Kesiapan Dunia Usaha dan
Dunia Industri dalam
Konvergensi IFRS
R. Wilopo Ketua Komite Tetap Perpajakan KADIN Jawa Timur Disampaikan pada PPL-Workshop Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Timur
Pendahuluan
• Indonesia akhirnya memutuskan untuk menerapkan IFRS mulai 1 Januari 2012 baik di lingkungan
perusahaan maupun pemerintahan.
• Hal ini dilakukan karena sebagian besar negara –
negara di dunia mulai menganut dan menerapkan IFRS. • Berbagai pihak di Indonesia menyatakan dukungan
terhadap penerapan IFRS ini (Dep Keu, Bapepam, BEI, Bank Indonesia dan lain – lain).
• Malahan Bank Indonesia tahun 2009 telah
Pelaksanaan Penerapan
•
Laporan Keuangan merupakan bentuk informasi
tentang berbagai kegiatan dari perusahaan
maupun lembaga yang lain, khususnya dari sisi
keuangan.
•
Karena berbagai pedoman dan standar
pelaporan tersebut bersifat “mandatori”, maka
tentunya sudah menjadi kewajiban dari dunia
usaha untuk mendukung penerapannya,
Pelaksanaan Penerapan
•
Dengan penerapan ini maka diharapkan
pengakuan secara internasional terhadap
keberadaan organisasi di Indonesia (baik
pemerintah maupun perusahaan akan diterima
secara internasional).
•
Apalagi saat ini Indonesia termasuk G-20 yang
berarti keberadaan Indonesia dari sisi
perekonomian diakui oleh dunia internasional.
•
Juga Ketua Tim Implementasi IFRS IAI
Permasalahan Penerapan
• Penerapan IFRS sebagai suatu pedoman atau standar akuntansi yang bersifat internasional bukanlah sesuatu yang mudah.
• Perlu adanya upaya dari IAI khususnya untuk mengawal secara sungguh – sungguh penerapannya (khususnya saat penerapan bagi perusahaan – perusahaan yang kurang menganggap penting informasi akuntansi)
• Apalagi jangan sampai terjadi dispute atau perbedaan interpretasi dalam penerapan standar antar berbagai profesi (akuntan publik, fiskus, dan akuntan internal), yang pada akhirnya merugikan berbagai pihak,
khususnya dunia usaha.
• Perlu ada periode implementasi serta perbaikan terus menerus dalam penerapannya. Perlu dijaga dalam