Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN
BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS
(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh Taufik Hidayat
NIM 1303181
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
LEMBAR HAK CIPTA
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN
BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS
(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
oleh Taufik Hidayat UPI Bandung, 2015
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
©Taufik Hidayat, 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
TAUFIK HIDAYAT
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN
BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS
(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si NIP 197204031999031002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS ULASAN
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS
Oleh: Taufik Hidayat NIM 1303181
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekurangmampuan siswa dalam menulis ulasan. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengujicobakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran menulis ulasan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain
Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design. Data yang diolah adalah
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF LEARNING TO WRITE REVIEWS USING DISCOVERY LEARNING MODEL
ORIENTED CRITICAL THINKING By: Taufik Hidayat
NIM 1303181
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Hak Cipta ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Ucapan Terima Kasih ... v
Abstrak ... vi
Daftar Isi... viii
Daftar Tabel ... xi
Daftar Bagan ... xii
Daftar Lampiran ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II MENULIS ULASAN, MODEL PENEMUAN, DAN BERPIKIR KRITIS A. Menulis Ulasan 1. Ihwal Menulis ... 7
2. Jenis-Jenis Teks ... 8
3. Teks Ulasan ... 13
4. Strategi Menulis Ulasan ... 15
B. Model Penemuan 1. Model Pembelajaran... 19
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan ... 25
4. Menulis Ulasan Berdasarkan Penemuan ... 29
C. Berpikir Kritis ... 29
1. Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis 32 2. Menulis Ulasan Berdasarkan Berpikir Kritis ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 35
B. Prosedur Penelitian ... 36
C. Definisi Operasional ... 38
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
1. Populasi Penelitian ... 38
2. Sampel Penelitian ... 39
E. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 39
1. Observasi ... 40
2. Teknik Tes ... 42
3. Ancangan Model ... 43
F. Teknik Pengolahan Data ... 48
1. Identifikasi Data ... 48
2. Analisis Data ... 48
3. Uji Normalitas ... 48
4. Uji Homogenitas ... 48
5. Uji Hipotesis ... 49
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pembelajaran Menulis Ulasan dengan Menggunakan Model Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis ... 50
1. Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 53
2. Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 54
3. Pembelajaran Pertemuan Ketiga ... 55
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5. Pembelajaran Pertemuan Kelima ... 57
B. Analisis Hasil Menulis Ulasan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis ... 58
1. Analisis Hasil Menulis Ulasan Siswa di Kelas Kontrol ... 59
1.1 Kemampuan Awal ... 59
1.2 Kemampuan Akhir ... 83
1.3 Simpulan Analisis Kelas Kontrol ... 106
2. Analisis Hasil Menulis Ulasan Siswa di Kelas Perlakuan .... 108
2.1 Kemampuan Awal ... 108
2.2 Kemampuan Akhir ... 125
2.3 Simpulan Analisis Kelas Perlakuan ... 141
C. Uji Efektivitas Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Menggunakan Model Penentuan Berorientasi Berpikir Kritis .. 149
1. Uji Normalitas Data ... 149
2. Uji Homogenitas Data ... 150
3. Uji Hipotesis ... 151
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 151
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 159
B. Implikasi ... 160
C. Rekomendasi ... 160
DAFTAR PUSTAKA ... 161
RIWAYAT HIDUP ... 164
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Siswa Indonesia Berdasarkan Penelitian PISA .. 3
Tabel 2.1 Kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi ... 20
Tabel 2.2 Kelompok Model Pengajaran Personal ... 21
Tabel 2.3 Kelompok Model Pengajaran Sosial ... 22
Tabel 2.4 Kelompok Model Pengajaran Sistem Perilaku ... 23
Tabel 2.5 Fase Model Pembelajaran Penemuan ... 26
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran... 40
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Menulis Ulasan Berorientasi Berpikir Kritis .... 42
Tabel 3.3 Sintaks Model Pembelajaran Penemuan ... 45
Tabel 3.4 Skenario Model Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis ... 46
Tabel 4.1 Tabel Konversi Nilai Skala Empat... 51
Tabel 4.2 Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas Perlakuan ... 52
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Awal Menulis Ulasan di Kelas Kontrol ... 60
Tabel 4.4 Hasil Awal Menulis Ulasan di Kelas Kontrol ... 60
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Akhir Menulis Ulasan di Kelas Kontrol ... 83
Tabel 4.6 Hasil Akhir Menulis Ulasan di Kelas Kontrol ... 84
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Pretest dengan Posttest di Kelas Kontrol ... 107
Tabel 4.8 Perbandingan Rata-rata Skor Aspek di Kelas Kontrol ... 108
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Awal Menulis Ulasan di Kelas Perlakuan ... 109
Tabel 4.10 Hasil Awal Menulis Ulasan Siswa di Kelas Perlakuan... 109
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Akhir Menulis Ulasan di Kelas Perlakuan ... 125
Tabel 4.12 Hasil Akhir Menulis Ulasan Siswa di Kelas Perlakuan ... 126
Tabel 4.13 Perbandingan Nilai Pretest dengan Posttest di Kelas Perlakuan ... 145
Tabel 4.14 Perbandingan Rata-rata Skor Aspek di Kelas Perlakuan ... 149
Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Kelas Perlakuan dengan Kelas Kontrol ... 149
Tabel 4.16 Uji Normalitas Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 146
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.18 Hasil Independent Sampel T Test antara Kelas Kontrol dengan
Kelas Perlakuan ... 151
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Genre dan Subgenre Teks ... 9
Bagan 2.2 Struktur Ulasan Menurut Kosasih ... 17
Bagan 2.3 Struktur Ulasan Menurut Kemendikbud ... 18
Bagan 2.4 Rancangan Model Pembelajaran Penemuan ... 25
Bagan 3.1 Desain Kuasi EksperimenThe Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design ... 35
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
SK Penelitian Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMP N 1 Ciamis RPP Kelas Perlakuan
Contoh Ulasan
Contoh Bukan Ulasan Daftar Hadir Siswa
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Kegiatan berbahasa erat kaitannya dengan kegiatan berpikir dan berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat berpikir dan mengomunikasikan pikirannya. Alwasilah (2008, hlm.14) menegaskan bahwa bahasa merupakan alat untuk mengejawantahkan pikiran tentang fakta dan realitas yang direpresentasi lewat simbol bunyi. Dengan demikian, alat berpikir serta produk dari proses berpikir hanya dapat diungkapkan menggunakan bahasa.
Pembelajaran bahasa Indonesia sudah seharusnya difokuskan untuk melatih keterampilan berpikir dan berbahasa siswa. Dawson dalam Tarigan (2008, hlm.1) menuliskan bahwa melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir.
Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat aspek, yakni keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut, menulis sangat erat kaitannya dengan kegiatan berpikir dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Berkaitan dengan hlm di atas, Alwasilah (2005) menyatakan hubungan menulis dengan berpikir sebagai berikut.
Budaya literat menjadikan mereka, khususnya kaum terdidik, terbiasa menulis. Dalam pada itu, menulis telah terbukti sebagai kegiatan berbahasa yang paling mendukung terbentuknya keterampilan bernalar, yaitu kegiatan memecahkan masalah melalui proses linguistik dan kognitif yang kompleks seperti organizing, structuring, dan revising. Sebuah penelitian dalam konteks SMA di AS juga berkesimpulan, bahwa menulis mendukung nalar dan pembelajaran mata-mata pelajaran yang jauh lebih kompleks yang berguna bagi keberhasilan melakoni budaya berbasis teknologi dan informasi yang kompleks. Jadi pendidikan bahasa seharusnya didesain untuk menanamkan kemampuan berpikir kritis, bukan sekadar keterampilan berbahasa.
2
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SMA siswa dihadapkan dengan beragam jenis teks. Berbeda jenis teks, berbeda pula struktur dan pengisi kebahasaannya. Dengan demikian, siswa selain menguasai keterampilan berbahasa, penguasaan kebahasaan dan pola berpikir kritis akan terkuasai.
Menulis sebagai proses berpikir berarti sebelum, saat, dan setelah menuangkan gagasan secara tertulis diperlukan keterlibatan proses berpikir. Proses berpikir menurut Moore dalam Kuswana (2012, hlm.86) memiliki sejumlah esensi, yakni 1) mengingat; 2) menghubungkan; 3) memonitor; 4) mereviu; 5) mengevaluasi; dan 6) menerapkan. Dengan demikian, menulis sebagai proses berpikir merupakan aktivitas yang bersifat aktif, konstruktif, dan penuangan makna. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasannya berdasarkan skema, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki secara tertulis. Dalam proses tersebut diperlukan kesungguhan mengolah, menata, mempertimbangkan secara kritis, dan menata ulang gagasan yang dicurahkan.
Hal ini sesuai dengan Syafi’ie (1988, hlm.43) menyatakan bahwa salah satu substansi retorika menulis adalah penalaran yang baik. Menulis dan proses
berpikir berkaitan erat dalam menghasilkan suatu karangan. Tanpa melibatkan proses berpikir kritis dan kreatif akan sulit menghasilkan karangan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Data di lapangan berbeda dengan harapan di atas. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan OECD (Organisation for Economic Cooperation and
Development) melalui PISA (Programme For International Student Assesment),
dan IEA (Internationa Association for The Evaluation of Educational
Achievement) melalui TIMSS (Trends International Mathematics and Science
Study) serta PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study)
3
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1
Hasil Pengukuran Siswa Indonesia Berdasarkan Penelitian PISA
Tahun
Studi Mata Pelajaran
Skor Rata-rata Indonesia
Skor Rata-rata Internasional
Peringkat Indonesia
Jumlah Negara Peserta Studi
2006
Membaca 393 492 48 56
Matematika 391 498 50
57
Sains 393 500 50
2009
Membaca 402 493 57
65
Matematika 371 496 61
Sains 383 501 60
2012
Membaca 396 496 61
65
Matematika 375 494 64
Sains 382 501 64
Sumber: http://www.oecd.org/pisa
Ada beberapa komponen yang menjadi tolak ukur penelitian di atas. Dasar penelitian yang dilakukan PISA (http://www.oecd.org/pisa) khususnya dalam bidang bahasa berfokus pada kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, dan merefleksikan sesuatu dalam bentuk tulisan. Sementara, dasar penelitian PIRLS (http://www.timssandpirls.bc.edu) memiliki dua indikator utama. Indikator pertama berfokus pada tujuan membaca, yakni 1) tujuan membaca untuk berpengalaman bersastra; dan 2) tujuan membaca untuk memperoleh dan menggunakan informasi. Indikator kedua berfokus pada proses pemahaman yang meliputi, 1) mengambil informasi secara eksplisit; 2) membuat kesimpulan secara langsung; 3) menginterpretasikan dan mengintegrasikan gagasan dan informasi; dan 4) mengevaluasi isi, bahasa, dan unsur teks.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru belum sepenuhnya melibatkan siswa untuk berpikir. Pembelajaran hanya berfokus pada mengingat fakta, data, dan teori. Pembelajaran bahasa yang seharusnya melatih berpikir siswa belum bekerja dengan baik.
Sebagai contoh, salah satu keterampilan menulis yang perlu dikuasai adalah
4
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
tentang karya yang telah dibaca. Dalam menafsirkan karya, siswa diharuskan kritis dalam memberikan komentar, terampil dalam mengolah bahasa sehingga bahasa ulasan yang ditulis selain kritis, juga efektif dan santun.
Akan tetapi, pembelajaran menulis di sekolah kurang begitu mendapat perhatian. Kemampuan menulis siswa masih sangat rendah. Menulis dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sangat sulit dan dijadikan beban oleh siswa. Hal itu tidak berlebihan karena menulis merupakan kegiatan yang kompleks.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Ciamis banyak kendala yang dialami siswa dalam hal menulis khususnya menulis teks ulasan. Kendala-kendala tersebut dapat dilihat dari kekurangkritisan siswa dalam menulis teks ulasan. Kebanyakan siswa menilai buku hanya ditinjau dari perasaannya (subjektif) tanpa memberikan argumen yang kuat atau bukti. Hal lain terlihat dari kekurangtepatan bukti, contoh dan alasan yang diberikan. Padahal teks ulasan yang baik menuntut penulis untuk menuangkan gagasan penilaian berdasarkan analisis terhadap bahan bacaan yang dibacanya. Analisis tersebut
memerlukan pemikiran yang kritis agar menghasilkan argumen dan penilaian yang tepat, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan. Kendala lain adalah kekuranglogisan argumen yang ditulis. Kekuranglogisan ini ditunjukkan dengan pemilihan diksi yang kurang sesuai, kalimat yang kurang efektif, pengembangan ide menjadi paragraf yang koheren.
Selain hal di atas, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki minat belajar. Hal ini berakibat siswa tidak merasa tertantang untuk membaca buku secara kritis. Padahal kekritisan dalam membaca menjadi dasar penulisan teks ulasan yang baik.
5
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi.
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) dipandang relevan dengan pendekatan saintifik dan permasalahan yang diungkap. Cruickshank (2014, hlm. 17) menyatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran penemuan adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa mencari tahu bagaimana pengetahuan dikonstruksikan. Artinya, model pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori siswa akan lebih banyak
belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
Selain hal di atas, Slavin (2011, hlm. 8) menuliskan bahwa keunggulan pembelajaran penemuan dapat membangkitkan keingintahuan siswa. Siswa menjadi termotivasi untuk terus bekerja hingga mereka menemukan jawaban. Selain itu, siswa juga mempelajari kemampuan penyelesaian masalah dan pemikiran kritis secara mandiri. Hal serupa diutarakan Eggen dan Kauchak (2012, hlm.201) bahwa model penemuan bisa efektif untuk meningkatkan motivasi siswa. Hal ini disebabkan tingkat keterlibatan tinggi, jaminan keberhasilan, dan perasaan misteri merupakan ciri-ciri dari model pembelajaran penemuan.
Adapun penelitian tentang model pembelajaran penemuan pernah diterapkan oleh Munjah (2012), hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan metode
discovery dalam pembelajaran surat resmi dengan fokus pemahaman siswa
6
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan penelitian yang serius untuk memberikan solusi yang tepat sehingga kemampuan menulis dan keterampilan berpikir siswa meningkat. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian tentang “Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran menulis ulasan di SMP Negeri 1 Ciamis? 2) Bagaimanakah hasil ulasan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran di SMP
Negeri 1 Ciamis?
3) Bagaimanakah representasi kekritisan di dalam teks ulasan menggunakan model pembelajaran penemuan di SMP Negeri 1 Ciamis?
4) Bagaimanakah keefektifan penggunaan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dalam meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis teks ulasan di SMP Negeri 1 Ciamis?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) mendeskripsikan penerapan model penemuan berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran menulis ulasan;
2) mendeskripsikan hasil ulasan siswa dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis;
3) menemukan pola kekritisan teks ulasan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan model penemuan berorientasi berpikir kritis; dan
4) mendeskripsikan keefektifan penggunaan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks ulasan.
D. Manfaat Penelitian
7
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1) Hasil penelitian menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran menulis melalui penggunaan model pembelajaran penemuan. 2) Diharapkan berguna sebagai bahan rujukan atau kontribusi untuk
pengembangan tahap selanjutnya mengenai model pembelajaran.
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mempresentasikan data yang diperoleh secara uji statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang bertujuan untuk mengimplementasikan model pembelajaran yang akan digunakan. Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012, hlm.275) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang menginginkan kepastian untuk memperoleh informasi tentang variabel mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh akibat dari terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen. Senada dengan pendapat di atas, Sugiyono (2010, hlm.107) menyatakan bahwa penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.
Ada beberapa desain dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini desain yang digunakan merujuk pada pendapat Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012, hlm.275) yakni menggunakan Quasi Eksperimental Desigen dengan bentuk The
Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design. Bentuk desain ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
Bagan 3.1
Desain Kuasi Eksperimen
The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design
Treatment Group M O X O
Control Group M O C O
Keterangan:
M = Subjek di tiap kelompok telah dicocokkan, tapi tidak menggunakan sampel acak
36
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
X = Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis
C = Perlakuan pembelajaran dengan model yang biasa digunakan
Liche et al. (2005, hlm.37) menyatakan bahwa penelitian dianggap eksperimen kuasi apabila tidak dilakukan randomisasi dalam meneliti hubungan
sebab akibat. Alasan penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi adalah pengambilan sampel tidak dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Dengan alasan tersebut, kondisi dan waktu pemberian perlakuan tidak memungkinkan dilakukan secara eksperimen murni, sehingga peneliti memilih jenis eksperimen kuasi.
B. Prosedur Penelitian
Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian mengenai keefektifan pembelajaran menulis teks ulasan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan. Adapun ketiga tahap ini adalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Menganalisis kemampuan siswa/ mengidentifikasi permasalahan. b. Penentuan tujuan pembelajaran.
c. Melakukan studi literatur yang relevan, yakni menganalisis konsep materi teks ulasan, analisis model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis, perencanaan perangkat pembelajaran teks ulasan dengan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis.
d. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
37
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
a. Pretest (keterampilan menulis teks ulasan).
b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis.
c. Posttest (pengetahuan dan keterampilan menulis teks ulasan).
3. Tahap Analisis Data
a. Mengelompokkan dan mendeskripsikan data setiap variabel. b. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai. c. Membuat laporan penelitian eksperimen.
Bagan 3.2 Alur Penelitian
Analisis Kemampuan Siswa
Perancangan Perangkat Pembelajaran Teks Ulasan dengan Model Pembelajaran
Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis
Penyusunan Instrumen Penelitian (Tes dan Lembar Observasi) Penentuan Tujuan Pembelajaran
Analisis Konsep Materi Teks Ulasan
Analisis Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi
Berpikir Kritis
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pretes
Pengetahuan dan Keterampilan Menulis Teks Ulasan
Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Model Pembelajaran Penemuan
Berorientasi Berpikir Kritis
Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Model yang Biasa Digunakan
Observasi
Pretes
Pengetahuan dan Keterampilan Menulis Teks Ulasan
Analisis Data
38
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
C. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis). Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dan penafsiran dalam mengkaji penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional yang terdapat dalam judul di atas. Dalam penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ulasan/ resensi adalah pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku, menilai kelebihan atau kekurangan buku, menarik tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.
2. Model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis adalah model yang mendorong siswa untuk belajar mandiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk memperoleh pengalaman dan menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Siswa dilatih untuk dapat berpikir secara kritis dan mengimplementasikan kekritisannya dalam tulisan ulasan.
Penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan berpikir kritis adalah berdasarkan ciri-ciri berpikir kritis. Ciri kekritisan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (1) clarity/ kejelasan, (2) accuracy/ keakuratan, ketelitian, keseksamaan, (3) precision/ ketepatan, (4) relevance/ keterkaitan, (5) depth/ kedalaman, (6) breadth/ keluasan, (7) logic/ logika. Dalam penelitian ini, model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis merupakan variabel bebas.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
39
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012, hlm.91) mendefinisikan populasi sebagai sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Senada dengan Fraenkel, Sugiyono (2010, hlm.80) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis yang terdiri dari sembilan kelas.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, tidak semua populasi diteliti. Peneliti mengambil beberapa sampel dari populasi dikarenakan alasan keefisienan dan keefektifan penelitian. Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012, hlm.91) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan karakteristik populasinya. Pendapat lain datang dari Arikunto
(2009, hlm. 11) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sementara Sugiyono (2010) mengartikan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel menggunakan random
sampling. Menurut Sugiyono (2010, hlm.93) random sampling adalah
pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Adapun kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII D dan kelas VIII F. Kedua kelas ini sengaja dipilih peneliti karena dilihat dari kecocokan karakteristik sampel. Selanjutnya peneliti menentukan dari kedua kelas tersebut kelas VIII D menjadi kelas kontrol dengan jumlah siswa 26 orang, sedangkan kelas VIII F dengan jumlah siswa 26 menjadi kelas kontrol.
40
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Teknik pengumpulan dara yang dimaksudkan adalah cara-cara dan alat-alat yang digunakan peneliti dalam memperoleh data penelitian. Guna mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dan teknik observasi.
Sugiyono (2010, hlm.76) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Sementara Arikunto (2009, hlm.134) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan instrumen tes dengan dilengkapi pedoman penilaian dan instrumen observasi berupa lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
1. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kualitas pembelajaran menulis teks ulasan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup proses pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis dan aktivitas yang dilakukan siswa ketika pembelajaran.
Instrumen observasi proses pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis mengacu kepada pendapat Eggen dan Kauchak serta Cruickshank. Berikut disajikan pedoman observasi proses pembelajarannya.
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Proses Pembelajaran
Sintak
Kegiatan yang Diamati
Guru Skor
maks Siswa
Skor maks Fase
pendahuluan Guru berusaha
menarik perhatian siswa
Guru menarik perhatian dengan menayangkan cuplikan film
4
Siswa menonton
cuplikan film 4
Guru bertanya kepada
siswa yang pernah 4
41
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dan menetapkan fokus pelajaran.
menonton film secara keseluruhan (bertanya tentang keunggulan, kelemahan, alur cerita, dan kesan) setelah menonton film tersebut
film yang telah ditonton sebelumnya
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
4
Siswa menyimak
penjelasan guru 4
Fase Terbuka Guru memberi siswa contoh dan
meminta siswa untuk mengamati dan membandingkan contoh-contoh. Guru menyajikan situasi yang
membingungkan atau menantang dengan memberikan beberapa contoh ulasan dan bukan ulasan
4
Siswa mengamati contoh-contoh yang diberikan guru secara
berkelompok 4
Guru meminta siswa menemukan pola atau struktur pembentuk, dan kekritisan dalam teks ulasan
4
Siswa membaca dan membandingkan kedua jenis contoh tersebut. 4 Fase Konvergen Guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik yang dirancang untuk membimbing siswa mencapai pemahaman tentang konsep atau generalisasi Guru membimbing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendukung penemuan siswa. Guru bertanya tentang gagasan yang ingin disampaikan, struktur pembangun, dan kekritisan dari kedua contoh tersebut
4
Siswa menjawab, menganalisis, membandingkan contoh ulasan dan bukan ulasan dilihat dari gagasan, pola struktur, dan kekritisan.
4
Guru mengecek dan memastikan siswa tahu apa yang harus mereka lakukan
4
Siswa bertanya jawab dengan guru, mencatat perbedaan-perbedaan dan mendiskusikannya. 4 Fase Penutup dan Penerapan Guru membimbing siswa memahami definisi suatu konsep atau pernyataan generalisasi dan siswa Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil temuannya sekaligus memberi penguatan dengan membahasakan temuan siswa 4 Siswa mempresentasikan hasil temuan dan mendiskusikannya dengan teman sekelas
4
Guru membagikan lembaran yang berisi cerpen.
4
Siswa membaca secara kritis cerpen yang diberikan guru
42
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
menerapkan pemahaman mereka ke dalam
konteks baru.
Guru meminta siswa untuk membaca secara kritis cerpen tersebut. Guru meminta siswa untuk mencatat keunggulan dan kekurangan cerpen yang dibaca. 4 Sambil membaca siswa mencatat keunggulan dan kelemahan cerpen. 4
Guru meminta siswa untuk membuat ulasan dari cerpen tersebut.
4
Siswa membuat
ulasan cerpen. 4
Keterangan:
Skor 4, jika kegiatan terlaksana sangat baik Skor 3, jika kegiatan terlaksana baik
Skor 2, jika kegiatan terlaksana cukup baik Skor 1, jika kegiatan terlaksana kurang baik
2. Teknik Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang hasil belajar siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis teks ulasan. Peneliti menggunakan tes penilaian produk. Produk yang dinilai adalah teks ulasan siswa. Teks ulasan siswa dinilai dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah dinilai oleh beberapa pakar. Adapun indikator penilaian ini meliputi penilaian isi dan kekritisan, struktur teks, bahasa, dan mekanik penulisan. Untuk lebih jelasnya, diperlihatkan tabel pedoman penilaian teks ulasan di bawah ini.
Tabel 3.2
Pedoman Penilaian Menulis Ulasan Berorientasi Berpikir Kritis
Komponen Aspek yang Dinilai Skor Indikator
IS I DA N KE KRIT IS AN
1. Keterkaitan tulisan dengan tema/ karya yang diulas (relevance)
2. Gagasan diungkapkan dengan jelas/ mudah mudah
dimengerti (clarity) 3. Gagasan dan penjelasan
diuraikan secara rinci dan
8 Jika tulisan memuat keempat komponen aspek yang dinilai
6 Jika tulisan hanya memuat tiga komponen aspek yang dinilai
43
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
sistematis (depth / breadth /
logic)
4. Penggunaan alasan/ bukti tepat (accuracy / precision)
2 Jika tulisan hanya memuat satu komponen aspek yang dinilai
S T RU KT UR
1. Memuat gambaran umum karya yang akan diulas (orientasi)
2. Mendeskripsikan pandangan sendiri mengenai karya yang diulas (tafsiran)
3. Menilai keunggulan dan kekurangan karya yang diulas (evaluasi)
4. Memberikan ulasan akhir berupa simpulan karya yang diulas (rangkuman)
4 Jika tulisan memuat keempat komponen aspek yang dinilai
3 Jika tulisan hanya memuat tiga komponen aspek yang dinilai
2 Jika tulisan hanya memuat dua komponen aspek yang dinilai
1 Jika tulisan hanya memuat satu komponen aspek yang dinilai
B
AHASA
1. Penggunaan konstruksi kalimat kompleks
2. Penggunaan kalimat efektif 3. Pemilihan kata dan ungkapan
tepat
4. Menguasai pembentukan kata
4 Jika tulisan memuat keempat komponen aspek yang dinilai
3 Jika tulisan hanya memuat tiga komponen aspek yang dinilai
2 Jika tulisan hanya memuat dua komponen aspek yang dinilai
1 Jika tulisan hanya memuat satu komponen aspek yang dinilai
M
E
KANIK
1. Penataan penulisan paragraf yang baik
2. Penggunaan tanda baca yang tepat
3. Penulisan huruf kapital yang benar
4. Memiliki tulisan tangan yang jelas dan terbaca
4 Jika tulisan memuat keempat komponen aspek yang dinilai
3 Jika tulisan hanya memuat tiga komponen aspek yang dinilai
2 Jika tulisan hanya memuat dua komponen aspek yang dinilai
1 Jika tulisan hanya memuat satu komponen aspek yang dinilai
3. Ancangan Model
a. Rasional
44
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran penemuan merupakan model yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Langsung di sini maksudnya siswa diajak untuk mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, menjelaskan, dan mengambil kesimpulan. Ratuaman (2002, hlm.127) menjelaskan bahwa model penemuan merupakan suatu pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme, yakni menuntut peserta didik untuk menyusun dan merangkai sendiri pengetahuan yang perlu dipahaminya. Lebih lanjut Joyce dkk (2009, hlm.14) menjelaskan pandangan sikap kontruktivis, bahwa pengetahuan tidak sekedar ditransmisikan oleh guru atau orang tua, tetapi mau tidak mau harus dibangun dan dimunculkan sendiri oleh siswa agar mereka dapat merespons informasi dalam lingkungan pendidikan. Dengan demikian model penemuan pada prinsipnya siswa tidak diberi pengetahuan, akan tetapi siswa harus menemukan sendiri pengetahuan/ hal yang baru.
Bruner dalam Dahar (1996, hlm.98) menyatakan bahwa penemuan adalah suatu proses, jalan/cara dalam mendekati permasalahan, bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Dalam pandangan Bruner, belajar dengan
penemuan adalah belajar untuk menemukan. Siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil, sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan. Dalam mengaplikasikan model ini, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
Komponen lain yang menjadi landasan dalam penyusunan instrumen ini adalah adanya komponen berpikir kritis. komponen ini digunakan sebagai jalan keluar agar ulasan yang disajikan siswa lebih rasional dan meyakinkan.
45
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dalam Kuswana (2012, hlm.165) mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang meliputi kegiatan menganalisis, mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, membandingkan dan menaksir.
Berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui model penemuan. Dalam model penemuan siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data.
b. Tujuan
Tujuan khusus dari penggunaan model pembelajaran penemuan adalah membuat siswa belajar memahami dan terampil menulis ulasan yang kritis. Adapun tujuan secara umumnya, adalah sebagai berikut.
1) Mendorong kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi.
2) Membantu siswa menemukan cara pengetahuan diformulasikan. 3) Mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
4) Menyusun teks ulasan yang kritis.
c. Prinsip Dasar
Prinsip dasar atau karakteristik model penemuan dalam penelitian ini mengambil teori dari Cruickshank (2014, hlm.15-16). prinsip dasar model pembelajaran penemuan adalah sebagai berikut.
1) Peran guru tidak memberikan pengetahuan, namun lebih untuk menciptakan pengalaman dalam kelas dengan tujuan menemukan pengetahuan.
2) Siswa belajar dari penelitian, guru mendorong mereka untuk berpikir lebih mendalam
3) Siswa menerima tantangan menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri daripada mengalami guru yang memberi tahu jawaban kepada mereka.
46
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5) Siswa mengoperasikan tingkat pemikiran yang tinggi: analisis, sintesis, dan evaluasi.
d. Sintaks Pembelajaran Model Penemuan
Sintaks atau rangkaian langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran penemuan ini terdiri dari empat fase. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Sintaks Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis
Fase Deskripsi
Fase 1 : Pendahuluan
Guru berusaha menarik perhatian siswa dan menetapkan fokus pelajaran.
Fase 2 : Fase Terbuka
Guru memberi siswa contoh dan meminta siswa untuk mengamati dan membandingkan contoh-contoh.
Fase 3 : Fase Konvergen
Guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik yang dirancang untuk membimbing siswa mencapai pemahaman tentang konsep atau generalisasi.
Fase 4 : Penutup dan
Penerapan
Guru membimbing siswa memahami definisi suatu konsep atau pernyataan generalisasi dan siswa menerapkan pemahaman mereka ke dalam konteks baru.
Sumber: Eggen dan Kauchak (2012, hlm. 190)
[image:30.595.106.512.575.750.2]Berdasarkan sintaks di atas, peneliti uraikan fase-fase yang ada menjadi beberapa kegiatan konkret yang dilakukan oleh guru dan siswa. Berikut disajikan skenario pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dalam menulis ulasan.
Tabel 3.4
Skenario Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis
Sintaks Kegiatan
Guru Siswa
Fase pendahuluan Guru berusaha menarik perhatian siswa dan menetapkan fokus pelajaran.
Guru menarik perhatian dengan menayangkan cuplikan film
Siswa menonton cuplikan film
Guru bertanya kepada siswa yang pernah menonton film secara keseluruhan (bertanya tentang keunggulan,
kelemahan, alur cerita, dan kesan) setelah menonton film
47
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
tersebut
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Siswa menyimak penjelasan guru
Fase Terbuka Guru memberi siswa contoh dan
meminta siswa untuk mengamati
dan membandingkan
contoh-contoh.
Guru menyajikan situasi yang membingungkan atau
menantang dengan
memberikan beberapa contoh ulasan dan bukan ulasan
Siswa mengamati contoh-contoh yang diberikan guru secara berkelompok
Guru meminta siswa
menemukan pola atau struktur pembentuk, dan kekritisan dalam teks ulasan
Siswa membaca dan membandingkan kedua jenis contoh tersebut.
Fase Konvergen Guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik yang dirancang untuk membimbing siswa mencapai pemahaman tentang konsep atau generalisasi
Guru membimbing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendukung penemuan siswa. Guru bertanya tentang gagasan yang ingin
disampaikan, struktur pembangun, dan kekritisan dari kedua contoh tersebut
Siswa menjawab, menganalisis,
membandingkan contoh ulasan dan bukan ulasan dilihat dari gagasan, pola struktur, dan kekritisan.
Guru mengecek dan
memastikan siswa tahu apa yang harus mereka lakukan
Siswa bertanya jawab dengan guru, mencatat perbedaan-perbedaan dan mendiskusikannya. Fase Penutup dan Penerapan Guru membimbing siswa memahami definisi suatu konsep atau pernyataan generalisasi dan siswa menerapkan pemahaman mereka ke dalam
konteks baru.
Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil
temuannya sekaligus memberi penguatan dengan
membahasakan temuan siswa
Siswa mempresentasikan hasil temuan dan
mendiskusikannya dengan teman sekelas
Guru membagikan lembaran yang berisi cerpen.
Guru meminta siswa untuk membaca secara kritis cerpen tersebut.
Siswa membaca secara kritis cerpen yang diberikan guru
Guru meminta siswa untuk mencatat keunggulan dan kekurangan cerpen yang dibaca.
Sambil membaca siswa mencatat keunggulan dan kelemahan cerpen.
Guru meminta siswa untuk membuat ulasan dari cerpen tersebut.
Siswa membuat ulasan cerpen.
48
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian pada model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan penilaian produk, yakni penilaian hasil ulasan siswa. Kriteria penilaian menulis ulasan berorientasi berpikir kritis diadaptasi dari teori penilaian Hughey, Jane B, et al (penilaian terhadap tulisan) dan Paul dan Scriven (penilaian terhadap berpikir kritis). Aspek penilaian terhadap tulisan berdasarkan teori Jane B, et al dalam kemendikbud (2014) yakni, a) isi, b) organisasi, c) kosakata, d) penggunaan bahasa, dan e) mekanik.
Adapun aspek penilaian kekritisan dalam tulisan berdasarkan teori Paul dan Scriven dalam Achmad (2007) mencakup 1) clarity/ kejelasan, 2) accuracy/ keakuratan/ ketelitian, 3) precision/ ketepatan, 4) relevance/ keterkaitan, 5) depth/ kedalaman, 6) breadth/ keluasan, dan 6) logic/ logis.
F. Teknik Pengolahan Data
1. Identifikasi Data
Penulis mengidentifikasi dan mengelompokkan data agar dalam pengolahannya tidak mengalami kesulitan. Data kuantitatif penulis dengan penilaian. Setelah data penelitian terkumpul langkah berikutnya adalah mengelompokkan data tersebut berdasarkan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa pemahaman hasil pretest dan posttest.
2. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian adalah data kuantitatif. Data berupa tulisan
ulasan siswa dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan di kelas perlakuan dan di
kelas kontrol. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran terhadap
keterampilan menulis ulasan siswa, sebagai langkah awal dilakukan uji normalitas
dan homogenitas.
49
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng (bell shaped). Santoso (2003, hlm.45) menyatakan bahwa data yang baik
adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data
tersebut tidak menceng ke kiri dan ke kanan.
Untuk dapat menggunakan uji komparatif (uji-t) maka data harus normal. Jika
terdapat data yang tidak berdistribusi normal maka pengujian dengan uji-t tidak dapat
dilakukan. Uji-t dapat dilakukan dengan bantuan SPSS 17, yaitu dengan
menggunakan uji Kormologorov-Smirnov. Uji dengan cara ini dilakukan dengan
membandingkan tingkat probabilitas (sig) dengan nilai alpha (α). Hipotesis pengujian
uji normalitas dengan menggunakan Kormologorov-Smirnov adalah sebagai berikut.
Ho : angka signifikan (sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Hi : angka signifikan (sig ) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
4. Uji Homogenitas
Menurut Santoso (2003, hlm. 47) uji homogenitas pada dasarnya untuk menguji
apakah sebuah grup (kategori data) mempunyai varian yang sama di antara grup
tersebut. Dengan bantuan SPSS Versi 17, uji homogenitas dapat dilakukan. Tingkat
homogenitas dapat diketahui dengan membandingkan angka signifikan (sig) dengan nilai alpha (α), dengan kriteria angka signifikan (sig) lebih besar dari α (0,05), maka Ho di tolak, sebaliknya jika angka signifikan (sig) lebih kecil dari α (0,05) maka Ho diterima. Hipotesis pengujian uji homogenitas adalah sebagai berikut.
Ho : sig > 0.05 maka, kedua varian tidak homogen.
H1 : sig < 0.05 maka, kedua varian homogen.
5. Uji Hipotesis
50
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, penelitian ini mendapatkan simpulan
sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pembelajaran menulis ulasan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis terlaksana dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan secara langsung aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran sehingga suasana belajar kondusif, menarik, dan menyenangkan. Adapun langkah -langkah model ini terbagi menjadi empat fase. Keempat fase tersebut adalah 1) fase pendahuluan, meliputi a) menayangkan cuplikan film, sekaligus tanya jawab tentang film untuk menarik perhatian siswa; b) menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; 2) fase terbuka, meliputi a) menyajikan situasi yang membingungkan atau menantang dengan memberikan beberapa contoh ulasan dan bukan ulasan; b) siswa mengamati dan meneliti pola atau struktur pembentuk, dan kekritisan dalam teks ulasan; 3) fase konvergen, meliputi a) membimbing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendukung penemuan siswa; b) guru mengecek dan memastikan siswa tahu apa yang harus mereka lakukan; 4) fase penutup dan penerapan, meliputi a) memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil temuannya sekaligus memberi penguatan dengan
membahasakan temuan siswa; b) siswa membaca cerpen yang telah disediakan guru; c) mencatat keunggulan dan kekurangan cerpen yang dibaca; d) siswa
menulis ulasan dari cerpen yang telah dibaca.
160
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kategori rata-rata kurang, setelah diadakan perlakuan meningkat menjadi kategori rata-rata baik.
3. Representasi kekritisan dalam teks ulasan meliputi a) kejelasan tujuan/maksud penulisan ulasan; b) terperinci dan sistematisnya gagasan yang diuraikan dalam ulasan; c) ketepatan dalam penggunaan alasan atau bukti; d) keterkaitan yang erat antarparagrafnya dan memiliki keterkaitan yang erat dengan karya yang diulas.
4. Pembelajaran menulis ulasan, baik dengan menggunakan model penemuan maupun model yang biasa guru gunakan sama-sama mengalami peningkatan. Akan tetapi setelah dihitung dengan menggunakan uji statistik peningkatan dengan menggunakan model penemuan lebih tinggi atau signifikan dibandingkan dengan menggunakan model yang biasa guru gunakan.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka implikasi penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis ulasan, guru dapat
menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis seperti yang digunakan oleh peneliti.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menarik. Dengan pertimbangan tersebut, model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dapat digunakan guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis teks lainnya.
3. Supaya tulisan ulasan yang dibuat kritis, pembaca dapat mengikuti pola
kekritisan yang sudah peneliti lakukan.
C. Rekomendasi
1. Model penemuan ini hasilnya kurang maksimal jika diterapkan pada siswa yang belum terbiasa berpikir kritis atau yang memiliki kemampuan berpikir di bawah
161
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. (2007). Memahami berpikir kritis [Online]. Diakses dari http://researchengines.com/1007arief3.html.
Agustina. (2008). Pembelajaran keterampilan membaca, Padang:UNP.
Akhadiyah, S. (1997). Menulis 1. Jakarta : Depdikbud.
Ali, M. (2000). Penelitian kependidikan prosedur dan strategi, Bandung: Angkasa.
Alwasilah, C & Alwasilah, S. (2005). Pokoknya menulis; cara baru menulis
dengan metode kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Alwasilah, C. (2008). Filsafat bahasa dan pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R.. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing (A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives). Abridge Edition. New York: David McKay Company.
Arikunto, S. (2009). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. edisi revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.
Beyer, B.K . (1985). Practical strategies for the direct teaching of thinking skill. Alexandra. ASCD.
Budiningsih, A. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Craswell, G. (2005). Writing for academic success: a postgraduate guide. London: Sage Publications.
Cruickshank, D. R. dkk. (2014). The act of teaching 6th ed. Jakarta: Salemba
Humanika.
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. De’Porter & Hernacki. (2003). Quantum learning. Bandung:Kaifa.
Eggen & Kauchak (2012) Strategie and Models for teachers: teaching content
and thinking skills sixth edition. Boston : Pearson Education Inc.
Fatimah, E (2014) Model temuan terbimbing berorientasi berpikir kreatif melalui
media gambar pada pembelajaran menulis artikel praktis; studi kuasi eksperimen pada siswa kelas VIII SMPN 1 Ciranjang. (Tesis). Sekolah
162
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Filsaime, D. K. (2008). Menguak rahasia berpikir kritis dan kreatif. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Fisher, A. (2009). Berpikir kritis sebuah pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fraenkel, J., Wallen, N., Helen & Hyun. (2012). How to design and evaluate
research in education 8th edition. New York: McGraw-Hill.
Haryadi & Zamzani. (1996). Peningkatan keterampilan berbahasa indonesia. Yogyakarta: Depdikbud.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009) Model of teaching eighth edition. New Jersey USA: Pearson Education, Inc.
Kemendikbud. (2014). Bahasa indonesia wahana pengetahuan SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Kemendikbud.
Keraf, G. (2000). Komposisi. Jakarta : Nusa Indah.
Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis teks : analisis fungsi, struktur, dan kaidah serta
langkah penulisannya. Bandung: Yrama Widia.
Kuswana, W. S. (2012). Taksonomi kognitif: perkembangan ragam berpikir. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mahsun. (2014). Teks pembelajaran bahasa indonesia. Jakarta: Rajawali Pers
Mulyasa, E. (2005). Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Munjah, H. (2012). Model pembelajaran menulis surat resmi dengan
menggunakan metode discovery pada siswa kelas VIII MTs. Cokroaminoto Karangpawitan Garut. (Jurnal). Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung,
Murwani , D. E. (2005). Peran guru dalam membangun kesadaran kritis siswa.
Jurnal Pendidikan Penabur. No.66/Th.V/Juni 2006. Hal 59-68.
Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Peraturan Menteri Dinas Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
PISA – OECD. (2014) PISA Result [Online]. Diakses dari (http://www.oecd.org /pisa/keyfindings/pisa-results.htm)
Ratumanan. (2002). Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar
yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Rofi'uddin, A & Zuhdi, D. (1999). Pendidikan bahasa dan sastra. indonesia di
163
Taufik Hidayat, 2014
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Romli, A. S. M. (2003). Jurnalistik terapan. Bandung: Batic Press.
Sagala, S. (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Samad, D. (1997). Dasar-dasar meresensi buku. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sanjaya, W. (2009). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia.
Santoso, S. (2003). Mengatasi berbagai masalah statistik dengan SPSS versi 11.5. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
Semi, M. A. (2003). Mvfenulis efektif. Padang: Angkasa Raya.
Slamet, A. dkk. (2007). Strategi belajar mengajar.Jakarta: Depdiknas.
Slavin, E. (2011). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta: Indeks.
Sudarman, P. (2008). Menulis di media massa. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitaf, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhandang, K. (2004) Pengantar jurnalistik: seputar organisasi, produk, & kode
etik. Penerbit Nuansa, Bandung.
Suparno & Yunus, M. (2011). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syafi’ie. (1988). Retorika dalam menulis. Jakarta: Proyek Pengembangan
Pendidikan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Syah, M. (2004). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tarigan, H. G. (2008a) Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (2008b). Membaca, Bandung: Angkasa.
Wade. (1995). Berpikir kritis [Online]. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/