Oleh : Sugeng Santoso
ABSTRAK
Pemecahan masalah optimasi sistem tenaga listrik sangat sulit karena sistem tenaga yang sangat besar, kompleks, secara geografis juga luas dan dipengaruhi oleh banyak kejadian tak terduga. Hal itu perlu menggunakan metode optimasi untuk mendapatkan hasil yang paling efisien dalam menyederhanakan perumusan masalah dan pelaksanaannya. Artikel ini menyajikan gambaran penting optimasi secara matematika dan dibantu dengan perangkat lunak EDSA Technical 2005 yang digunakan dalam pemecahan masalah optimasi daya listrik. Aplikasi EDSA Technical 2005 sebagai alat bantu hitung juga telah dibahas dalam artikel ini.
PENDAHULUAN
Pembangkitan dalam sistem tenaga listrik pada setiap stasiun tidak ditempatkan pada jarak yang sama dari pusat beban. Oleh sebab itu harga bahan bakar setiap stasiun pembangkit menjadi berbeda. Bab ini membahas upaya penentuan pengiriman daya nyata dari setiap stasiun pembangkit guna memperkecil biaya operasi. Jadi tujuannya adalah untuk memenuhi permintaan beban dengan biaya bahan bakar yang minimum. Hal ini disebut Optimal Power Flow (OPF). OPF digunakan untuk mengoptimasi aliran daya dari sistem tenaga berskala besar. Cara ini dilakukan dengan memperkecil fungsifungsi objektif yang dipilih sambil mempertahankan dayaguna sistem yang dapat diterima dari batas kemampuan daya pada generator.
Pembahasan dalam bab ini dibatasi pada analisis pengiriman daya nyata yang optimal dari pembangkit. Pengiriman daya nyata yang optimal ini dimaksudkan untuk memperkecil jumlah keseluruhan biaya operasi dengan memperhitungkan rugirugi daya nyata pada saluran.
BIAYA OPERASI PEMBANGKIT THERMAL
Gbr. 1. (a) Kurva laju panels; (b) Kurva biaya bahan bakar Btu/jam
Pi(MW) Pi(MW)
$/jam
(a) (b)
Kurva Btu/jam terhadap MW menjadi $/ jam terhadap MW akan menghasilkan kurva biaya bahan bakar seperti ditunjukkan pada gambar 1 (b). Biaya bahan bakar pada generator bisa digambarkan seperti sebuah fungsi kuadrat dari daya nyata pada pembangkit, yaitu:
C---i =ái + âi Pi + ãi Pi2 (1)
Turunan biaya bahan bakar terhadap daya nyata pada persamaan (1) berupa kurva biaya tambahan bahan bakar dan gambar kurvanya seperti ditunjukkan pada gambar 2. Turunan dari persamaan (1) adalah sebagai berikut:
i i i i
i
P
dP
dC
2
(2)Kurva biaya bahan bakar menunjukkan sebuah ukuran bagaimana biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan daya selanjutnya. Total biaya operasi meliputi biaya bahan bakar, buruh, persediaan peralatan/bahan dan perawatan/pemeliharaan .
λi
$/MW-Pi(MW) Gbr. 2. Tripikal kurva biaya bahan bakar
PENGIRIMAN DAYA OPTIMAL DENGAN MENGABAIKAN RUGI - RUGI DAYA DAN BATAS - BATAS GENERATOR
PD
Gbr. 3.Sebuah bus yang menghubungkan ng jumlah generator
Ketika rugirugi daya pada saluran transmisi diabaikan, di mana jumlah permintaan beban PD sama dengan jumlah daya dari semua pembangkit, fungsi biaya Ci diasumsikan dari masingmasing stasiun pembangkit. Untuk menentukan total biaya produksi pada pembangkit di masingmasing stasiun adalah seperti persamaan berikut:
dengan asumsi :
Ct adalah total biaya produksi.
Ci adalah biaya produksi dari pembangkit ke i
Pi adalah daya nyata dari pembangkitan ke i
PDadalah total daya nyata pada permintaan beban
ng adalah jumlah seluruh dari stasiun.
Sebuah tipikal pendekatan untuk menambah batasan ke dalam fungsi objektif dengan menggunakan bilangan pengali Lagrange seperti persamaan berikut:
(3)
Minimum dari fungsi tanpa batas untuk menentukan titik di mana sebagian dari fungsi untuk variabel variabel sama dengan nol adalah seperti persamaan berikut:
Dari Persamaan (7) diberikan:
(01)0Sehingga kondisi untuk pengiriman biaya produksi dari pembangkit kei yang optimum adalah:
Hubunganhubungan yang diberikan dan persamaan (14) diketahui sebagai persamaanpersamaan koordinat sebagai fumgsi dari ë. Persamaan (14) dapat diselesaikan secara iterasi. Harga ë didapat dengan mensubstitusikan harga Pi pada persamaan (14) ke persamaan (5) yang hasilnya adalah sebagai berikut:
Penyelesaian pengiriman daya nyata optimal dari pembangkit dengan mengabaikan rugirugi daya dapat dilakukan secara analisis. Bila rugirugi daya yang diperhitungksn harus diselesaikan secara iterasi. Dalam sebuah teknik penyelesaian secara iterasi, harga ë didapat dari hasil perhitungan dengan harga estimasi awal yang telah ditentukan terlebih dahulu dan sampai ÄPi dalam ketelitian yang tinggi. Penyelesaian secara cepat dapat dilakukan dengan menggunakan metode gradien yang ditunjukan ada persamaan (15) dan dapat ditulis ulang sebagai berikut;
D
P
f
(
)
(17)
Persamaan (17) diatas bila ditulis dalam deret tylor pada sebuah titik operasi ë(k) dan dengan mengabaikan
bentuk orde paling tinggi akan menghasilkan:
k D
PENGIRIMAN DAYA OPTIMAL DENGAN MENGABAIKAN RUGI - RUGI DAYA DAN MEMPERHITUNGAN BATAS - BATAS GENERATOR
Keluaran daya dari generator seharusnya tidak melebihi keperluan operasi stabilitas sistem sehingga daya dari generator tersebut terbatas pada batas minimum dan maksimum yang diberikan. Persoalannya, bagaimana memperoleh hasil daya nyata/real untuk setiap stasiun pembangkit yang optimal sehingga fungsi ojektif (misalnya biaya produksi total) seperti yang didefinisikan pada persamaan (3) adalah minimum sesuai dengan batasan yang diberikan oleh persamaan (4) dan ketentuan ketidaksamaan seperti yang diberikan oleh:
(max)
(min) i i
i P P
P ; i = 1,….,ng (21) Dengan Pi(min) dan Pi(max) adalah daya nyata minimum dan maksimum dari stasiun pembangkit ke i.
P
ididapat dari Persamaan (14) dan iterasi
berlangsung sampai
Pi PDPENGIRIMAN DAYA OPTIMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI - RUGI DAYA
Ketika jarakjarak transmisi sangat kecil dan kepadatan beban sangat besar, maka rugirugi daya pada saluran transmisi dapat diabaikan dan pengiriman daya nyata yang optimal dari pembangkit dapat dicapai dengan semua operasi stasiun pada biaya produksi tambahan yang seimbang. Pada sebuah jaringan interkoneksi yang besar di mana daya yang
ditransmisikan di atas jarak yang panjang dengan daerah kepadatan beban kecil, kerugian transmisi merupakan faktor utama dan mempengaruhi pengiriman daya yang optimal dari pembangkit. Untuk memasukkan pengaruh dari rugirugi daya nyata pada salurantransmisi ke dalam perhitungan
sebagai keluaran daya nyata generator seperti persamaan berikut:
Rumus yang lebih umum seperti ditunjukan rumus rugirugi daya Kron berikut:
Koefisien Bij adalah koefisien rugirugi daya B.
Pengiriman daya nyata yang optimal dari pembangkit bertujuan untuk memperkecil biaya pembangkit secara keseluruhan. Sedangkan Ci
sebagai fungsi biaya keseluruhan dari pembangkit adalah seperti persamaan berikut:
Keluaran daya dari pembangkit didapatkan dari persamaan jumlah total beban dan rugirugi daya seperti berikut ini :
L Keluaran daya pembangkit dibatasi dengan;
(max)
(min) i i
i P P
P ; i = 1,…., n (30) Dengan Pi(min) dan Pi(max) adalah daya nyata minimum dan maksimum dari stasiun pembangkit kei.
TOPIK YANG DIBAHAS
Topik yang dibahas adalah perbandingan antara aliran daya tanpa kekangan dibandingkan aliran daya dengan kekangan pada keadaan yang optimal. Kekangan yang dimaksudkan adalah batasanbatasan pada parameter dalam aliran daya, antara lain : daya aktif, daya reaktif, arus, tegangan, rugirugi daya, kemampuan generator, kemampuan penghantar, kemampuan transformator, dan biaya pembangkitan.
(27)
STUDI SIMULASI
Simulasi untuk mendapatkan nilai optimum pada suatu penyaluran daya yang terhubung secara interkoneksi dengan mengambil contoh berkas opf1.axd yang telah dimodifikasi layoutnya, tanpa mengubah parameter didalamnya. Berkas tersebut adalah berkas bawaan dari paket program ESDA Technical 2005. Desain gambar simulasi pada berkas opf1.axd terdiri atas 6 bus, 3 pembangkit, 3 transformator, dan 7 beban. Gambar 4 menunjukan skema rangkaian yang akan disimulasikan untuk mendapatkan nilai aliran daya yang optimum. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas perlu diadakan perbandingan dengan analisis aliran dayanya saja.
Trafo #2 63 MVA
Beban #4 65 MW 16.7 MVar
Beban #5 42.5 MW 15 MVar
Beban #1 47 MW 20 MVar
Beban #3 75 MW 3 MVar Beban #2
42.5 MW 20 MVar
Beban #6 13 MW 3.5 MVar
Beban #7 5.5 MW 2 MVar Gen #1 (SWING)
Pmin = 50 MW Pmax = 150 MW
Gen #2 Pmin = 10 MW Pmax = 50 MW
Gen #3 Pmin = 5 MW Pmax = 10 MW Trafo #1
63 MVA Trafo #350 MVA
BUS #1 BUS #2
BUS #3
BUS #4
BUS #5
BUS #6
Gbr. 4. Rangkaian Studi Simulasi AOBF
Prosedur yang harus dilaksanakan dalam studi simulasi ini adalah :
1. Membuat gambar; dalam hal ini hanya cukup membuka berkas opf1.axd .
2. Menjalankan menu “Error Checking”, untuk memastikan bahwa gambar yang dibuat tidak ada yang salah, artinya konektivitas dan parameter yang dimasukkan telah benar. Bila masih ada kesalahan harus dikoreksi lagi.
3. Menjalankan simulasi Advanced Power Flow; pilih algoritma NewtonRaphson; Cancel Limits & Controls pada posisi ON. Hasil resumenya pada gambar 8.
4. Bila analysis Advanced Power Flow telah dijalankan; berikutnya adalah menjalankan analysis “AC Active Optimal Power Flow”
(AOPF) (gambar 5, gambar 6, dan gambar 7).
Pemilihan batas aman (N atau N-1 security) pada semua bus akan menentukan besar kecilnya beban yang akan dilakukan pemutusan (Shedding). Selain itu AOPF didasarkan pula pada kondidi “Economic dispatch” atau “Active Load Flow”.
Gbr. 5. Menu untuk analysis Active Optimal Power Flow
Gbr. 6. Menu pada control AOPF
Gambar 8. Hasil simulasi aliran daya tanpa pertimbangan batas-batas kemampuan Gen #1 (SWING)
Pmin = 50 MW
Gambar 9. Hasil hitungan optimal power flow
Trafo #2 Shed 42.5 MW
Beban #1 Shed 42.78 MW Beban #2 Gen #1 (SWING)
Simulasi yang lainnya adalah dicoba melakukan pengurangan beban sebesar 80,52 MW dengan komposisi yang proporsional dengan daya beban terpasang. Besarnya pengurangan beban seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1. Besarnya distribusi beban baru
Beban MWlama Shed MWbaru
#1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 Total
47 42.5
75 65 42.5
13 5.5 290.52
13.03 11.78 20.79 18.02 11.78 3.60 1.52 80.51
33.97 30.72 54.21 46.98 30.72 9.40 3.98 209.99
Hasil simulasi dengan EDSA Technical 2005 dengan beban yang telah dikurangi secara proporsional tampak pada gambar 10.
Gbr. 10. Hasil hitungan optimal power flow dengan beda distribusi beban
Beban #1 33.97 MW 20 MVar Trafo #2
63 MVA Gen #1 (SWING)
Pmin = 50 MW Pmax = 150 MW
Gen #2 Pmin = 10 MW Pmax = 50 MW
Gen #3 Pmin = 5 MW Pmax = 10 MW Trafo #1
63 MVA Trafo #350 MVA
Beban #2 30.72 MW 20 MVar
Beban #4 46.98 MW 16.7 MVar
Beban #5 30.72 MW 15 MVar
Beban #6 9.4 MW 3.5 MVar
Beban #7 3.98 MW 2 MVar
Beban #3 54.21 MW 3 MVar BUS #1
BUS #3
BUS #2
BUS #5
BUS #6 BUS #4
OC 3.17 %
PEMBAHASAN (ANALISIS AOPF)
Berkas yang digunakan untuk simulasi adalah berkas contoh yang disertakan pada perangkat lunak EDSA yaitu opf1.axd, hasil simulasi dengan menggunakan perangkat lunak EDSA 2005 tentang
advanced power flow didapatkan hasil komputasi yang hanya menekankan pada keseimbangan daya.
Semua daya yang dibangkitkan sama dengan total daya yang diminta beban ditambahkan semua daya yang hilang (losses). Pada hitungan ini tidak diperhatikan batasbatas kemampuan generator membangkitkan daya, kapasitas transformator, kapasitas penghantar (feeder) dalam mengalirkan arus
(ampacity), faktor keamanan/kesehatan jaringan N
ataupun N-1. Pelanggaranpelanggaran tersebut antara lain pada: feeder 0002 dengan ampacity 765 A dialiri 1254 A (+63,92%), feeder 0018 dengan ampacity
510 A dialiri 709,8 A (+39,17%), Kapasitas transformator 63 MVA dibebani 71,7 MVA (+13,8%), dan yang lainnya masih banyak pelanggaran pelanggaran batas kemampuan peralatan(terlihat pada gambar 8).
Pelanggaranpelanggaran batas kemampuan peralatan apabila terjadi terusmenerus akan sangat membayakan kestabilan penyaluran daya listrik. Untuk mengantisipasi dilakukan usaha pencegahan dengan penjadwalan ulang pembangkitan dengan memperhatikan batasbatas kemampuan peralatan. Dengan optimisasi aliran daya diharapkan semua batasan terpenuhi, walau kadang harus dengan cara pengurangan beban. Keputusan pengurangan beban diambil apabila alternatif lain tidak memenuhi syarat batas maksimum. N or N-1 security constraint adalah menjadi acuan utama dalam melakukan pengurangan beban (load shedding).
Besarnya beban yang dilepas dari jaringan adalah sebesar kelebihan beban dibandingkan dengan jumlah daya yang mampu dibangkitkan oleh seluruh generator pada keadaan beroperasi maksimum.
Bebanbeban mana saja yang boleh dilakukan pelepasan adalah sangat tergantung pada banyak faktor. Faktorfaktor tersebut antara lain: sifat beban, rugi daya, susut tegangan, power faktor, kemampuan
feeder, transformator dan biaya ekonomisnya. Sifat beban menjadi acuan utama dalam loadsheds. Bila beban bersifat kritis dan emergency, maka urutan pelepasannya paling akhir, tapi penyambungannya paling awal.
Batasbatas dalam Optimal Power Flow antara lain sebagai berikut :
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Dalam studi dengan obyek berkas opf1.axd
setelah dilakukan Optimal Power Flow didapat keputusan harus dilakukan pemutusan daya sebesar 80,52 MW. Pemutusan sebesar ini dilakukan untuk keperluan memenuhi N or N-1 security constraint.
MW. Jadi kelebihan beban sebesar 80,52 MW harus dilepas dari jaringan. Dengan adanya pelepasan beban tersebut didapatkan keadaan jaringan dengan profil yang lebih baik. Masingmasing feeder dapat mengalirkan arus pada batasbatas maksimum dengan kelebihan tidak lebih 10 % dari ampacitynya, kecuali
feeder antara Generator #3 dengan bus #6 masih kelebihan arus sebesar 16 % ( 574 A dari ampacity
495 A) dan pada feeder 0028 antara bus #6 dengan beban #6 kelebihan 11,65 % (569,39 A dari ampacity
510 A).
Pada simulasi yang kedua dengan menekankan pada aspek kemampuan pembangkitan daya maksimum yang hanya sebesar 210 MW dan menghindari adanya pemutusan beban secara total pada titik beban tertentu, maka dicoba diadakan pengurangan pada setiap titik beban (beban #1 sampai beban #7) secara proporsional (artinya beban yang besar dikurangi banyak, beban kecil dikurangi sedikit). Setelah disimulasi ulang dalam keadaan beban yang telah diatur, didapatkan alirang daya yang lebih baik. Pelanggaran batas kemampuan feeder
hanya terjadi di dua area. Pertama, pada feeder
penghubung Generator #1 ke bus #1 kelebihan arus sebesar 3,17 % dan ; kedua pada feeder penghubung Generator #3 ke bus #6 kelebihan arus sebesar 6,99 %. Skenario kedua ini lebih baik dibanding skenario hasil simulasi EDSA.
Biaya yang diperlukan dalam beroperasinya ketiga generator yang membangkitkan daya pada batas maksimalnya adalah sebesar $ 2250,00 per jam
Transformator dan circuit breaker (CB) semua dalam keadaan berbeban normal, tidak melampaui batas maksimum kapabilitasnya.
PENUTUP
Studi simulasi active optimal power flow dalam proses perhitungan selalu memperhatikan batasbatas kemampuan, tidak hanya mencapai keseimbangan daya. Pelanggaran batasan masih ada, tapi nilainya lebih kecil. Pemutusan daya terjadi untuk memenuhi permintaan batas aman N atau N-1.
DAFTAR PUSTAKA
Bansal, R. C. ,2004, Optimization Methods for Electric Power Systems: An Overview, International Journal of Emerging Electric Power Systems: Vol. 2 : Iss. 1, Article 1021. Birla Institute of Technology & Science, Pilani.
Available at: http://www.bepress.com/ijeeps/vol2/ iss1/art1021
Cekdin, C., 2006, Sistem Tenaga Listrik, Contoh Soal
dan Penyelesaiannya Menggunakan Matlab,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
EDSA Technical 2005, ACIS® Copyright© 1994, 1997 Spatial Technology Inc., Three Space Ltd., and Applied Geometry Corp.
Gan, D , Robert J. Thomas , and Ray D. Zimmerman,