Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 1
BAB III
–
ARAHAN KEBIJAKAN DAN
RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
3.1.
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Berisikan arahan pembangunan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015 – 2019 dan Renstra Pekerjaan Umum 2015 – 2019.
1. RPJMN 2015 – 2019
RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita). RPJMN 2015-2019 yang disebut dengan istiah nawacita terdiri :
Prioritas Pokok pembangunan yang terdiri dari :
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi
Kemaritiman
Pariwisata & Energi
Prioritas Wajib yang terdiri dari
Pendidikan
Kesehatan
Penanggulangan Kemiskinan
Dimensi Pemerataan yang terdiri dari
Antar Wilayah
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 2 Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode 2015- 2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Didalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 Kota Dumai juga ditetapkan sebagai:
1. Dumai diarahkan sebagai Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) dengan fokus pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet emasaran untuk wilayah Riau bagian timur serta berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah seperti perkebunan, industri, perdagangan, pertambangan dan perikanan.
2. Dumai sebagai bagian pengembangan kawasan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN-pengembangan kawasan perbatasan) diwilayah Sumatera.
3. Indikasi lokasi pengembangan kawasan industri biodiesel berbasis CPO dikecamatan medang kampai
4. Lokasi percepatan dan penguatan pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan globalseperti pembangunan jalan High grade highway sumatera, pembangunan jalur Ro-RO Dumai-Malaka, penyediaan keprintisan laut di kawasan perbatasan
5. Lokasi pembangunan pipa Dumai-medan sepanjang 380 Km dan Duri-Dumai sepanjang 50 Km
6. Jalur Kereta Api rantau Prapat-Duri-Dumai 7. Pengembangan Pelabuhan Dumai
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 3 9. Pembangunan jalan tol pekanbaru-kandis-Dumai
10.Pembangunan Air Baku Dumai Kota Dumai (Sei Hulu Hala) Kota Dumai Kota Dumai 11.Pembangunan Intake, Pengadaan dan Jaringan Pipa Transmisi dia. 20" (Sungai Rokan) Kota
Dumai.
Muatan RPJMN tahun 2015-2019 ini dijabarkan kedalam visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota Dumai tahun 2016-2021 yang akan dicapai melalui strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.
Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen; 2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia; 3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;
4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;
5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;
6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;
7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 4
No Pembangunan Sasaran 2019 Arahan Kebijakan
1 Pembangunan Kawasan
Metropolitan baru di luar Pulau
Jawa – Bali
5 Kawasan
Perkotaan
Metropolitan
Pusat investasi dan penggerak pertumbuhan
ekonomi bagi wilayah sekitarnya guna
mempercepat pemerataan pembangunan
di luar Jawa
2 Peningkatan peran dan fungsi
sekaligus perbaikan manajemen
pembangunan di Kawasan
Perkotaan Metropolitan yang
sudah ada
7 Kawasan
Perkotaan
Metropolitan yang
sudah ada
Pusat kegiatan berskala global guna
meningkatkan daya saing dan kontribusi
ekonomi
3 Optimalisasi kota otonom
berukuran sedang di Luar Jawa
sebagai PKN/PKW dan
penyangga urbanisasi di Luar
Jawa
20 Kota Otonom
Sedang
Pengendali (buffer) arus urbanisasi ke Pulau
Jawa yang diarahkan sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi bagi wilayah
sekitarnya serta menjadi percontohan (best
practices) perwujudan kota berkelanjutan
4 Pembangunan 10 Kota Baru
Publik
10 Kota Baru Publik Kota mandiri dan terpadu di sekitar kota
atau kawasan perkotaan metropolitan di
luar Pulau Jawa – Bali yang diperuntukkan
bagi masyarakat berpenghasilan menengah
ke bawah serta diarahkan sebagai
pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau
kawasan perkotaan metropolitan di luar
Pulau Jawa-Bali
5 Memperkuat pusat-pusat
pertumbuhan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) atau
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
39 pusat
pertumbuhan
diperkuat perannya
peningkatan keterkaitan perkotaan dan
perdesaan bertujuan menghubungkan
keterkaitan fungsional antara pasar dan
kawasan produksi.
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
2. Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 – 2019
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 5 No. 13/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019 yang telah disusun sebagai dokumen perencanaan dan acuan penganggaran untuk periode lima tahun mendatang.
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan (Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya melaksanakan fungsi:
a) Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; f) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
g) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 6 Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infastruktur Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.
Pada dasarnya untuk bidang Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan dikerjakan bersama pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK), penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk dukungan perencanaan, pemberian bantuan administrasi dan teknis, supervisi serta konsultasi. Untuk tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi kinerja. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), disertai dukungan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Meskipun fokus melakukan tugas Turbinwas, Ditjen Cipta Karya juga melakukan kegiatan pembangunan infrastruktur Cipta Karya. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah Daerah, Ditjen Cipta Karya diamanatkan melakukan pembangunan infrastruktur skala nasional (lintas provinsi), serta infrastruktur untuk kepentingan nasional. Di samping itu, Ditjen Cipta Karya juga melakukan kegiatan pembangunan dalam rangka pemenuhan SPM sebagai stimulan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmennya dalam melakukan pembangunan infrastruktur Cipta Karya. Pemda juga bertanggung jawab atas operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang terbangun.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 7 oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, proses perencanaan perlu diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat perundangan (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan kondisi eksisting, isu strategis, serta potensi daerah.
Tabel 3.2.Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pendekatan Strategi Pelaksanaan
Membangun Sistem a. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA
Regional atau SPAM Regional)
b. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan
strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan
khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan,
kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)
c. Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam
menata kawasan
Fasilitasi Pemda a. Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda
Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.
b. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral
seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem
Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan
Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
c. Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawsan seperti
fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka,
penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan
lingkungan.
Pemberdayaan Masyarakat
a. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt
melalui kegiatan Pamsimas, Sanimas, dan P2KP.
b. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 8 Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. RPIJM, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.
Dalam mewujudkan sasaran 100-0-100 diperlukan peningkatan pendanaan yang signifikan dalam bidang Cipta Karya. Diperkirakan kebutuhan dana mencapai mencapai Rp. 830 Triliun untuk mencapai sasaran tersebut dalam jangka waktu 5 tahun. Pemerintah Pusat yang selama ini mendominasi pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya pada periode 2010-2014 (66,96% dari total seluruh pendanaan pembangunan), mempunyai keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Berdasarkan prakiraan maju, baseline pendanaan pemerintah hanya cukup memenuhi 15% kebutuhan pendanaan tersebut. Berdasarkan skenario optimis maka pemerintah pusat dapat berkontribusi terhadap 30- 35% dari porsi pendanaan tersebut.
Untuk mengatasi gap pendanaan, maka sumber-sumber pendanaan alternatif dari para pemangku kepentingan lainnya perlu ditingkatkan. Pemerintah Daerah sebagai ujung tombak penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya perlu meningkatkan komitmen sehingga kontribusi pendanaannya meningkat dari 14,7% menjadi 25% pada periode 2015-2019. Sektor swasta dan perbankan yang selama ini hanya berperan dalam 2,25% dari total pembangunan bidang Cipta Karya, perlu didorong melalui skema KPS maupun CSR sehingga peranannya meningkat signifikan menjadi 15%. Masyarakat juga dapat berkontribusi melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat ataupun kegiatan swadaya masyarakat sehingga diharapkan dapat berkontribusi 15% terhadap porsi pendanaan. Dukungan pinjaman dan hibah luar negeri juga akan dimanfaatkan, meskipun porsi kontribusinya dikurangi dari 16,09% menjadi 10% pada tahun 2015-2019 untuk mengurangi beban hutang negara. Kebijakan kemitraan dan peningkatan partisipasi para stakeholder merupakan strategi utama dalam mewujudkan sasaran 100-0-100.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 9
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
A. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindak lanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria:
i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skalanasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 10 b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii. ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yangmelayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skalaprovinsi atau beberapa kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengannegara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayahsekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorongperkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: i. Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkangeostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi,daerah uji coba sistem persenjataan, dan/ataukawasan industri sistem pertahanan, atau
c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yangberbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi,
a) Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 11 d) Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) Berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) Berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a) Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budayanasional,
b) Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, c) Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,
d) Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, e) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f) Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional,pengembangan antariksa, serta tenaga atomdan nuklir
c. Memiliki sumber daya alam strategis nasional
d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa e. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, floradan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungidan/atau dilestarikan,
c. Memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 12 f. Rawan bencana alam nasional
g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, pada Kota Dumai merupakan salah satu Kawasan Andalan di Provinsi Riau dengan sektor unggulan industri, perkebunan, perikanan, dan pertanian. Untuk penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN), di Kota Dumai terdapat Kawasan Hutan Lindung Taman Wisata Alam Sungai Dumai sebagai kawasan strategis nasional berdasarkan aspek kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
B. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruangyang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung danbudidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkaitbidang Cipta Karya seperti pengembanganRTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkaitkeciptakaryaan seperti pengembangan prasaranasarana air minum, air limbah, persampahan, dandrainase
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan strukturruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 13 Selain itu, Kota Dumai ditetapkan sebagai Kawasan Strategis di Provinsi Riau. Penetapan Kawasan Strategis di Provinsi Riau yang ditinjau berdasarkan pertumbuhan ekonomi maka Kawasan Duri-Dumai-Rupat merupakan kawasan yang diharapkan dapat tumbuh sebagai lokomotif pembangunan ekonomi di Provinsi Riau pada khususnya dan ekonomi regional pada umumnya.
Berdasarkan faktor-faktor lokasi, Kota Dumai memiliki berbagai keunggulan. Faktor-faktor lokasi yaitu terdiri dari : (a) Faktor Endowment; (b) Pasar dan Harga; (c) Bahan Baku dan Energi; (d) Aglomerasi; (e) Kebijakan Pemerintah dan (f) Biaya Angkut. Berdasarkan kesemua faktor lokasi tersebut, Kawasan Duri-Dumai-Rupat memiliki keunggulan yang belum tentu dimiliki daerah lain. Dari faktor endowment, yaitu ketersediaan faktor produksi secara kualitatif dan kuantitatif, telah dipenuhi oleh kawasan ini, yaitu dengan masih luasnya tersedia lahan untuk pengembangan, banyaknya tersedia tenaga kerja dan banyaknya investor yang telah menanamkan modal di Kawasan Duri-Dumai-Rupat. Faktor selanjutnya yaitu pasar dan harga, dengan letak Kawasan Duri-Dumai-Rupat yang sangat strategis yaitu dekat dengan negara tetangga Malaysia, Singapura dan negara ASEAN lainnya menjadi keuntungan tersendiri dalam memasarkan produk yang dihasilkan pada kawasan ini. Ditambah lagi dengan tersedianya bahan baku dan energi yang melimpah pada kawasan ini dan daerah hinterlandnya. Menariknya Kota Dumai sebagai lokasi industri telah memunculkan gejala aglomerasi. Terkumpulnya berbagai jenis industri mengakibatkan timbulnya penghematan eksternal ekonomi, ini terjadi karena faktor-faktor luar dan dinikmati oleh semua industri yang ada di kota tersebut, seperti ketersediaan infrastruktur dan bahan baku yang mudah didapat.
C. Rencana Tata Ruang Sebagai Arahan Spasial RPIJM Bidang Cipta Karya
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 14 Kota Dumai memiliki nilai lebih di bandingkan dengan kota-kota pantai yang lain di pantai timur di wilayah provinsi Riau, bahkan secara implisit telah di tekankan di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional bahwasanya Dumai merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Di dalam beberapa kajian mengenai prospek pengembangan Kota Dumai yang telah dikaji juga menunjukkan bahwasanya kota Dumai memiliki potensi untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone/SEZ) juga memiliki potensi untuk menjadi gerbang utama eksport - import yang di wadahi dalam bentuk Kawasan Perdagangan Bebas / Free Trade Zone (FTZ).
Mengingat hal tersebut maka tujuan penataan ruang wilayah kota Dumai hingga tahun 2034 secara nasional penataan ruang wilayah kota Dumai ini adalah untuk mempersiapkan kota Dumai agar mampu menjadi wadah maupun memiliki kemampuan mengakomodasi berbagai kepentingan pada skala nasional tersebut. Untuk kepentingan itu, maka penataan ruang wilayah kota Dumai harus di persiapkan dalam strata layanan nasional, meliputi : ketersediaan sistem transportasi, baik darat, laut, danau, udara yang memiliki derajat layanan yang berskala nasional, yakni mampu memberikan aksesibilitas tinggi dari dan ke pusat-pusat layanan yang berskala Nasional lainnya. Perlu juga di dukung selain sistem jaringan transportasi, juga sistem telematika dan telekomunikasi, sistem penyediaan sumber daya energi (kelistrikan), dan sumberdaya air, untuk mendukung seluruh kegiatan yang di persiapkan penataan ruang wilayahnya untuk masa depan tersebut.
Penataan ruang wilayah Kota Dumai sudah barang tentu tidak terlepas dari Sistem Penataan ruang wilayah Provinsi Riau. Untuk menyusun Kebijakan Penataan ruang wilayah Kota Dumai maka secara umum penataan ruang wilayah akan mengacu kepada Kebijakan Penataan ruang wilayah Provinsi Riau secara keseluruhan.
Dapat diketahui bahwasannya Tujuan dan sasaran penataan ruang wilayah jangka panjang Provinsi Riau sejalan dengan Visi dan Misi Penataan ruang wilayah Daerah yang telah dikemukakan, adalah sebagai berikut :
1. Terwujud dan terciptanya masyarakat Riau yang mempunyai kemampuan ekonomi yang mandiri baik lokal, nasional dan regional sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Terwujudnya masyarakat Riau yang dilandasi dengan nilai-nilai hakiki kebudayaan Melayu yang beradab, bermoral dan tangguh dalam era globalisasi dan modernisasi.
Sasaran : Terwujudnya masyarakat Riau yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin, dan beradat istiadat Melayu yang agamis.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 15 Visi penataan ruang wilayah kota Dumai yang hendak di wujudkan pada Tahun 2014 adalah :
“ BERSAMA MEWUJUDKAN KOTA JASA DAN INDUSTRI YANG MODERN, SEJAHTERA, AGAMIS SERTA BERNUANSA BUDAYA MELAYU”
Bersama, dalam membangun Kota Dumai walau berbeda suku, budaya dan agama. Kota Dumai di diami lebih dari 15 suku besar dan kecil.
Kota Jasa Dan Industri Yang Modern, artinya melangkah ke depan menuju perubahan yang lebih baik, menjadi kota jasa dan kota industri serta semua sector penataan ruang wilayah daerah.
Sejahtera, artinya terpenuhi kebutuhan pokok masyarakat, keamanan dan ketentraman. Agamis, artinya mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa menurut agama dan kepercayaan masing – masing.
Nuansa Budaya dan Melayu, artinya sebagai payung pemersatu dalam kehidupan sosial budaya masyarakat.
Merujuk pada Visi penataan ruang wilayah kota Dumai yang hendak di wujudkan pada Tahun 2034 maka penataan ruang wilayah Kota Dumai bertujuan untuk mewujudkan Kota sebagai pusat perdagangan dan jasa, industri pengolahan migas dan non migas yang maju, unggul, dan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Misi Kota Dumai
Guna mewujudkan visi di atas, misi yang ingin diwujudkan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan professional, di landasi iman dan taqwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK).
b. Mewujudkan fundemen ekonomi daerah berbasis pemberdayaan ekonomi kerakyatan (empowerment of economic society) dan potensi daerah guna merangsang jiwa kewirausahaan.
c. Mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan berpihak kepada masyarakat.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 16 e. Mewujudkan kondisi keamanan yang kondusif, pelayanan prima (terbaik) dan kepastian huum untuk mendukung kenyamanan hidup dan aktivitas ekonomi semua kompenen masyarakat.
f. Mengembangkan budaya Melayu sebagai jati diri kota Dumai guna memotivasi peran serta masyarakat dalam kegiatan penataan ruang wilayah dan memfilter budaya asing yang tidak sesuai dengan kaidahdan nilai budaya tempatan.
D. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Dumai
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Dumai dalam Konstelasi Internasional Dalam lingkup ASEAN telah dibentuk Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle (KESR IMS-GT) dan Kerja Sama Ekonomi Sub Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (KESR IMT-GT). Provinsi Riau mengambil peran dan bagian yang sangat penting dalam KESR IMS-GT sejak dibentuk pada 17 Desember 1994, sementara untuk KESR IMT-GT Provinsi Riau baru mengikutinya pada 20 Maret 1997. Kebijakan KESR IMS-GT dan IMT-GT di wilayah Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut :
1. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan program-program KESR, meliputi, (keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar lembaga, inter dan intra wilayah,
pendanaan dan penjadwalan, serta “link and match” dengan program dari negara/provinsi lain.
2. Merumuskan kembali konsep keterkaitan dan keterpaduan program KESR antar provinsi terkait sehingga terwujud kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja program KESR. 3. Melanjutkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi secara menyeluruh dengan
memperbesar peran Pemerintah Daerah dalam kerangka otonomi daerah.
4. Melakukan pendataan yang akurat menyangkut potensi dan peluang kerjasama yang ada disetiap provinsi terkait, untuk ditawarkan kepada dunia usaha di negara lain peserta KESR. 5. Menerbitkan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaannya di daerah untuk mendukung
pelaksanaan program KESR, utamanya yang berkaitan perijinan pemanfaatan lahan. 6. Meningkatkan upaya-upaya promosi investasi dan informasi kebijakan penanaman modal
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 17 Selain diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, kerjasama sub regional juga diarahkan untuk mempercepat upaya pemerataan. Untuk itu pada tahun 1995 dibentuk kawasan sub regional Indonesia, Malaysia, Singapore Growth Triangle (IMS-GT). Wilayah yang tercakup dalam kerjasama ekonomi sub regional tersebut adalah sebagai berikut:
Indonesia : Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau (dan Kepulauan Riau), Jambi,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat Malaysia : Negara Bagian Johor, dan Penang Singapura
Untuk kerjasama Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT), wilayah yang tercakup dalam kerjasama ekonomi sub regional ini adalah :
Indonesia : Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau (dan Kepulauan Riau) Jambi,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat Malaysia : Negara Bagian Johor, dan Penang Thailand
Kebijakan Penataan ruang wilayah Kota Dumai dalam Konstelasi Nasional
Pada tanggal 25 Oktober 2002 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, meliputi kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang.
Dengan adanya pemekaran daerah Provinsi Riau menjadi 2 (dua) provinsi berpengaruh pada wilayah kerjasama dengan negara-negara lain. Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle (KESR IMS-GT) dan Kerja Sama Ekonomi Sub Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (KESR IMT-GT) melingkupi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat, sedangkan untuk kerjasama SIJORI (Singapura-Johor-Riau) adalah dengan Provinsi Kepulauan Riau.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 18 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Internal Kota Dumai
Kebijakan penataan ruang wilayah kota Dumai merupakan arah tindakan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota Dumai. Kebijakan penataan ruang wilayah kota Dumai berfungsi:
a. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah Kota Dumai. b. Sebagai dasar untuk merumuskan rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah Kota
Dumai.
c. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kota Dumai. d. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
Kota Dumai.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Dumai meliputi:
a. Peningkatan pelayanan pusat-pusat kegiatan fungsional, berhierarki, dan terintegrasi. b. Peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa.
c. Pengembangan kawasan peruntukan industri berskala internasional yang berwawasan lingkungan.
d. Peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
e. Pengembangan infrastruktur untuk mendukung kegiatan – kegiatan perkotaan.
f. Perwujudan kawasan yang mendukung fungsi perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
g. Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. E. Arahan dan Strategi Penataan ruang wilayah Kota Dumai
Arahan dan Strategi Kota Dumai dalam Konstelasi Internasional
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 19 Di dalam arahan rencana penataan ruang wilayah kota Dumai hingga akhir tahun 2032 adalah meningkatkan aksesibilitas kota Dumai sebagai pusat kegiatan internasional terhadap kawasan – kawasan yang membutuhkan layanan, yang berarti harus dilakukan penataan ruang wilayah sistem jaringan transportasi baik darat, sungai, danau, udara, yang harus mampu mencakup luasan wilayah yang di kehendaki untuk di layani, yakni Sumatera utara bagian selatan, seluruh Provinsi Riau, dan Sumatra barat bagian utara.
Selain layanan yang bersifat kemudahan yang lebih tinggi (aksesibilitas) berupa sistem jaringan transportasi, juga di perlukan persediaan sumber energi (kelistrikan) yang mampu menunjang seluruh kegiatan layanan, agar mampu melayani sebagai mana keinginan untuk dapat melayani secara nasional maupun internasional. Perlunya ketersediaan sumber daya air, dan telekomunikasi serta infrastruktur fisik lainnya yang harus mampu menunjang penetapan fungsi kota Dumai sebagi gerbang internasional sendiri.
Strategi untuk mendukung arahan penataan ruang wilayah kota Dumai sebagai gerbang internasional, sebagai mana di uraikan di atas adalah melakukan penyusunan penataan ruang wilayah seluruh infrastruktur maupun sub struktur dan supra struktur yang diperlukan oleh kota Dumai untuk mampu menjadi pusat kegiatan layanan yang berskala internasional, baik pentahapan jangka pendek (5 tahun mendatang), jangka menengah (5-10 tahun mendatang) dan jangaka panjang (20 tahun mendatang).
Dukungan berupa infrastruktur tersebut harus di lakukan secara berkesinambungan dan terintegrasi dengan berbagai penataan ruang wilayah yang memiliki kepentingan yang sama meskipun dalam skala yang lebih kecil, sehingga akan terjadi integrasi penataan ruang wilayah yang baik, penataan ruang wilayah terhadap infrastruktur yang telah ada maupun penataan ruang wilayah infrastruktur baru yang akan dipersiapkan hingga akhir masa perencanaan jangka panjang itu sendiri.
Arahan dan Strategi Kota Dumai dalam Konstelasi Nasional
1. Kota Dumai sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tahun 2006, Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kriteria yang digunakan dalam penetapan PKN adalah kawasan perkotaan yang :
a. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang ke kawasan internasional,
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 20 c. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau yang
melayani beberapa Provinsi.
2. Kota Dumai sebagai PKSN
Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tahun 2008, Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Kriteria yang digunakan dalam penetapan PKSN adalah kawasan perkotaan yang :
a. Terletak di dalam kawasan perbatasan negara.
b. Berpotensi dan telah disepakati sebagai Pos Pemeriksaan Lintas Batas dengan negara tetangga.
c. Berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga.
d. Merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya.
Kota Dumai dipersiapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone- FTZ)
Dahulu, sebelum Riau dataran berpisah dengan Riau Kepulauan, Batam menjadi kawasan Free Trade Zone (FTZ). Namun setelah terpisah dari kepulauan Riau, maka Kota Dumai sangat sesuai untuk dijadikan kawasan perdagangan bebas.
Disiapkannya Kota Dumai sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ) sudah sangat layak karena Kota Dumai telah mempersiapkan tempat ataupun sarana lainnya. Terdapat beberapa tempat di Kota Dumai yang dapat dijadikan kawasan Free Trade Zone (FTZ) yaitu Pelintung dan Lubuk Gaung. Semua daerah itu memiliki potensi dan aset tersendiri yang bisa dikembangkan. Bahkan pada lahan kedua lokasi itu cukup bagus dan memiliki peluang investasi yang sangat layak jual. Areal di Pelintung yang memang seblumnya telah dipersiapkan menjadi salah satu kawasan industri,namun masih memiliki lahan yang sangat luas.
Wacana untuk menjadi Dumai sebagai kawasan perdagangan bebas menggantikan Batam dinilai sangat tepat. Ada beberapa faktor pendukung Kota Dumai untuk dijadikan kawasan Free Trade Zone (FTZ) diantaranya :
Infrastruktur di Kota Dumai dinilai sudah cukup memadai untuk dijadikan sebagai kawasan
Free Trade Zone (FTZ)
Secara geografis letak Dumai sangat strategis yaitu dekat dengan negara tetangga seperti
Malaysia dan Singapura.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 21 Dari berbagai wacana, baik yang bersifat nasional maupun internasional, bahwasanya Riau masa depan adalah merupakan kawasan yang strategis, karena berbatasan langsung dengan Negara tetangga yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura. oleh karenanya patut dijadikan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia barat, dan bagian wilayah Pulau Sumatera bagian Utara.
Riau di anggap memiliki kesiapan yang cukup tinggi untuk menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di kawasan timur Pulau Sumatera, oleh karna itu memang di perlukan itikad baik dan semangat untuk membangun, baik dari masyarakat Provinsi Riau sendiri maupun dukungan pemerintah pusat untuk mendukung berbagai penataan ruang wilayah dan perbaikan sarana dan prasarana yang diperlukan, baik sarana dan prasarana yang telah ada maupun penataan ruang wilayah sarana dan prasarana yang dibutuhkan di masa mendatang.
Sarana dan prasarana yang harus di benahi saat sekarang adalah kondisi kelistrikan, sistem transportasi darat khususnya, agar dengan kemudahan yang ada dapat mempercepat pergerakan komoditas dan meningkatkan volume perdagangan secara regional, sehingga akan mendorong untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara regioanal di wilayah pantai timur Sumatra itu sendiri.
Kesiapan Riau menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, selain di karenakan letak daerah ini yang strategis, juga memiliki sumberdaya alam yang memiliki potensi besar. Secara internasional provinsi Riau, yang dalam hal ini direpresentasi dari kota Dumai merupakan pusat yang berada di daerah tengah- tengah kawasan perdagangan Dunia, khusnya di jalur selat Malaka.
Kesiapan pemerintah provinsi Riau dalam hal ini sudah di tunjukan dengan kesiapan 3 kawasan yang akan di jadikan sebagai titik pertumbuhan kawasan ekonomi khusus, yaitu Tanjung puton kabupaten Siak, kawasan Pelintung di kota Dumai, dan kawasan guntung di kabupaten Indra Giri hilir.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 22 Kota Dumai dipersiapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antardaerah, pemerintah Pusat telah menciptakan pusat-pusat ekonomi baru, mendampingi yang sudah ada. Pusat ekonomi baru ini, diperlukan terutama di luar Pulau Jawa. Pemerintah menciptakan sumber pertumbuhan baru, terutama kawasan-kawasan yang langsung berhadapan dengan pusat ekonomi dunia. Seperti Koridor Selat Malaka dan wilayah metropolitan Batam-Bintan
Visi yang perlu dibangun adalah bagaimana Indonesia dapat memperoleh manfaat optimal dengan dibentuknya KEK demi mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Koridor Selat Malaka yang dimaksud, terbentang dari Sabang hingga Dumai. Wilayah ini memiliki potensi besar menyaingi pusat ekonomi di Singapura dan Malaysia. Diusulkan wilayah-wilayah baru tersebut menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK), yang telah memiliki potensi untuk dikembangkan segera.
Prasyarat pengembangan KEK adalah pertama, harus sesuai dengan rancangan tata ruang wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung. Kedua, pemerintah provinsi beserta pemerintah kabupaten atau kota yang terkait harus mendukung Kawasan tersebut.
Kawasan juga wajib terletak pada lokasi yang dekat dengan jalur perdagangan atau pelayaran internasional, atau dekat wilayah yang memiliki sumber daya alam unggulan. Keempat, kawasan harus memiliki Batas yang jelas.
Di tengah kesulitan pemerintah mengembangkan perekonomian daerah, KEK menjadi alternatif dalam penataan ruang wilayah nasional. Pengembangan KEK haruslah melibatkan secara penuh pengusaha-pengusaha lokal dan nasional. Sebab kalau KEK lebih memberi ruang yang besar untuk investasi asing, misalnya, menyangkut kepemilikan properti, tidak akan memiliki dampak ekonomis bagi perekonomian nasional.
KEK bisa menjadi pilot project untuk membangun zona perekonomian dengan basis ekonomi menengah dan kecil. KEK harus dikembangkan dengan daya saing infrastruktur yang memadai, sebab akan sangat sulit mengejar ketertinggalan penataan ruang wilayah infrastruktur seperti di Singapura dan Malaysia. Memang perlu disadari bersama, bahwasanya kemampuan pemerintah daerah dan pusat dalam membiayai penataan ruang wilayah infrastruktur, akan menjadi persoalan tersendiri dalam pengembangan KEK. Pendanaan melalui pinjaman luar negeri, pada akhirnya akan menambah beban utang pemerintah.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 23 menggalang kekuatan ekonomi nasional dan daerah untuk membangun zona-zona pertumbuhan ekonomi baru
Kesepakatan kerja sama ekonomi dalam konteks pembentukan kawasan ekonomi khusus, telah dirancang baik oleh pemerintah Indonesia dan Singapura pertengahan tahun 2006.
Arahan dan Strategi Internal Kota Dumai
Strategi Penataan ruang wilayah yang ditetapkan untuk 2014-2034 adalah:
1) Strategi peningkatan pelayanan pusat-pusat kegiatan fungsional, berhierarki, dan terintegrasi meliputi :
a. Meningkatkan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan di wilayah Kota Dumai dengan pusat-pusat kegiatan di kawasan sekitarnya.
b. Menjaga berfungsinya pusat-pusat kegiatan yang sudah ada di Kota Dumai secara optimal.
c. Mengendalikan pusat-pusat kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi dan peran yang dikembangkan.
d. Mendorong berfungsinya pusat-pusat kegiatan baru di wilayah Kota Dumai.
2) Strategi peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa, meliputi:
a. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang berdaya saing dan seimbang dengan negara lain.
b. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang berorientasi pasar regional. c. Menyediakan sarana dan prasarana yang seimbang dan dapat menunjang kegiatan
ekonomi.
3) Strategi pengembangan kawasan peruntukan industri berskala internasional yang berwawasan lingkungan, meliputi :
a. Pengembangan industri dan pergudangan yang berdaya saing dan seimbang dengan negara lain.
b. Mengembangkan kawasan peruntukan industri yang berorientasi pasar internasional. c. Menyediakan sarana prasarana pendukung yang dapat menunjang kegiatan industri dan
pergudangan.
4) Strategi peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, meliputi :
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 24 b. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang kegiatan industri. c. mengembangkan kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang berdaya saing
dan seimbang dengan negara lain.
d. mengembangkan kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang mempertimbangkan pelestarian alam serta daya dukung dan daya tampung lingkungan.
5) Strategi pengembangan sarana dan prasarana perkotaan untuk mendukung kegiatan – kegiatan perkotaan, meliputi :
a. meningkatkan keterpaduan inter dan intra moda transportasi darat, laut dan udara. b. meningkatkan akses serta layanan jaringan jalan arteri, kolektor, dan jaringan jalan lokal. c. meningkatkan kapasitas dan pengembangan sistem pelayanan energi, melalui diversifikasi teknologi dan sumber energi, perluasan jaringan distribusi, dan peningkatan kualitas pelayanan.
d. meningkatkan kapasitas dan pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi dan informasi melalui diversifikasi teknologi, perluasan jaringan pelayanan, dan peningkatan kualitas pelayanan.
e. meningkatkan kapasitas instalasi pengolahan, perluasan jaringan distribusi, dan peningkatan kualitas pelayanan ke arah sistem produksi air bersih siap minum.
f. mengembangkan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki.
g. pembangunan perumahan lama/perkampungan dilakukan secara terpadu melalui program pembenahan lingkungan, peremajaan kawasan, perbaikan kampung, peningkatan prasarana dan sarana perumahan.
h. mengembangkan sistem jaringan drainase air hujan, sistem pembuangan limbah domestik, sistem pengelolaan limbah industri dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3), serta sistem persampahan terpadu.
6) Strategi perwujudan fungsi kegiatan yang mendukung perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meliputi :
a. mewujudkan keterpaduan infrastruktur yang mendukung fungsi perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. mengembangkan kegiatan budidaya selektif pada kawasan perbatasan Negara Kesatuan Rebulik Indonesia.
c. mengembangkan fungsi kegiatan yang mendukung perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 25 7) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan,
meliputi:
a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan.
b. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya.
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan negara sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan lainnya.
d. Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan negara.
3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis dan Arahan Rencana Pembangunan Wilayah Arahan Kebijakan Pembangunan Kota Dumai Tahun 2016 – 2020
Kebijakan umum daerah selain merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan, sekaligus juga merupakan penjabaran visi dan misi kepala daerah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran pembangunan secara efektif dan terarah dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu (2016-2021).Penyusunan kebijakan umum daerah harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah terpilih dengan memperhitungkan semua potensi, peluang dan kendala serta ancaman yang mungkin timbul.
Untuk merumuskan arah dan tujuan pembangunan Wilayah, maka dalam menyusun kebijakan umum daerah dilakukan melalui sinergi top down dan bottom up planning sehingga program nasional dan regional tersinergikan dengan keinginan masyarakat, setidaknya aspirasi masyarakat yang disalurkan melalui berbagai cara atau sistem dapat terakomodasi sehingga dalam melaksanakan kebijakan umum daerah tidak ada pihak yang dirugikan atau ditinggalkan kepentingannya. Dengan demikian, pembangunan daerah dapat berjalan lancar dan masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan.
A. Misi Meningkatkan Pelayanan Air Minum yang Terjangkau dan Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Dasar
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 26 perkembangan dan kesuksesan pembangunan sektor pelabuhan dan industri.Strategi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari misi Meningkatkan pelayanan air minum yang terjangkau dan peningkatan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar adalah:
1. Mengembangkan jaringan perpipaan air bersih untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat
2. Mengembangkan dan memelihara sumber air baku untuk meningkatkan cakupan pelayanan dan kontinuitas pelayanan
3. Menyediakan prasarana perhubungan yang memadai
4. Meningkatkan kualitas proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan konsisten. 5. mewujudkan Infrastruktur jalan yang nyaman, berkulitas dan merata.
6. Meningkatkan lingkungan perumahan dan pemukiman yang berkualitas. 7. Mengembangkan sistem drainse dan pengendalian banjir
8. Menambah jaringan listrik dipelosok dan Membangun Titik PJU dijalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota
9. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan 10. Meningkatkan kualitas lingkungan kawasan pesisir
Adapun rumusan arah kebijakan dari kesepuluh strategi diatas untuk mewujudkan tujuan dan sasaran misi pertama adalah sebagai berikut
1. Meningkatkan kualitas jaringan perpipaan bagi pelanggan rumah tangga
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas distribusi air melalui kran umum dan hydrant umum 3. Meningkatkan penyediaan air baku melalui pengembangan dan pengelolaan sumber daya
air
4. Mengembangkan dan menjaga kualitas infrastruktur transportasi
5. Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur transportasi 6. Meningkatkan ketaatan pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat tentang regulasi
penataan ruang
7. Meningkatkan upaya pelaksanaan pengendalian yang tertib sesuai regulasi penataan ruang 8. Merevitalisasi kebijakan yang terkait sistem implementasi dan pengendalian tata ruang bagi
birokrasi dan masyarakat pelaku tata ruang
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 27 11. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jalan penghubung antar kecamatan dan antara
kecamatan dengan pusat pemeintahan/kota
12. Mengembangkan kualitas sarana prasarana dasar perumahan dan permukiman 13. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan dan air limbah domestik
14. Mengembangkan sarana prasarana penunjang perumahan dan pemukiman untuk mewujudkan kebersihan lingkungan
15. Meningkatkan sistem jaringan drainase secara bertahap pada daerah rawan banjir dan mengurangi daerah genangan air pada kawasan permukiman
16. Normalisasi sungai dan jaringan drainase
17. Mengembangkan pemenuhan infrastruktur ketenagalistrikan
18. Meningkatkann sarana penerangan jalan umum (Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah/SKUTM dan Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah/SKUTR) pada wilayah yang belum terjangkau jaringan PLN
19. Mengembangkan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup yang seimbang
20. Meningkatkan dan menambah pedoman pelaksanaan penjagaan dan rehabilitasi lingkungan
21. Mengembangkan perilaku yang bijaksana untuk lingkungan Meningkatkan kualitas Sarana dan Prasarana Lingkungan pemukiman perkotaan
22. Mengoptimalkan peran pelaku usaha dan masyarakat dalam pencapaian pembangunan kota yang lestari
23. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan pesisir.
3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah 1. RPJMD Provinsi Riau
RPJMD Provinsi Riau masih dalam proses review 2. RPJMD Kota Dumai 2016 – 2021
Penyusunan rancangan RPJMD Kota Dumai tahun 2016-2021 memperhatikan Peraturan Da Nomor 13 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Dumai tahun 2005–2025. RPJMD tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahap III RPJPD Kota Dumai tahun 2005–2025. Pada RPJPD tersebut Visi yang akan dicapai adalah Terwujudnya Dumai Sebagai Kota Pelabuhan Dan Industri Yang Kokoh, Dengan Masyarakat Yang Bertumpu Pada Budaya Melayu, Menuju Dumai Madani Yang Hijau.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 28 1. Mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing dan bertumpu pada
kepelabuhanan dan industri;
2. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas, agamis dan berjati diri Melayu; 3. Mewujudkan infrastruktur wilayah yang berkualitas sesuai daya dukung dan fungsi ruang; 4. Meningkatkan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah dalam rangka
mewujudkan kepemerintahan daerah yang baik; 5. Mewujudkan Dumai sebagai lingkungan yang hijau.
Selain RPJPD, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun juga memperhatikan rencana tata ruang (dikarenakan Penetapan Peraturan daerah masih terkendala di pemerintah provinsi maka yang digunakan adalah rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai tahun 2014-2034). Setiap kebijakan pembangunan harus memperhatikan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, indikasi program pemanfaatan ruang yaitu program pembangunan sektoral wilayah kota, program pengembangan wilayah kota, dan program pengembangan kawasan dan lingkungan strategis yang merupakan kewenangan Pemerintah Daerah kota.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RPJMD adalah: politik; teknokratik; partisipatif; atas-bawah (top-down); dan bawah-atas (bottom-up). Pendekatan politik adalah pendekatan perencanaan pembangunan yang berasal dari proses politik. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik, bahwa perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan stakeholders dimaksudkan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Dokumen Rencana hasil proses perencanan atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah perencanaan pembangunan daerah.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 29 pembangunan, sekaligus juga merupakan penjabaran visi dan misi kepala daerah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran pembangunan secara efektif dan terarah dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu (2016-2021).Penyusunan kebijakan umum daerah harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah terpilih dengan memperhitungkan semua potensi, peluang dan kendala serta ancaman yang mungkin timbul.
Untuk merumuskan arah dan tujuan pembangunan daerah, maka dalam menyusun kebijakan umum daerah dilakukan melalui sinergi top down dan bottom up planning sehingga program nasional dan regional tersinergikan dengan keinginan masyarakat, setidaknya aspirasi masyarakat yang disalurkan melalui berbagai cara atau sistem dapat terakomodasi sehingga dalam melaksanakan kebijakan umum daerah tidak ada pihak yang dirugikan atau ditinggalkan kepentingannya. Dengan demikian, pembangunan daerah dapat berjalan lancar dan masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan.
Adapun kebijakan umum dalam pembangunan kota Dumai lima tahun kedepan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat Kota Dumai dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar kehidupan
2. Optimalisasi kualitas, kuantitas dan pemerataan infrastruktur dalam rangka meningkatkan daya saing kota dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat
3. Peningkatan kualitas dan daya saing Sumber daya Manusia masyarakat Kota Dumai dalam menghadapi tantangan pembangunan global dan persaingan tenaga kerja lokal dari daerah lain di Indonesia
4. Mempercepat pertumbuhan ekonomi Kota Dumai dan memperkecil kesenjangan pendapatan antar kelompok masyarakat untuk mengurangi jumlah masyarakat miskin 5. Optimalisasi kualitas pelayanan publik, akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan
pemerintahan daerah dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan.
6. Peningkatan peran semua stakeholders (pemangku kepentingan) pembangunan daerah dengan mewujudkan pembangunan yang bersifat partisipatif, sinergis, transparan dan akuntabel.
7. Perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja dan program prioritas (money follows programe).
8. Pengembangan pembangunan dibidang pertanian dan optimalisasi peran sektor industri, perdagangan dan Jasa serta peluang investasi
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 30 Jika diurai kebijakan umum pembangunan kota Dumai selama lima tahun diatas dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Pertama ( 2016 )
Tahun pertama dalam RPJMD Kota Dumai 2016-2021 merupakan tahun penyiapan pendukung yang kondusif bagi kemajuan pembangunan kota untuk mewujudkan masyarakat kota dumai yang makmur dan madani. Oleh karenanya kebijakan pembangunan pada tahun pertama lebih ditikberatkan pada penyiapkan berbagai sistem, sumber daya dan pendukung dalam meningkatkan pelayanan air bersih, infrastruktur dasar perkotaan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang kreatif berdaya saing, kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, perekonomian serta kehidupan sosial budaya untuk meningkatkan kemajuan dan pemerataan pembangungan Kota Dumai.
Selain itu pembangunan pada tahun pertama juga difocuskan untuk melanjutkan keberhasilan dan kebijakan pembangunan tahun sebelumnya serta penyelesaikan permasalahan dan isu strategis arah kebijakan yang telah menjadi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2016.
b. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Kedua ( 2017 )
Tahun kedua dalam RPJMD KOta Dumai 2016-2021 merupakan tahun pemantapan penyiapan untuk mewujudkan instrumen pendukung yang kondusif bagi kemajuan pembangunan kota untuk mewujudkan masyarakat kota dumai yang makmur dan madani. Kebijakan pembangunan pada tahun kedua difocuskan untuk pemantapan penyiapan sistem, sumber daya dan pendukung untuk meningkatkan pelayanan air bersih, infrastruktur dasar perkotaan, kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, perekonomian serta kehidupan sosial budaya dalam kemajuan pembangunan kota guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Dumai.
c. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Ketiga ( 2018 )
Tahun ketiga dalam RPJMD Kota Dumai 2016-2021 merupakan tahun Menata pendukung yang kondusif bagi kemajuan pembangunan kota untuk mewujudkan masyarakat kota dumai yang makmur dan madani. Kebijakan program lebih diarahkan pada penataan berbagai sistem, sarana, potensi dan sumber daya lokal, instrumen pendukung serta situasi kota yang kondusif untuk meningkatkan pelayanan air bersih dan infrastruktur dasar perkotaan serta perekonomian dengan fokus meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat kota Dumai.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 31 Tahun keempat dalam RPJMD KOta Dumai 2016-2021 merupakan tahun Mengembangkan pendukung yang kondusif bagi kemajuan pembangunan kota untuk mewujudkan masyarakat kota dumai yang makmur dan madani.
Instrumen pendukung yang kondusif bagi terwjudnya Masyarakat kota Dumai makmur dan madani yang didukung oleh Masyarakat yang kompetitif, kreatif serta penguatan investasi dan pasar untuk mendukung perekonomian masyarakat.
e. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Kelima ( 2020 )
Tahun kelima dalam RPJMD KOta Dumai 2016-2021 merupakan tahun Melakukan penguatan-penguatan terhadap sistem, sarana, potensi dan sumber daya pendukung untuk mewujudkan masyarakat kota Dumai yang makmur dan madani.
f. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Keenam ( 2021 )
Bab II - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis III - 32
Tabel 3.4.Arah Kebijakan Umum Pembangunan Kota Dumai 2016 - 2021
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Tahap Persiapan Tahap Pemantapan
Persiapan
Tahap Penataan Tahap Pengembangan Tahap Penguatan Tahap Pemantapan
Penyiapan berbagai
sistem, sumber daya
serta sarana dan
prasarana pendukung
untuk meningkatkan
pelayanan air bersih,
infrastruktur dasar
masyarakat kota dumai
yang makmur dan
madani
Pemantapan Penyiapan
berbagai sistem, sumber
daya sarana dan dan
prasarana pendukung
untuk meningkatkan
pelayanan air bersih,
infrastruktur dasar
kompetitif, kreatif serta
penguatan investasi dan
sistem, sarana, potensi
dan sumber daya
pendukung untuk
mewujudkan
masyarakat kota Dumai
yang makmur dan
masyarakat kota Dumai
yang makmur dan
madani.
Bab II - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 33 3. Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai
Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum merupakan dokumen perencanaan Dinas Pekerjaan Umum untuk periode 5 (lima) tahun kedepan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum serta berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Dumai.
Pembangunan merupakan proses perubahan terus menerus dari kondisi kurang baik menjadi lebih baik sehingga terjadi keseimbangan lingkungan baru. Dengan demikian pembangunan infrasruktur Pekerjaan Umum perlu selalu dikaitkan daya dukung lingkungan baru tersebut, agar lingkungan sebagai ruang hidup manusia tidak terdegradasi akibat daya dukung lingkungan yang dapat menyebabkan bencana antara lain banjir, erosi, abrasi , penurunan kualitas air dan udara maupun pengurangan sumber daya air.
Wujud infrastruktur Pekerjaan Umum sendiri yang merupakan bangunan fisik untuk kepentingan umum dan keselamatan umum seperti jalan, drainase, air bersih, dan berbagai bangunan pelengkap kegiatan permukiman lainnya, merupakan prasyarat agar aktifitas masyarakat dapat berlangsung.
Dalam menghadapai berbagai tantangan kedepan menuju kondisi yang diharapkan, Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai secara terus menerus berusaha memanfaatkan Potensi dan Meningkatkan Peluang agar tetap mampu memenuhi harapan dengan senantiasa mengupayakan perubahan kearah perbaikan.
Sangat diperlukan Visi dan cita - cita sebagai Inspirasi dan Motivasi bagi Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai untuk meraih hasil Pembangunan di masa yang akan datang. Pada hakekatnya Visi merupakan cara pandang ke depan tentang dimana arah Pembangunan Kota Dumai serta apa yang akan hendak dicapai. Berdasarkan hal tersebut di atas maka Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai memiliki suatu Visi yang dirumuskan sebagai berikut :
” TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG
LAYAK, BERKUALITAS SERTA BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG KOTA DUMAI
SEBAGAI KOTA YANG MAKMUR DAN MADANI ”.
Pernyataan Visi tersebut mengandung makna: 1. Infrastruktur
Bab II - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 34 2. Perumahan
artinya kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah layak huni. 3. Permukiman
artinya bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana dan utilitas umum serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lainnya.
4. Layak
artinya memenuhi standar sarana dan prasarana. 5. Berkualitas
artinya memenuhi persyaratan teknis. 6. Berkelanjutan
artinya sarana dan prasarana yang program kegiatannya berkesinambungan.
Visi dimaksud berdasarkan pada keadaan Kota Dumai yang memiliki nilai strategis sebagai Pintu Gerbang Pantai Timur Sumatera, maka bagian yang paling dominan dalam meningkatkan Pembangunan adalah terciptanya infrastruktur, Pembangunan Prasarana, Bidang Perumahan dan Permukiman Perkotaan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap perumahan yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman dan nyaman.
Penetapan Visi perlu ditindak lanjuti dan dijabarkan kedalam Misi-misi guna mendukung Visi tersebut. Misi merupakan pernyataan yang akan menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai secara lebih terarah.
Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu arah yang menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai.
Dengan pernyataan misi diharapkan Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai dan stake holder lainnya dapat mengenal dan mengetahui tugas pokok dan fungsi sesuai dengan program dan kegiatannya.
Berkaitan dengan Visi yang telah ditetapkan, maka disusunlah Misi untuk merealisasikan Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai, yaitu:
1. Meningkatkan Pelayanan Air Bersih yang Terjangkau bagi Masyarakat
Bab II - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 35 4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dan Stake Holder di Lingkup
Dinas Pekerjaan Umum
Berkaitan dengan Visi yang telah ditetapkan, maka disusunlah Misi untuk merealisasikan Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai, yaitu:
1. Meningkatkan Pelayanan Air Bersih yang Terjangkau bagi Masyarakat
2. Mewujudkan Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur yang bermanfaat bagi Masyarakat 3. Mengembangkan Perumahan dan Permukiman yang Berkelanjutan
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dan Stake Holder di Lingkup Dinas Pekerjaan Umum
Makna yang terkandung dalam rumusan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai yaitu :
I. Meningkatkan Pelayanan Air Bersih yang Terjangkau bagi Masyarakat mencakup ;
a. Pengendalian dan Pengelolaan Sumber Air Baku yang berkelanjutan b. Peningkatan Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Bersih
c. Pengembangan Jaringan Infrastruktur Air Bersih
II. Mewujudkan kuantitas dan kualitas infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat mencakup ;
A. Jalan
- Pengembangan jaringan jalan yang aman dan nyaman serta memenuhi persyaratan
teknis sesuai dengan pola dan pemanfaatan tata ruang kota yang telah di tetapkan. Pengembangan jaringan jalan juga akan mengikuti hirarki fungsi jalan. Pengembangan jaringan jalan di kota Dumai meliputi pengembangan jalan arteri, kolektor dan lokal.
- Mempercepat proses penyediaan jaringan infrastruktur yang telah ada dengan
upaya-upaya untuk mencari terobosan pembiayaan melalui dana-dana di luar APBD Kota Dumai yaitu melalui APBN dan APBD Propinsi Riau.
- Mempertahankan tingkat pelayanan dan kenyaman yang telah dibangun dengan
mengadakan program pembangunan jalan dan jembatan serta program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan.