BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan situasi global dan lokal yang kurang menguntungkan bagi dunia bisnis, perusahaan-perusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing. Ditambah lagi dengan perilaku konsumean yang tidak menentu akan mempengaruhi tingkat permintaan yang terjadi sehingga menuntut perusahaan untuk lebih responsif dalam mengantisipasi permintaan. Oleh karena itu, suatu sistem manufaktur harus dapat menyusun sebuah strategi dan langkah-langkah yang kongkrit dan tepat untuk berkompetisi agar tetap dapat bertahan. Tanpa adanya perencanaan strategi yang cerdas maka sistem manufaktur tidak akan mampu bersaing dalam dunia bisnis pada masa sekarang ini.
Tingginya persaingan bisnis meubel di Indonesia semakin lama semakin tinggi di karena yaitu: Pertama, kondisi itu dipicu oleh derasnya produk-produk impor yang membanjiri pasar domestik yang memberikan model, kualitas, dan harga yang bersaing. Kedua, bertambahnya pesaing-pesaing baru uhasa sejenis, dan Ketiga, adanya tuntutan konsumen yang semakin selektif dalam memilih produk dengan kualitas tinggi dan harga yang lebih murah. Hal ini, membuat pengusaha meubel dibutuhkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tetapi juga sebagai pengusaha yang memberikan nilai tersendiri untuk memberikan fashion dan gaya hidup masyarakat.
Meubel merupakan usaha yang sangat diminati di era ini. Meubel merupakan
elemen pendukung dalam menambah nilai estetika dari rumah, kantor, dan gedung-gedung terlebih untuk meningkatkan prestise tersendiri. Meubel kini telah menjadi produk fashion, mode, dan gaya hidup. Berbagai macam style dan gaya tersendiri yang ditawarkan dari model-model meubel membuat usaha meubel semakin berkembang. Karena setiap individu atau individu lain memiliki selera dan keinginan yang berbeda sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Selain kegunaannya, meubel juga memiliki fungsi utama dan tambahan dalam faktor pertumbuhan, yang pertama adanya kebutuhan rutin oleh masyarakat/ lembaga-lembaga lainnya. Yang kedua, dimana setiap rumah yang akan dihuni terlebih dahulu dilengkapi oleh perabot-perabot yang dibutuhkan.Ditambah dengan semakin menigkatnya pertumbuhan masyarakat maka semakin banyaknya bangunan-bangunan dan perumahan-perumahan yang dibangun pada saat sekarang, ini merupakan peluang besar bagi usaha meubel untuk lebih berkembang dan berkarya dalam usahanya. Selain itu, ketersediaan barang mebel juga sudah semakin tinggin sehingga dimana saja, kapan saja, dan pada tingkat harga berapa saja, masyarakat dengan mudah dapat memperolehnya.
harus menunggu lama. Agar dapat bertahan, perusahaan diharapkan agar mampu menciptakan produk-produk yang lebih inovatif dan unik untuk menarik konsumen, serta ide-ide yang kreatif agar tetap dapat bertahan.
Banyak perubahan yang mungkin terjadi didalam lingkungan bisnis baik itu dari internal maupun eksternalnya. Adapun strategi yang dapat dijalankan oleh manajemen perusahaan, salah satu yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan yaitu dengan menyusun strategi yang cocok dengan menganalisa faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Dengan begitu, maka suatu perusahaan dapat mengetahui apa yang menjadi peluangnya (opportunity) dan ap yang menjadi ancamannya (threats). Setelah menganalisis lingkungan eksternal, maka perusahaan dapat lebih meningkatkan lingkungan internal seperti kekuatan (strength) dan meminimalisir kelemahan (weakness) sehingga perusahaan dapat menghadapi pesaingnya.
yang rusak menjadi siap pakai kembali seperti baru. Toko ini selain menjual dan memproduksi barang setengah jadi menjadi siap pakai juga menerima tempahan dan memperbaiki perabot-perabot yang sudah rusak menjadi bagus kembali seperti jenis-jenis sofa, lemari, meja makan dan sebagainya. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan semua jenis perabot BM. Suka Piring yaitu bahan-bahan dari kayu, kain, kaca, busa dan lain-lain untuk melengkapi perabot tersebut. Selain itu pemasaran yang digunakan dalam BM. Suka Piring ini yaitu pemasaran dari mulut ke mulut serta berorientasi produksi dalam pasar lokal saja tidak sampai ke luar negeri.
Adapun penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah :
1. Yulie A.C Hutagalung (2013) denagn judul “Strategi Pengembangan Bisnis Studi Pada RM. Minang Setia Jl. Djamin Ginting no. 326, Medan”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis Rm. Minang Setia jl. Djamin Ginting No. 326, Medan adalah stategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
2. Fery Haryanto (2006) dengan judul “Pemilihan Strategi Bersaing Dengan Menggunakan Analisis SWOT Untuk Meningkatkan Penjualan dan Pengembangan
kesempatan (opportunity) perusahaan untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain adalah tinggi.
3. Sheila Desire (2009) dengan judul “Analisis AWOT Pada Toko Lestari Rattan And Furniture Jl. Gatot Subroto no. 457 Medan”.Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis SWOT yang ada pada Toko Lestari Rattan and Furniture. Analisis SWOT merupakan penilaian lingkungan internal berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta lingkungan eksternal berupa peluang (opportunity) dan ancaman (treath). Analisis SWOTakan menghasilkan strategi yang tepat bagi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis SWOT yang dilakukan oleh Bapak Ngatimin sebagai pemilik selama ini sudah tepat untuk Toko Lestari Rattan and Furniture. Strategi yang digunakan sudah cukup baik, akan tetapi masih perlu
adanya evaluasi strategi dan mendapatkan strategi yang paling tepat.
4. Anggreni Sianipar (2009) dengan judul “Strategi SWOT Dalam Peningkatan Volume Penjualan Pada Minimarket Surya Swalayan Jl. Setia Budi Medan”. Tujuan
5. Yarsyud Fikri Abdillah (2009) dengan judul “Analisis SWOT Untuk Pengembangan Strategi Bisnis Usaha Rumah Kost (Daerah Kelurahan Padang
Bulan Kecamatan Medan Baru, Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi faktor lingkungan internal dan eksternal usaha rumah kost tersebut, dan menetukan strategi yang tepat untuk meningkatkan pendapatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini kemampuan internal usaha rumah kost kelas C Kelurahan Padang Bulan Medan tidak memadai untuk peluang pasar yang besar, sehingga perlu diadakannya peningkatan kemampuan internal. Dan strategi yang harus diterapkan oleh usaha rumah kost kelas C adalah strategi Trun-Around, yaitu meningkatkan kelemahan-kelemahannya untuk menghadapi peluang pasar yang besar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian, yaitu:
1. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam usaha meubel BM. Suka Piring Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka peneliti membuat tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha meubel BM. Suka Piring Medan
2. Untuk menentukan strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usaha meubel BM. Suka Piring Medan
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis dalam penelitian ini. Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Objek penelitian ini adalah usaha meubel BM. Suka Piring yang terletak di Jl. Jamin Ginting No. 580 Medan.
2. Penelitian ini hanya menganalisis apa-apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha meubel BM. Suka Piring Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengusaha bisnis meubel dalam mengembangkan usahanya.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan.
3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis