• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Pendapatan Keluarga Tani Padi Sawah (Oryza sativa L.) (Kasus : Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Pendapatan Keluarga Tani Padi Sawah (Oryza sativa L.) (Kasus : Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Tanaman padi dapat hidup baik pada daerah yang beriklim panas yang lembab, sehingga pada tanaman padi sawah membutuhkan air yang cukup banyak terutama pada saat pembentukan malai, pembungaan dan pembuahan. Sedangkan pada saat pembungaan dan pemanenan tanaman ini tidak membutuhkan air yang berlebihan.

Menurut sebagai berikut.

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Kelas

Ordo : Poales

Famili : Graminae

Genus : Oryza Linn

Specie s

(2)

menggunakan cangkul oleh manusia.Dalam penanaman padi sawah pengairan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, sehingga penggunaannya lebih efektif. Sedangkan pada lahan kering atau sawah tadah hujan, kebutuhan tanaman akan air semata-mata sangat diharapkan pada datangnya air hujan.

Menurut Utomo dan Nazaruddin (2002), pemeliharaan padi sawah meliputi beberapa kegiatan, diantaranya yaitu:

1) Penyiangan.

Penyiangan dilakukan satu sampai dua kali yaitu saat padi sekitar berumur 15 dan 35 hari setelah tanam atau tergantung dari kecepatan tumbuh dari gulma.

2) Penyulaman.

Penyulaman bibit dilakukan seminggu setelah penanaman atau paling lambat dua minggu karena penyulaman yang lebih lama akan mengakibatkan tidak akan serempaknya padi masak.

3) Pemupukan.

Pemupukan ini dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik) dan pupuk alam (organik).Pupuk alam meliputi pupuk kandang (kompos) sedangkan pupuk buatan seperti N (urea), K (kalium) dan pupuk fosfor (TSP).

4) Pengendalian Hama dan Penyakit.

(3)

Menurut Soekartawi (1993), adapun beberapa tahapan yang harus dilalui dalam usahatani padi sawah, yaitu sebagai berikut:

2.1.1. Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan ini biasanya dilakukan oleh petani untuk membersihkan lahan dari rumput, jerami ataupun kayu-kayu bekas tiang pengikat ternak. Setelah bersih, lahan diairi agar mudah untuk pengolahan tanah. Kegiatan persiapan ini dilakukan sekaligus untuk tempat persemaian benih. Tempat persemaian biasanya disiapkan satu petak sawah yang berukuran ± 10x6 cm.

2.1.2. Penyemaian

Pemilihan benih memegang peranan penting untuk menunjang keberhasilan usahatani padi sawah. Pada proses pembibitan dilakukan bersamaan dengan tahap pembersihan lahan. Benih padi yang akan dijadikan bibit terlebih dahulu direndam dan diangin-anginkan, setelah proses pengeringan benih selesai benih ditabur secara merata pada bedengan yang disediakan. Benih yang ditaburkan pada lahan persemaian biasanya diairi sampai berumur 2-3 minggu.

2.1.3. PengairanPadaBibit

(4)

2.1.4. MencabutBibit

Proses pencabutan bibit padi dilakukan dengan mencabut bibit padi satu persatu dan diikat dengan menggunakan tali yang sudah disediakan. Benih yang akan dicabut berumur sekitar 2-3 minggu. Dimana dalam satu ikatan terdiri ± 60 anakan padi dan untuk tiap ikatan-ikatan bibit padi tersebut itulah yang akan diedarkan pada tiap petak dan siap untuk ditanam.

2.1.5. Pengolahan Tanah

Sebagian petani sering menggunakan hand traktor untuk mengolah lahan sawahnya. Sebelum proses pengolahan tanah dilakukan, biasanya terlebih dahulu tanah dibiarkan digenangi air selama beberapa hari (maksimal 5 hari) yang bertujuan agar tanah menjadi lembek dan gulma menjadi tumbuh. Setelah itu menghancurkan gumpalan tanah sehingga tanah menjadi sedikit hancur dan halus. Gulma yang tumbuh ikut hancur dan mati, sehingga permukaan tanah menjadi rata dan membenamkan sisa-sisa rumput. Lahan yang siap ditanam diairi agar biji rumput yang tersisa hanyut dibawa air sehingga akan mengurangi populasi gulma.

2.1.6. Penanaman

(5)

2.1.7. Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma atau rumput liar serta pencabutan tanaman padi yang tidak sehat dan terserang penyakit. Penyiangan dapat dilakukan secara sederhana dan tradisional. Penyiangan secara sederhana yaitu sesuai kebutuhan artinya penyiangan dilakukan pada saat adanya gulma di areal persawahan. Sedangkan penyiangan yang dilakukan dengan cara tradisional yaitu petani masuk kedalam lahan sawah dan dengant angan membersihkan tanaman pengganggu.

2.1.8. Penyulaman/Penyisipan

Biasanya kegiatan penyulaman bibit dilakukan sekitar seminggu setelah penanaman atau paling lambat dua minggu karena penyulaman yang lebih lama akan mengakibatkan tidak akan serempaknya padi masak.

2.1.9. Pemberantasan Hama Penyakit

Pemberantasan hama penyakit dilakukan sesuai dengan kebutuhan, yakni ada tidaknya hama. Pemberantasan hama dan penyakit dapat dilakukan secara kimia dan mekanis. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, sedangkan pengendalian secara mekanis dengan melakukan pembakaran jerami yaitu dengan memutuskan perkembangbiakan dan penyebaran hama dan penyakit.

2.1.10. Pengairan

(6)

cukup becek dengan genangan air tidak lebih dari 1 cm dari permukaan tanah sawah. Kadar air lahan tetap terkontrol hingga 10 hari menjelang panen.

2.1.11. Pemupukan

Pemupukan ini dilakukan dengan tujuan untuk proses pertumbuhan tanaman padi agar lebih baik dan subur. Pemupukan ini biasanya dapat dilakukan dengan pemberian pupukorganik maupun pupukanorganik.

2.1.12. Pemanenan

Padi sawah dapat di panen saat biji padi sudah menguning malainya, yakni sekitar 95%. Penentuan waktu panen yang tepat sangat berpengaruh pada kualitas biji padi dan butiran beras yang dihasilkan. Padi yang terlalu muda akan menyebabkan persentase biji kosong tinggi, sedangkan panen terlalu tua akan menyebabkan biji padi pecah saat digiling atau hasil panen berkurang karena butir padi mudah lepas dari malai.

2.1.13. Pengeringan

Kegiatan pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air yang ada pada gabah sampai gabah benar-benar kering dan siap untukd igiling. Kegiatan pengeringan tersebut bertujuan untuk mengurangi kadar air agar gabah agar tidak rusak pada saatd isimpan. Kegiatan pengeringan selanjutnya dijemur sampai kering dan siap untuk digiling.

2.1.14. Penyimpanan

(7)

kerusakan. Kerusakan oleh hama yaitu padi yang dimakan oleh tikus dan oleh cuaca, contohnya karena terkena hujan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Tenaga Kerja Wanita/Isteri

Wanita merupakan kelompok pekerja cadangan potensial yang bisa dimanipulasi oleh pemilik, karena wanita secara nyata melakukan pekerjaan untuk upah yang lebih rendah dari laki-laki. Kemampuan yang dimiliki wanita tergantung pada kesempatan-kesempatan dalam hidupnya untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja karena tidak setuju melakukan pekerjaan non upahan dan pekerjaan berupah rendah (Ollenburger dan Hellen, 1996).

Kebanyakkan wanita bekerja untuk menambah gaji suami mereka atau menopang keuangan keluarga. Bagi wanita mengemban banyak tugas dan memikul tanggung jawab didalam atau diluar rumah intinya adalah dalam pengelolaan waktu, karena waktu merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan tugas-tugas itu sampai tuntas (Wolfman, 1989).

Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam penelitian ini dibatasi pada faktor upah dan jumlah pendapatan suami. (Moenandar, 1985).

2.2.2. Pengukuran Curahan Tenaga Kerja

(8)

a) Tenaga kerja pria dewasa, dengan usia ≥ 15 tahun, bekerja selama 8 jam/hari= 1 HKP.

b) Tenaga kerja wanita dewasa, dengan usia ≥ 15 tahun, bekerja selama 8 jam/hari = 0,8 HKP.

c) Tenaga kerja anak-anak, dengan usia10 - 15 tahun jika pria = 0,5 HKP dan wanita = 0,4 HKP, dengan catatan bekerja selama 8 jam/hari.

Pola curahan tenaga kerja wanita dan pria pada tingkat rumah tangga dengan memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan nafkah. Hal tersebut akan dihubungkan dengan pola pendapatan atau upah rumah tangga, serta lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Hubungan tersebut akan mencerminkan strategi atau usaha keluarga dalam mempertahankan hidup serta kesejahteraannya (Sayogyo, 1983).

Menurut Hernanto (1993), curahan tenaga kerja adalah jumlah jam kerja yang dicurahkan seseorang dalam bekerja untuk mencapai tujuan yang besifat ekonomis. Curahan tenaga kerja di perdesaan tidak hanya dicurahkan pada sektor usahatani, tetapi juga pada sektor di luar usahatani. Satuan ukuran yang umum dipakai untuk mengukur curahan tenaga kerja adalah jumlah kerja dan hari kerja total serta jumlah setara pria atau hari kerja pria (HKP) dengan sistematika rumus sebagai berikut.

HKP =

�����8 X HKP

Dimana:

HKP = Hari Kerja Pria

8 = Maksimal jam kerja tenaga kerja dalam 1 hari TK = Jumlah tenaga kerja (Orang)

(9)

2.2.3. Peranan Tenaga Kerja Wanita

Peranan merupakan suatu aspek yang dinamis dari status yang dimiliki oleh seseorang. Peran dari tenaga kerja wanita itu sendiri memiliki peran ganda. Peran ganda wanita berarti bahwa di satu pihak wanita sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga (memasak dan mengurus pekerjaan rumah tangga lainnya) dan wanita juga berperan sebagai tenaga kerja domestik.Sedangkan di lain pihak, khususnya di bidang perekonomian masyarakat agraris telah nyata bahwa peran wanita sebagai tenaga kerja di bidang pencaharian nafkah telah jelas wanita mampu berproduksi dan menghasilkan pendapatan (BPS Propinsi NTT, 2012).

Partisipasi wanita dalam berbagai kegiatan ekonomi telah meningkat, terutama di kalangan wanita pekerja muda dan di sektor modern. Sumbangannya bagi pendapatan rumah tangga dalam banyak hal bersifat tidak langsung, tetapi karena pekerjaan yang dilakukan tersebut maka anggota lain dalam keluarga dapat melakukan kegiatan yang secara langsung menghasilkan uang untuk digunakan bagi keperluan rumah tangga.

Secara umum peran wanita dibidang pertanian memang tidak kecil, mereka sudah berperan langsung dalam kegiatan usahatani yang dilakukan, meskipun tidak semua tahapan kegiatan diperaninya. Sehingga peran wanita dalam membantu petani mengelola usahataninya perlu terus menerus ditingkatkan agar dapat membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

2.2.4. Pendapatan Usahatani

(10)

dibayarkan dan biaya yang diperhitungkan selama proses produksi berlangsung, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Secara sistematik dapat diformulasikan dengan rumus berikut.

Dimana : Pd = Pendapatan usahatani (Rp)

TR = Total Revenue/Total Penerimaan (Rp) TC = Total Cost/Total Biaya (Rp)

P = Harga Satuan Output (Rp) Q = Total Produksi (Rp)

VC = Variabel Cost/Biaya Variabel (Rp) FC = Fixed Cost/Biaya Tetap (Rp)

2.2.5. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga adalah pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang ditambah dengan pendapatanr umah tangga yang berasal dari luar usaha tersebut. Pendapatan yang besar mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam berusaha. Rendahnya pendapatan akan menyebabkan menurunnya investasi dan upaya dalam pemupukan modal (Soekartawi, 1993).

Menurut Hutajulu (1987), untuk melihat kedudukan wanita dalam perekonomian rumah tangga para ahli lebih menitikberatkan perhatiannya pada rumah tangga sebagai satu kesatuan yang menentukan atau mengambil keputusan dalam berbagai aspek kehidupan anggotanya. Tujuan utama dari rumah tangga adalah untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan anggota. Maka setiap pria, wanita, tua maupun muda semua mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.

Pd = TR- TC

TR = P x Q

(11)

Pada umumnya pendapatan yang diperoleh dari seorang suami dengan bekerja sebagai petani tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Untuk itu disini istri turut berperan dalam membantu suami dengan bekerja didalam usahatani keluarga dan non usahatani. Hal itu terjadi karena adanya keinginan untuk menambah pendapatan keluarga untuk biaya kebutuhan hidup ke depan.

2.2.6. Kontribusi Pendapatan Wanita/Istri

Kontribusi pendapatan adalah persentase sumbangan pendapatan terhadap total pendapatan rumah tangga. Kontribusi yang diberikan tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari jenis kegiatan yang bersangkutan. Jenis-jenis pendapatan yang berasal dari luar sektor pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun (Nurmanaf, 2006).

Menurut Samadi (2001), bahwa sumberdaya wanita tani merupakan salah satu potensi yang besar dalammenyumbang tenaga kerja pada kegiatan produksi. Wanita tanimemerankan peranan penting dalam keterlibatannya pada kegiatan usahataniuntuk meningkatkan produksi padi sawah.

(12)

terjadi pada periode pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktural yang cepat, dimana pasar kerja pada umumnya telah membaik (Zannatos, 2004).

2.3. Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan Tabel 2.1 informasi dari beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian-penelitian yang dilakukan, diantaranya yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Perumusan Masalah

Metode

Analisis Kesimpulan

1. Yoangga Praditya (2014)

Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Pemasaran Dodol Serta Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Keluarga Di Desa Bengkel, kerja wanita pada pemasaran dodol terhadap

pendapatan

keluarga di daerah penelitian?

Deskriptif Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada pemasaran dodol terhadap total pendapatan keluarga yakni sebesar 25,06%, dan itu berarti kontribusi mereka rendah yaitu <50%.

2. Yohanes Wanita Tani Pada Usahatani Padi kerja wanita tani terhadap

Deskriptif Curahan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan usahatani padi sawah di Desa Wuliwalo Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo adalah sebesar Rp 57.692.479.26, dengan rata-Padi Sawah Dan Sumbangannya dari usahatani padi sawah dan non usahatani padi

(13)

Keluarga sawah terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian?

Sambungan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Perumusan Masalah

Metode

Analisis Kesimpulan

4. Pebyanggi

Deskriptif Pendapatan keluarga petani sampel di daerah penelitian berada diatas

upahminimum regional provinsi NAD, dimana rata-rata pendapatan petani sampel sebesar Rp. 4.211.542,67

5. Ririn Keluarga di Desa Medan Sinembah, kerja wanita dari dalam industri sapu ijuk terhadap total pendapatan keluarga di

daerah penelitian?

Deskriptif Persentasekontribusitenagakerjawanita terhadap total pendapatankeluargaadalah ≤40% yaitusebesar 37,3%. Hal iniberarti bahwa

besarkontribusitenagakerjawanitaterhadap total pendapatankeluargamasihkecil.

2.4. Kerangka Pemikiran

(14)

pada saat ini tenaga kerja yang dominan dalam usahatani bukan hanya pria saja tetapi wanita sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan uasahatani.

Wanita tani adalah istri petani yang terlibat langsung dan ikut bertanggung jawab dalam pendapatan rumah tangga. Untuk mengetahui besarnya curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah, perlu diketahui pula apa peranannya dalam usahatani tersebut agar nantinya akan dapat diketahui berapa besar pendapatan yang diperolehnya.

Wanita (penduduk asli) Desa Melati II yang memliki tingkat pendidikan rendah, rata-rata bekerja sebagai tenaga kerja wanita tani. Hal ini dikarenakan wanita tersebut tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan luas, sehingga mereka lebih memilih untuk bekerja sebagai buruh tani. Sedangkan wanita yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup dan memiliki keterampilan, sebagian dari mereka bekerja di luar sektor pertanian.

Usahatani padi sawah yang dilaksanakan akan diperoleh penerimaan. Penerimaan tersebut berasaldariupahharian yang diperolehtenagakerjawanita. Dari hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya produksi akan diperoleh pendapatan tenaga kerja wanita pada usahatani padi sawah. Penjumlahan antara pendapatan dari pria dengan pendapatan dari wanita/istri maka akan diperoleh pendapatan keluarga.

(15)

Peranan Tenaga Kerja Wanita meliputi:

-Penyemaian -Penanaman -Penyiangan

-Penyisipan/penyulaman -Pengeringan

Keterangan:

: Menyatakan Alur PETANI

Usahatani Padi Sawah

Curahan TenagaKerja

Upah Tenaga KerjaWanita

PendapatanTenagaKerj aWanita

PendapatanKeluarga

PendapatanPria PendapatanWa nita

(16)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Pendapatan Keluarga Tani Padi Sawah (Oryza sativa L.)

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dapat disusun hipotesis yang perlu diuji kebenarannya yaitu sebagai berikut:

1. Curahan tenaga kerja wanita lebih besar dari pada curahan tenaga kerja pria yang diberikan dalam usahatani padi sawah di daerah penelitian.

2. Pendapatan keluarga tani padi sawah di daerah penelitian adalah besar.

Gambar

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kepentingan pelaksanaan kuasa ini, penerima kuasa berhak baik sendiri-sendiri atau bersama-sama menghadap di muka sidang pengadilan, melakukan

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi dosen DPK dan dosen tetap pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat disampaikan oleh rektor

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada saat beton berumur 14 dan 28 hari dengan menggunakan mesin tekan dengan kapasitas 1500 KN, benda uji yang akan dites

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap laju kesembuhan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)

Klik grafik prosentase kehadiran mahasiswa pada bagian yang diinginkan, contoh: “Kehadiran Kurang” Informasi kehadiran mahasiswa dapat ditampilkan beserta dengan jumlah

Semua kegiatan di atas adalah berkembang melalui proses perjuangan, mulai dari pengenalan makna ekonomi Islam, penerapan sebagian dari ekonomi tersebut