• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepuasan Pasien Terhadap Pemakaian Single-Tooth Implant yang Dirawat Dokter Gigi Tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepuasan Pasien Terhadap Pemakaian Single-Tooth Implant yang Dirawat Dokter Gigi Tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehilangan gigi sebagian dapat menyebabkan hilangnya rasa percaya diri dan mempengaruhi interaksi sosial. Selain itu, kondisi ini juga akan mengurangi efisiensi pengunyahan yang dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan nutrisi dan meningkatkan resiko pasien terkena penyakit kronis seperti diabetes, kanker, hipertensi, dan penyakit jantung.1

Perawatan untuk mengganti kehilangan gigi sebagian dapat dilakukan dengan menggunakan gigitiruan cekat (GTC) dan gigitiruan sebagian lepasan (GTSL).2 Menurut penelitian Al-Johany dkk. (2010), sebanyak 43,7% responden percaya GTC memberi kenyamanan yang lebih dibandingkan gigitiruan lepasan, 41,3% responden percaya GTC memberi estetik yang lebih baik dibandingkan gigitiruan lepasan, 35,7% responden percaya GTC memberi fungsi pengunyahan yang lebih baik dibandingkan gigitiruan lepasan dan 25,4% responden percaya GTC memberi kemudahan dalam berbicara dibandingkan gigitiruan lepasan.3 Pada penelitian Kumar dkk. (2011), 61,43% pasien tidak tertarik pada gigitiruan sebagian lepasan sebagai pilihan perawatan dan lebih memilih gigitiruan cekat sebagai pilihan perawatan untuk mengganti gigi yang hilang.4

Pasien yang tidak ingin memakai gigitiruan lepasan, perawatan dengan menggunakan gigitiruan jembatan (bridge) dan dental implant merupakan alternatif perawatan.2,5,6 Menurutpenelitian Al-Johany dkk. (2010), 61,5% responden percaya bahwa perawatan dental implant merupakan pilihan perawatan terbaik dalam mengganti gigi yang hilang, 35,2% memilih gigitiruan jembatan, dan hanya 3,3% memilih gigitiruan lepasan.3

(2)

pada tulang rahang ataupun diatas tulang rahang untuk memberikan dukungan pada rekonstruksi prostetik.5,7,8 Menurut lokasi penanamannya, implant dapat diklasifikasikan menjadi subperiosteal implant, transosteal implant, dan endosteal implant. Endosteal implant merupakan implant yang ditanamkan pada tulang rahang, dapat dibagi menjadi ramus implant, blade implant, dan root implant. Sejak pertengahan abad 1980, endosteal implant terutama yang berbentuk seperti sekrup atau silinder dan menggunakan prinsip osseointegrasi sebagai penjangkar telah menjadi pilihan utama implant yang digunakan oleh klinisi karena keberhasilan perawatan implant tersebut dapat diprediksi dan penggunaannya mudah.5,9

Syarat untuk dapat dilakukannya penanaman root implant adalah tersedianya volume tulang. Untuk menilai dan mengetahui ketebalan dan tinggi tulang alveolar secara tepat dapat dilakukan dengan mempergunakan CT Scan. Tinggi tulang yang tepat untuk pemasangan implant adalah minimum 12 mm pada regio anterior dan minimum 7 mm pada regio posterior.1,5,10-4 Menurut Miller dkk. (2008), tinggi tulang yang diperlukan adalah setinggi 7-9 mm dan selebar 4-6 mm untuk implant yang berdiameter 3,75-4 mm. Lokasi penanaman implant pada rahang diperlukan jarak minimal 2 mm antara struktur anatomis dan implant.5 Perawatan kehilangan gigi dengan menggunakan root implant telah menjadi perawatan pilihan, terutama dalam mengganti kehilangan satu gigi. Perawatan ini dikenal dengan single-tooth implant.6,9

Saat ini, kasus kehilangan satu gigi pada regio posterior, terutama pada gigi molar pertama sering dijumpai dalam praktek klinis. Penyebab kehilangan gigi posterior yang paling umum antara lain karies, kegagalan perawatan endodontik, dan kegagalan dari restorasi perawatan endodontik. Perawatan single-tooth implant

merupakan perawatan pilihan untuk mengganti kehilangan satu gigi. Perawatan

(3)

menyarankan perawatan ini sebagai pilihan utama dibandingkan alternatif perawatan yang lain dalam mengganti kehilangan gigi.6

Perawatan single-tooth implant terutama pada regio anterior rahang atas berperan dalam fungsi estetik dan fonetik, terutama dalam mengucapkan huruf f dan v.Menurut hasil penelitian Levi (2001), sebesar 92% responden puas terhadap fungsi fonetik dental implant dan 88% responden puas terhadap fungsi estetik dental implant.16-7

Perawatan dental implant lebih baik dalam hal kenyamanan pasien sewaktu mengunyah makanan, estetik, dan fonetik.1,18 Menurut hasil penelitian Lee dkk. (2000), sebesar 93% pasien puas dengan hasil perawatan dental implant dan hanya 2,6% yang mempunyai masalah pengunyahan dan rasa sakit.7 Menurut penelitian Al-Hamdan dan Meshrif (2007), sebesar 82,9% pasien puas terhadap fungsi fonetik

dental implant, 78,4% pasien puas terhadap fungsi pengunyahan dental implant, dan 71,2% pasien puas terhadap estetik dental implant.18 Penelitian Heo dkk. (2008) melaporkan 77% puas dengan fungsi fonetik dental implant, 58% pasien puas terhadap fungsi pengunyahan dental implant, dan 55% pasien puas dengan estetik

dental implant.19

(4)

karena kunci utama dalam perawatan implant adalah keberhasilan pasien dalam menjaga kebersihan rongga mulut.1

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap perawatan dental implant antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lokasi pemasangan, dan lama pemakaian.17,20-6 Menurut hasil penelitian Levi (2001), pasien yang berusia di atas 55 tahun lebih mudah puas dengan hasil perawatan implant

dibandingkan pasien yang berusia di bawah 55 tahun.17 Hal ini juga ditegaskan oleh penelitian Vallittu dkk. (1996) yang melaporkan bahwa pasien yang berusia lebih muda memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap fungsi estetik.22 Menurut penelitian Al-Hamdan dan Meshrif (2007) pasien dengan jenis kelamin laki-laki cenderung lebih puas terhadap hasil estetik perawatan implant daripada perempuan.18 Hasil penelitian Vallittu dkk. (1996) melaporkan bahwa pasien dengan tingkat pendidikan rendah lebih mudah puas terhadap fungsi estetik dibandingkan pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.22 Menurut hasil penelitian Moon-Sun dkk. (2011), lokasi pemasangan implant terutama pada regio posterior dapat meningkatkan fungsi pengunyahan secara signifikan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa 90% pasien sangat puas dengan fungsi pengunyahan dental implant.27 Menurut penelitian Heo (2008), pasien yang telah memakai dental implant

selama lebih dari tujuh tahun mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi dalam aspek estetik dibandingkan dengan pasien yang memakai kurang dari tiga tahun.19

(5)

1.2 Permasalahan

Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan di bidang kesehatan akan perawatan yang lebih baik, lebih nyaman, dan bertahan lama juga semakin tinggi. Dalam kedokteran gigi, terutama dalam menanggulangi kasus kehilangan satu gigi telah tersedia perawatan single-tooth implant. Perawatan single-tooth implant

merupakan perawatan pilihan untuk mengganti kehilangan satu gigi. Saat ini, topik penelitian yang paling banyak dilakukan berfokus pada evaluasi keberhasilan dan kegagalan perawatan dental implant dari sudut pandang biologis dan mekanis seperti jangka waktu pemakaian, resorpsi tulang yang terjadi, dan komplikasi yang terjadi. Kriteria keberhasilan perawatan dental implant selain ditinjau dari sudut pandang tersebut, juga harus ditinjau dari sudut pandang kepuasan pasien karena untuk dapat menerima implant tersebut sebagai pengganti gigi asli yang hilang membutuhkan adaptasi fungsional dan adaptasi psikologis dari pasien sehingga perawatan dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas maka peneliti ingin meneliti tentang kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan.

Berdasarkan surat keterangan dan data yang diperoleh dari Puskesmas Sentosa Baru dan Puskesmas Kampung Baru, terdapat satu praktek dokter gigi pribadi di Kelurahan Pahlawan dan empat praktek dokter gigi pribadi di Kelurahan Hamdan. Dari kelima praktek dokter gigi pribadi hanya dua praktek dokter gigi pribadi yang memberikan perawatan dental implant, dimana satu praktek di Kelurahan Pahlawan dan satu praktek di Kelurahan Hamdan.

(6)

Berdasarkan data lokasi pemasangan single-tooth implant yang diperoleh dari praktek dokter gigi pribadi di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan, dari 30 buah implant yang dilakukan sebanyak 29 buah implant dipasang pada regio posterior dan hanya 1 buah implant yang dipasang di regio anterior sehingga pada penelitian ini sampel yang diambil hanya pasien yang memakai single-tooth implant pada regio posterior.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik pasien pemakai single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan.

2. Bagaimana kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant

yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan.

3. Bagaimana kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant

yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan usia.

4. Bagaimana kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant

yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan jenis kelamin.

5. Bagaimana kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant

yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan tingkat pendidikan.

6. Bagaimana kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant

yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan lokasi pemasangan.

7. Bagaimana kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik pasien pemakai single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan.

2. Untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan.

3. Untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan usia.

4. Untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan jenis kelamin.

5. Untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan tingkat pendidikan.

6. Untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan lokasi pemasangan.

7. Untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pemakaian single-tooth implant yang dirawat dokter gigi tahun 2009-2012 di Kelurahan Pahlawan dan Kelurahan Hamdan Kota Medan berdasarkan lama pemakaian.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan atau kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Prostodonsia.

(8)

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam menilai keberhasilan perawatan dental implant untuk memenuhi harapan pasien dalam hal pengunyahan, estetik, dan fonetik.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan perawatan dental implant yang memuaskan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 3.33 dan 3.40 akan menggambarkan mengenai hambatan waktu yang ditemui oleh lansia Kota Surabaya pada saat memenuhi kebutuhan informasinya, yang berisi

Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2011 Tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan.. Sementara

Menguasai konsep teoretis sains alam, aplikasi matematika rekayasa; prinsip-prinsip rekayasa, sains rekayasa dan perancangan rekayasa yang diperlukan untuk

Fungsi pendidikan agama Islam untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan

Batas akhir penyampaian data rekapatulasi yang sudah valid ( soft copy dalam bentuk file excel dan pdf) dari KOPERTIS kepada panitia uji kompetensi nasional adalah 3 Juni 2014. PTN

(4) Kesesuaian penggunaan peralatan yang meliputi peralatan yang tercantum dalam daftar peralatan yang diberikan dalam penawaran, komposisi, kapasitas produk, bahan

3HPEDKDUXDQ KXNXP SLGDQD SDGD KDNHNDWQ\D PHUXSDNDQ VXDWX XSD\D PHODNXNDQ SHQLQMDXDQ GDQ SHPEHQWXNDQ NHPEDOL UHRULHQWDVL GDQ UHIRUPDVL KXNXP SLGDQD \DQJ VHVXDL GHQJDQ QLODL QLODL

Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji hubungan Spearman Korelation didapatkan nilai signifikasi 0,110, 0,147, 0,193, 0,393, 0,320 nilai tersebut lebih besar