ANOTASI ARTIKEL MENGKRITISI SUMBER SEJARAH PERISTIWA 1965: ANTARA KEPENTINGAN POLITIK DAN ILMIAH
OLEH
GRISELDA AFNI WULANDARI 171314048
a. Judul : Mengkritisi Sumber Belajar Sejarah Peristiwa 1965: Antara Kepentingan Politik dan Ilmiah 1 ¿
b. Nama Pengarang : Hendra Kurniawan c. Jurnal : Historia Vitae
d. Penerbit : Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Sanata Dharma e. Tahun Terbit : 2014
f. Rangkuman Isi : 2 Halaman
RINGKASAN ISI
Peristiwa 30 September 1965 menimmbulkan efek lanjut bagi perkembangan politik nasional. Orde Baru dengan kekuatan militer berusaha mengeliminasi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dituduh melakukan percobaan penggulingan kekuasaan melalui 30 September 1965. Terkait dengan pendidikan, pelajaran sejarah di sekolah memegang peran penting bagi
pembentukan watak dan karakter generasi muda. Terutama penanaman sikap kebangsaan dan nasionalisme. Sumber-sumber mengenai peristiwa sejarah yang mengandung kontroversi dilarang.
Orde Baru menekankan adanya kerapuhan persatuan nasional apabila Pancasila tidak dilaksanakan dengan benar; konflik antara kekuatan pro Pancasila dan anti Pancasila. Penjagaan ketat terhadap beberapa versi sejarah oleh penguasa Orde Baru sebagian besar adalah produk militer. Penguasaan kolektif juga dilakukan melalui film, buku-buku pelajaran, pembangunan monumen, dan berbagai upacara peringatan.
Selama ini sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah adalah versi resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan dilindungi oleh aparat keamanan. Menurut E. H. Carr mengungkapkan bahwa sejarah adalah proses kesinambungan dari interaksi antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya, suatu dialog yang tidak berkesudahan antara masa sekarang dengan masa lampau sehingga tidak ada tulisan sejarah yang sifatnya final. Setelah reformasi, berbagai informasi dan wacana baru sejarah nasional bukan lagi hal yang tabu dibicarakan.
Buku teks pelajaran sejarah yang digunakan pada tingkat SMA tentu tidak dapat lepas dari kurikulum yang digunakan. Lahirnya mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB), mengambil materi pelajaran sejarah tema-tema tertentu yang dianggap dapat
menanamkan semangat juang dan patriorisme peserta didik. Kini Orde Baru sudah berakhir, namun kurikulum sejarah di Era Reformasi tidak banyak mengalami perubahan. Perkembangan terbaru mata pelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik diharapkan dapat menumbuhkan sikap kritis dan analitis peserta didik dalam memaknai suatu peristiwa sejarah. Pembelajaran sejarah sebagai suatu kajian ilmiah perlu membuka diri terhadap berbagai pemikiran mengenai Peristiwa 1965. Untuk mewujudkannya diperlukan peran pemerintah dengan memberikan jaminan bagi kebebasan berpikir dan berpendapat khususnya mengenai Peristiwa 1965.