• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Yogya Kedaulatan Pangan Kedaulatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bahan Yogya Kedaulatan Pangan Kedaulatan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Membangun Kedaulatan

Pangan Nasional

Disampaikan dalam Dialog Alumni dengan Almamater

pada Dies Natalis ke-62 Fakultas Pertanian UGM

Yogyakarta, 24 Agustus 2008

Oleh :

(2)

Outline

I.

Pendahuluan

II.

Evaluasi RPJMN 2004-2009 bidang

Pangan

III.

Kondisi yang Diinginkan (arah kebijakan

RPJPN 2005-2025)

IV.

Tantangan yang Dihadapi

(3)

I. PENDAHULUAN

Soekarno  pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa; apabila

kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka “malapetaka”; oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal, dan revolusioner

Bush : “....It would be a nation subject to international pressure. It would be a nation at risk ....Increase domestic food production in order to minimize dependence on imports in world market that may not grow fast enough to meet the rising demand...Food security in the long run may be available only to the rich”  Suatu negara harus mampu menyediakan pangan

yang cukup agar tidak tergantung kepada impor dan tekanan kondisi pangan internasional

Pangan : Hidup – Matinya Bangsa !

(4)

Pengertian Istilah

Ketahanan Pangan : kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan)

Swasembada Pangan : Kemampuan memenuhi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri

Kemandirian Pangan : Kondisi terpenuhinya pangan tanpa adanya ketergantungan dari pihak luar dan mempunyai daya tahan tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia.

Kedaulatan Pangan : hak setiap orang, masyarakat dan negara untuk mengakses dan mengontrol aneka sumberdaya produktif serta

(5)

acuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Phase I (2004-2009)

Phase I (2004-2009)

Phase III (2015-2019)

Phase III (2015-2019)

Phase IV (2020-2024)

Phase IV (2020-2024)

Phase II (2010-2014)

Phase II (2010-2014)

(6)

RPJMN 2010-2014

Kondisi yang Diharapkan

Evaluasi RPJMN

2004-2009

Kebijakan/Strategi

2010-2014

Tantangan

(7)

Perkembangan Produksi Tanaman Pangan

(8)

Perkembangan produksi dan konsumsi beras DN

Tahun Produksi Pertumb. Tersedia untuk Konsumsi Penduduk Konsumsi Tingkat Swasem bada

Padi GKG Beras kapitaPer Total

(000 ton) (000 ton) (%) (000 ton) (000 jiwa) (kg) (000 ton) (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2004 54.088 34.076 3,7 30.668 216.382 139,1

30.099 101.89

2005 54.151 34.115 0,1 30.704 219.205 139,1 30.491 100.70

2006 54.455 34.307 0,6 30.876 222.051 139,1

30.887 99.96

2007 57.157 36.009 5,0 32.408 222.735 139,1 30.982 104.60

Produksi padi tahun 2007 meningkat cukup tinggi

produksi beras DN dapat mencukupi kebutuhan

(9)
(10)

III. VISI

PEMBANGUNAN

NASIONAL 2005-2025

(UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional)

Indonesia yang

Mandiri, Maju,

Adil, dan Makmur

Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,

bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila

Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum

Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional Mewujudkan Indonesia berperan penting

(11)

Arah Kebijakan Pangan dan Pertanian 2005-2025

Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

efisiensi,

modernisasi dan nilai tambah

pertanian agar mampu

bersaing di pasar lokal dan internasional untuk

penguatan ketahanan pangan

Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga

ketahanan dan kemandirian pangan

nasional dengan

mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri

yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang

mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang

cukup di tingkat rumahtangga, baik dalam jumlah, mutu,

keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang

didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam

yang sesuai dengan

keragaman lokal

(12)

DEMAND

LAHAN Konversi lahan meningkat

Kualitas lahan turun SUPPLY KELEMBAGAAN Permodalan Organisasi petani Institusi pendukung TEKNOLOGI Diversifikasi Konsumsi pangan lambat Pertumbuhan penduduk meningkat PASAR Harga fluktuatif SARPRAS Penyediaan sarpras yang kurang FOOD, FUEL,

FEED PASAR INTERNASIONAL

Penguasaan pasa internasional oleh sekelompok korporasi

Pendapatan masyarakat

meningkat

(13)

V. Kebijakan dan Strategi Pangan 2010-2014

(bahan diskusi)

Memantapkan ketahanan pangan dengan paradigma baru  Menjamin ketersediaan pangan berbasis produksi dalam

negeri (mandiri)

Peningkatan produktivitas melalui insentif bagi petani  Pertanian modern, efisien, ramah lingkungan dan

berkelanjutan

Pengembangan infrastruktur pertanianSistem inovasi dan diseminasi teknologi

Pengembangan

diversifikasi pangan

Membangun dan memperkuat industri pengolahan pangan

Regulasi retail modern membantu petani menjadi kompetitif

untuk dapat bersaing

Kebijakan perdagangan yang berpihak kepada kepentingan

nasional

(14)

Pertanian berkelanjutan menjadi syarat

terwujudnya ketahanan dan kemandirian

pangan

Mewujudkan “kedaulatan pangan”, bukan

hanya berbicara ketahanan pangan di level

negara, namun juga masyarakat dan

rumahtangga/individu

Ketahanan pangan menjadi kunci pokok

kedaulatan pangan

sendi pokok

pemantapan kedaulatan negara

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perancangan Masjid Ekologis ini,penulis merencanakan pembangunan Masjid yang ramah lingkungan yaitu mengusung Masjid dengan konsep eco desain/ekologis.Selain

Menghitung koefisien jalur dengan lima variabel seperti yang disebutkan pada Tabel 6, efek tidak langsung tampaknya menjadi penyebab korelasi.. Dalam kasus

Gambaran umum perilaku konsumen mengenai Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur dapat diketahui melalui penulusuran sumber informasi pertama kali

Bilang isang mag-aaral, mapapaunlad ko ang aklat na ito sa pamamagitan ng pag- rekomenda sa iba pang mambabasa na tangkilikin o basahin ang aklat na ito na nilathala ni

Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah (1) metode yang digunakan pada pengukuran tekanan darah dan denyut nadi ini adalah metode osilometri (2) sensor

Berdasarkan Rajah 4, ungkapan bahasa halus jelu sungkur didasari oleh pemetaan entiti sumber, iaitu jelu sungkur, yang mempunyai hubungan abstrak dengan entiti

Menurut Supriyono (2011:121) produk cacat yaitu produk dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan, akan tetapi produk tersebut

merupakan suatu keharusan bagaimana cara untuk meformulasi hukum berorientai pada tipolog hukum responsif, dan otonom sehingga keberpihakan hukum determenan pada