• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kontrasepsi merupakan usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan,

Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Kontrasepsi yang

bersifat permanen pada wanita dinamakan tubektomi dan pada pria vasektomi.

Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus

memenuhi syarat-syarat, yaitu dapat dipercaya, tidak ada efek yang mengganggu

kesehatan, daya kerjanya dapat diatur sesuai kebutuhan, tidak menimbulkan

gangguan sewaktu melakukan hubungan seksual, tidak memerlukan motivasi terus –

menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga mudah dijangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat, serta dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang

bersangkutan (Wiknjosastro, 2010).

Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak masalah kependudukan

hingga saat ini belum bisa diatasi. Untuk mewujudkan Indonesia yang berkualitas

maka pemerintah memiliki visi dan misi baru.Visi baru pemerintah tersebut yaitu

mewujudkan “Keluarga yang berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas

adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, mempunyai jumlah anak ideal,

berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan

(2)

sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai

integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).

Masalah kependudukan yang tengah dihadapi Indonesia adalah angka

kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi yaitu 359 per 100.000

kelahiran hidup (Survei demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012). Angka ini

merupakan angka tertinggi dinegara Asia Tenggara bila dibanding dengan Filipina

yang hanya 20 per100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian para ibu itu sebagian

besar akibat perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan dalam masa

reproduksi.(Kemenkes, 2012).

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 bahwa

penggunaan metode kontrasepsi mantap masih rendah, jumlah peserta KB yang

menggunakan kontrasepsi tubektomi (MOW) yaitu 3,2%, padahal tubektomi

merupakan alat kontrasepsi yang dianggap sangat efektif, murah dan aman dalam

menghentikan kehamilan.

Data BKKBN Provinsi Sumatera Utara menunjukkan sampai bulan Februari

2014 jumlah PUS 328.240Pasangan Usia Subur, Jumlah akseptor KB aktif 222.449

peserta (67,77%), akseptor KB Non Aktif 105.791 peserta (32,23%), Suntik

sebanyak 3563 peserta, Pil sebanyak 10018 peserta, Kondom 14164 peserta

(86,62%), implant sebanyak 17953 peserta (28,72%), IUD sebanyak 29275 peserta

(46,83%), MOW sebanyak 13097 peserta (20,95%), MOP sebanyak 2187 peserta

(3,50%) dilihat dari data diatas peserta KB MOW sdh tinggi tapi belum mencapai

(3)

BKKBN Kota Medan Melaporkan sampai Februari 2014 Jumlah PUS

328.240 Pasangan Usia Subur, Jumlah akseptor KB aktif 222.449 peserta (67,77%),

akseptor KB Non Aktif 105.791 peserta (32,23%), Suntik sebanyak 3563 peserta, Pil

sebanyak 10018 peserta, Kondom 14164 peserta (86,62%), implant sebanyak 17953

peserta (28,72%), IUD sebanyak 29275 peserta (46,83%), MOW sebanyak 13097

peserta (20,95%), MOP sebanyak 2187 peserta (3,50%). (BKKBN Kota Medan,

2014)

Berdasarkan data laporan PPLKB Kecamatan Medan Belawan sampai

Februari 2014 jumlah PUS sebanyak 16.328 Pus, dan akseptor KB Aktif sebanyak

11995(73,22%), Akseptor KB non Aktif 4387 (26,78%), Suntik sebanyak 4383

peserta (36,54%), PIL sebanyak 4285 peserta (35,70%), Kondom 546 Peserta

(4,56%), Implant 1070 peserta (8,92%), IUD 969 peserta (8,10%), MOW 472 peserta

(3,93%), MOP 270 Peserta (2,25%). Dilihat dari data diatas bahwa pemakaian

kontrasepsi permanen metode operasi wanita (MOW)/Tubektomi masih pada kategori

rendah belum mencapai target yaitu 20%.

Berdasarkan data laporan PPLKB aktif di Kelurahan Belawan Bahagia

Kecamatan Medan Belawan sampai Februari 2014 jumlah PUS sebanyak 1794

PUS, dan akseptor KB Aktif sebanyak 1315 (73,3%), Akseptor KB non Aktif 479

(26,7%), Suntik sebanyak 404 peserta (30,7%), PIL sebanyak 568 peserta (43,2%),

Kondom 35 Peserta (2,7%), Implant 151 peserta (11,5%), IUD 60 peserta (4,5%),

(4)

pemakaian kontrasepsi permanen metode operasi wanita (MOW)/Tubektomi masih

pada kategori rendah. Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa akseptor

MOW/Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia masih ditemukan masalah, hasil

wawancara bahwa 2 akseptor yang sudah dilakukan tindakan MOW/tubektomi belum

mengetahui kontrasepsi MOW/Tubektomi dan keuntungan memilih kontrasepsi

MOW/Tubektomi, dan perilaku akseptor KB yang tidak berusaha untuk memperoleh

informasi mengenai KB ke pelayanan kesehatan, sehingga dapat berdampak terhadap

penyesalan.

Tantangan berat yang masih dirasakan dalam pembangunan kesehatan

diIndonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup

tinggi serta penyebaran penduduk yang tidak merata diseluruh wilayah. Selain

masalah tersebut, masalah lain yang masih perlu diperhatikan adalah masalah sosial

budaya masyarakat, seperti tingkat pengetahuan yang belum memadai, terutama pada

golongan wanita, kebiasaan negatif yang berlaku dimasyarakat, adat istiadat, perilaku

dan kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Angka

kematian dan kesuburan di Indonesia berkaitan dengan faktor sosial budaya

masyarakat, faktor ini meliputi tingkat pendidikan penduduk khususnya wanita yang

masih rendah, keadaan sosial ekonomi yang belum memadai, tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang masih rendah, petugas kesehatan

yang belum merata, dan jauhnya lokasi tempat pelayanan kesehatan dari rumah

penduduk, kebiasaan adat istiadat serta perilaku masyarakat yang kurang menunjang

(5)

Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai “demografi

Formal” yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk, distribusi atau

persebaran penduduk.Struktur penduduk atau komposisi, dan dinamika atau

perubahan penduduk, ukuran penduduk menyatakan jumlah orang dalam suatu

wilayah tertentu.Distribusi penduduk menyatakan jumlah orang dalam suatu wilayah

tertentu.Distribusi penduduk menyatakan persebaran penduduk di dalam suatu

wilayah pada suatu waktu tertentu, baik berdasarkan wilayah geografi maupun

konsentrasi daerah pemukiman.Struktur penduduk menyatakan komposisi penduduk

berdasarkan jenis kelamin atau golongan umur.

Pengaruh Sosial Budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting

dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial

budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu

daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan

sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negative.Demikian juga

budaya masyarakat yang kurang mendukung inovasi alat kontrasepsi dan kurang

dapat menerima kehadiran alat kontrasepsi MOW/Tubektomi dalam kehidupan suami

Istri.Sistem sosial budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat

abstrak yang terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan. Dengan

demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa

Indonesia disebut adat–istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan

disitulah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan

(6)

saling berkaitan satu dengan lainnya, sehingga tercipta tata kelakuan manusia

terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai suatu kesatuan (Kalangie, 1994).

Pengetahuan mengenai pembatasan kelahiran dan keluarga berencana (KB)

merupakan salah satu aspek penting kearah pemahaman tentang berbagai alat/cara

kontrasepsi yang tersedia. Selanjutnya pengetahuan tersebut akan berpengaruh

kepada pemakaian alat/cara kontrasepsi yang tepat dan efektif. Pengetahuan

responden mengenai metode kontrasepsi diperoleh dengan cara menanyakan semua

jenis alat atau cara kontrasepsi yang pernah didengar untuk menunda atau

menghindari terjadinya kehamilan dan kelahiran. Informasi mengenai pemakaian

kontrasepsi penting untuk mengukur keberhasilan program KB. Informasi ini

diperoleh dengan cara menanyakan apakah pada saat wawancara dilakukan responden

atau pasangannya menggunakan suatu jenis alat atau cara kontrasepsi (Tukiran,

2010).

Pada tahun 2012, program Keluarga Berencana di Indonesia menetapkan visi

“Penduduk tumbuh seimbang tahun 2015”, misi dari Program Keluarga Berencana

adalah mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan mewujudkan

keluarga kecil bahagia sejahtera. Strategi utama mencakup penguatan kemitraan

dengan sektor terkait maupun dengan pemerintah daerah. Strategis khusus telah

dikembangkan untuk provinsi yang memiliki penduduk besar serta yang mengalami

masalah kesehatan. Program Keluarga Berencana juga bertujuan mempercepat

pencapaian Millenium Development Goals(MDGs) pada tahun 2015 (SDKI 2012).

(7)

tentang hubungan faktor sosio demografi dan sosial budaya dengan penggunaan

kontrasepsi tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan

Kota Madya Medan.

1.2. Permasalahan

Penggunaan kontrasepsi permanen yaitu metode operasi wanita

(MOW)/Tubektomi masih pada kategori rendah di Kelurahan Belawan Bahagia

Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan dibandingkan metode kontrasepsi

lainnya yaitu MOW 62 peserta (4,7%), sedangkan suntik sebanyak 404 peserta

(30,7%), PIL sebanyak 568 peserta (43,2%), implant 151 peserta (11,5%), dan IUD

60 peserta (4,5%), maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan

faktor sosio demografi dan sosial budaya dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi

di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor sosio

demografi dan sosial budaya dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi di Kelurahan

Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan.

1.4. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan faktor sosio demografi (umur, pendidikan, pengetahuan,

pekerjaan, agama, penghasilan, jumlah anak) dengan penggunaan kontrasepsi

(8)

2. Ada hubungan faktor sosial budaya (kepercayaan, nilai, adat istiadat, kebiasaan

masyarakat) dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pasangan usia

subur (PUS) yang akan menggunakan kontrasepsi tubektomi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada pasangan usia subur

(PUS) dan dapat melaksanakan pemasangan alat kontrasepsi dengan baik dan

benar.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang akan melanjutkan penelitian ataupun

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Selanjutnya Pokja ULP akan melakukan tahapan evaluasi administrasi dan teknis terhadap Peserta lelang yang dokumennya telah memenuhi syarat/lengkap pada saat

[r]

Terdapat beberapa pengakuan aset tetap perusahaan yang sebaiknya dilakukan penyesuaian terkait tanggal perolehan dan penggunaan aset tetap dalam operasional perusahaan sehingga

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Infrastruktur

Skema Utilitas Tata Udara. Universitas

Sedangkan pengaruh SPIP pada kualitas LK (laporan keuangan) Pemkot Bogor dikarenakan SPIP yang diimplementasikan dengan efektif dan juga diterapkan oleh pimpinan hingga

Pada tabel model summary diatas, terlihat nilai besaran koefisien korelasi yang ditunjukan dari nilai R sebesar 0,962 yang artinya pada penelitian ini varibel Pertumbuhan