1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia menentukan maju mundurnya keberhasilan suatu
perusahaan. Salah satu sumber daya perusahaan yang memiliki peranan penting
dalam mencapai tujuannya adalah sumber daya manusia1. Waktu, tenaga, dan kemampuannya benar – benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan perusahaan, maupun bagi individu. Setiap perusahaan harus mampu
mengoptimalkan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki agar
pencapaian sasaran dapat terlaksana, namun hal tersebut tidaklah mudah perlu
strategi yang tepat agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawannya.
Kinerja adalah suatu hasil kualitas dan kuantitas yang oleh karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya2. Pada setiap orang yang bekerja atau dalam suatu kelompok kerja, kinerja selalu
diharapkan bisa senantiasa baik kualitas dan kuantitasnya, untuk mendapatkan
hasil yang diharapkan haruslah di dukung dengan penetapan tujuan dan diawali
dengan perencanaan kerja. Maksud penetapan tujuan kinerja adalah menyusun
sasaran – sasaran yang berguna tidak hanya sebagai pedoman mencapai tujuan,
tetapi juga bisa menjadi sarana evaluasi kinerja pada akhir periode untuk
mengelola keadaan setelah bekerja selama satu periode.
Suatu organisasi di dirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dan harus
dicapai, salah satunya organisasi koperasi yang didirikan dengan tujuan menurut
Undang – undang Perkoperasian No.25 tahun 1992 Pasal 3 koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan UUD 1.9453. Hal yang sangat penting dalam koperasi adalah kerjasama, yaitu
1
Wilson Bangun.Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2014) hlm. 4
2
Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan, (Bandung:Rosda Karya, 2009) hlm. 67
3
2
kerjasama diantara anggota dan pengurus dalam mewujudkan tujuan koperasi,
sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan suatu koperasi
Koperasi Primer Karyawan (Primkopkar) “Manunggal” memiliki 42 orang karyawan, sebagai koperasi karyawan PT Damatex Timatex Salatiga yang
bergerak pada berbagai usaha seperti, koperasi simpan pinjam, warung, distribusi,
bengkel serta unit sekunder. Berbagai bidang usaha yang didirikan bertujuan
untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya serta
masyarakat pada umumnya untuk membangun tatanan perekonomian yang
tangguh.
Primkopkar “Manunggal” setiap tahun menetapkan sasaran yang harus dicapai koperasi, baik berupa sasaran yang bersifat besarnya penjualan yang harus
dicapai, maupun keuntungan koperasi dalam bentuk jumlah uang yang harus dicapai. Sebagai gambaran kinerja Primkopkar “Manunggal” selama tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 1.1 Rencana dan Realisasi Anggaran Primkopkar “Manunggal”
Salatiga Tahun 2015 dan 2016
Keterangan Rencana (Rp) Realisasi (Rp) Presen
tase
2015 2016 2015 2016
Penjualan Rp 45.182.351.806 Rp 50.375.107.347 Rp 42.184.797.543 Rp43.954.188.631 4.1% Hasil Usaha Kotor Rp 5.505.396.581 Rp 6.281.815.357 Rp 6.018.424.440 Rp 5.697.134.231 5.3 % Hasil Usaha bersih Rp 1.314.158.714 Rp 2.006.935.603 Rp 1.841.555.558 Rp 1.478.676.528 19.7% SHU Rp 485.406.669 Rp 887.688.285 Rp 839.616.520 Rp 561.708.031 33.0% Pendapatan Lain -
Lain Rp 8.593.113 Rp 8.992.463 Rp 16.037.236 Rp 17.651.715 10.0 %
Sumber: Laporan buku tahun 2015 dan 2016 Primkopkar “Manunggal”(Data diolah)
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2016 ada
peningkatan pendapatan dibanding tahun 2015 yaitu terdapat kenaikan penjualan
sebesar 4,1 % dan pendapatan lain – lain sebesar 10% akan tetapi kenaikan
tersebut tidak sesuai dengan rencana dan realisasi anggaran pendapatan tahun
2016 serta terjadi penurunan pada hasil usaha kotor sebesar 5,3 % , hasil usaha
bersih sebesar 19,7 % dan SHU sebesar 33.0%. Sasaran atau rencana anggaran
pendapatan yang telah ditetapkan oleh koperasi belum dapat dicapai pada tahun
3
Primkopkar “Manunggal” tidak tercapainnya sasaran atau rencana anggaran pendapatan disebabkan karena kinerja karyawan yang tidak maksimal, banyaknya
penyelesaian pekerjaan yang tidak tepat waktu.
Salah satu faktor penting dalam kinerja karyawan yaitu disiplin kerja.
Disiplin kerja adalah sebuah proses yang digunakan untuk menghadapi
permasalahan kinerja; proses ini melibatkan manajer dalam mengidentifikasi dan
mengomunikasikan masalah – masalah kinerja pada karyawan4. Semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa
disiplin yang baik, sulit bagi perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan datang dan pulang tepat
waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan ditemukan bahwa tingkat
kedisiplinan karyawan Primkopkar “Manunggal” belum dapat berjalan baik dan
kurang optimal dalam pelaksanaannya, dimana seharusnya karyawan menaati
peraturan jam kerja yang telah ditentukan yaitu pada hari Senin sampai Jumat
pukul 08.00 WIB - 16.00 dan hari Sabtu pukul 08.00 WIB – 13.00 WIB, akan
tetapi masih ada karyawan yang datang terlambat ke kantor dan pulang
mendahului jam pulang kerja, adanya penyelesain tugas pekerjaan yang tidak
tepat waktu, selain itu ketidaktepatan dalam penggunaan waktu istirahat pada
pukul 12.00 – 13.00 WIB dimana setelah jam istirahat selesai ada karyawan yang
masih memanfaatkan waktu istirahatnya dan tidak segera kembali ke kantor.
Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan mencapai hasil
yang optimal. Perusahaan harus memperhatikan kedisplinan karyawannya karena
dengan kurangnya kedisiplinan dapat berakibat pada pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab yang diabaikan atau dilanggar. Sebaliknya jika kedisplinan
karyawan baik, maka pelaksanaan tugas dan tanggungjawab dapat terlaksana
dengan baik, sehingga kinerja dapat meningkat.
Cara yang digunakan para manajer untuk mengendalikan perilaku karyawan
adalah dengan pengawasan langsung, penilaian kinerja dan disiplin5. Manakala
4
Bacal,Robert. Performance Management. Terjemahan Surya Dharma, Yanuar Irawan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2002) hlm. 24
5
4
kinerja seorang karyawan secara teratur tidak sesuai dengan standar atau apabila
seorang karyawan secara konsisten mengabaikan peraturan - peraturan dan standar
organisasi, manajer akan mengambil tindakan-tindakan untuk menegakkan
pedoman – pedoman dan peraturan – peraturan organisasi menggunakan disiplin
sebagai cara mengendalikan perilaku.
Sebab – sebab ketidakdisplinan di pengaruhi oleh tingkat pengawasan saat
jam kerja sedang berlangsung. Pengawasan kerja adalah tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh manajer untuk mengetahui apakah jalannya pekerjaan dan
hasilnya sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan perusahaan.
Pengawasan itu terdiri penentuan standar – standar, pengawasan atau supervisi
kegiatan atau pemeriksaan, pembandingan hasil dengan standar, serta kegiatan
mengoreksi kegiatan atau standar.
Pengawasan kerja yang baik akan memberikan efek yang baik pula, karena
karyawan akan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai dengan
target kinerja. Pengawasan kerja yang tidak optimal dapat memungkinkan
karyawan bertindak semaunya sendiri bahkan bisa melakukan pelanggaran yang
bertentangan dengan peraturan yang di tetapkan oleh perusahaan, maka hal ini
dapat merugikan perusahaan.
Berdasarkan observasi pendahuluan di temukan bahwa manajer Primkopkar “Manunggal” telah melakukan pengawasan kerja secara optimal, misalnya ketika karyawan sedang menjalankan pekerjaannya selalu memberikan solusi apabila
karyawan melakukan penyimpangan dan mengalami kesulitan dalam bekerja,
memberikan peringatan yang tegas apabila ada karyawan yang melakukan
kesalahan dalam bekerja seperti datang terlambat ke kantor, pengawasan
dilakukan setiap hari kerja sehingga karyawan dapat bekerja sungguh – sungguh.
Pengawasan optimal yang telah dilakukan oleh manajer seharusnya
menghasilkan kinerja yang baik, akan tetapi masih ada penyelesaian pekerjaan
yang tidak sesuai dengan target, pencapaian sasaran tahunan Primkopkar “Manunggal” belum dapat terlaksana dengan baik berupa sasaran yang bersifat besarnya penjualan yang harus dicapai, maupun keuntungan koperasi dalam
5
Berdasarkan uraian tersebut maka terdapat gejala – gejala problematis
sebagai berikut:
1. Ada penyelesaian pekerjaan yang tidak tepat waktu.
2. Ada 3 orang dari 42 karyawan (7%) datang ke kantor diatas pukul 08.00
WIB dan ada 2 orang dari 42 karyawan (5%) mendahului pulang dibawah
jam pulang kerja pukul 16.00 WIB.
3. 5 orang dari 42 karyawan (12%) yang setelah jam istirahat masih terlihat
memanfaatkan waktu istirahatnya dan tidak segera kembali ke kantor.
4. Tidak tercapainya anggaran pendapatan antara yang di rencanakan dan
realisasinya pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.
Berdasarkan gejala – gejala tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex Timatex
Salatiga”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah peneliti yang hendak dikaji adalah
1. Apakah ada pengaruh displin kerja terhadap kinerja karyawan Primkopkar “Manunggal” Salatiga ?
2. Apakah ada pengaruh pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan Primkopkar”Manunggal” Salatiga ?
3. Apakah ada pengaruh disiplin dan pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan Primkopkar”Manunggal” Salatiga ?
1.3.Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pengaruh disiplin terhadap kinerja karyawan Primkopkar “Manunggal” Salatiga.
6
3. Menganalisis pengaruh disiplin dan pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan Primkopkar “Manunggal” Salatiga.
1.4.Signifikansi Penelitian
1.4.1 Signifikansi Teoritis
Penelitian ini mendukung pendapat dari Fathoni (2006:172)
“Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan,
karena tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, maka sulit perusahaan
untuk mewujudkan tujuannya.”6
Penelitian ini mendukung pendapat dari Lubis (1984 : 154 )
“Rencana yang betapapun baiknya akan gagal sama sekali bilamana
manajer tidak melakukan pengawasan.”7
1.4.2 Signifikansi Praktis
1. Memberi masukan bagi manajer Primkopkar “Manunggal” dalam
mengambil kebijakan maupun pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan disiplin dan pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan.
2. Memberikan masukan bagi karyawan Primkopkar “Manunggal” kaitanya
dengan peningkatan kinerja.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya
berkaitan dengan disiplin dan pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan
secara mendalam
6
Fathoni, Abdurrahmat. Manajemen Sumber Daya Manusia ,(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006) hlm6
7
7 1.5.Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja karyawan dan
faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan kinerja karyawan Primkopkar “Manunggal” di Salatiga, Jawa Tengah. Menginggat akan keterbatasan dalam tenaga, waktu dan biaya dalam melakukan penelitian, penelitian ini dibatasi pada:
1.5.1 Obyek Penelitian
Primer koperasi karyawan “Manunggal” yang terletak di Jalan Argobusono No 1, Salatiga.
1.5.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini hanya berfokus pada disiplin dan pengawasan kerja