TIPS MENYUSUN PROPOSAL
Banyaknya proposal yang diterima, mengakibatkan kompetisi sangat tinggi dan seleksi yang semakin ketat. Salah satu cara menghindari hal tersebut adalah dengan mengirimkan proposal yang berkualitas, dengan gagasan yang orisinil. Berdasarkan pengalaman Tifa, berikut ini adalah kesalahan umum yang sangat sering terjadi sehingga proposal tidak masuk dalam proses seleksi proposal Yayasan Tifa:
1. Tema Sangat Luas
Proposal dengan tema yang luas tidak mampu menunjukkan fokus isu yang akan dikerjakan. Jauh lebih baik mengambil tema yang fokus dengan penjelasan yang kontekstual dan mampu menggambarkan posisi tema tersebut dalam kerangka kerja yang lebih makro.
2. Indikator keberhasilan tidak terukur
Proposal harus mampu menunjukkan bagaimana sukses atau keberhasilan dapat diukur. Karenanya menunjukkan indikator keberhasilan yang SMART (spesific, measurable, achievable, relevant and time-bond) adalah sebuah keharusan.
3. Kegiatan yang hanya satu kali
Kegiatan yang hanya satu kali (one short event), tanpa bisa menjelaskan kaitannya dengan kegiatan lain, serta tindak lanjut yang pasti, cenderung untuk tidak memperlihatkan potensi outcome dan dampak yang lebih luas.
4. Penulisan yang kurang tepat
a. Proposal terlalu panjang atau terlalu pendek
Proposal yang terlalu panjang lebar tidak selalu dianggap yang terbaik. Sebaliknya, proposal yang terlalu pendek dan kurang memberi penjelasan juga merupakan proposal yang tidak memenuhi syarat. Yang terpenting adalah proposal mampu mengidentifikasi persoalan secara jeli, dan mengemukakan intervensi secara tepat. Proposal juga harus mampu menunjukan relevansi program dengan misi dan visi Tifa.
b. Bahasa tepat guna
Hindari bahasa yang terlalu berbunga-bunga. Pakai bahasa yang sewajarnya,
menunjukkan fakta yang ada dan tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan (jump to conclusion).
c. Informasi berlebihan
Informasi yang berlebihan dalam proposal belum tentu mendapat perhatian lebih. Lebih baik menunjukkan informasi yang proporsional, dan menggambarkan kompetensi pengaju dalam program dimaksud. Proposal yang fokus, didukung data kuat, dengan bahasa yang jernih, dapat mengundang perhatian. Jika proposal dianggap menarik, Tifa akan meminta informasi tambahan, jika diperlukan.
d. Ambisius