PENGARUH KEPUASAN KERJA, STRES KERJA DAN
IKLIM ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI
DENGAN
LOCUS OF CONTROL
SEBAGAI VARIABEL
MODERASI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KERINCI
ARTIKEL
ADE CHANDRA
NPM. 1210018212095PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen Organisasi denganLocus of Control sebagai Variabel Moderasi
pada Inspektorat Kabupaten Kerinci
1
Ade Chandra.,Listiana Sri Mulatsih, Antoni 1
Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta email:adhe_garonk@ymail.com
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the role of locus of control as moderator on the relationship between job satisfaction, job stress, organizational climate and organizational commitment. The study population is all employees who involve at Inspector Office of Kerinci Regency that accounted for 41 employees. This study used all entire population as respondents. In order to test hypotheses, this study performs moderated regression analysis. The results of analysis found that: a) job satisfaction and organizational clime positively and significantly impact organizational commitment, b) job stress was found to have negative and significant effect on organizational commitment, c) locus of control did not effect significantly organizational commitment, d) locus of control was found as moderating variable on the relationship between job satisfaction and organizational climete and organizational commitment, dan e) locus of control was not found as moderating variable on the relationship between job stress and organizational climete and organizational commitment. The study findings provide practical contribution that in order to enhancing organizational commitment of employess future, it is suggested to increase job satisfaction and organizational climeta and decrease job stress.
Keywords:Job Satisfaction, Job Stress and Organizational Climate, Organizational Commitment, and Locus of Control.
PENDAHULUAN
Pengawasan keuangan daerah
bertujuan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya ekonomi yang dimiliki
daerah telah digunakan untuk
kepentingan masyarakat dan telah
dipertanggungjawabkan sesuai dengan
azas akuntabilitas dan transparansi.
Untuk kepentingan tersebut, kemudian
daerah membentuk satuan pengawas
internal yang diwadahi dalam sebuah
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang kemudian dikenal dengan
Inspektorat Daerah yang berfungsi
sebagai auditor atau pemeriksa internal
bagi Pemerintah Kabupaten yang
bertanggungjawab kepada Bupati.
Inspektorat Daerah diwajibkan memiliki
komitmen yang tinggi.
Menurut Robbins dan Timothy
(2007) komitmen organisasi adalah
tingkatan dimana seorang bekerja
mengidentifikasi diri dengan organisasi
dan tujuan-tujuannya serta keinginan
untuk memelihara keanggotaannya
dalam organisasi. Salah satu organisasi
yang menyadari pentingnya peranan
komitmen organisasi dalam
mewujudkan visi dan misinya adalah
Inspektorat Kabupaten Kerinci.
Fenomena yang berkaitan dengan
komitmen organisasi pada Inspektorat
Kabupaten Kerinci terlihat masih
banyaknya pegawai yang tidak
mengikuti kegiatan apel selama Tahun
2013 dan 2014 (79 orang). Hal ini
memberikan indikasi bahwa komitmen
organisasi yang dimiliki oleh pegawai
Inspektorat Kabupaten Kerinci masih
rendah.
Penelitian empiris yang berkaitan
dengan komitmen organisasi telah
banyak dilakukan oleh peneliti
terdahulu. Namun sebagian besar objek
penelitian para peneliti terdahulu
tersebut adalah organisasi non-sektor
publik (Agung, 2013; Febrianty, 2012;
Irwandi, 2013; Mustika, 2012; Renny &
Sanjoyo, 2011). Berdasarkan hasil
kajian literatur terdahulu ditemukan
faktor-faktor yang mempengaruhi
komitmen organisasi adalah kepuasan
kerja, stres kerja, iklim organisasi dan
locus of control.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh
pegawai Inspektorat Kabupaten Kerinci
yang berjumlah sebanyak 41 orang.
Dalam penelitian ini, penulis tidak
menggunakan sampel tetapi menjadikan
seluruh anggota populasi sebagai
responden penelitian dengan alasan a)
jumlah populasinya tidak terlalu besar
yaitu sebanyak 41 orang. b)
memungkinkan bagi penulis untuk
menjangkau seluruh anggota populasi
dan menjadikan sebagai responden
penelitian. Dengan demikian maka
penelitian ini termasuk penelitian sensus
yaitu penelitian yang menggunakan
seluruh anggota populasi sebagai
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer menggunakan
kuesioner. Kuesioner tersebut berisikan
pernyataan yang berhubungan dengan
identitas responden, variabel job
chraceristics, kepuasan kerja, komitmen
organisasi dan kinerja pegawai.
Sebelum kuesioner disebarkan, terlebih
dahulu peneliti meminta izin kepada
Inspektur Kabupaten Kerinci untuk
melakukan penelitian, dan selanjutnya
mendatangi responden terpilih serta
menjelaskan tujuan dari penyebaran
kuesioner yang dalam hal ini adalah
semata-mata untuk kepentingan
penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Definisi dan Operasional Variabel
Komitmen organisasi adalah suatu
kecenderungan dalam diri seorang
pegawai untuk merasa aktif dengan
penuh rasa tanggung jawab dan
bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan pekerjaan (Robbins dan
Timothy, 2007). Variabel ini diukur
dengan menggunakan 3 indikator
dimana ketiga indikator tersebut diukur
dengan 24 pernyataan yang
dikembangkan oleh Meyer dan Allen
(2001). Ketiga indikator tersebut adalah
komitmen afektif, komitmen normatif,
dan komitmen kontinuan.
Kepuasan kerja adalah seperangkat
perasaan yang dirasakan oleh pegawai
tentang pekerjaannya yang
menyenangkan atau tidak
menyenangkan (Simamora, 2005).
Variabel ini diukur dengan
menggunakan 5 indikator dimana
kelima indikator tersebut diukur dengan
20 pernyataan yang dikembangkan oleh
Cellucy dan David (1978) dalam
Mas’ud (2004). Kelima indikator
tersebut adalah gaji, promosi, rekan
sekerja, atasan, dan pekerjaan.
Stres kerja adalah perasaan tertekan
yang dialami oleh pegawai dalam
menghadapi pekerjaan (Mangkunegara,
2008). Variabel ini diukur dengan
menggunakan 2 indikator dimana kedua
indikator tersebut diukur dengan 23
item pernyataan yang dikembangkan
oleh Roberts dkk (1997) dalam Mas’ud
(2004). Kedua indikator tersebut adalah
stressor individual dan kesan stres.
Iklim organisasi adalah suasana kerja
yang tercipta pada suatu organisasi
formal yang dipersepsikan oleh anggota
organisasi (Nitisemito, 2002). Variabel
indikator dimana masing-masing
indikator diukur dengan 4 item
pernyataan yang dikembangkan oleh
Gani dan Farooq (2001) dalam Mas’ud
(2004). Indikator iklim organisasi
tersebut adalah hubungan antar
personal, manajemen partisipatif,
formalisasi dan standardisasi, pelatihan
dan pengembangan, tunjangan finansial,
objektivitas dan rasionalitas, cakupan
kemajuan, supervisi, perhatian terhadap
kesejahteraan, dan keselamatan dan
keamanan.
Locus of control adalah tingkatan
dimana seseorang menerima tanggung
jawab personal terhadap apa yang
terjadi pada diri mereka (Rivai dan
Sagala, 2009). Variabel ini diukur
dengan menggunakan 2 indikator
dimana kedua indikator tersebut diukur
dengan 16 pernyataan yang
dikembangkan Gani dan Farooq (2001)
dalam Mas’ud (2004). Kedua indikator
tersebut adalah internal locus of control
dan external locus of control.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari profil responden, kebanyakan
responden adalah laki-laki (75,6%), usia
antara 39 s/d 49 tahun (46,3%),
pendidikan Sarjana S1 (53,7%), masa
dinas antara 11 s/d 16 tahun (29,3%),
dan staf (78%). Uji validitas
menggunakan corrected item-total
correlation lebih besar dari 0,30
(Malhotra, 1992), dan uji reliabilitas
menggunakan cronbach’s alpha lebih
besar dari 0,70 (Sekaran, 2006). Hasil
Uji validitas dan reliabilitas dapat
dilihat berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Jumlah item
Tidak
Valid Valid
Cronbach’s
Alpha Keterangan
Komitmen Organisasi (Y) 24 3 21 0,97 Reliabel
Kepuasan Kerja (X1) 20 2 18 0,954 Reliabel
Stres Kerja (X2) 23 - 23 0,984 Reliabel
Iklim Organisasi (X3) 40 6 36 0,988 Reliabel
Locus of Control (M) 16 - 16 0,896 Reliabel
Deskripsi variabel dimaksudkan
untuk menggambarkan karakteristik
responden dan variabel penelitian
seperti skor rata-rata dan tingkat
capaian responden (TCR) beserta
Tabel 2. Deskripsi Variabel
Variabel Skor Rata-Rata
TCR
(%) Kategori Hasil
Komitmen Organisasi (Y) 3,31 66,20 Sedang
Kepuasan Kerja (X1) 3,84 76,80 Cukup Puas
Stres Kerja (X2) 3,13 62,50 Rendah
Iklim Organisasi (X3) 4,11 82,24 Baik
Locus of Control (M) 4,13 81,50 Tinggi
Sumber:Data Primer yang diolah, 2015
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji
normalitas, uji linearitas, uji
multikolinearitas dan uji
heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).
Hasil uji normalitas dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov,
menyimpulkan bahwa residual
terdistribusi secara normal. Uji
linearitas dilakukan dengan teknik
compare means menyimpulkan bahwa
variabel kepuasan kerja, stres kerja,
iklim organisasi dan locus of control
memiliki hubungan yang linear dengan
komitmen organisasi karena nilai
signifikannya lebih kecil dari 0,05. Uji
multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF), dan
menemukan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinearitas karena nilai tolerance
lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil
dari 10. Uji Heteroskedastisitas
menggunakan uji Glejser yang
menemukan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas, karena semua
variabel mimiliki nilai signifikan lebih
besar dari 0,05
Uji Hipotesis dan Pembahasan
Untuk pengujian hipotesis, penelitian
ini menggunakan Moderated
Regression Analysis (MRA) yaitu
aplikasi khusus regresi linear berganda
dimana dalam persamaan regresinya
mengandung unsur interaksi atau
Tabel 3. HasilModerated Regression Analysis(MRA)
Model 1 Model 2 Model 3
Konstanta,
Konstanta (a) 0,885 0,313 0,723 0,443 -1,399 0,866 Kepuasan
Kerja (X1)
0,376 0,026 0,348 0,048 -2,085 0,064 H1 Diterima
Stres Kerja (X2)
-0,256 0,007 -0,270 0,007 0,211 0,774 H2 Diterima
Iklim Organisasi (X3)
0,447 0,002 0,450 0,003 2,978 0,006 H3 Diterima
Locus of
F hitung 17,477 0,000 12,969 0,000 12,749 0,000
-R2 0,600 0,604 0,742
-Sumber:Data Primer yang diolah, 2015
Hasil Moderated Regression
Analysisyang ditampilkan pada Tabel 3
dapat diuraikan dimana pada Model 1, koefisien regresi variabel kepuasan kerja (X1) diperoleh sebesar 0,376 dan
signifikan 0,026 (lebih kecil dari 0,05)
dimana koefisien regresi tersebut
bertanda positif. Dengan demikian,
dapat diartikan bahwa kepuasan kerja
(X1) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasi (Y),
sehingga Hipotesis H1 diterima.
Temuan ini bermakna bahwa jika
semakin tinggi tingkat kepuasan kerja
yang dirasakan oleh pegawai
Inspektorat Kabupaten Kerinci maka
akan semakin tinggi komitmen
organisasi. Secara teoritis, hasil
penelitian ini mendukung teori yang
disampaikan oleh Luthans (2006) dan
Stum (2008) yang menyatakan bahwa
kepuasan kerja merupakan faktor yang
mempengaruhi komitmen organisasi.
Secara empiris, hasil pengujian
hipotesis ini sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Agung (2013), Hasan (2012), Anja
(2013), Churiyah (2007), Renny dan
Sanjoyo (2011), dan Ety (2012).
Dengan kata lain bahwa semua peneliti
tersebut membuktikan bahwa kepuasan
kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap komitmen organisasi
Koefisien regresi variabel stres kerja
(X2) diperoleh sebesar -0,256 dan
dimana koefisien regresi tersebut
bertanda negatif. Dengan demikian,
dapat diartikan bahwa stres kerja (X2)
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap komitmen organisasi (Y),
sehingga Hipotesis H2 diterima. Hal ini
bermakna bahwa jika semakin tinggi
tingkat stres kerja yang dirasakan oleh
pegawai Inspektorat Kabupaten Kerinci
maka akan semakin rendah komitmen
organisasi. Secara teoritis, hasil
penelitian ini mendukung teori yang
disampaikan oleh Luthans (2006) yang
menyatakan bahwa stres kerja
merupakan salah satu variabel dalam
faktor karakteristik pekerjaan yang
mempengaruhi komitmen organisasi
pada diri pegawai. Secara empiris, hasil
pengujian hipotesis ini sejalan dengan
hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Agung (2013), Idayanti
(2012), dan Kamel (2011), dimana
semua peneliti tersebut menemukan
bahwa stres kerja berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap komitmen
organisasi.
Koefisien regresi variabel iklim
organisasi (X3) diperoleh sebesar 0,447
dan signifikan 0,002 (lebih kecil dari
0,05) dimana koefisien regresi tersebut
bertanda positif. Dengan demikian,
dapat diartikan bahwa iklim organisasi
(X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasi (Y),
sehingga Hipotesis H3 diterima. Hal ini
bermakna bahwa jika semakin baik
iklim organisasi yang dirasakan oleh
pegawai Inspektorat Kabupaten Kerinci
maka akan semakin tinggi komitmen
organisasi. Secara teori, hasil penelitian
ini mendukung teori yang disampaikan
oleh Simamora (2005) yang
menjelaskan bahwa iklim organisasi
merupakan variabel yang dapat
mempengaruhi komitmen organisasi.
Secara empiris, hasil pengujian
hipotesis ini sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Ety (2012), Devi dan Abdul
(2013), dimana semua peneliti tersebut
menemukan bahwa iklim organisasi
memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap komitmen organisasi karyawan
Pada Model 2 koefisien regresi
variabel locus of control (M) diperoleh
sebesar 0,079 dan signifikan 0,543
(lebih besar dari 0,05). Dengan
demikian, dapat diartikan bahwa locus
of control (M) tidak berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasi (Y) sehingga Hipotesis H4
ditolak. Hal ini bermakna bahwa tinggi
atau rendahnya locus of control yang
Kabupaten Kerinci tidak bermakna
dalam menjelaskan variasi komitmen
organisasi. Secara teori, hasil penelitian
ini tidak mendukung pendapat Agung
(2013) yang menjelaskan bahwa locus
of control merupakan variabel yang
dapat mempengaruhi atau menentukan
komitmen organisasi.
Dalam Model 3, Koefisien regresi variabel interaksi kepuasan kerja dan
locus of control (X1M) diperoleh
sebesar 0,682 dan signifikan 0,021
(lebih kecil dari 0,05). Dengan
demikian, dapat diartikan bahwa locus
of control(M) berperan sebagai variabel
moderasi pada pengaruh kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi, sehingga
Hipotesis H5 diterima. Hal ini
bermakna bahwa jika semakin tinggi
locus of control yang dipersepsikan oleh
pegawai Inspektorat Kabupaten Kerinci
maka situasi tersebut dapat memperkuat
pengaruh kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasi. Sebaliknya, jika
semakin rendah locus of control yang
dipersepsikan oleh pegawai Inspektorat
Kabupaten Kerinci maka situasi tersebut
dapat memperlemah pengaruh kepuasan
kerja terhadap komitmen organisasi.
Secara teori, hasil penelitian ini
mendukung teori kontijensi
(contingency theory) yang menjelaskan
bawa pengaruh satu variabel terhadap
variabel lain tidak bersifat universal
tetapi tergantung kepada situasi
(Sekaran, 2006). Dalam konteks
penelitian ini, pengaruh kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi pada
Inspektorat Kabupaten Kerinci, sangat
ditentukan oleh locus of control (pusat
pengendalian) pegawai. Secara empiris,
hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Agung
(2013) dimana hasil penelitiannya juga
menemukan bahwa locus of control
berperan sebagai variabel moderasi
Koefisien regresi variabel interaksi
stres kerja dan locus of control (X2M)
diperoleh sebesar -0,111 dan signifikan
0,551 (lebih besar dari 0,05). Dengan
demikian, dapat diartikan bahwa locus
of control (M) tidak berperan sebagai
variabel moderasi pada pengaruh stres
kerja terhadap komitmen organisasi,
sehingga Hipotesis H6 ditolak. Hal ini
bermakna bahwa tinggi atau rendahnya
locus of control yang dipersepsikan oleh
pegawai Inspektorat Kabupaten Kerinci
tidak dapat merubah pengaruh stres
kerja terhadap komitmen organisasi
Koefisien regresi variabel interaksi
iklim organisasi dan locus of control
(X3M) diperoleh sebesar -0,670 dan
Dengan demikian, dapat diartikan
bahwa locus of control (M) berperan
sebagai variabel moderasi pada
pengaruh iklim organisasi terhadap
komitmen organisasi, sehingga
Hipotesis H7 diterima. Hasil ini
bermakna bahwa jika semakin tinggi
locus of control yang dipersepsikan oleh
pegawai Inspektorat Kabupaten Kerinci
maka situasi tersebut dapat memperkuat
pengaruh iklim organisasi terhadap
komitmen organisasi. Secara teori, hasil
penelitian ini mendukung konsep
kontijensi (contingency theory). Dalam
konteks penelitian ini, pengaruh iklim
organisasi terhadap komitmen
organisasi pada Inspektorat Kabupaten
Kerinci, sangat ditentukan oleh locus of
control (pusat pengendalian) pegawai.
Dengan kata lain pengaruh iklim
organisasi terhadap komitmen
organisasi akan semakin kuat apabila
locus of control pegawai semakin tinggi
dan sebaliknya pengaruh iklim
organisasi terhadap komitmen
organisasi akan semakin lemah apabila
locus of control pegawai rendah. Secara
empiris, hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh
Agung (2013) dimana hasil
penelitiannya juga menemukan bahwa
locus of control berperan sebagai
variabel moderasi
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Kepuasan kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen
organisasi pada Inspektorat
Kabupaten Kerinci.
2. Stres kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap komitmen
organisasi pada Inspektorat
Kabupaten Kerinci.
3. Iklim organisasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen
organisasi pada Inspektorat
Kabupaten Kerinci.
4. Locus of control tidak berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasi pada Inspektorat
Kabupaten Kerinci.
5. Locus of control berperan sebagai
variabel moderasi pada pengaruh
kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi pada Inspektorat
Kabupaten Kerinci.
6. Locus of control tidak berperan
sebagai variabel moderasi pada
komitmen organisasi pada
Inspektorat Kabupaten Kerinci.
7. Locus of control berperan sebagai
variabel moderasi pada pengaruh
iklim organisasi terhadap komitmen
organisasi pada Inspektorat
Kabupaten Kerinci.
Saran-Saran
1. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa komitmen organisasi pada
Inspektorat Kabupaten Kerinci masih
tergolong sedang (belum tinggi) baik
dilihat dari sisi indikator komitmen
afektif, normatif maupun kontinuan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya-upaya untuk dapat
mengingkatkan komitmen organisasi
pada Inspektorat Kabupaten Kerinci
untuk masa yang akan datang.
2. Upaya yang dapat dilakukan dalam
rangka meningkatkan komitmen
organisasi adalah memperhatikan
variabel kepuasan kerja, stres kerja,
dan iklim organisasi, karena hasil
penelitian ini telah membuktikan
bahwa variasi komitmen organisasi
ditentukan oleh variabel-variabel
tersebut (kepuasan kerja, stres kerja,
dan iklim organisasi).
3. Upaya dalam melakukan perbaikan
pada variabel kepuasan kerja dapat
dilakukan dengan cara
memperhatikan item pernyataan
yang masih memiliki skor rata-rata
rendah seperti: a) gaji yang diberikan
kepada pegawai hendaknya
berpedoman kepada tanggung jawab
yang diberikan, b) Atasan atau
pimpinan dilingkungan Inspektorat
Kabupaten Kerinci hendaknya selalu
memperlakukan bawahan secara adil
dan jujur, c) sesama pegawai
dilingkungan Inspektorat Kabupaten
Kerinci harus saling membantu
dalam bekerja, d) pemberian
tunjangan kepada pegawai
hendaknya memperhatikan azas
kepatutan atau kelayakan, e)
meningkatkan tanggung jawab kerja
secara kelompok, f) pegawai
hendaknya selalu menyukai segala
bentuk tanggung jawab kerja yang
diberikan
4. Upaya untuk meminimalisasi tingkat
stres kerja pada pegawai dapat
dilakukan dengan cara
memperhatikan item pernyataan
yang memiliki skor rata-rata tinggi
seperti: a) Inspektorat Kabupaten
peralatan kerja yang berkualitas, b)
Inspektorat Kabupaten Kerinci
hendaknya memberikan waktu
istirahat yang cukup kepada pegawai,
dan c) Inspektorat Kabupaten Kerinci
hendaknya selalu memberikan atau
menyediakan informasi yang
dibutuhkan pegawai untuk
menunjang penyelesaian pekerjaan
5. Upaya perbaikan iklim organisasi
pada Inspektorat Kabupaten Kerinci
dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan item pernyataan
yang memiliki skor rata-rata rendah
diantaranya: a) meningkatkan
kualitas komunikasi formal di
lingkungan Inspektorat Kabupaten
Kerinci, b) meningkatkan kepedulian
sesama pegawai dan saling menolong
secara spontan bila bantuan
diperlukan, dan c) Memberikan
pemahaman kepada pegawai bahwa
mencapai target atau tujuan serta
keunggulan merupakan perhatian
utama dalam bekerja.
6. Upaya lain yang harus dilakukan
adalah memperhatikan locus of
control, karena variabel locus of
control mampu memperkuat
pengaruh kepuasan kerja dan iklim
organisasi terhadap komitmen
organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Wibowo. 2013. Analisis Peran Moderasi Locus of Control pada Pengaruh Tekanan Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi Auditor. Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol 1. No.1
Anja, Raksa Pradhiptya. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dengan Mediasi Komitmen Organisasi. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol 1 No.1
Churiyah, Madziatul. 2007. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja Perawat serta Komitmen pada Organisasi, Jurnal Ekonomi Modernisasi, Vol.3 No.1
Devi, K dan Abdul H. 2013. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Iklim
Organisasi terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja Karyawan pada Dinas Pasar Unit Pasar Tanjung Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol 8 No. 2.
Ety, Susanty. 2013. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepusan Kerja dan Komitmen Karyawan pada Universitas Terbuka. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol 8. No 2.
Febrianty. 2012. Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity dan Work-family Conflict terhadap komitmen Organisasi (Studi Pada KAP di Sumatera Bagian Selatan). Jurnal Ekonomi dan Akuntansi. Vol. 2 No. 3.
terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Padang. Jurnal Manajemen dan Kewirausahan, Vol.3 No.1
Idayanti, Nursyamsi. 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Pemberdayaan, dan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasional serta dampaknya terhadap Kinerja Dosen. Conference in Business, Accounting, and Management (CBAM). Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Semarang Tgl 6-7 Desember 2012.
Irwandi, Soni Agus. 2013. Analisis Budaya Organisasi dan Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi (Studi pada Kantor Akutansi Publik). Jurnal Review Akutansi dan Keuangan, Vol.3 No.1
Kamel, Al-Hawajreh. 2011. Exploring the Relationship between Occupational Stress and Organizational Commitment among Nurses in Selected Jordanian Hospitals. An - Najah Univ. J. Res. (Humanities). Vol. 25(7)
Lie, Liana. 2009. Penggunaan MRA dengan SPSS untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen.
Jurnal Teknologi Informasi
DINAMIK Volume XIV, No.2
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta. Penerbit: Andi, Jakarta.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2008. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT. Refika Aditama.
Mas’ud, Fuad 2004.Survei Diagnosis Organisasi: Konsep dan Aplikasi.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Mayer,I.P. and Allen. N.J. 2001. Three Component Conceptualization of Organization and Conseguence of Organization Comitment, Human Resure management Review Vol.1.
Mustika, I Ketut. 2012. Analisis Budaya Organisasi dan Kepuasan
Kerja Melalui Komitmen
Pengaruhnya Terhadap Intent to Leave Karyawan pada Industri Jasa Perhotelan di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol 3 No 2.
Nitisemito, Alex.A. 2002. Manajemen Personalia, Manajemen Sumberdaya Manusia. Ghalia Indonesia, Jakarta
Renny, R., dan Sanjoyo. 2011. Pengaruh Konflik Kerja-Keluarga terhadap Komitmen Organisasional yang Dimediasi oleh Kepuasan Kerja pada Profesi Perawat Di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Vol 4 No 2.
Renny, R., dan Sanjoyo. 2011. Pengaruh Konflik Kerja-Keluarga terhadap Komitmen Organisasional yang Dimediasi oleh Kepuasan Kerja pada Profesi Perawat Di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Vol 4 No 2.
Robbins, Stephen P – Timothy A. Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Penerbit Salemba empat, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methoods For Business, Salemba Empat, Jakarta.
Stum, David. 2008. “Five Ingridients
for an Employee Retention
Formula”. Journal of Human Resources Focus. Vol.75