Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
1. Pembuatan serbuk simplisia dan karakterisasi simplisia
dicuci dari pengotor sampai bersih ditiriskan lalu ditimbang berat basah dikeringkan
disortasi kering
ditimbang berat kering
dihaluskan Daun titanus
Simplisia Serbuk simplisia Karakterisasi simplisia
- Penetapan kadar air
- Penetapan kadar sari larut air
- Penetapan kadar sari larut etanol
- Penetapan kadar abu total
- Penetapan kadar abu tidak larut asam
- Penetapan kadar air
- Penetapan kadar sari larut air
- Penetapan kadar sari larut etanol
- Penetapan kadar abu total
Lampiran 2. (Lanjutan)
2. Pembuatan ekstrak etanol daun titanus
dimasukkan kedalam sebuah bejana ditambahkan sebanyak 75 bagian etanol
96% ditutup
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk
diperas
dicuci ampas dengan etanol 96% , disaring hingga diperoleh 100 bagian
dipindahkan kedalam bejana tertutup
dibiarkan ditempat sejuk dan terlindung cahaya selama 2 hari
dienap tuangkan atau saring
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 40 OC
Lampiran 2. (Lanjutan) Ekstrak etanol kental
3. Bagan uji aktivitas antibakteri
diambil 1 ose dengan jarum ose steril
ditanam pada media nutrient agar miring
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18-24 jam
diambil 1 ose
disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
diinkubasi selama 3 jam didalam inkubator
dibandingkan kekeruhan dengan Standar Mc.Farland lalu diencerkan sehingga diperoleh konsentrasi 106 CFU/ml
dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri
dituang 15 ml media nutrient agar
dihomogenkan, biarkan hingga memadat
diletakkan pencadang kertas yang telah diteteskan larutan uji dengan berbagai konsentrasi
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18 jam
diukur diameter daerah hambat disekitar pencadang kertas dengan menggunakan jangka sorong
Stok kultur
Media padat
Hasil
Suspensi bakteri 1 5 106 CFU/ l
Lampiran 3. Gambar bagian makroskopik tumbuhan dari daun titanus (Leea aequata L.)
Tumbuhan titanus Daun titanus (Leea aequata L.)
Simplisia daun titanus
Serbuk daun titanus
Lampiran 5. Gambar hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun titanus (perbesaran 10x100)
Keterangan :
1. Rambut penutup
2. Kristal kalsium oksalat bentuk druse 3. Stomata tipe parasitik
4. Rambut kelenjar
Lampiran 6. Karakterisasi simplisia
1. Perhitungan kadar air serbuk simplisia daun titanus 2
3
4
Kadar air simplisia = Volume akhir− volume awal
No Berat sampel (g) Volume awal (ml) Volume akhir (ml)
Lampiran 6 (lanjutan)
2. Perhitungan kadar sari larut air serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari = Beratcawansari −beratcawankosong
beratsampel x
100
No Berat sampel (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan sari (g)
Lampiran 6 (lanjutan)
3. Perhitungan kadar sari larut etanol serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari = Beratcawansari −beratcawankosong
beratsampel x
100
No Berat sampel (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan sari (g)
Lampiran 6 (lanjutan)
4. Perhitungan kadar abu total serbuk simplisia daun titanus
Kadar abu total = Beratabu
No Berat sampel (g) Berat abu (g)
Lampiran 6 (lanjutan)
5. Perhitungan kadar abu total tidak larut asam serbuk simplisia daun titanus
Kadar abu tidak larut asam = Beratabu
No Berat sampel (g) Berat abu (g)
1 2,0453 0,0192
2 2,0164 0,0149
3 2,0540 0,0201
a. Berat simplisia = 2,0453 g Berat abu = 0,0192 g
Kadar abu = 0,0192
2,0453x 100 % = 0,93 %
b. Berat simplisia = 2,0164 g Berat abu = 0,0149 g
Kadar abu = 0,0149
2,0164x 100 % = 0,73 %
c. Berat simplisia = 2,0540 g Berat abu = 0,0201 g
Kadar abu =0,0201
2,0540x 100% = 0,97 %
Kadar abu total tidak larut asam rata-rata = 0,93 % + 0,73 % + 0,97 %
3 = 0,87 %
Lampiran 7. Hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin
No. Konsentrasi (%)
Diameter daerah hambatan (mm)
Povidon iodin
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 7. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin terhadap Stapylococcus epidermidis
No. Konsentrasi
(%) Povidon iodin
D1 D2 D3 D*
1. 10 18,8 19,2 19,3 19,1
2. 7,5 17,3 17,5 17,6 17,46
3. 5 15,7 16,3 15,8 15,93
4. 2,5 14,8 14,65 14,7 14,71
5. 1 11,4 11,2 10,9 11,16
6. 0,5 7,5 7,6 7,3 7,46
7. 0,25 - - - -
8. Blanko
(Aquadest) - - - -
Keterangan :
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 7. (Lanjutan)
3. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri Povidon iodin terhadap Pseudomonas aeruginosa
No. Konsentrasi
(%) Povidon Iodin
D1 D2 D3 D*
1. 10 18,5 19,1 18,7 18,76
2. 7,5 17,2 17,3 17,35 17,28
3. 5 15,5 15,1 15,1 15,23
4. 2,5 14,4 13,9 13,95 14.08
5. 1 11,3 11,1 10,9 11,1
6. 0,5 7,25 7,4 7,4 7,35
7. 0,25 - - - -
8. Blanko
(Aquadest) - - - -
Keterangan :
D1 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
1. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus Stapylococcus aureus
No. Konsentrasi
(mg/ml) Ekstrak etanol daun titanus
D1 D2 D3 D*
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus terhadap Stapylococcus epidermidis
No. Konsentrasi
(mg/ml) Ekstrak etanol daun titanus
D1 D2 D3 D*
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. (Lanjutan)
No. Konsentrasi (mg.ml)
Diameter daerah hambatan (mm)
Ekstrak etanol daun titanus
D1 D2 D3 D*
D1 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 9. Hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin
No.
Kombinasi
Konsentrasi hambat minimum
Diameter daerah hambatan (mm)
Povidon iodin dan ekstrak daun titanus
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus; PI = Povidon iodin;
Lampiran 9. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin terhadap bakteri Stapylococcus epidermidis
No. Konsentrasi hambat minimum (mm)
Povidon iodin dan ekstrak daun titanus
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus; PI = Povidon iodin;
Lampiran 9. (Lanjutan)
No.
Kombinasi
Konsentrasi hambat minimum
Diameter daerah hambatan (mm)
Povidon iodin dan ekstrak daun titanus
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus; PI = Povidon iodin;
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis
Lampiran 10. (Lanjutan) A
B D
C
E
F
G H
E
F H
G A
D B
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
A : Konsentrasi 10% B : Konsentrasi 7,5% C : Konsentrasi 5% D : Konsentrasi 2,5% E : Konsentrasi 1% F : Konsentrasi 0,5% G : Konsentrasi 0,1%
H : Konsentrasi Blanko (Aquadest)
Lampiran 11. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus A
B D
C
E
F H
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml J : Konsentrasi 400 mg/ml K : Konsentrasi 300 mg/ml L : Konsentrasi 200 mg/ml M : Konsentrasi 100 mg/ml N: Konsentrasi 75 mg/ml O : Konsentrasi 50 mg/ml P : Konsentrasi 25 mg/ml Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml R : Konsentrasi 6,25 mg/ml S : Konsentrasi 3,125 mg/ml T : Blanko (DMSO
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml J : Konsentrasi 400 mg/ml K : Konsentrasi 300 mg/ml L : Konsentrasi 200 mg/ml M : Konsentrasi 100 mg/ml N: Konsentrasi 75 mg/ml O : Konsentrasi 50 mg/ml P : Konsentrasi 25 mg/ml Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml R : Konsentrasi 6,25 mg/ml S : Konsentrasi 3,125 mg/ml T : Blanko (DMSO)
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml J : Konsentrasi 400 mg/ml K : Konsentrasi 300 mg/ml L : Konsentrasi 200 mg/ml M : Konsentrasi 100 mg/ml N: Konsentrasi 75 mg/ml O : Konsentrasi 50 mg/ml P : Konsentrasi 25 mg/ml Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml R : Konsentrasi 6,25 mg/ml S : Konsentrasi 3,125 mg/ml T : Blanko (DMSO)
Lampiran 12. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
Keterangan :
U : 12,5 mg/ml EEDT + 1% PI V : 12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI W : 12,5 mg/ml EEDT + 0,25 PI X : 6,25 mg/ml EEDT + 1% PI Y : 6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI Z : 6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI AA : 3,125 mg/ml + 1% PI AB : 3,125 mg/nl + 0 ,5% PI AC : 3,125 mg/ml + 0,25% AD : Blanko (aquadest + DMSO)
Lampiran 12. (Lanjutan) U
W V
X
Z Y
AA Y
AC AB
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
U : 12,5 mg/ml EEDT + 1% PI V : 12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI W : 12,5 mg/ml EEDT + 0,25 PI X : 6,25 mg/ml EEDT + 1% PI Y : 6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI Z : 6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI AA : 3,125 mg/ml + 1% PI AB : 3,125 mg/nl + 0 ,5% PI AC : 3,125 mg/ml + 0,25% AD : Blanko (aquadest + DMSO)
U
W V
X
Z Y
AA
AC AB
Lampiran 13. Gambar pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin
1. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus povidon iodin terhadap Staphylococcus aureus.
AE AF
AG AH
Lampiran 13. (Lanjutan)
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AK AL
Lampiran 13. (Lanjutan)
2. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus povidon iodin terhadap Staphylococcus epidermidis.
Lampiran 13. (Lanjutan)
AE AF
AG AH
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
Lampiran 13. (Lanjutan) AK
AL
3. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus povidon iodin terhadap Pseudomonas aeruginosa.
Lampiran 13. (Lanjutan) AE
AF
AG
AJ AI
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AK
AL