• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Aplikasi Perangkat Bergerak Program KB Berbasis Android Dengan Menerapkan User Centered Design

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembangunan Aplikasi Perangkat Bergerak Program KB Berbasis Android Dengan Menerapkan User Centered Design"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

6915

Pembangunan Aplikasi Perangkat Bergerak Program KB Berbasis

Android Dengan Menerapkan

User Centered Design

Lia Rosalina1, Adam Hendra Brata2, Lutfi Fanani3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1liaroosalina@gmail.com, 2adam@ub.ac.id, 3lutfifanani@ub.ac.id

Abstrak

Program Keluarga Berencana merupakan program pemerintah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi yang berkualitas bagi masyarakat. Dengan program KB maka dapat menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi serta menekan tingkat kehamilan pada wanita guna membangun keluarga kecil berkualitas. Dari banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan program KB, faktor sumber daya manusia merupakan faktor utama, karena banyak wanita usia subur yang belum mengetahui bahwa program KB harus dilaksanakan tepat waktu. Faktor lupa dan ketidakmauan untuk bertanya kepada bidan membuat celah bagi peneliti untuk mengembangkan sebuah aplikasi program KB berbasis android. Data dari statista.com menjelaskan bahwa terdapat 75% pengguna smartphone dengan sistem operasi Android hingga akhir tahun 2017. Berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah aplikasi program KB dengan menerapkan metode User Centered Design yang dilakukan dengan melihat dari pengalaman pengguna sehingga dapat membuat aplikasi yang memiliki nilai

usability. Berdasarkan dari hasil pengujian usability dengan menggunakan metode task scenario dan menggunakan metode use quisionnaire. Didapatkan hasil sebesar 100% untuk metode task scenario dan hasil sebesar 96,20% untuk metode use quisionnaire. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keberhasilan aplikasi KBku memasuki kategori sangat baik.

Kata kunci: Aplikasi KBku, UCD, Usability, Android

Abstract

Birth control program is a government program to fulfill the quality of reproductive health needs for society. By planning birth control, it can reduces the amount of death of mothers and children as well as minimize the amount of pregnancy to make high quality of small family. From many factor which affect the failure of birth control, the main factor is human resources itself, because many women who are in fertile age did not know that birth control should be done on time. Forget and unwillingnes to ask the nurse about birth control become the background for researcher to develop application of birth control program using android. Data from statista.com shows that there are 75% smartphone users with android OS until the end of 2017. From this background, researcher develops birth control application using User Centered Design method by analyzing from users experiences. So this application has usability value. From the result of usabilty testing using Task Scenario method and Use questionnaire, it shows that 100% for Task Scenario model and 96,20% for Use Questionnaire. From those tests, it shows that the success level of the application is in very good category.

Keywords: KBku App, UCD, Usability, Android

1. PENDAHULUAN

Kontrasepsi adalah sebuah alat yang digunakan untuk menekan tingkat kehamilan pada wanita berusia subur. Kontrasepsi memiliki beberapa metode, metode yang pertama adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), pada metode MKJP terdiri dari IUD, implant,

(2)

orang anak, serta faktor-faktor norma budaya, lingkungan, agama, pasangan, serta orang tua (Affandi, et al., 2012). Menurut wawancara yang peneliti lakukan kepada Bidan Subaedah A.Md.Keb, faktor yang mempengaruhi tingkat kegagalan program KB adalah sumber daya manusia yang kurang, faktor ekonomi, faktor agama, faktor ketidakcocokan alat kontrasepsi yang berhubungan dengan hormon, dan yang terakhir adalah ketika mengikuti program keluarga berencana tetapi tidak sesuai dengan tanggal kembali. Dan untuk saat ini, penyimpanan tanggal untuk melakukan KB selanjutnya dan juga penyimpanan data terakhir seperti tekanan darah dan berat badan pada saat melakukan KB sebelumnya, hanya disimpan didalam selembar kertas kecil, tidak jarang kertas tersebut hilang dan rusak. Tidak sedikit pengguna KB yang harus kembali lagi ke rumah sakit atau bidan tempat langganannya hanya untuk meminta kartu KB.

Pada saat ini smartphone bukan hal asing lagi bagi masyarakat luas. Perkembangan

smartphone sendiri terus bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan data pada web Statista menjelaskan bahwa pekembangan smarphone

setiap tahunnya terus meningkat, khususnya bagi

smartphone dengan operating system Android. Pada bulan Oktober 2017 pengguna smartphone

dengan operating system Android mencapai jumlah 75% (Statista, 2017).

Dari permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya dan melihat pertambahan pengguna dari smartphone yang terus bertambah, maka diperlukan untuk membuat sebuah aplikasi perangkat bergerak yang digunakan untuk mencatat tanggal-tanggal penting yang digunakan untuk melakukan program KB dan juga memberikan rekomendasi KB yang sesuai dengan apa yang diperlukan oleh pengguna KB. Pada aplikasi perangkat bergerak ini, berisi tentang informasi-informasi program KB, menyimpan jadwal dan tanggal penting yang digunakan untuk melakukan proses KB, rekomendasi KB apa yang sesuai dengan kebutuhan pengguna KB dari segi ekonomi, serta letak rumah sakit terdekat. Untuk mempermudah pengguna KB dalam menggunakan aplikasi KB nantinya, maka peneliti menggunakan metode pendekatan User Centered Design (UCD) dalam melakukan proses pembuatan aplikasi. UCD merupakan strategi yang digunakan untuk melakukan desain dengan menggunakan pengalaman pengguna

untuk membuat suatu produk dan membuat suatu teknologi informasi (LeRouge & Wickramasighe, 2013).

Untuk melakukan proses rekomendasi KB, dari berbagai macam metode yang digunakan untuk mengambil keputusan peneliti menggunakan K-Nearest Neighbor (KNN) untuk menyelesaikan masalah rekomendasi KB, karna KNN lebih efektif dan menghasilkan data yang lebih akurat pada jumlah data training yang besar, karena itu algoritme KNN sangat cocok untuk diterapkan pada penilitian ini. Parameter yang digunakan untuk melakukan rekomendasi adalah umur istri, pendidikan istri, pendidikan suami, jumlah anak, agama istri, istri sedang bekerja, pekerjaan suami, standar hidup, dan pandangan masyarakat. Selanjutnya dari sembilan kategori diatas diidentifikasikan menjadi tiga kelas yaitu tidak menggunakan, jangka panjang dan jangka pendek (Nugroho, et al., 2015).

Setelah aplikasi dibuat, aplikasi diuji menggunakan pengujian usability dan

compatibility. Pengujian usability menurut

International Organization or Standariditazion

(1998)digunakan untuk melihat apakah aplikasi yang dibuat sudah memiliki efektifitas, efesien, dan memperoleh kepuasan dalam konteks penggunaannya. Pengujian compatibility

digunakan sebagai pengujian yang dilakukan dengan cara menjalankan aplikasi di berbagai perangkat android. (Pusuluri, 2006) .

2. METODOLOGI

Pada bagian metodologi penelitian menjelaskan metode yang digunakan untuk membangun aplikasi KBku, metode yang digunakan adalah penerapan dari UCD. Diantaranya adalah studi literatur, analisis kebutuhan, perancangan sistem, perancangan antarmuka, evaluasi pengguna, implementasi sistem, pengujian sistem, dan pengambilan kesimpulan serta saran.

(3)

Gambar 1. Metodologi Penelitian

Gambar 1 merupakan gambar metodologi penelitian yang digunakan Untuk analisis kebutuhan pada penelitian ini merujuk kepada metode perencanaan UCD (User Centered Design) yaitu pada tahapan specify the contect of use dan specify the user and organizational requirements. Pada proses specify the contect of use peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan memahami karakteristik, harapan, pekerjaan, serta lingkungan tempat pengguna yang akan menggunakan sistem dan menentukan kebutuhan sistem minimal dan optimal, pengguna aplikasi KBku sendiri merupakan wanita usia subur yang sedang atau akan menggunakan program KB. Tahapan specify the contect of use terdapat pada proses analisa kebutuhan, gambaran umum sistem, dan lingkungan sistem. Untuk specify the user and organizational requirements merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan fungsional yang sesuai dengan apa yang pengguna butuhkan. Untuk mengetahui kebutuhan calon pengguna aplikasi KBKU peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada bidan dan pengguna KB. Untuk total calon pengguna aplikasi yang diwawancara adalah berjumlah delapan orang, yang terdiri dari tiga bidan dan lima pengguna KB. Tahapan

specify the user and organizational requirements

sendiri terdapat pada analisis kebutuhan fungsional, kemudian hasilnya digambarkan dalam bentuk usecase diagram dan usecase scenario.

Setelah kedua proses UCD tersebut mendapatkan hasil maka dilakukan proses pengumpulan data, data yang sudah didapat

kemudian dianalisis, kemudian hasil dari analisis kebutuhan akan dijabarkan dengan menggambarkan gambaran umum sistem, dan dijadikan kebutuhan fungsional dan non fungsional. Kebutuhan fungsional berisi tentang fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna dan disediakan oleh sistem. Sedangkan kebutuhan non fungsional digunakan untuk melihat kualitas dari sistem yang telah dibuat. Kebutuhan non fungsional yang harus dipenuhi adalah usability, dan compability. Setalah kebutuhan fungsional telah ditentukan maka digambarkan dengan

usecase diagram, use case scenario. Pada tahapan analisis kebutuhan terdapat dua kali iterasi. Iterasi yang pertama adalah penggabungan fitur riwayat KB dan kalender KB, sehingga fitur riwayat KB dihapus dari sistem. Dan penambahan fitur rekomendasi KB. Pada iterasi ke dua terdapat penambahan tombol mencari rumah sakit pada halaman isi pemberitahuan KB.

Setelah mendapatkan hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan dengan proses UCD pada tahapan understand and specify the context of use dan specify the user and organizational requirements, maka masuk ke tahapan perancangan sistem. Perancangan sistem disini menggunakan metode UCD pada tahap produce design solution. Pada tahapan ini hasil dari analisis kebutuhan yang sudah didapatkan, dimasukkan ke dalam perancangan sistem. Pada tahapan perancangan sistem ini dibagi menjadi empat bagian, berikut adalah penjelasan tahapan dari perancangan sistem.

1. Perancangan Data

Pada tahap ini dilakukan perancangan

database yang digunakan untuk menyimpan seluruh data informasi yang dibutuhkan oleh sistem. Perancangan data ini membutuhkan pembuatan kelas diagram sebagai acuan untuk membuat struktur

database sistem. Setelah itu

dispesifikasikan dalam Tabel untuk menyimpan data yang digunakan untuk menyimpan informasi pada aplikasi program KB.

2. Perancangan Arsitektur

Pada tahap ini dilakukan perancangan bagaimana kerangka serta alur sistem akan dikembangkan. Perancangan arsitektur ini terdiri dari class diagram dan sequence diagram.

(4)

Perancangan antarmuka dibuat sesuai dengan hasil analisis kebutuhan serta solusi dari masalah. Pada perancangan antarmuka penulis menggunakan simulasi prototype

untuk memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan oleh pengguna. Jenis

prototype yang penulis gunakan adalah

paper prototyping.

4. Perancangan Algoritme

Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritme dari sistem yang akan dikembangkan. Perancangan algoritme didasarkan pada kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan. Algoritme ini direpresentasikan dalam bentuk

pseudocode yang kemudian di

implementasikan ke dalam program.

Setelah tahapan perancangan selesai maka selanjutnya masuk kedalam tahapan UCD yaitu

evaluate design against user requirements.

Tahapan ini digunakan untuk melakukan pengukuran apakah rancangan yang peneliti buat sudah dibangun dengan sesuai kebutuhan yang didapatkan dari analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Ketika sudah sesuai maka masuk ketahap implementasi, namun jika belum sesuai dengan kebutuhan yang didapatkan, maka kembali ke tahapan specify the contect of use,

dan seterusnya sehingga pengguna sudah puas terhadap aplikasi yang dibuat. Proses evaluasi pengguna ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada pengguna KB.

Setelah didapatkan hasil akhir dari evaluasi, maka hasil akhir tersebut diimpelementasikan kedalam Bahasa pemrograman java berbasis Android. untuk membuat aplikasi KBku digunakan firebase serta sqlite database untuk menyimpan data. Implementasi sistem diawali dengan mengetahui spesifikasi dari perangkat keras, spesifikasi perangkat lunak, spesifikasi perangkat bergerak. Kemudian melakukan implementasi basis data, implementasi class,

implementasi kode program, dan yang terakhir adalah impementasi antarmuka.

Setelah proses implementasi dilakukan maka kemudian masuk kedalam tahapan pengujian sistem. Pengujian dalam penelitian ini terbagi menjadi dua pengujian, yaitu pengujian fungsional dan pengujian non fungsional. Pada pengujian fungsional terdiri dari pengujian unit dan pengujian validasi. Sedangkan pengujian non fungsional terdiri dari pengujian usability

dan pengujian compatibility.Pengujian usability

dilakukan untuk menguji apakah sistem yang telah dikembangkan mudah untuk dipelajari dan mudah untuk digunakan. Dan pengujian

compatibility digunakan untuk menguji apakah aplikasi yang sudah dikembangkan dapat berjalan dengan baik di smartphone yang berbeda. Hasil dari pengujian yang dilakukan digunakan untuk membuat sebagian isi dari kesimpulan dan saran.

3. PEMBAHASAN DAN HASIL

Berdasarkan metode UCD maka masuk kedalam tahapan specify the contect of use, dan

specify user and organizational requirement

untuk mendapatkan kebutuhan yang dibutuhkan dengan cara wawancara. Tabel 1 merupakan hasi dari identifikasi aktor pada aplikasi KBku.

Tabel 1. Identifikasi Aktor

Aktor Deskripsi

Pengguna KB

Pengguna KB merupakan pengguna yang masih belum mendaftarkan akun kedalam aplikasi.

Akseptor Merupakan pengguna aplikasi yang telah daftar kedalam sistem. Akseptor dapat melihat informasi terkait KB, serta dapat melihat letak rumah sakit terdekat. Akseptor akan mendapatkan pemberitahuan KB terkait tanggal kontrol balik untuk melakukan program KB selanjutnya. Akseptor juga dapat menyimpan seluruh riwayat KB yang telah akseptor gunakan sebelumnya.

(5)

Gambar 2. Use Case Diagram Iterasi 2

Gambar 2 merupakan penggambaran dari hasil evaluasi pada iterasi ke dua. Hasil evaluasi iterasi ke dua merupakan evaluasi terakhir yang dilakukan pada aplikasi KBku. Pada Gambar 3 tersebut menjelaskan bahwa aplikasi KBku memiliki 13 kebutuhan fungsional, diantaranya 2 kebutuhan fungsional untuk pengguna KB, dan 11 kebutuhan fungsional untuk akseptor.

Tahap perancangan terdapat beberapa jenis perancangan antara lain perancangan arsitektur sistem, perancangan perancangan basis data, perancangan class diagram, perancangan

diagram sequence, perancangan algoritme dan perancangan antarmuka. Pada bagian perancangan salah satunya juga terdapat perancangan algoritme. Gambar 3 menunjukkan perancangan algoritme fungsi menyimpan kalender KB.

Algoritme Simpan Kalender KB Deklarasi :

- Integer → tanggal, sistol,

diastol, bb, metode

Deskripsi :

- Masukan : tanggal, sistol,

diastole, bb, metode

- Proses :

1. Inisialisasi method simpan 2. Inisialisasi variable tanggal,

sistol, diastol, bb, dan metode

3. Jika sudah mengisi masukkan tanggal, sistol, diastol, bb, dan metode maka:

a. Menginisialisasi class ModelKalender untuk menyimpan data masukkan b. Menyimpan data masukkan

kedalam database PemberitahuanKB c. Menampilkan pesan

“Pemberitahuan telah ditambahkan”

d. Pindah halaman dari

halaman tambahKalender ke RiwayatKalender

e. Memanggil method buatNotifikasi

5. Jika ada data yang tidak terisi maka:

a. Menampilkan pesan

“Masukkan data terlebih dahulu”

Keluaran : Menyimpan data untuk melakukan waktu KB berikutnya

Gambar 3. Algoritme Menyimpan Kalender KB

Pada bagian implementasi menjelaskan beberapa pembahasan seperti spesifikasi sistem, batasan implemetnasi, implementasi basis data, implementasi kelas, implementasi kode program dan implementasi antarmuka.

Pada gambar 4 terdapat sebagian dari hasil implementasi antarmuka dari halaman riwayat KB dan halaman untuk membuat pemberitahuan KB.

Gambar 4. Implementasi Antarmuka Kalender KB

4. HASIL PENGUJIAN

(6)

pada sistem dan menguji apakah method yang dibuat sudah berfungsi dengan semestinya. Pada pengujian aplikasi KBku, kebutuhan fungsional didapatkan hasil valid 100%, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengujian Fungsional

No Nama Kasus

Untuk pengujian non-fungsional sendiri merupakan pengujian yang digunakan untuk menguji kebutuhan non-fungsional pada sistem. Proses pengujian pada penelitian KBku ini terdiri dari pengujian unit, pengujian validasi, pengujian usability, dan pengujian compatibility.

Untuk hasil dari pengujian fungsional dapat dikatakan telah memenuhi kebutuhan fungsional yang ada karena kebutuhan fungsional yang diuji menghasilkan hasil uji yang valid seluruhnya. Untuk pengujian usability menggunakan task scenarios didapati 2 kegagalan dari 13 task scenario untuk pengguna KB dikarenakan tidak mengaktifkan fitur lokasi pada smartphone nya. Untuk hasil dari pengujian task scenario didapati hasil rata-rata sebesar 98%. Pengujian usability

menggunakan kuesioner USE didapati rentang rata-rata keseluruhan hasilsebesar 85%, hasil ini dikatakan sangat baik karena mengacu pada tabel skala Likert dengan hasil nilai range antara 80% hingga 100%. Tabel 3 merupakan rata-rata hasil dari pengujian non fungional dengan menggunakan USE Quisionaire.

Tabel 3. Hasil Pengujian USE Quisionaire

No Patameter Hasil

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan diantaranya:

1. Dapat melakukan analisis kebutuhan, identifikasi aktor, analisis kebutuhan fungsional, kebutuhan non fungsional,

use case diagram, use case scenario,

(7)

iterasi.

2. Dapat melakukan pembangunan aplikasi KBku dengan menggunakan metode

user centered design dengan mengimplementasikan hasil dari iterasi terakhir.

3. Dapat melakukan pengujian dengan menggunakan pengujian fungsional yang didapatkan hasil valid 100%, yang berarti bahwa method yang dimiliki aplikasi KBku berjalan sebagaimana mestinya.

4. Dapat melakukan pengujian non fungsional yang dilakukan dengan menggunakan pengujian usability

dengan menggunakan task scenario dan

USE Quissionaire dengan hasil sebesar 100 pada task scenario dan hasil sebesar 96,20% pada USE Quissionaire.

6. DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B., Adriaansz, G., Gunardi, E. R. & Koesno, H., 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 3 ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Statista, 2017. The Statistic Portal. [Online] Available at: https://www.statista.com/ [Accessed 2018].

LeRouge, C. & Wickramasighe, N., 2013. A Review of User-Centered Design for Diabetes-Related Consumer. Journal of Diabetes Science and Technology, p. 18.

Nugroho, C. G., Nugroho, D. & Fitrianisih, S. H., 2015. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Metode Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur Dengan Algoritma K-Nearest Neighbour (Kkn).

Jurnal Ilmiah Sinus, p. 10.

Gambar

Gambar 1. Metodologi Penelitian
Tabel 1. Identifikasi Aktor
Gambar 2 merupakan penggambaran dari
Tabel 2. Hasil Pengujian Fungsional

Referensi

Dokumen terkait

Kadar formalin tertinggi terkandung pada anggur Calmeria yang berasal dari Amerika yaitu sebesar 4,692 mg/ml, menyusul apel Fuji yang berasal dari Jepang sebesar

Bagi penulis, dapat memberikan sumbangan pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dapat meningkatkan minat belajar pada siswa, khususnya

Hal ini dikarenakan padatahap ini seseorang (remaja) sedang dalam tahap mengenali diri sendiri (konsep diri) dan ingin lebih diakui keberadaannya sehingga

Penulis memutuskan Taman Gasibu sebagai lokasi penelitian pada perancangan drinking fountain, sebab Taman Gasibu memiliki kesesuaian pada penelitian ini, dari segi jumlah

Kolek si bentuk mikro yang dimi - liki oleh Perpustakaan Nasional.. didapat dari : Hadiah, Tukar me - nukar, Pe mb elian dan da ri

• Menyediakan kesempatan bagi semua pihak terkait dengan program akreditasi untuk belajar bersama, lebih memahami peran dan harapan masing-masing, serta meningkatkan kerjasama

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disebut SMK3 Rumah Sakit adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan dalam

Untuk tercapainya aktivitas grup diskusi yang efektif, maka ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu: (1) melihat kesesuaian dengan topik bahasan; karena tidak semua