GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
PERMULAAN BENCANA PERENCANAAN TEMPAT PENGUNGSIAN
1
KESIAPAN LAHAN ( BATAS, STATUS, LUAS )
2
AKSESIBILITAS ( JALAN, JANGKAUAN, ZONA )
Status kepemilikan lahan
Batas - batas lahan GOR Ganesha meliputi :
- Utara : Jl . Kartini
- Selatan : Area kuliner Jl. Sudiro
- Timur : Jl. Sudiro dan Alun - alun Kota Batu - Barat : Pertokoan dan Gedung
LUAS AREA LAHAN GOR
Ganesha meliputi area ruang terbuka dan juga area parkir di bagian depan bangunan. dengan total luas mencapai
2.
4.705 m
3
TOPOGRAFI ( KEMIRINGAN, GENANGAN, KONTUR )
Radius 25 KM
JALAN KOLEKTOR PRIMERmelalui area dekat pengungsian GOR Ganesha, serta jalan yang berjarak kurang lebih 25 Km dari pusat letusanSARANA PRASARANA
pada area GOR Ganesha dikelilingi oleh beberapa fasilitas umum berupa pusat kuliner, masjid, berada pada sisi timur dimana memiliki ketinggian terendah pada kontur topografi tapak
K E M I R I N G A N L A H A N
kemiringan pada lahan hanya mencapai 4,5 % yang masih masuk d a l a m k r i t e r i a k e m i r i n g a n m a k s i m u m s e s u a i s t a n d a r y a n g b e r l a k u y a i t u < 1 0 %
K O N T U R L A H A N
kontur lahan relatif landai dengan perbedaan ketinggian maksimum 3m dan tiap konturnya berbeda 1m. serta posisi lahan yang ada di pusat kota menjadikan area ini b e b a s b a n j i r d a n l o n g s o r
SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045
4
IKLIM ( MATAHARI, ANGIN, VEGETASI )
5
LUASAN SARANA ( HUNIAN, FASILITAS )
6
TATA LETAK SARANA ( HUNIAN, FASILITAS )
21 JUNI 21 DESEMBER
21 MARET / SEPTEMBER
ARAH ANGIN
P A N A S M A T A H A R I
dikarenakan posisi lahan yang memanjang dari timur ke barat maka sisi terpanjang menghadap utara dan selatan sehingga panas matahari langsung dapat diminimalisir dengan baik oleh bangunan.
A R A H A N G I N PA D A TA PA K
posisi arah angin pada tapak berhembus dari sisi rendah ke sisi tinggi atau dari timur ke barat posisi ini menguntungkan bangunan karena sisi timur dan barat bangunan tidak terdapat bukaan ventilasi udara sehingga angin masuk secara tidak langsung melalui sisi utara dan selatan
V E G E T A S I P A D A T A P A K
vegetasi pada tapak terkonsentrasi pada sisi timur tapak sehingga sisi utara tapak yang berbatasan langsung dengan jalan masih kurang dan perlu ditambahkan.
UTARA
LUASAN SARANA yang terakomodasi pada tapak sudah sesuai dengan kebutuhan pengungsi dengan jumlah pengungsi yang ideal pada tapak yaitu berjumlah 183 Jiwa menurut standar UNHCR. sedangkan untuk fasilitas yang lain telah ditambahkan sesuai dengan kebutuhan standar.
TATA LETAK SARANA letak dari sarana hunian berada di dalam gedung pengungsian termasuk dengan beberapa fasilitas khusus seperti toilet difable, ruang ibu menyusui, gudang logistik, dan pos kesehatan, sedangkan untuk beberapa fasilitas penunjang diletakkan di bagian luar bangunan namun masih masuk dalam area pengungsian.
SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045
GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
7
UNIT PRASARANA ( LISTRK, DRAINASE, SAMPAH )
8
TATA LETAK PRASARANA ( LISTRIK, DRAINASE, SAMPAH )
9
UNIT RUANG DALAM
UNIT PRASARANA yang dibutuhkan pada area gedung pengungsian bersama GOR Ganesha sudah dipenuhi dengan rekomendasi penambahan beberapa fasilitas berupa tempat sampah outdoor, sistem pemadam kebakaran yang memadai baik di dalam maupun di luar bangunan.sesuai dengan jumlah kapasitas maksimum pengungsi yang berjumlah 183 orang.
TATA LETAK PRASARANA yang dibutuhkan direncanakan dalam rekomendasi desain yang berisi tentang peletakan prasarana kelistrikan berupa penambahan kipas angin, sarana pemadam kebakaran berupa peletakan sistem pemadam kebakaran, meliputi hydrant, apar, sprinkler. sedangkan untuk peletakan tempat sampah outdoor diletakkan di bagian depan bangunan.
UNIT RUANG DALAM meliputi beberapa standar yang harus dipenuhi yaitu area hunian, area sirkulasi darurat dan sirkulasi umum, serta kebutuhan ruang dan fasilitas yang ada di dalam bangunan, dalam konteks GOR Ganesha ada beberapa fasilitas yang diletakkan di dalam bangunan seperti pada gambar layout fasilitas dalam bangunan di samping.
SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045
GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
10
TATA LETAK PERABOT
11
SISTEM & KONSTRUKSI
12
KEBERSIHAN LAHAN
PEMELIHARAAN TEMPAT PENGUNGSIAN
TATA LETAK PERABOT yang perlu dilakukan adalah penataan perabot kelengkapan ruang masing - masing unit ruang dalam, meliputi area hunian, area dapur umum, area gudang logistik, area pos kesehatan, area posko informasi, dll.
SISTEM & KONSTRUKSI bangunan GOR Ganesha memenuhi persyaratan layak fungsi bangunan sehingga layak digunakan untuk tempat pengungsian, melihat kondisi struktur bangunan yang masih kokoh dan aman, serta penambahan fasilitas penunjang berupa tenda yang terlindungi dari matahari, angin kencang dan hujan sesuai dengan analisis iklim pada tapak yang relatif aman.
KEBERSIHAN LAHAN untuk menjaga kebersihan lahan dilakukan kerja bakti oleh pengungsi dan pengelola pengungsian secara rutin di pagi dan sore hari, kebersihan lahan yang perlu dijaga antara lain kebersihan dari sampah dan tanaman yang mengganggu kebersihan dan menimbulkan penyakit. sedangkan untuk area sirkulasi harus selalu bebas dari halangan baik benda benda maupun kenadaraan agar pengelola dan pengungsi nyaman melalui.
SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045
GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
13
KEBERSIHAN SARANA
14
KEBERSIHAN PRASARANA
15
PENGECEKAN RUTIN SARPRAS
KEBERSIHAN SARANA bangunan GOR Ganesha harus terjaga kebersihannya baik dari unit hunian hingga fasilitas - fasilitas penunjang seperti dapur umum, gudang, toilet, posko dan ruang - ruang penunjang lainnya. untuk membersihkan dilakukan secara rutin oleh pengelola dan dibantu oleh pengungsi yang tinggal dalam area tempat pengungsian.
KEBERSIHAN PRASARANA juga harus dijaga dengan baik karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan pengungsi, kebersihan jaringan dan tangki air bersih harus dicek dan dibersihkan sesuai dengan standar kesehatan, untuk sanitasi juga harus dikuras tiap hari untuk toilet movable. serta fasilitas pembuangan sampah harus selalu dibuang ke TPA setiap hari untuk menghindari tikus, lalat, serta perkembang biakan bakteri yang bisa membahayakan kesehatan pengungsi.
PENGECEKAN RUTIN SARPRAS pengelola pengungsian wajib melakukan pengecekan secara berkala terhadap sarana dan prasarana yang ada di area pengungsian, hal ini dimaksudkan agar ketika dibutuhkan kondisi sarana dan prasarana dalam kondisi siap digunakan dengan baik.
SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045
GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
16
KERAPIAN RUANG
17
PENGECEKAN RUANG
18
PEMULANGAN ( SOSIALISASI, MOBILISASI )
PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN
KERAPIAN RUANG pengelola dan pengungsi wajib menjaga kerapian seluruh ruang yang ada di area pengungsian, hal ini akan mendukung kelayakan tempat pengungsian dan juga mengurangi resiko kerusakan dan disfungsi ruang. serta memudahkan pengguna untuk mengakses kebutuhan dikarenakan lokasi barang atau fasilitas yang dibutuhkan pasti dan terorganisir.
PENGECEKAN RUANG wajib dilakukan oleh pengelola agar kondisi fisik bangunan dan fasilitas tenda tetap dalam kondisi baik dan dapat difungsikan dengan baik. pengecekan ruang dilakukan secara berkala agar tidak ada atap dan tenda yang bocor, dinding retak atau berlubang, serta bukaan berfungsi dengan baik, hal ini akan mendukung kenyaman pengguna ruang.
PEMULANGAN PENGUNGSI dilakukan dengan cara penginformasian kepada pengungsi dan memasukkan barang bawaan ke truk barang dan pengumpulan pengungsi pada titik kumpul di depan GOR Ganesha. selanjutnya pengungsi dimobilisasi ke transportasi yang telah disediakan di area parkir dan dipulangkan ke lokasi pemulangan masing - masing
SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045
GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
19
PEMBONGKARAN ( ANGKUT, SIMPAN )
20
PEMBERSIHAN ( PEMBERSIHAN SARANA PRASARANA , RE-USE )
21
PENGEMBALIAN ( LAHAN, DOKUMEN )
PEMBONGKARAN TEMPAT PENGUNGSIAN dilakukan setelah pengungsi dipulangkan agar lebih mudah dalam pengerjaan pembongkaran , pembongkaran fasilitas non permanen dilakukan dengan cara melepas dan menyimpan di gudang penyimpanan yang telah disediakan di selatan bangunan dan siap digunakan lagi untuk pengungsian selanjutnya, sedangkan untuk fasilitas pinjaman akan dikembalikan ke dinas terkait.
PEMBERSIHAN SARANA PRASARANA setelah lahan dan gedung selesai dibongkar dan dikembalikan sesuai fungsi asalnya maka sarana dan prasarana non-permanen akan disimpan di gudang penyimpanan area GOR Ganesha yang telah disediakan dan juga ke gudang BPBD atau dinas terkait.
PENGEMBALIAN LAHAN DAN GEDUNG kepada dinas pemuda dan olah raga sebagai pengelola sekaligus penanggung jawab GOR Ganesha kota Batu. dengan demikian bisa dikatakan serangkaian teknis perencanaan, pemeliharaan dan penutupan Tempat pengungsian GOR Ganesha selesai.