• Tidak ada hasil yang ditemukan

GURU DIGUGU DAN DITIRU (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GURU DIGUGU DAN DITIRU (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

GURU DIGUGU DAN DITIRU Oleh : Hamidah, S.Pd

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Motivasi untuk mengikuti guru berprestasi

Berbagai permasalahan dunia pendidikan dewasa ini membuat penulis merasa terpacu untuk terus menerus meningkatan ilmu pengetahuan dengan harapan penulis bisa mendapatkan cara yang terbaik dan dapat diterima, untuk keluar dari permasalahan yang dari hari - kehari terus meningkat. Satu permasalahan belum selesai , masalah berikutnya sudah muncul kepermukaan dan tentunya harus segera ditemukan jalan keluarnya.

Masalah terbesar yang jadi perhatian penulis adalah masalah etika,moral dan akhlak para pelajar. Membolos, minum minuman keras dan pergaulan bebas jadi kebiasaan. Tauran, berpakaian minim dan ketat yang tidak lagi menjunjung tinggi nilai kesopanan jadi trend dan dibanggakan. Berbicara asalan dan seenaknya tidak peduli dan tidak jadi masalah. Dari data yang penulis peroleh disekolah penulis dan sekolah – sekolah sekitar penulis mengajar menunjukan : Hampir 15% anak- anak SMP suka membolos. Akibat membolos mereka akan terpengaruh untuk berbuat sesuatu yang tidak hanya mengganggu ketentraman masyarakat seperti, kebut- kebutan di jalanan tetapi juga mereka akan berbuat hal- hal yang merugikan diri sendiri seperti merokok, mengelem bahkan bisa saja nantinya mengarah pada pesta minuman keras. 20 % dari siswa suka berpakaian minim, celana pensil dan rambut bewarna warni. Dan hampir 70 % dari siswa berbicara asalan, seenaknya yang tidak enak didengar telinga.

(2)

seandainya mereka diberi pengetahuan dan bekal untuk dapat membedakan dan memilih mana-mana yang baik dan benar dan mana-mana yang tidak baik dan tidak sesuai.

Guru yang bijak digugu dan ditiru. Kata- kata falsafah ini sebetulnya sudah sejak lama dikenal ditengah- tengah masyarakat terutama didunia pendidikan. Menjadi seorang guru tidaklah mudah karena ditangan gurulah terletak maju mundurnya pendidikan suatu bangsa. Guru tidak hanya dituntut untuk memberi pengetahuan tetapi juga contoh yang baik pada anak didiknya. “ Guru kencing berdiri, anak kencing berlari.” Apabila gurunya berprestasi anak didiknya tentunya juga akan mendapatkan yang lebih. Inilah alasan penulis untuk ikut seleksi guru berprestasi disamping penulis terus berusaha menambah ilmu agar setiap permasalahan- permasalahan siswa bisa teratasi dengan baik khususnya dilingkungan sekolah penulis sendiri.

B. Visi dan Misi.

Sulit memang, tapi penulis senantiasa berusaha untuk bisa mendapatkanya,. Yaitu ikhlas. Penulis kepingin sekali untuk bisa ikhlas dalam hal apapun. Meski banyak rintangan tapi penulis yakinkan diri untuk bisa melakukanya. Sebagai guru penulis pingin anak didik penulis juga ikhlas menerima ilmu yang penulis berikan hingga bisa menjadi berkah bagi mereka dalam menggapai cita cita. Visi penulis adalah “ ikhlas mengabdi, professional dalam bertugas dan dicintai oleh sesama”

Untuk bisa mewujudkan visi itu penulis mempunyai misi 1. Berusaha memberikan yang terbaik. 2. Disiplin dalam bertugas. 3. Motivasi berkelanjutan. 4. Pengajaran bervariasi 5. Jujur dan menghargai.

Untuk bisa memberikan yang terbaik penulis terus menerus belajar menambah pengetahuan., salah satunya adalah dengan ikut kegiatan MGMP. Kegiatan di MGMP tidak hanya berfokus pada pembicaraan sebatas pembelajaran saja. Lebih dari itu di MGMP para guru bisa sharing dan berbagi pendapat tentang apa saja yang berhubungan dengan pendidikan.

Data diatas saya peroleh dari :

- Siswa - siswi penulis sendiri yang suka melanggar tata tertib

(3)

Misalnya tentang kebutuhan belajar siswa. Minat dan bakat siswa. Apa yang harus dilakukan kalau siswa malas buat PR. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kebiasaan siswa mencontek...dan lain-lain.

Selanjutnya, untuk bisa mendisiplinkan siswa tentunya guru terlebih dahulu harus disiplin, karena siswa lebih suka mencontoh. Untuk kerapihan siswa, guru terlebih dahulu jadi artis dan siswa jadi tertarik dan tidak akan mau kalah dari penampilan gurunya. . Supaya siswa tidak ada yang terlambat guru datangnya lebih awal , berdiri di gerbang sekolah , senyum, sapa dan salami mereka.

Afdal adalah salah seorang siswa penulis yang sering bolos, malas, urakan dan tidak peduli dengan apapun, bahkan pernah beberapa kali mengampas temannya. Setelah saya dekati ternyata dia berasal dari keluarga yang bisa dikatakan memprihatinkan. Ayahnya sudah meninggal saat dia berumur 7 tahun dalam keadaan mabuk. Untuk memnuhi kebutuhan keluarganya ibunya bekerja di londri dengan penghasilan 35 ribu sehari. Untuk mencukupi kebutuhan yang jelas sangat kurang itu, abang tertuanya terpaksa tiap hari begadang kerja diwarnet untuk bisa memberi ongkos adik-adiknya yang empat orang kesekolah. Afdal nampaknya tidak bisa menerima keterbatasan kehidupan keluargnya.Pandangan tidak sukanya terhadap ibunya yang 2 tahun belakangan menikah lagi membuat dia menjadi uring- uringan dan bingung sendiri dengan masalah yang dihadapinya.

Afdal hanyalah satu dari sekian banyak siswa penulis yang mempunyai masalah berbeda.Penulis tentu saja tidak tidak bisa diam karena tugas saya tidak hanya mengajar tapi juga harus bisa memotivasi siswa. Kalaulah Afdal dibiarkan larut dengan permasalahannya bisa- bisa dia bisa berbuat lebih dari ayahnya, pemabuk, narkoba yang kan meresahkan keluarganya bahkan masyarakat.Motivasi yang penulis berikan berkelanjutan. Maksudnya setelah permasalahan selesai di kelas rendah saya akan tetap mengawasinya sampai dia bisa menamatkan SMP.

Untuk menarik minat siswa belajar penulis menerapkan metode pengajaran bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaanya. Di jam jam terakhir saya pilih metode yang menyenangkan sehingga siswa tidak mengantuk dan bersemangat.

Honesty is the best police in life. Semboyan ini adalah moto hidup saya yang saya dapat dari almarhum ayah saya. Dengan jujur kita akan selamat dimanapun kita berada. Prinsip hidup ini terus penulis tanamkan kepada siswa- siswi saya disekolah dengan harapan mereka bisa menerapkanya.

(4)

maunya gue” , perkataan ini sering penulis dengar anak-anak, bahkan anak kecil sekalipun dan ibunya malah bangga mendengar ucapan anaknya. Meski ucapan mereka baru sekedar meniru tapi ini memprihatinkan. Sebelum permasalahan ini meluas menjadi kebiasaan maka penulis berupaya, setidaknya di lingkunga sekolah penulis untuk menanamkan sikap saling menghargai ini pada siswa dan siswi penulis dengan harapan mereka bisa menerapkannya.

(5)

PRESTASI YANG LAYAK MENJADIKAN SAYA SEBAGAI GURU BERPRESTASI

A. Prestasi

Tak banyak prestasi yang bisa penulis jabarkan karena memang tak banyak prestasi yang saya perdapat. Yang ada itupun, hasilnya bukan yang terbaik.

Kelas VI SD penulis sudah ditunjuk oleh ustad untuk menggantikan mengajar kalau beliau berhalangan hadir. Istilah sekarang “ Tutor Sebaya” Penulis ditunjuk bukan karena rangking pertama, tapi karena kata ustad waktu itu penulis bisa dan Alhamdulillah bisa. Penulis melakukanya dengan senang hati dan bangga bisa berbagi ilmu walau ilmu penulis belum seberapa.

Kegiatan ini berlanjut sampai SMA. Apabila ada forum diskusi dikalangan remaja mesjid penulis sering ditunjuk memimpinnya atau setidaknya menjadi moderator. Disekolahpun rangking penulis biasa saja hanya sesekali dapat rangking dan itupun hanya rangking 3. Tidak pernah rangking 1.

Sama halnya dengan dimesjid, dikursus ( Elen Scholl) penulis juga ditunjuk untuk mengantikan guru kalau beliau berhalangan hadir. Mungkin karena alasan inilah akhirnya penulis berminat sekali untuk menjadi guru.

Setelah berhasil menjadi guru pada tahun 1991, juga tak banyak prestasi yang penulis peroleh. Di SMP Kinali tempat pertama penulis diangkat menjadi guru, paling penulis hanya menjadi ketua sosial atau bendahara DW . Tahun 1993 penulis pindah ke Padang ( SMP 23) sampai sekarang hanya beberapa prestasi saja yang penulis peroleh antara lain:

1. Guru Idola

2. Pernah sekali mengikuti lomba Strategi pengajaran Bahasa Inggris tingkat kota Padang dan Alhamdulillah dapat runner up III

3. Rangking III guru prestasi tingkat sekolah 4. Pembina Osis

5. Wakil Kepala Kesiswaan

Meski tak seberapa, tapi penulis tetap mencoba seleksi guru berprestasi saat ini dengan harapan semoga penulis bisa dan mendapatkan pengalaman untuk berbagi dengan sesama guru disekolah

(6)

Menjadi guru adalah impian penulis dari kecil, karenanya penulis melaksanakan semua kegiatan belajar -mengajar dengan penuh semangat dan senang hati. Apapun permasalahan yang muncul baik dari siswa maupun sesama guru penulis selesaikan dengan baik, sabar dan dengan kesadaran yang tinggi.

Menghadapi siswa yang datang kesekolah dengan latar belakang dan masalah yang berbeda, menuntut bayak ilmu dan kesabaran yang tinggi. Penulis adalah guru bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa Internasional. Di Indonesia bahasa Inggris adalah bahasa asing, dimana peserta didik tidak bisa mendapatkanya dari lingkungan kehidupan sehari - hari. Pembelajaran hanya mereka dapat menoton pada guru. Hanya satu, dua peserta didik di sekolah penulis yang mengikuti kursus tambahan diluar. Penulis tidak bisa mengatakan mereka belum termotivasi, tapi karena keterbatasan, mereka terpaksa mengurungkan niat mereka untuk mendapatkan lebih.

Sebetulnya penulis malu kalau peserta didik yang penulis ajar tidak bisa berbicara bahasa inggris dengan baik sesuai dengan tuntutan kurikulum. Mereka tidak bisa karena mereka tak mau mencoba, Mereka takut salah , malu dan banyak alasan lainya membuat mereka tak bisa - bisa Inilah yang membuat saya terus berusaha memotivasi dan mencari solusi agar mereka bisa.

Salah satu usaha penulis adalah dengan membuat PTK dengan judul “ IMPROVING STUDENTS SPEAKING SKILL ON MONOLOGUE NARATIVE TEXT BY SERIAL PICTURES.” Hasilnya Alhamdulillah bisa membuat penulis cukup puas. 75 % kemampuan berbicara peserta didik penulis meningkat. Pengalaman yang penulis dapatkan dari membuat PTK ini membuat penulis lebih termotivasi untuk terus mencari metode/strategi yang bisa membuat peserta didik penulis bisa berbicara, termotivasi untuk memingkatkan kemampuan /pemahaman mereka pada bahasa Inggris.

Usaha penulis lainya adalah dengan metode pembelajaran bervariasi dengan menggunakan berbagai media dan strategi. Pengalaman saya menggunakan media, situasi pembelajaran terasa lebih efektif, lebih cepat dan berkualitas. Media juga dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik dan lebih jauh lagi media bisa mengatasi / menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar. Media yang penulis gunakan antara lain:

1. Gambar

1.1 Gambar berseri ( serial pictures) : merupakan urutan gambar yang dapat mengikuti suatu percakapan atau cerita. Urutan gambar ini sangat membantu siswa untuk berbicara / bercerita secara langsung .

Media ini sangat cocok untuk pembelajaran monologue text recount, narrative dan procedure

1.2 Poster : merupakan gamabar yang dirancang dengan warna – warni yang kuat yang dapat mengkomunikasikan pesan secara singkat dan bertahan lama dalam ingatan siswa.

(7)

1.3 Realita : merupakan gambar yang sama bentuknya dengan yang nyata. Misalnya gambar binatang, pemandangan dan sebagainya

Media ini sangat cocok untuk pembelajaran text descriptive dan report

2. Chart. Merupakan media visual yang berfunsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep- konsep yang sulit kalau disampaikan secara lisan atau tertulis. Dengan menggunakan chart siswa dapat dengan mudah memahaminya karena chart dapat mengarahkan mereka pada konsep-konsep yang harus mereka pahami.

3. Power Point. Merupakan media yang digunakan untuk menjelaskan pelajaran yang

dirangkum / dikemas dalam slide power point. Media ini sangat membantu guru dalam mempresentasikan materi ajar dengan lebih mudah dan efektif tapi sebagian besar siswa penulis kurang senang dengan media ini. Alasan mereka, terlalu cepat dan membuat mereka kadang bimgung. Ketrertarikan mereka hanya pada gambar slide yang menarik hingga pemahamanya jadi berkurang.

Sama halnya dengan pengalaman penulis menggunaan media , penggunaan strategy pembelajaran juga menarik untuk dibagi sesama rekan guru untuk bisa diperbincangkan keuntungan, kelebihan dan kelemahanya.

Strategi yang pernah penulis lakukan adalah antara lain adalah :

1. CTL ( contextual Teaching and Learning )

Strategi ini sangat cocok dengan perkembangan kemampuan berpikir peserta didik di sekolah penulis. Mereka lebih cepat memahami materi karena materi yang disajikan erat kaitanya dengan hal-hal yang sering mereka temui dalam kehidupan sehari hari. Langkah –langkah proses pembelajaranpun membuat peserta didik merasa senang tidak kaku sehingga mereka lebih termotivasi dengan rasa keingin tahuan yang tinggi.

Proses penilaiannya pun jelas, tidak rumit, dan rinci sesuai dengan tuntutan skill yang diharapkan

Langkah-langkah adalah sebagai berikut: 1. Menetukan indicator dan tujuan pembelajaran

2. Menemukan kharakter siswa yang diharapkan (honesty, truthfulness..etc)

3. Memilih materi ajar sesuai dengan sk/ kd yang ditetapkan kurikulum dan menjabarkan kedalam “ fakta, konsep dan prinsip”

(8)

a. Kegiatan awal ( Pre- teaching) - Salam

- Mengambil Absensi kehadiran - Motivasi

b. Kegiatan inti ( Whilst - teaching) - Explorasi

- Elaborasi - Konfirmasi

c. Kegiatan akhir ( Post- teaching) - Kesimpulan

- Penugasan

- Menutup pelajaran ( Closing the lesson)

5. Sumber belajar ( Buku-buku referensi dan bahan-bahan lainya yang digunakan) 6. Evaluasi ( Penilaian)

- Tekhnik Penilaian ( tes tulis, lisan) - Bentuk Penilaian ( teks reading ) - Pedoman Penilaian

- Rubrik Penilaian

C. Prestasi dalam pengembangan profesi.

Seperti yang penulis ungkapkan pada Bab II, tak banyak prestasi yang bisa penulis jabarkan semenjak penulis diangkat menjadi guru tahun 1991 sampai saat sekarang ini. Yang jelas penulis mengabdi dengan tekun, sabar dan senantiasa menjaga etika sebagai seorang guru. Semua kegiatan insyaallah penulis ikuti dengan baik dan serius yang tentunya membuahkan hasil. Setidaknya penulis dapat meningkatkan cara dan strategi mengajar di sekolah.

(9)

penulis semasa SMA dulu. Bagaimanapun penulis pastinya tentu akan memberikan yang terbaik untuk peserta didik yang penulis ajar.

Tahun berikutnya ,alhamdulillah penulis sudah sepenuhnya mengajar bahasa Inggris dan mulai aktif kembali mengikuti kegiatan MGMP.. Tahun 1997 penulis sudah dipercaya untuk menjadi Ketua MGMP sekolah. Tentunya hal ini menjadikan penulis lebih termotivasi untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan khususnya bahasa Inggris. Tetapi mungkin karena bawaan penulis yang lebih banyak diam tidak mau menonjolkan diri membuat penulis tidak begitu dikenal dan hanya beberapa kegiatan sekolah saja yang penulis ikuti.

Pengalaman lebih yang penulis miliki, sejak SMP, SMA dan juga di perguruan tinggi yaitu selalu aktif berorganisasi, baik organisasi keagamamaan, karang taruna , kesenian dan lain-lainya belum terasa membawa manfaat pada karir penulis sebagai seorang guru. Ada keinginan untuk ikut melibatkan diri tapi kandas, ternyata penulis baru jadi nominasi pilihan tapi tidak terpilih. Begitupun juga pada kegiatan MGMP Kota. Penulis dikenal banyak rekan guru karena penulis suka berteman dan lebih dikenal ketika penulis berhasil memenangkan lomba strategi pengajaran Bahasa Inggris tingkat kota. Tapi cuma sebatas itu. Pernah penulis disebut sebut untuk dijadikan pengurus tapi hanya beberapa saat dan tidak ada terdengar lagi. Penulis tidak kecewa, karena memang tidak ada keinginan penulis untuk melibatkan diri dan penulis punya alasan untuk itu.

(10)

berikan memacu semangat siswa siswi hingga sukses, bahkan sampai tingkat nasional. Alhamdulillah ya Allah.

Seiring waktu dan sekolah yang terus berkembang salah satu dari wakil kepala sekolah habis masa jabatanya. Tanpa terpikirkan oleh penulis nama penulis jadi nominasi. Ada rasa tak percaya. Ada rasa takut. Ada juga sedikit rasa bangga. Ketiga rasa itu berkecamuk. Apakah saya bisa? Jawabanya, itu baru nominasi. Kenapa tak percaya? Kenapa takut?

Tak menyangka ternyata penulis terpilih menjadi Wakil kepala. Wakil Kesiswaan. Apakah saya bisa? Tentunya penulis terlebih dahulu minta izin sama suami dan petunjuk dari kepala sekolah untuk menjawab pertanyaan tesebut. Alhamdulillah suami mengizinkan dan kepala sekolah serta rekan sesama wakil akan membantu dan membagi pengalaman.

Seminggu setelah menjadi wakil kesiswaan penulis sengaja meluangkan waktu untuk memburu pengalaman kesekolah - sekolah yang wakasisnya kebetulan adalah teman dekat penulis di MGMP dan teman sesama kuliah dulu. Dalam hati penulis berjanji akan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan Visi dan Misi penulis pada bahagian atas makalah ini. Insyaallah.

D. Aktifitas pembimbingan Siswa

Seperti yang telah diuraian dibahagian atas makalah ini, guru adalah cita- cita penulis semenjak kecil., dan penulis telah melakukannya dari kls VI SD sebagai tutor sebaya. Bagi penulis, rasa senang bergelut dengan dunia pendidikan dan peserta didik sangat berharga dan tidak bisa diganti dengan apapun. Melihat peserta didik yang sukses dan datang kembali kepada penulis membuat penulis terharu dan bangga jadi seorang guru.

Dikelas penulis tampil percaya diri memotivasi dan membagi ilmu. Penulis punya trik tersendiri agar peserta didik senantiasa timbul minatnya untuk belajar bidang studi yang penulis ampuh. Ini bisa dibuktikan dengan hasil belajar peserta didik penulis yang alhamdulillah meningkat dari sebelumnya. Mereka juga lebih termotivasi untuk belajar, buktinya mereka akan bertanya- tanya dan cemberut pada penulis kalau penulis berhalangan hadir saat mengikuti pelatihan.

(11)

sifatnya menghukum dengan tujuan agar mereka jera. Tapi dengan mendekatinya dan bertanya apa alasan dia malas membuat PR. Ternyata anak tersebut belum mengerti dan paham betul cara menyelesaikan tugas tersebut. Dengan hati lapang penulis uraikan kembali hanya berdua saja bahagian mana dia yang tak mengerti. Anak tersebut sangat senang dan untuk berikutnya dia lebih fokus dan rajin untuk menyelesaikan segala tugas- tugas yang diberikan.

Ada peserta didik yang datang pada penulis karena dia terlambat. Waktu itu penulis piket. Dia menawarkan diri untuk membersihkan pekarangan sekolah karena saat itu kalau ada siswa yang terlambat datang harus dihukum untuk membersihkan pekarangan atau membersihkan tempat – tempat tertentu lainya. Bergegas dia mengambil sapu lidi. Wajah lelah nampak jelas pada anak tersebut, tapi dia menyembunyikanya. Penulis menghampirinya dan bertanya alasanya terlambat. Jawabnya terlambat bangun. Kemaren terlambat bangun, kemarennya lagi, dan kemarennya lagi, begitu terus. Setelah dia selesai menyapu, penulis mengajaknya berdialog. Ternyata dia terlambat bangun karena malam hari harus berjualan sate menopang keuangan keluarganya. Ayahnya sudah tidak begitu kuat lagi, dia anak tertua dan adiknya masih ada yang belum sekolah. Ada rasa kasihan penulis lalu menghubungi wali kelasnya untuk bisa mendapatkan bantuan bea siswa, dan alhamdulillah dia dapat.

Lelah dan banyak waktu tersita oleh peserta didik yang mempunyai kehidupan berkekurangan seperti diatas membuat peserta didik tersebut sering terlambat, tidak punya kesempatan belajar / membuat tugas dan sampai disekolah dihukum dan dicerca pula membuat mereka jadi pemalas dan cendrung mencari perhatian. Anak – anak seperti ini sebelum di panggil orang tuanya kesekolah didekati dulu. Diajak berdialog dengan perhatian seandainya dia adalah anak kita sendiri.

Begitu juga dengan siswa lainya yang datang kesekolah dengan permasalahan yang berbeda. Nakalnya anak pasti ada sebabnya. Sebelum menghukum mereka sebaiknya terlebih dahulu para guru harus tahu permasalahanya.

(12)

Penulis membimbing peserta didik berkelanjutan. Bergantian kami mendampingi mereka untuk ikut lomba baik untuk tingkat sekolah, kota dan juga propinsi. Hasinya alhamdulillah, meski tak banyak tapi ada.

BAB III

PRESTASI DALAM BERKELUARGA DAN BERMASYARAKAT

Hal yang sangat membanggakan penulis sebagai seorang istri adalah mengantarkan suami tercinta menjadi panutan bagi rekan sekerjanya.Kejujuran dan kesiplinanya dalam bertugas tentu saja erat kaitanya dengan bagaimana istrinya dan juga pengalaman masa kecilnya. Pada setiap pelatihan insyaallah beliau sering jadi yang terbaik. Dari hasil kerja dan pengalaman yang didapat Alhamdulillah beliau diizin Allah untuk mendapatkan kedudukan yang tidak mudah diperoleh.

(13)

Sebagai seorang ibu penulis juga sangat merasa bangga. Meski anak tertua saya hanya bekerja pada sebuah perusahaan logistik di Jakarta, tapi dia mengerti dengan keberaaan keluarga (sanak famili penulis termasuk sanak family ayahnya). Dengan gaji yang belum seberapa dia mau berbagi dengan mereka. . Bahkan cita- citanya kalau disampaikan Allah dia akan membuka lapangan kerja buat sanak saudaranya yang belum punya kesempatan kerja. Dorongan managernya untuk melanjutkan kuliah kejenjang yang lebih tinggi membuatnya lebih termotivasi dan dengan biaya sendiri dia melanjutkan kuliahnya dan menolak untuk diberi bantuan kecuali kalau dalam keadaan mendesak.

Dari kecil penulis dan ayahnya sudah menanamkan rasa peduli terhadap sesama. Dimata kami keberhasilan seorang anak bukanlah karena pangkat/ kedudukan yang didapatnya. Tapi adalah bagaimana anak- anak kami bisa mengerti keradaan orang lain terutama sanak family terdekat.

Begitupun dengan putra kedua kami. Meski masih kuliah dia sudah belajar membuka usaha. Cita- citanya yang ingin jadi pengusaha sudah mulai dirintisnya yang tentu saja kami dukung dengan sepenuhnya. Usahanya sesuai dengan ilmu yang didapatnya. Sekarang dia semester 8 jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Andalas.

Putra ketiga kami termotivasi untuk kerja keluar negeri ( Jepang) Untuk mendukung cita- citanya kami mengarahkannya untuk kuliah di sastra Jepang. Alhamdulillah dia diterima di sastra Jepang Unand dan baru semester dua. Minatnya yang tinggi mengantarkan dia mendapatkan IP 3,4 lebih dan itupun dia belum puas.

Putri keempat kami baru duduk di bangku SMA kls 2 SMA 4 Padang dan dia belum pasti cita-citanya. Dia masih bingung mau jadi apa. Kami sudah mencoba mengarahkanya tentu saja sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Putra bungsu kami masih SD kls 6 tapi sudah bercita- cita jadi Havizh Alqur’an. Insyaallah kami mengarahkannya ke pesantren kalau dia mau dan kami tidak memaksa.

Kelima putra dan putri kami kami didik secara islami. Alhamdulillah berkat sabar dan keikhlasan kami lekat hati mereka ke mesjid. Kami juga mendidik mereka untuk bisa bermasyarakat dengan mengajak mereka gotong royong dilingkungan komplek kami tinggal. Di komplek penulis juga aktif menjadi pengurus persatuan ibu- ibu dan majelis taklim. Sudah 3 tahun belakangan ini penulis menjadi ketua. Penulis melakukan tugas yang di percayakan kepada penulis dengan ikhlas dan semampu penulis.

(14)

BAB IV.

HARAPAN DAN RENCANA MASA DEPAN

Saat ini banyak guru disibukan oleh tuntutan yang seharusnya memang harus dimiliki oleh guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dimasa mendatang yaitu guru professional. Guru professional adalah guru yang memiliki komponen tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh professi keguruan. Guru professional senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar serta senantiasa mengembangkan kemampuan secara berkelanjutan , baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalamannya. Guru harus mampu untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 dinyatakan bahwa :

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”

(15)

pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi, dan lisensi dari pihak yang berwenang. Dengan keahliannya itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.

Di samping keahlian, sosok profesional guru ditunjukkan melalui tanggung jawab dalam melakukan seluruh pengabdiannya. Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memilki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk yang beragama yang prilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma dan moral.

Maka, dengan pemahaman tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa seorang guru bukanlah sosok yang hanya harus berkutat di dalam kelas, masuk kelas - memberikan materi+memberi tugas - keluar kelas dan pulang. Sebagai makhluk sosial yang professional, guru harus bertanggung jawab bukan hanya di dalam kelas akan tetapi harus mempunyai tanggung jawab sosial bahwa ketika di luarpun bahwa dia adalah seorang guru. Sehingga apabila kita merujuk kembali pada sebuah sebutan bahwa guru itu “di gugu dan di tiru” adalah benar adanya.

Oleh karena itu, di era teknologi sekarang ini banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk dapat “di gugu dan di tiru”. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi IT. Karena sudah tidak bisa ditolerir lagi, kenyataan sekarang IT bukan lagi sesuatu yang dipandang mewah bahkan mahal. Sehingga dengan keadaan ini, sangat riskan IT digunakan oleh siswa untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan juga merugikan, contohnya dengan game online, pornograpi, dan jejaring sosial yang hanya digunakan sebagai alat curahan hati dan adakalanya menjadi ajang caci maki dalam dunia maya.

(16)

- Komunikasi guru, siswa dan orang tua. Sehingga bisa dimanfaatkan tidak hanya di dalam kelas,

akan tetapi guru bisa melakukan komunikasi dan bimbinganya di luar kelas.

- Sarana pengembangan diri. Dengan sarana ini, guru bisa memanfaatkan IT untuk mencari

informasi-informasi terkini baik kebutuhan materi maupun kebutuhan lain yang menunjang terhadap keilmuannya.

- Memberikan contoh tauladan. Bahwa IT bukan untuk sarana yang tidak bermanfaat, tetapi akan

sangat bermanfaat kalau bisa memanfaatkannya dengan baik. Contohnya: Guru membuat blog, sehingga dapat memotivasi untuk berkreasi dan mengekspresikan jiwanya. Ataupun bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran yang kreatif dan interaktif.

- Membuka wawasan. IT bisa dijadikan sebagai perpustakaan internasional, Karena apapun yang

kita inginkan bisa diperoleh disana.

Dengan demikian mutu pendidikan Insya Allah bisa lebih meningkat. Indonesia akan melahirkan generasi- generasi emas yang terlatih dan berkepribadian luhur untuk membangun Indonesia dimasa depan.

Referensi

Dokumen terkait

Indikator penilaian soal dengan presentase tertinggi terdapat pada indikator 1, yaitu indikator mengidentifkasi masalah yaitu mencapai presentase sebesar 62,5%,

Dalam Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menentukan pemicu biaya, mengelompokkan biaya, menghitung tarif dan menganalisis harga Tarif SPP dengan

Calculator dalam Aspen dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sesuai dengan keinginan kita, misalnya mengubah satuan atau menghitung besaran- besaran yang belum

Pada konteks ini, knowledge leadership sebagai kepemimpinan yang berorientasi pengetahuan menjadi sesuatu yang perlu dikaji kaitannya dengan penciptaan pengetahuan

Menurut Mathelumual (2007) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air tanah di suatu wilayah karena adanya pengaruh dari material (tanah dan batuan) yang

Berdasarkan data-data yang ada dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian yang pada dasarnya untuk melihat apakah data data dalam penelitian ini dapat digunakan untuk

Sesuai dengan rangkuman hasil analisis korelasi parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat seperti disajikan pada Tabel 2 diketahui harga koefisien korelasi murni

Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggng jawab entitas