• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing SMA Negeri 1 Boja Untuk Meningkatkan Jumlah Calon Peserta Didik Baru Tahun 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing SMA Negeri 1 Boja Untuk Meningkatkan Jumlah Calon Peserta Didik Baru Tahun 2015/2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang

SMA Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal menerima peserta didik baru pertama kali tahun 1985/1986 sebagai sekolah baru. Pada saat itu satu-satunya SMA Negeri di wilayah eks Kawedanan Boja, yang meliputi Kecamatan Boja, Kecamatan Limbangan dan Kecamatan Singorojo. Untuk mendapatkan input peserta didik yang berkualitas saat itu tidak menjadi masalah, terbukti pada saat itu, daya tampung 143 peserta didik, yang mendaftar sebanyak 236 dan ada 93 calon peserta didik yang ditolak. Dengan demikian pada saat itu panitia menolak 39% dari total pendaftar. Pada penerimaan tahun-tahun berikutnya sampai tahun 2003, jumlah pendaftar semakin meningkat dan diikuti dengan peningkatan jumlah calon yang ditolak. Data tersebut mengindikasikan bahwa untuk masuk ke SMA Negeri 1 Boja dibutuhkan persaingan yang ketat. Sebagai implikasinya, pihak sekolah dapat menyaring calon pendaftar yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

(2)

SMK Negeri 3 Kendal mengalami peningkatan dan berbanding terbalik dengan jumlah pendaftar di SMA Negeri 1 Boja.

Gambar 1.1

Perbandingan Jumlah Pendaftar antara SMA Negeri 1 Boja dan SMK Negeri 3 Kendal

(Dokumentasi PPDB, SMK Negeri 3 Kendal)

(3)

[Type text]

paling kuat dalam penerimaan peserta didik baru di SMA Negeri 1 Boja.

(4)

sebanyak 18.579 masyarakat tidak tamat SD, 22.597 tamat SD atau sederajat dan 12.253 tamat SMP atau sederajat (Boja dalam Angka 2012: 44)

Sejak tahun 2005 jumlah pendaftar di SMA Negeri 1 Boja mengalami penurunan. Rata-rata penurunan setiap tahunnya dari tahun 2004 sampai 2013 mencapai 4,2%. Angka tersebut juga diikuti dengan semakin kecilnya jumlah calon peserta didik yang ditolak, sehingga dapat mempengaruhi kualitas input peserta didik, karena tingkat persaingan untuk masuk ke SMA Negeri 1 Boja semakin longgar.

Gambar 1.2

Diagram Garis Daya Tampung, Jumlah pendaftar, Jumlah diterima dan jumlah yang ditolak pada Penerimaan Peserta Didik di SMA Negeri 1 Boja

(Dokumentasi, tahun 1985-2013)

Kondisi tersebut apabila tidak segera diatasi, dapat dimungkinkan pada tahun-tahun berikutnya SMA Negeri 1 Boja akan kekurangan peserta didik, karena kalah bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya

Ju

m

(5)

[Type text]

di wilayah sekitar. Kondisi tersebut akan berdampak pula pada kualitas input yang semakin menurun yang berakibat pada kualitas outputnya. Dalam dunia pendidikan, persaingan adalah hal yang wajar, justru dengan adanya persaingan akan menuntut institusi pendidikan perlu meningkatkan kualitas pelayanan dan strategi bersaing. Persaingan yang terjadi merupakan sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh berbagai lembaga pendidikan dan semakin berkompetitif. Persaingan tidak lagi menyangkut efisiensi penyelenggaraan pendidikan namun lebih kepada keunggulan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan yang meliputi hampir semua aspek pendidikan yaitu aspek input, proses dan output. Untuk dapat bertahan dalam satu lembaga pendidikan, maka sekolah harus memiliki langkah-langkah antisipatif dalam menjawab kebutuhan pelanggan pendidikan. Langkah ini diupayakan agar sekolah dapat tetap menjaga eksistensinya dan bersaing dalam dunia pendidikan.

(6)

sekolah-sekolah pesaing baik SMA Negeri, SMK Negeri maupun swasta, mulai terasa terjadi kekurangan peminat. Di satu sisi, keunggulan-keunggulan yang dicapai oleh SMA Negeri 1 Boja tidak sampai ke calon peserta didik karena tidak adanya iklan dan layanan informasi yang disampaikan. Melihat kenyataan yang ada, maka perlu upaya mengatasi kondisi tersebut untuk melakukan berbagai penataan dalam proses pendidikan maupun dalam proses penerimaan calon peserta didik. Penataan ini dapat dilakukan untuk beberapa aspek seperti memperbaiki kondisi fisik sekolah, memperkokoh sumber daya manusia (SDM), memperkuat bidang dana, mempromosikan dan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti orang tua, pemerintah, dan antar lembaga pendidikan sehingga mampu bersaing dan dapat terus meningkatkan mutu pendidikan.

Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu lembaga. Tujuan strategi bersaing adalah menemukan posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap kekuatan tekanan persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif (Porter, 2007: 34). Dalam penentuan strategi bersaing, suatu lembaga perlu mempertimbangkan besar dan posisi dari lembaga itu sendiri.

(7)

[Type text]

produsen berbiaya rendah dalam bidangnya. Biaya rendah adalah kemampuan sebuah unit bisnis atau suatu lembaga untuk merancang, membuat, dan memasarkan sebuah produk sebanding dengan cara yang lebih efisisen dari pada pesaingnya (Hunger & Wheelen 2003: 245). Jika sekolah dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan biaya menyeluruh, sekolah ini akan menjadi sekolah yang prestasinya di atas rata-rata dalam bidang pendidikan, jika ia dapat mengatur agar harganya setingkat atau mendekati harga rata-rata dalam bidangnya. Memiliki posisi biaya rendah akan membuat perusahaan memperoleh hasil laba di atas rata-rata dalam industrinya meskipun ada kekuatan persaingan yang besar (Porter, 2007: 71). Dengan harga setara atau sedikit lebih rendah dari pada harga pesaingnya, posisi biaya rendah dari sekolah yang unggul biaya ini akan terwujud dalam bentuk keuntungan yang lebih tinggi.

(8)

merancang satu set perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kodrat, 2009: 142).

Berdasarkan pemikiran strategi diferensiasi tersebut menuntut sekolah untuk memiliki keistimewaan yang bisa membedakan dirinya dari para pesaing. Misalnya kualitas kinerja guru dan karyawan, layanan yang lebih baik, kegiatan-kegiatan sekolah yang lebih unggul dan sebagainya.

Strategi fokus merupakan strategi generik yang memusatkan pada kelompok pembeli, segmen lini produk atau pasar wilayah geografis tertentu. Strategi ini dikembangkan untuk melayani target tertentu secara baik (Porter, 2007: 75). Lebih lanjut menurut Kodrat (2009: 10), memandang bahwa strategi fokus dipakai korporasi untuk menghindari diri dari konfrontasi langsung dengan para pesaing, caranya dengan mengkonsentrasikan diri pada pangsa pasar yang lebih kecil. Terkait dengan dunia pendidikan, penggunaan strategi fokus ini akan memusatkan pada calon peserta didik yang lebih khusus seperti lulusan SMP/MTs pada wilayah tertentu.

(9)

[Type text]

pesaing yang berat adalah SMK Negeri 3 Kendal, karena sebagian besar calon peserta didik berasal dari daerah pedesaan yang lebih banyak memilih SMK dengan harapan dapat cepat kerja setelah lulus sekolah. Alternatif strategi bersaing yang dapat digunakan adalah diferensiasi dan strategi fokus. Strategi diferensiasi dapat dilakukan dengan memberikan informasi seluas-luasnya tentang keunggulan yang diraih SMA Negeri 1 Boja kepada calon peserta didik di SMP/MTs dengan tetap menjaga kualitas pelayanan pendidikan di sekolah. Keunggulan-keunggulan yang dapat diinformasikan terkait kegiatan intra, ekstra kurikuler, prestasi yang diraih dan perguruan tinggi yang dapat dijangkau oleh lulusan SMA Negeri 1 Boja.

(10)

(2006), memandang perlunya strategi yang unik yang mampu membedakan dengan pesaing, sedangkan Supranoto (2009), memandang perlunya memahami karakteristik pasar. Sari (2003) dan Papulova (2006) memandang bahwa promosi yang efektif merupakan salah satu solusi untuk melakukan orientasi pasar dengan memahami kebutuhan pasar. Meredith (2000) juga menekankan tentang orientasi pelanggan untuk memenangkan persaingan, yaitu memperhatikan harga, inovasi, tujuan yang sehat, fleksibel, perhatian terhadap pelanggan dan cepat tanggap.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi bersaing penerimaan peserta didik baru yang selama ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boja?

2. Bagaimana strategi bersaing SMA Negeri 1 Boja untuk meningkatkan jumlah calon peserta didik baru?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendiskripsikan strategi bersaing penerimaan peserta didik baru SMA Negeri 1 Boja yang selama ini dilakukan.

(11)

[Type text]

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan tambahan konsep tentang strategi bersaing untuk meningkatkan jumlah calon peserta didik baru dalam kajian manajemen pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi sekolah-sekolah dalam menjalankan strategi bersaing untuk memperoleh calon peserta didik baru.

1.5 Spesifikasi Produk

(12)

Gambar

Gambar 1.1 Perbandingan Jumlah Pendaftar antara SMA Negeri 1
Gambar 1.2 Diagram Garis Daya Tampung, Jumlah pendaftar,

Referensi

Dokumen terkait

The revenue forecasts are based on our predictive esports market model, which incor- porates data from multiple sources: macroeconomic and census data, primary consumer research,

nd/3.0/es/ o envie una carta a Creative Commons, 171 Second Street, Suite 300, San Francisco, California.

Upaya kesehatan yang dapat dilakukan Puskesmas dalam pengendalian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Blahbatuh II ada 2 program yaitu program pemberantasan

Dari urian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di era informasi pengelolaan data base nilai mahasiswa dengan cara konvensional sudah tidak sesuai dengan kebutuhan

Diposkan oleh Norlina Olfah,S.ST di 22.40 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!. Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke

Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas sistem saraf otonom mahasiswa empat tahun dalam keadaan istirahat adalah rendah, ada hipotensi parasimpatis dan ada kecenderungan aktivitas

3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu 2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu 1 Saya lelah lebih dari yang biasanya 0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya

Penyakit paru stadium akhir dalam subjek didefinisikan dalam tiga cara: (a) kematian karena penyakit paru terkait scleroderma; (B) pasien dengan paru-paru hipertensi