PASAR TUNGGING DI
Disusun Oleh :
Kelompok
1. Anisha Ayu Lestari
2. Dhena Aldhalia
3. Muhammad Leno Prata Putera
4. Muhammad Yaris Ahyadi
5. Nabila Anandyra Zarifah
6. Rizkiawan Firdaus Kholiq Asis
Kelas : X MIPA 6
SMA Negeri 7 Banjarmasin
Tahun ajaran 2016 / 2017
A. Pendahuluan
Pasar Tungging
Pasar informal malam atau yang biasa disebut orang Banjar sebagai pasar “batungging” merupakan pasar tradisional yang terjadi di malam hari dan biasanya bersifat dadakan dimana sering bertempat di pinggiran jalan, sesuatu yang unik dan bersifat khas dari pasar ini. Selain itu, pembeli biasanya bertransaksi dengan penjual dengan posisi badan agak jongkok atau biasa disebut dalam bahasa banjar dengan istilah “batungging“ yang menjadikan nama pasar ini.
Di pasar ini, para penjual dan pembeli melakukan transaksi dengan posisi badan agak jongkok, penjual biasanya duduk dengan beralaskan tikar yang kebanyakan terbuat dari spanduk yang sudah tidak terpakai dan dilapisi dengan berbagai alas lainnya. Ada juga penjual yang meletakkan dagangannya menggunakan meja, sehingga di pasar tungging ini tidak semuanya “batungging”.
Seperti layaknya pasar – pasar formal, pasar tungging juga menjual berbagai kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, sayur-sayuran, bauh-buahan peralatan rumah tangga dan lain-lain
Pasar ini dimulai sekitar pukul 17.00 dan berakhir agak lama setelah salat isya, yaitu pukul 21.00, jika setelah jam itu pembeli mengunjungi pasar ini, maka bisa dipastikan pasar ini sudah mulai sepi lantaran banyak penjual sudah mulai membereskan dagangannya. Biasanya penjual yang bertahan agak lama masih ingin menghabiskan dagangannya kemudian baru pulang.
Mayoritas pedagang di pasar ini adalah laki-laki, mereka berdagang bersama istri mereka, meskipun ada yang berdagang sendirian. Pedagang tidak hanya berasal dari dalam daerah, yakni Banjarmasin namun juga dari luar daerah seperti kandangan yang lumayan jauh. Mereka biasanya membawa dagangannya dari luar daerah kemudian dijual ke pasar – pasar lokal Banjarmasin, tidak hanya di satu tempat pasar tungging, melainkan di pasar – pasar tungging lain yang diadakan berbeda setiap malam, bahkan dagangannya pun biasa berbeda-beda.