• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No.66/10//71/Th.X, 3 Oktober 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

SEPTEMBER 2016 SEBESAR 95.82 ATAU MENURUN SEBESAR 0.36

PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

 Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan September 2016 sebesar 95.82 atau menurun sebesar 0.36 persen dibanding NTP Agustus 2016 yaitu sebesar 96.17. Penurunan NTP ini disebabkan karena penurunan indeks harga yang diterima petani (It), sebesar 0.56 persen, lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada indeks yang dibayar petani, sebesar 0.20 persen. NTP tahun kalender menurun sebesar 1.06 persen, sedangkan secara YoY menurun sebesar 0.07 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sulawesi Utara di bulan September 2016 sebesar 106.00 atau menurun sebesar 0.68 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya, yakni sebesar 106.72.  Bulan September 2016, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi deflasi sebesar 0.31 persen.

Deflasi perdesaan ini disebabkan karena penurunan indeks harga bahan makanan yang menurun cukup drastis dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya, sebesar 0.88 persen.

(2)

Tabel 1

NILAI TUKAR PETANI (NTP) GABUNGAN PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PERUBAHANNYA, AGUSTUS – SEPTEMBER 2016 (2012 = 100)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sulawesi Utara, NTP pada bulan September 2016 sebesar 95.82 atau menurun sebesar 0.36 persen dibanding NTP bulan Agustus 2016 sebesar 96.17 persen. Hal ini disebabkan harga-harga yang diterima petani (It) melalui komoditi pertanian yang dihasilkan mengalami penurunan lebih tajam dibandingkan dengan harga-harga yang harus dikeluarkan petani untuk rumah tangganya maupun untuk keperluan produksi pertanian (Ib). Di sisi lain NTP Sulawesi Utara masih berada di bawah nilai 100, artinya bahwa daya beli petani di Sulawesi Utara masih belum lebih baik dibandingkan dengan keadaan di tahun dasarnya (Tahun 2012), atau secara sederhana kesejahteraan petani di Sulawesi Utara dapat diindikasikan masih tidak lebih baik dibandingkan tahun dasar.

I.

NTP SUBSEKTOR

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

NTP sub sektor tanaman pangan pada bulan September 2016 mengalami penurunan sebesar 0.89 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya, yakni dari nilai 95.69 di bulan Agustus 2016, menurun menjadi 94.84 di bulan September 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani, masing-masing mengalami

Rincian

Indeks Gabungan Sulut Perubahan (%)

Agustus’16 September’16 Prbhn Sept’16 thd Agust’16 Tahun Kalender YoY [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Indeks Harga yang Diterima

Petani 119.39 118.73 -0.56 -0.53 2.05

Indeks Harga yang Dibayar

Petani 124.15 123.90 -0.20 0.54 2.12

Konsumsi Rumah Tangga 128.73 128.33 -0.31 0.49 2.41

Bahan Makanan 139.91 138.67 -0.88 -0.87 2.51

Makanan Jadi 123.43 124.19 0.62 5.17 5.84

Perumahan 119.57 119.55 -0.01 0.96 1.87

Sandang 112.55 112.71 0.14 2.10 2.77

Kesehatan 116.93 117.10 0.14 3.32 3.88

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107.67 107.67 0.00 1.28 1.42

Transportasi dan Komunikasi 126.51 126.63 0.10 -2.63 -2.43

BPPBM 111.88 112.01 0.12 0.99 1.36

Bibit 110.58 110.87 0.26 1.00 1.64

Obat-obatan & Pupuk 108.63 108.75 0.10 1.09 1.70

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 108.71 108.84 0.12 0.98 1.04

Transportasi 120.86 120.97 0.09 -7.11 -6.98

Penambahan Barang Modal 109.42 109.78 0.32 2.49 2.49

Upah Buruh Tani 115.14 115.21 0.06 3.48 3.86

Nilai Tukar Petani 96.17 95.82 -0.36 -1.06 -0.07 Nilai Tukar Usaha Pertanian 106.72 106.00 -0.68 -1.50 0.69

(3)

penurunan sebesar 1.08 persen dan 0.19 persen. Komponen pembentuk indeks harga yang diterima petani berasal dari kelompok padi dan palawija dimana indeks pada kelompok tanaman padi menurun sebesar 0.76 persen, sedangkan kelompok tanaman palawija juga menurun sebesar 1.43 persen.

Dari sisi nilai tukar usaha petani (NTUP), sub sektor tanaman pangan juga mengalami penurunan, dari 103.78 di bulan Agustus, menjadi 102.47 di bulan September, atau menurun sebesar 1.27 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

NTP subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 1.27 persen di bulan September 2016. Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sebesar 1.50 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan hanya sebesar 0.24 persen. Nilai NTPH di bulan Agustus 2016 sebesar 98.81 menurun menjadi 97.56 di bulan September 2016. Kelompok komoditi yang mendominasi penurunan indeks NTP sub sektor hortikultura berada pada kelompok sayur-sayuran, yang menurun sebesar 1.82 persen.

NTUP subsektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 1.51 persen, dari 110.84 di bulan Agustus 2016 turun menjadi 109.17.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan September 2016,NTPR mengalami penurunan sebesar 0.49 persen, dari 91.74 di bulan Agustus 2016 menurun menjadi 91.29 di bulan September 2016. Hal ini disebabkan perubahan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani dari komoditi perkebunan mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada indeks harga dibayar petani, dimanapenurunan yang terjadi pada masing-masing indeks sebesar 0.76 persen dan 0.28 persen.

NTUP yang dimiliki subsektor ini sebesar 102.69 di bulan Agustus 2016, menurun menjadi 101.89 di bulan September 2016, atau sebesar 0.78.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTP subsektor Peternakan di bulan September 2016 mengalami peningkatan, sebesar 0.79 persen, yakni dari nilai 101.98 di bulan Agustus 2016 meningkat menjadi 102.78 di bulan September 2016. Hal ini disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan yang dimiliki indeks harga yang dibayar petani, dimana masing-masing peningkatan tersebut sebesar 0.80 persen dan 0.01 persen. Kelompok pembentuk indeks harga yang dibayar petani pada subsektor peternakan yang mengalami peningkatan cukup besar adalah kelompok ternak besar, dengan perubahan sebesar 2.13 persen.

Pergerakan Nilai Tukar Usaha Petani pada subsektor peternakan meningkat secara perlahahan, dari 113.15 di bulan Agustus 2016 menjadi 113.62 di bulan September 2016, atau sebesar 0.42 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

NTNP subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 1.94 persen, dari 99.78 di bulan Agustus 2016 meningkat menjadi 101.71 di bulan September 2016. Peningkatan ini terjadi karena perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat, sebesar 1.73 persen, sedangkan indeks yang dibayarkan petani, menurun, sebesar 0.20 persen. Di sisi Nilai Tukar Usaha Petani, pergerakan subsektor ini cukup baik, dengan menunjukkan peningkatan sebesar 1.62 persen, dari 111.52 di bulan Agustus 2016, menjadi 113.32 di bulan September 2016.

(4)

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Peningkatan NTN subsektor perikanan pada kelompok penangkapan ikan cukup tinggi, yakni sebesar 2.10 persen. Nilai tukar nelayan pada subsektor penangkapan ikan di bulan Agustus 2016 sebesar 103.66 meningkat menjadi 105.84 di bulan September 2016. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima nelayan meningkat sebesar 1.88 persen, sedangkan indeks yang dibayarkan petani hanya menurun sebesar 0.22 persen. Sedangkan nilai tukar usahanya juga mengalami peningkatan, sebesar 1.78 persen, dari 116.27 di bulan Agustus 2016 menjadi 118.34 di bulan September 2016.

2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

NTN subsektor perikanan budi daya di bulan September 2016 meningkat sebesar 1.61 persen. Peningkatan nilai tukar ini disebabkan perubahan yang dimiliki indeks yang diterima petani yang meningkat sebesar 1.43 persen, sedangakn indeks yang dibayar petani menurun sebesar 0,18 persen. Hal yang sama juga terjadi untuk nilai tukar usaha, dimana mengalami peningkatan sebesar 1.31 persen, atau dari 103.01 di bulan Agustus 2016 menjadi 104.35 di bulan September 2016.

Tabel 2.

NILAI TUKAR PETANI PER SUB SEKTOR DAN PERUBAHANNYA Agustus – September 2016 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub. Agust’16 Sept’16

[1] [3] [4] [5

1 Tanaman Pangan

Nilai Tukar Petani 95.69 94.84 -0.89

Nilai Tukar Usaha Pertanian 103.78 102.47 -1.27

a Indeks Harga yang Diterima (It) 120.49 119.19 -1.08

- Padi 121.40 120.48 -0.76

- Palawija 119.53 117.82 -1.43

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125.92 125.68 -0.19

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.78 128.41 -0.29

- Indeks BPPBM 116.10 116.32 0.19

2 Hortikultura

Nilai Tukar Petani 98.81 97.56 -1.27

Nilai Tukar Usaha Pertanian 110.84 109.17 -1.51

a Indeks Harga yang Diterima (It) 123.50 121.64 -1.50

- Sayur-sayuran 124.76 122.50 -1.82

- Buah-buahan 116.90 117.16 0.22

- Tanaman obat 114.69 116.00 1.15

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.98 124.68 -0.24

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.94 127.58 -0.28

- Indeks BPPBM 111.41 111.42 0.01

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

Nilai Tukar Petani 91.74 91.29 -0.49

Nilai Tukar Usaha Pertanian 102.69 101.89 -0.78

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.49 113.61 -0.76

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 114.49 113.61 -0.76

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.80 124.45 -0.28

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.17 127.74 -0.34

(5)

II. NTP

ANTAR PROVINSI di PULAU SULAWESI

Nilai Tukar Petani pada bulan September 2016 yang tertinggi di Pulau Sulawesi terjadi di Provinsi Sulawesi Barat, sebesar 108.60, sedangkan yang terendah berada di Provinsi Sulawesi Utara, sebesar 95.82. Perubahan indeks NTP di bulan yang sama mengalami variasi yang cukup beragam diantara seluruh provinsi yang ada di Pulau Sulawesi. Empat provinsi di pulau Sulawesi yang mengalami penurunan nilai tukar petani dan sisanya, dua provinsi mengalami peningkatan. Jika dilihat dari Nilai Tukar Usaha pertanian (NTUP), Provinsi Sulawesi Barat juga memiliki indeks yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di pulau Sulawesi.

4 Peternakan

Nilai Tukar Petani 101.98 102.78 0.79

Nilai Tukar Usaha Pertanian 113.15 113.62 0.42

a Indeks Harga yang Diterima (It) 121.05 122.02 0.80

- Ternak Besar 120.27 122.83 2.13

- Ternak Kecil 116.41 114.66 -1.50

- Unggas 124.01 124.30 0.23

- Hasil Ternak 132.63 134.21 1.19

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.71 118.72 0.01

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.80 129.44 -0.28

- Indeks BPPBM 106.98 107.39 0.38

5 Perikanan

Nilai Tukar Petani 99.78 101.71 1.94

Nilai Tukar Usaha Pertanian 111.52 113.32 1.62

a Indeks Harga yang Diterima (It) 124.76 126.92 1.73

- Tangkap 129.68 132.12 1.88

- Budidaya 115.88 117.53 1.43

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125.04 124.78 -0.20

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.11 130.68 -0.33

- Indeks BPPBM 111.88 111.99 0.11

1. Perikanan Tangkap

Nilai Tukar Petani 103.66 105.84 2.10

Nilai Tukar Usaha Pertanian 116.27 118.34 1.78

a Indeks Harga yang Diterima (It) 129.68 132.12 1.88

- Penangkapan Perairan Umum 109.17 110.69 1.39

- Penangkapan Laut 129.69 132.13 1.88

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125.10 124.83 -0.22

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.36 130.92 -0.34

- Indeks BPPBM 111.53 111.64 0.10

2. Perikanan Budidaya

Nilai Tukar Petani 92.76 94.26 1.61

Nilai Tukar Usaha Pertanian 103.01 104.35 1.31

a Indeks Harga yang Diterima (It) 115.88 117.53 1.43

- Budidaya Air Tawar 115.89 117.55 1.44

- Budidaya Air Payau 114.83 114.83 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.92 124.69 -0.18

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.64 130.25 -0.30

(6)

Tabel 3.

NTP 6 PROVINSI DI PULAU SULAWESI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA SEPTEMBER 2016 (2012 = 100)

III. INFLASI/DEFLASI PERDESAAN

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan September 2016, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi deflasi sebesar 0.31 persen. Deflasi perdesaan ini umumnya disebabkan oleh menurunnya indeks kelompok bahan makanan, sebesar 0.88 persen, seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN DAN PERUBAHANNYA PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

AGUSTUS – SEPTEMBER 2016 (2012 = 100)

No. Provinsi It Ib NTP NTUP

Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 1 Sulawesi Utara 118.73 -0.56 123.90 -0.20 95.82 -0.36 106.00 -0.68 2 Sulawes Tengah 122.76 0.05 123.69 0.58 99.24 -0.53 109.65 -0.11 3 Sulawesi Selatan 130.29 -0.15 124.25 0.21 104.86 -0.35 114.66 -0.33 4 Sulawesi Tenggara 123.42 0.36 123.23 0.53 100.15 -0.17 109.80 0.18 5 Gorontalo 130.93 -0.28 123.99 -0.31 105.60 0.03 118.70 -0.15 6 Sulawesi Barat 129.44 1.11 119.19 0.49 108.60 0.62 118.80 1.10

Kelompok Pengeluaran Agustus’16 September’16 Prbh Sept’16

thd Agust’16

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 128.73 128.33 -0.31

Bahan Makanan 139.91 138.67 -0.88

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 123.43 124.19 0.62

Perumahan 119.57 119.55 -0.01

Sandang 112.55 112.71 0.14

Kesehatan 116.93 117.10 0.14

Pendidikan, Rekreasi, & OR 107.67 107.67 0.00 Transportasi & Komunikasi 126.51 126.63 0.10

(7)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Martedhy Mormin Tenggehi, S.Si

Kabid. Statistik Distribusi

BPS Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044

Fax.: 0431-862204

Email: bps7100@bps.go.id

Homepage: http://sulut.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan

Hasil uji t menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, sedangkan proporsi

6 Adakan CGC akan mengeluarkan invois cukai pada kadar pro-rata kepada pelanggan jika yuran jaminan yang dikenakan sebelum 1 hb April 2015 tetapi tempoh jaminan

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Berdasarkan hasil perancangan sebelumnya maka terbentuklah sistem managemen rantai pasok yang terdiri dari 8 user dan 1 admin. Masing-masing user memiliki hak akses

Penelitian Fifendy et al .(2011) menyimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen dapat menghasilkan mutu nata yang lebih baik dibanding dengan

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah