BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi nosokomial adalah adanya infeksi yang tampak pada pasien ketika berada didalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, dimana infeksi tersebut tidak tampak pada saat pasien diterima di rumah sakit.Infeksi nosokomial ini termasuk juga adanya tanda tanda infeksi yang muncul setelah pasien keluar
dari rumah sakit dan juga termasuk infeksi pada petugas petugas yang bekerja di fasilitas kesehatan (WHO).
Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian(mortality) dirumah sakit,sehingga dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di negara berkembang maupun di negara maju (Darmadi,2008).
Sebuah survei mengenai prevalensi infeksi nosokomial yang dikelola WHO, pada 55 rumah sakit di 14 negara yang dibagi menjadi 4 wilayah, yakni Eropa, Mediterranian Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat, menunjukkan bahwa sekitar 8,7 % rumah sakit pasien mengalami infeksi nosokomial, pada survei lain menyatakan sekitar 1,4 juta pasien diseluruh dunia mengalami infeksi nosokomial. Dilaporkan frekuensi paling tinggi terjadi pada rumah sakit di Mediterranian Timur sebesar 11,8 %, diikuti wilayah Asia Tenggara 10%, kemudian wilayah Pasifik Barat 9,0% dan diikuti Eropah 7,7 % (WHO/CDS/CSR/EPH/2002.12).
Berdasarkan data dari beberapa penelitian pada tahun 1995-2010, prevalensi infeksi nosokomial di negara-negara berpendapatan tinggi berkisar antara 3,5- 12%; sementara prevalensi di Negara-negara berpendapatan rendah dan menengah berkisar antara 5,7-19,1%, termasuk 7,1% di Indonesia. Di Indonesia, masalah infeksi nosokomial juga merupakan masalah yang cukup
serius.Apalagi di rumah sakit yang jumlah penderita yang dirawatnya banyak dengan tenaga perawat yang terbatas Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap
mendapat infeksi yang baru selama dirawat. Pasien bedah merupakan pasien yang mempunyai risiko tinggi untuk mendapatkan infeksi nosokomial, lebih-lebih apabila dirawat di rumah sakit dengan tingkat hygiene lingkungan rumah sakit yang masih belum sesuai dengan yang dipersyaratkan (JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 384 – 392).
Suatu kehamilan merupakan satu proses alami yang berjalan waktu ke waktu. Janin tumbuh dalam rahim seorang ibu dengan harapan dapat tumbuh secara fisiologis dan dapat lahir melalui sebuah proses persalinan yang fisiologis
pula.Namun pada kenyataannya tidak semua kehamilan dan persalinan dapat berjalan secara fisiologis,tetapi sebaliknya berjalan secara patologis sehingga sangat berisiko terhadap ibu serta janin yang akan dilahirkannya (Darmadi, 2008). Setiap tindakan medis obstetri, baik fisiologis (normal) maupun patologis (abnormal) akan mengundang risiko adanya invasi mikroba patogen yang akan menimbulkan penyakit infeksi bagi ibu di rumah sakit yang dinamakan infeksi nosokomial pada pascapersalinan (Darmadi, 2008).
Di banyak negara-negara sedang berkembang infeksi pascapersalinan tetap menjadi nomor dua dari pendarahan pascapersalinan yang menjadi penyebab kematian maternal, dan menjadi penyebab utama komplikasi maternal dari persalinan. Di kebanyakan negara,endometritis akut sekarang merupakan infeksi pascapersalinan yang umum. Tingkat range infeksi dari yang terendah 1-3% setelah persalinan pervaginam di rumah sakit dengan pelayanan berkualitas tinggi dan praktik pencegahan infeksi yang baik, sampai setinggi 85% setelah seksio sesarea risiko tinggi pada pasien kurang gizi yang sangat letih,yang dibedah di rumah sakit pendidikan yang besar yang memiliki sumber-sumber pelayanan kesehatan terbatas. Seksio sesarea merupakan faktor paling penting yang memberi sumbangan pada frekuensi dan keparahan endometritis pascapersalinan (Gibbs 1980).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, saya ingin merumuskan permasalahan
yaitu Berapakah angka prevalensi spesies bakteri yang menonjol bagi kasus
infeksi nosokomial pada pasien wanita pascapersalinan di bagian Departemen
Obgyn RSUP Haji Adam Malik, Medan dari Juni 2012 hingga Desember 2012?
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan prevalensi spesies bakteri yang menonjol bagi kasus
infeksi nosokomial pada pasien wanita pascapersalinan di bagian Departemen
Obgyn RSUP Haji Adam Malik, Medan dari bulan Juni 2012 hingga Desember
2012.
1.3.2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui tentang jenis bakteri yang paling banyak dari kasus
infeksi nosokomial pada wanita pascapersalinan yang melahirkan anak secara
pervaginam dan juga seksio sesarea di pascapersalinan di Departemen Obgyn
RSUP Haji Adam Malik, Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut. 1. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para petugas
di rumah sakit dengan mengidentifikasikan masalah yang menyebabkan infeksi nosokomial dengan cara yang cepat dan benar.
2. Masukan data hasil penelitian ini juga dapat mencegah resiko terjadinya infeksi nosokomial dan para petugas akan lebih berhati-hati ketika merawat pasien pascapersalinan.