 1 orang 1 orang 1 orang 12 9 4 12 9 4 Departemen Tata Usaha
Ruang Kepala Departemen Ruang Sekretaris Departemen 1 orang 1 orang 6 4 6 4 Bagian Administrasi Ruang Kabag Ruang Karyawan 1 orang 3 orang 6 3 3 x 3 6 9 Bagian Hubungan Masyarakat
114
Ruang Karyawan 3 orang 3 3 x 3 9
Bagian Personalia Ruang Kabag Ruang Karyawan 1 orang 3 orang 6 3 3 x 3 6 9 Departemen Keuangan dan
Kontrak Ruang Kepala Departemen Ruang Sekretaris Departemen 1 orang 1 orang 6 4 6 4 Bagian Keuangan Ruang Kabag Ruang Karyawan 1 orang 3 orang 6 3 3 x 3 6 9 Bagian Pembukuan dan
Akuntansi Ruang Kabag Ruang Karyawan 1 orang 3 orang 6 3 3 x 3 6 9 Bagian Kontrak Ruang Kabag Ruang Karyawan 1 orang 3 orang 6 3 3 x 3 6 9 Departemen Perencanaan Ruang Kepala Departemen Ruang Sekretaris Departemen 1 orang 1 orang 6 4 6 4 Bagian Perencanaan Umum Ruang Kabag Ruang Karyawan 1 orang 3 orang 6 3 3 x 3 6 9 Bagian Manajemen Proyek Ruang Kabag Ruang Karyawan 1 orang 3 orang 6 3 3 x 3 6 9 Lavatory 4 unit 2 4 x 2 8 Pantry 1 unit 6 6 Total 189 Fasilitas Penunjang Lab. Komputasi dan Numerik
1 unit 20 20
Lab. Survei 1 unit 30 30
R. Tim Penyelamat 1 unit 9 1 x 9 9
Auditorium 1 unit 150 150 Residensial Resepsionis Dapur Laundry 10 unit 1 unit 1 unit 1 unit 50 6 12 9 10 x 50 500 6 12 9
Ruang Rapat 5 unit 12 5 x 12 60
Kafetaria 1 unit 50 50
115
Ruang Penyimpanan 5 unit 12 5 x 12 60
Bengkel 1 unit 15 15
Ruang Genset 1 unit 15 15
Lavatory 4 unit 2 2 x 4 8 Total 994 Total Keseluruhan 1748 b. Program Ruang
1) Hubungan antar Fasilitas
Satu fasilitas tentu memiliki hubungan dengan fasilitas lain dilihat dari keterkaitan kegiatan yang ada. Untuk itu perlu dianalisis kegiatan apa yang menjadi penghubung antar fasilitas dan jenis hubungan yang diperlukan.
- Fasilitas Utama – Fasilitas Administrasi
Fasilitas utama terdiri dari fasilitas riset dan fasilitas pengunjung sedangkan fasilitas administrasi terdiri atas kantor – kantor administrasi. Dilihat dari kegiatan masing – masing fasilitas, tidak terdapat hubungan langsung diantara keduanya. Tim riset perlu untuk mendiskusikan kondisi riset mereka dengan tim administrasi, namun hal tersebut tidak dilakukan dengan intensitas yang tinggi sehingga antar fasilitas tidak memerlukan jarak yang dekat. Tim administrasi juga bertugas memantau fasilitas pengunjung, namun pemantauan tersebut juga dilakukan secara tidak langsung sehingga jarak antar fasilitas tidak perlu berdekatan.
Gambar 5.11 Skema Hubungan Ruang Fasilitas Utama dan Fasilitas Administratif Fasilitas Utama Tidak langsung Tidak perlu berdekatan Fasilitas Riset Fasilitas Pengunjung Fasilitas Administratif Fasilitas Konservasi
116 - Fasilitas Utama – Fasilitas Penunjang
Pada fasilitas penunjang, terdapat beberapa fasilitas yang menunjang untuk fasilitas riset, seperti laboratorium komputasi dan numerik, laboratorium survey, residensi, bengkel dan kolam penangkaran. Ada pula fasilitas penunjang yang mendukung fasilitas pengunjung seperti auditorium, mushola, dan kafetaria.
Keterangan : Tidak langsung
Langsung
Gambar 5.12 Skema Hubungan Ruang Fasilitas Utama dan Penunjang Fasilitas Riset Fasilitas Pengunjung Auditorium Laboratorium Komputasi dan Numerik Laboratorium Survey Tim Penyelamat Residensial Ruang Rapat Kafetaria Mushola Penyimpanan Bengkel
FASILITAS UTAMA FASILITAS PENUNJANG
Fasilitas Konservasi
117 - Fasilitas Administrasi – Fasilitas Penunjang
Hubungan antara administrasi dan penunjang terdapat jenis hubungan langsung maupun tidak langsung serta ada pula yang tidak memiliki hubungan sama sekali. Jenis fasilitas penunjang yang mendukung kegiatan administratif akan diletakkan pada jarak yang berdekatan.
Keterangan : Tidak langsung
Langsung
Gambar 5.13 Skema Hubungan Ruang Fasilitas Administratif dan Penunjang FASILITAS PENUNJANG Fasilitas Administratif Auditorium Laboratorium Komputasi dan Numerik Laboratorium Survey Tim Penyelamat Satwa Residensial Ruang Rapat Kafetaria Mushola Penyimpanan Bengkel
118 2) Hubungan Intra Fasilitas
- Fasilitas Utama
Di dalam fasilitas ini dibagi menjadi dua fasilitas utama yaitu fungsi riset dan fasilitas pengunjung. Fasilitas riset terdiri dari sekumpulan laboratorium sedangkan fasilitas pengunjung terdiri dari ruang pamer dan perpustakaan. Pada layanan pengunjung terdapat layanan tur keliling fasilitas penelitian sehingga terdapat hubungan tidak langsung di antaranya keduanya. Dari masing-masing laboratorium juga memiliki jenis hubungan tertentu yang menentukan peletakannya.
Keterangan : Tidak langsung
Langsung
Gambar 5.14 Skema Hubungan Ruang Pada Fasilitas Utama - Fasilitas Penunjang
Kumpulan dari fasilitas penunjang selain sebagai penunjang fasilitas lainnya, juga dapat menjadi pendukung antar fasilitas penunjang itu sendiri.
Kolam Perawatan dan Penangkaran Lab. Biologi Kelautan Lab. Ekologi Kelautan Lab. Post-Mortem Lab. Perkembang-biakan Lab. Ilmu dan Teknik Penangkapa n Ikan Lab. Analisis Sumber Daya Perairan Penerima Tamu Pusat Informasi
Ruang Pamer Perpustakaan Klinik Satwa
119
Keterangan : Tidak langsung
Langsung
Gambar 5.15 Skema Hubungan Ruang Fasilitas Penunjang - Fasilitas Administrasi
Dalam fasilitas ini seluruh badan yang ada di dalamnya berhubungan secara langsung, segala kegiatan yang ada saling terkait satu sama lain. Dikarenakan fungsi administratif merupakan fungsi utama untuk keberlangsungan suatu lembaga.
Gambar 5.16 Skema Hubungan Ruang Fasilitas Administratif c. Sirkulasi dalam Bangunan
Pola sirkulasi yang akan digunakan untuk bangunan ini adalah pola komposit di mana terdapat lebih dari satu pola sirkulasi. Pola sirkulasi yang akan digunakan merupakan gabungan dari pola sirkulasi linear, grid, dan radial. Sistem linear dan grid digunakan pada ruang-ruang yang bersifat formal seperti pada fasilitas administrasi, sedangkan pola radial akan digunakan pada bagian innercourt untuk menghubungkan ruang-ruang
Dept. Inti Dept. Tata
Usaha Dept. Keuangan dan Kontrak Dept. Perencanaan Auditorium Laboratorium Komputasi dan Numerik Laboratorium Survey Tim Penyelamat Satwa Residensial Ruang Rapat Kafetaria Mushola Penyimpanan Bengkel
120 penelitian. Dari bentuk sirkulasi akan menggunakan ketiga jenis bentuk yaitu ruang terbuka, ruang setengah terbuka dan ruang tertutup.
Gambar 5.17 dan 5.18 Contoh Ruang Sirkulasi Tertutup dan Terbuka
Sumber : http://dzinestore.blogspot.com/2011/03/rafael-vinoly-architects-ucsf-stem-cell.html
http://archinect.com/firms/project/1149/carl-and-ruth-shapiro-admissions-center-brandeis-university/21445179
d. Konfigurasi Massa Bangunan
Massa bangunan akan dibagi menjadi beberapa massa untuk menghindari penggunaan satu massa yang akan mengakibatkan bentuk yang besar dan pencahayaan alami tidak akan dapat mencapau keseluruhan ruangan. Dengan pemecahan massa juga memungkinkan pergerakan angin di sela-sela massa bangunan. Pada bangunan ini akan dibagi ke dalam 3 massa dengan ketinggian antara 1 sampai 3 lantai. Ketiga massa tersebut dipisahkan berdasarkan kelompok fungsi.
121 e. Bentukan Massa Bangunan
Sehubungan dengan intensitas cahaya matahari yang besar pada bagian timur dan barat, maka orientasi bangunan akan berada pada arah utara dan selatan. Visual yang baik juga terdapat pada sisi utara dan selatan. Muka bangunan akan menghadap ke arah utara, yaitu ke arah jalan utama sebagai akses utama masuk ke tapak.
Dari segi bentukan, dikarenakan jenis bangunan yang merupakan fasilitas penelitian yang bergerak di bidang akademis, bentukan bangunan berupa bentuk-bentuk sederhana namun tetap mencerminkan citra inovatif, modern, dan ekologis. Tidak lupa untuk mengintegrasikan bentuk bangunan dengan ekosistem yang ada di alam sehingga akan banyak green corridor pada massa bangunan.
Gambar 5.20 dan 5.21 Contoh Bangunan Pusat Penelitian Kelautan Sumber :
http://www.archdaily.com/428528/coastal-marine-research-station-puc/
http://www.archdaily.com/143563/cram-foundation-for-the-rehabilitation-and-conservation-of-marine-animals-hidalgo-hartmann/
f. Fasad
Perancangan fasad selain berpengaruh terhadap pencitraan bangunan juga akan berperan dalam menciptakan kenyamanan pada aktifitas di dalamnya. Bisa disimpulkan untuk perancangan fasad tidak hanya mengacu pada aspek estetika saja melainkan juga aspek fungsionalnya.
Untuk mengurangi paparan terhadap cahaya matahari, dapat menggunakan kisi-kisi dan double facade. Vegetasi vertikal juga dapat membantu untuk mengurangi panas. Fasad menggunakan material kaca penuh dari langit-langit ke lantai tidak akan digunakan karena akan
122 menambah beban panas pada bangunan. Perancangan bukaan akan dilakukan seefektif mungkin namun tetap memadai untuk memasukkan pencahayaan alami.
Gambar 5.22 dan 5.23 Contoh Kisi-kisi pada Bangunan Sumber :
http://levolux.blogspot.com/2012/04/levolux-fills-its-sails-in-felixstowe.html
Gambar 5.24 dan 5.25 Contoh Fasad Bangunan
Sumber : http://archinect.com/firms/project/1149/carl-and-ruth-shapiro-admissions-center-brandeis-university/21445179
4. Sistem Bangunan a. Struktur Bangunan
Dikarenakan jenis bangunan bukan merupakan bangunan tinggi, maka sistem bangunan yang digunakan adalah sistem bangunan sedang. Sistem struktur menggunakan kolom dan balok. Untuk jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi rakit dikarenakan jenis tanah pada tapak merupakan tanah pasir yang tidak begitu kuat daya dukungnya dan sifat tanahnya yang gembur.
123 Struktur bangunan dibuat panggung di mana di bagian bawah akan digunakan untuk kolam-kolam penangkaran dan plasa. Bagian atas digunakan untuk kantor dan laboratorium. Bentuk panggung diharapkan dapat menghindari banjir dan mengalirkan angin ke bawah bangunan.
Gambar 5.26 dan 5.27 Contoh Struktur Panggung Sumber :
http://archinspire.org/elevated-platform-beach-house-design-ideas/
http://blog.trilogybuilds.com/mountain-style/pushing-the-boundries-of-architecture/
b. Material Bangunan
Dikarenakan berada pada daerah pesisir, material yang digunakan tidak boleh sembarangan karena kadar garam yang tinggi dapat merusak jenis-jenis material tertentu. Penggunaan material logam tentunya telah mendapat perlakuan khusus. Material yang akan digunakan adalah beton bertulang, batu, dan kayu. Beton bertulang digunakan sebagai struktur utama dan dinding bangunan. Batu digunakan sebagai dinding sedangkan kayu digunakan sebagai kusen dan finishing dinding.
Penggunaan material daur ulang akan dimaksimalkan yaitu kayu bekas untuk pelapis lantai. Beton bekas juga akan digunakan sebagai campuran pondasi. Material kaca bekas dapat digunakan sebagai jendela. Untuk penggunaan material logam akan dipilih logam yang tahan karat seperti tembaga dan baja, atau dengan logam lain dengan pelapis khusus tahan karat.
5. Utilitas Bangunan a. Transportasi Vertikal
124 Bangunan penelitian ini paling tinggi berupa bangunan tiga lantai sehingga tidak memerlukan transportasi vertikal berupa elevator maupun eskalator. Kegiatan penelitian juga dilakukan pada lantai dasar sehingga tidak memerlukan lift barang untuk mengangkut peralatan penelitian. Maka transportasi vertikal yang digunakan berupa tangga dan ramps.
b. Saluran Air Bersih
Pada tapak telah terdapat sumur – sumur air bersih yang dapat dimanfaatkan, namun dikarenakan kebutuhan air dari penelitian ini sangat besar, maka akan tetap menggunakan sumber air dari PDAM Srandakan. Sistem penyaluran air bersih yang akan digunakan adalah sistem up feed dikarenakan tinggi bangunan yang rendah.
c. Saluran Air Kotor
Pada tapak belum terdapat saluran atau gorong-gorong air kotor sehingga perlu dibuat salurannya. Sistem pembuangan air kotor sebisa mungkin dapat dikurangi yaitu dengan mendaur ulang air kotor untuk kepentingan lain seperti pengairan pada vegetasi. Pengolahan limbah kotoran akan menggunakan sistem pengolahan biologis dengan bantuan organisme seperti tumbuhan, hewan, dan bakteri.
d. Pencahayaan
Bangunan ini akan sebisa mungkin memanfaatkan cahaya alami untuk pencahayaan pada siang hari dan menggunakan lampu hemat energi untuk mengurangi pemakaian energi. Pencahayaan alami akan dimasukkan ke dalam bangunan dari jendela, innercourt, dan skylight.
e. Penghawaan
Sistem yang akan digunakan pada bangunan ini akan didominasi oleh penghawaan alami dikarenakan angin yang bertiup pada tapak cukup kencang. Namun, tidak hanya penghawaan alami yang digunakan, desain bangunan akan memungkinkan penggunakan sistem alami dan buatan secara bergantian sesuai kebutuhan.
125 Sumber listrik utama berasal dari PLN, namun untuk mengurangi pemakaian energi tidak terbarukan, sebagian sumber listrik akan disediakan oleh turbin angin dan panel surya yang telah dikembangkan di kawasan ini. g. Gas
Pemakaian gas akan didukung oleh adanya pengembangan energi biogas di dekat tapak yang menggunakan kotoran sapi sebagai bahan konversi. h. Sampah
Dengan penerapan konsep ekologis, sampah yang dihasilkan oleh bangunan akan sebisa mungkin didaur ulang untuk digunakan kembali ataupun dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Penduduk di sekitar tapak telah mendapatkan pendidikan mengenai daur ulang sampah sehingga kerjasama dengan penduduk setempat dapat terjalin untuk memanfaatkan sampah. i. Pencegahan Kebakaran
Dikarenakan fasilitas pada pusat penelitian akan terdapat data-data penting yang harus dijaga keamanannya dari bahaya kebakaran, maka penanggulangan terhadap kebakaran wajib diterapkan. Pemasangan sprinkler pada ruang menjadi hal utama ditambah dengan pemasangan saluran – saluran hydrant pada titik-titik tertentu.
j. Jaringan Komunikasi
Dikarenakan pada kawasan tapak tidak ada kabel telepon, maka jaringan telepon yang digunakan berupa jaringan tanpa kabel.
k. Keamanan
Faktor keamanan sangat penting bagi bangunan pusat penelitian untuk mencegah terjadinya pencurian data dan perusakan fasilitas oleh aksi vandalisme. Untuk menjaga keamanan ditempatkan petugas penjaga pada beberapa titik dan kamera pengawas. Selain itu terdapat fasilitas yang memerlukan akses khusus dengan sistem identifikasi khusus.