• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Kepemilikan Asing Terhadap Perusahaan Asuransi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Kepemilikan Asing Terhadap Perusahaan Asuransi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Tujuan dan arah pembangunan nasional sebagaimana ditetapkan dalam

Program Pembangunan Nasional (Propenas) yakni berusaha mewujudkan suatu

masyarakat adil dan makmur, dimana mewujudkan suatu masyarakat adil dan

makmur itu akan diwujudkan melalui pembangunan di berbagai bidang,

diantaranya ekonomi. Pembangunan ekonomi identik dengan pembangunan

sektor-sektor ekonomi yang terdapat di negara kita ini, seperti; sektor pertanian,

kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa,

dan lain-lain.1

Keinginan pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan kehadiran

penanaman modal khususnya penanaman modal asing ke Indonesia merupakan

suatu langkah yang tepat dan strategis. Oleh karena dengan mengundang penanam

modal untuk masuk ke Indonesia berarti kita bertekad untuk maju sejajar dengan

bangsa-bangsa atau negara-negara yang sudah maju berkat adanya suntikan dana,

skill, manajemen dari penanaman modal khususnya penanaman modal asing

dalam pengelolaan sumber daya ekonomi potensial menjadi ekonomi rill. Untuk menunjang pembangunan di bidang ekonomi maka

diperlukan dana yang besar, pengadaan dana tentu saja tidak hanya berasal dari

pemerintah melainkan juga harus melibatkan pihak swasta baik dari dalam negeri

maupun luar negeri. Dalam era pemerintahan saat ini Indonesia sangat

bersemangat untuk menarik investor asing agar melakukan investasi di Indonesia.

1

(2)

Pengaturan yang stategik itulah yang membawa Indonesia berdiri sejajar dengan

bangsa-bangsa atau negara lainnya.2

Kegiatan ekonomi tersebut banyak sektor dan bentuknya, kegiatan ekonomi

di sektor jasa keuangan adalah salah satunya. Usaha asuransi merupakan sektor

jasa keuangan yang mengalami perkembangan di Indonesia. Dengan jumlah

penduduk yang besar maka Indonesia merupakan pasar yang potensial dalam

usaha asuransi, apalagi jumlah pertumbuhan penduduk kelas menengah di

indonesia terbilang besar, mencapai 8% pertahun, saat ini jumlah penduduk kelas

menengah di Indonesia mencapai 50 juta orang dan akan mencapai puncaknya

pada 25 tahun kedepan.3

Asuransi menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat untuk mengurangi

risiko yang memungkinan dapat menimbulkan kerugian atas harta kekayaan atau

jiwa seseorang dengan cara mengalihkan kerugian tersebut kepada perusahaan

asuransi. Dalam hal tidak terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka

pihak penanggung (perusahaan asuransi) berkesempatan mengumpulkan premi

yang dibayar oleh beberapa pihak tertanggung4

Dengan pasar yang begitu besar maka Indonesia menjadi magnet tersendiri

bagi investor asing untuk masuk dan berinvestasi di Indonesia terutama pada

bidang usaha asuransi, dimana tentunya akan menyebabkan para investor untuk

mendirikan perusahaannya di indonesia, untuk itu maka diperlukan pengaturan

yang jelas tentang perusahaan asuransi yang dimiliki oleh asing tersebut.

2

Ibid, hlm. 46.

3

Asuransi Asing Giat Berbenah Kelas menengah,

(diakses pada tanggal 25 Januari 2015)

4

(3)

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian ( selanjutnya

disebut Undang-Undang Perasuransian) adalah undang-undang yang saat ini

berlaku di Indonesia untuk melakukan pengaturan mengenai kegiatan di bidang

usaha asuransi menggantikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang

Usaha Perasuransian yang telah dicabut pasca diundangkannya Undang-Undang

Perasuransian tersebut. Usaha Perasuransian adalah segala usaha menyangkut jasa

pertanggungan atau pengelolaan risiko, pertanggungan ulang risiko, pemasaran

dan distribusi produk asuransi atau produk asuransi syariah, konsultasi dan

keperantaraan asuransi, asuransi syariah, reasuransi, atau reasuransi syariah, atau

penilaian kerugian asuransi atau asuransi syariah.5

Perjanjian asuransi menjadikan pengalihan resiko tertanggung kepada

penanggung diimbangi pembayaran premi oleh tertanggung yang seimbang

dengan beratnya resiko yang dialihkan, meskipun dapat diperjanjikan

kemungkinan prestasi itu tidak perlu seimbang. Dalam perjanjian

untung-untungan (chance agreement) para pihak sengaja melakukan perbuatan

untung-untungan yang tidak digantungkan pada prestasi yang seimbang, misalnya pada

perjudian dan pertaruhan.6

5

Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 40 Tentang Perasuransian.

6

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 16.

Hal ini menunjukkan bahwa asuransi bukanlah

untung-untungan, dimana dalam perjanjian asuransi, jika tertanggung tidak membayar

premi, asuransi dapat dibatalkan (voidable) atau dapat ditunda pelaksanaannya

(delayable). Dalam hal terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian,

tertanggung dapat mengklaim ganti kerugian pada penanggung. Jika penanggung

(4)

pengadilan negeri.7

Masuknya investasi asing dalam bidang usaha asuransi menurut

Undang-Undang Perasuransian dapat berupa warga negara asing atau badan hukum asing Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa asuransi

adalah jenis usaha yang memiliki kepastian hukum, sehingga dapat menjadi sektor

usaha yang menjanjikan bagi investor asing yang ingin berinvestasi di Indonesia.

Investasi di bidang usaha asuransi di Indonesia saat ini sedang mengalami

pertumbuhan karena dengan diundangkannya Undang-Undang Perasuransian

maka pengaturan di bidang usaha asuransi di Indonesia semakin jelas.

Undang-Undang Perasuransian memberikan peluang baru bagi industri

asuransi di Indonesia, dalam undang-undang ini adanya pengaturan lebih jelas

mengenai jenis usaha asuransi syariah yang semakin memberikan warna bagi

industri asuransi di Indonesia. Dengan demikian maka semakin besarlah pasar

asuransi yang ada di Indonesia, hal ini tentu akan lebih banyak lagi menarik

investor asing yang ingin melakukan investasi di Indonesia. Undang-Undang

Perasuransian ini juga memberikan pengaturan yang berbeda mengenai bentuk

hukum usaha perasuransian dibandingkan dengan Undang-Undang Nomor 2

Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam Undang-Undang Perasuransian

memberikan ketentuan bahwa bentuk badan hukum usaha perasuransian adalah

pereroan terbatas, koperasi, dan usaha bersama yang telah ada pada saat

undang-undang ini diundang-undangkan. Undang-Undang Perasuransian ini telah mengganti

bentuk badan hukum usaha asuransi perusahaan perseroan (PERSERO) menjadi

perseroan terbatas.

7

(5)

yang harus merupakan Perusahaan Perasuransian yang memiliki usaha sejenis

atau perusahaan induk yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang

Usaha Perasuransian yang sejenis.8 Warga negara asing sebagaimana dimaksud

dapat menjadi pemilik Perusahaan Perasuransian hanya melalui transaksi di bursa

efek.9 Pengaturan mengenaai kepemilikan asing dalam usaha asuransi dalam

bentuk perseorangan hanya dapat dilakukan dengan transakasi efek merupakan hal

baru yang ditambahkan dalam Undang Perasuransian dibandingkan dengan

undang-undang asuransi yang lama.

Berkembangnya sistem pengaturan usaha perasuransian di Indonesia tentu

menjadi menarik dibahas untuk mengetahui bagaimana hukum Indonesia

mengatur tentang adanya unsur asing didalam perusahaan asuransi yang ada di

Indonesia karena hal ini akan berdampak pada perkembangan perekonomian

Indonesia . Berdasarkan uraian diatas, maka diangkat judul “ TINJAUAN

YURIDIS KEPEMILIKAN ASING TERHADAP PERUSAHAAN ASURANSI”

dan akan membahasnya lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya dalam skripsi ini.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, adapun

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini antara lain:

1. Bagaimana perizinan dalam pendirian perusahaan asuransi di Indonesia ?

2. Bagaimana regulasi penanaman modal asing di bidang usaha asuransi?

3. Bagaimana kepemilikan asing pada perusahaan asuransi?

8

Pasal 7 Ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuaransian.

9

(6)

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan penulisan

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi

ini, antara lain:

a. Untuk mengetahui perizinan dalam pendirian perusahaan asuransi di

Indonesia

b. Untuk mengetahui regulasi penanaman modal asing di bidang usaha

asuransi

c. Untuk mengetahui kepemilikan asing pada perusahaan asuransi

2. Manfaat penulisan

a. Manfaat teoritis

Memberikan informasi-informasi pengetahuan tentang hukum pada

umumnya dan sumbangsih pemikiran pengembangan ilmu hukum ekonomi

khususnya. Lebih lagi khususnya menambah pengetahuan hukum tentang

kepemilikan asing terhadap perusahaan asuransi. Skripsi ini juga diharapkan

mampu memenuhi hasrat keingintahuan para pihak yang ingin ataupun

sedang mendalami pengetahuan tentang perusahaan asuransi.

b. Manfaat praktis

Memberikan informasi dan tambahan masukan serta kontribusi

pemikiran bagi para pelaku usaha asuransi, secara khusus mengenai pendirian

perusahaan asuransi, penanaman modal asing di bidang usaha asuransi dan

(7)

E. Keaslian Penulisan

Berdasarakan surat tanggal 2 oktober 2014 dari perpustakaan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara menyatakan ada tiga judul yang memiliki

sedikit kesamaan. Adapun judul skripsi tersebut adalah :

1. Kepailitan Perusahaan Asuransi analisis menurut Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1998 dengan perubahan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 oleh

Merry Heppy Manurung/010200042

2. Perlindungan hukum terhadap pemegang polis dalam kepailitan perusahaan

asuransi (studi terhadap putusan mahkama konstitusi republic Indonesia no.

07/PUU-II/2004 dan no.001-002/PUU-III/2005 yang ditulis oleh Via Trinanda

Dewi/030200003

3. Tanggung jawab Direksi Agency Perusahaan asuransi AIA Financial

berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) (studi pada PT.AIA

Financial Agency Uniland-Medan) oleh Dewi/060200122

Surat dari Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Tersebut kemudian dijadikan dasar bagi Ibu Windha,S.H.,M.Hum (Ketua

Departemen Hukum Ekonomi) untuk menerima judul yang diajukan, karena

substansi yang terdapat dalam skripsi ini berbeda dengan judul-judul diatas.

Penulisan skripsi ini juga menelusuri berbagai judul karya ilmiah melalui

media internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan, belum ada yang

pernah mengangkat topik tersebut. Seklipun ada, hal itu adalah di luar

sepengetahuan dan tentu saja substansinya berbeda dengan substansi dalam

(8)

pemikiran yang didasarkan pada pengertian-pengertian, teori-teori, dan aturan

hukum yang diperoleh melalui referensi media cetak, maupun media elektronik.

Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa skripsi ini adalah karya asli dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Berinvestasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi

kehidupan manusia. Manusia sebenarnya dalam kehidupannya selalu berada

dalam ketiakpastian dan berusaha untuk mengurangi ketidakpastisan itu seaksimal

mungkin dengan asuransi. Manusia ingin mengganti ketidakpastian ekonomis

menjadi kepastian ekonomis, ketidakpastian finansial menjadi kepastian finansial.

Semua ini merupakan realisasi atas usaha manusia berasuransi.

Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (

selanjutnya disebut KUH Dagang) dan Undang-Undang Perasuransian merupakan

sumber hukum bagi penyelenggaraan usaha asuransi di Indonesia. Pasal 246 KUH

Dagang menyatakan bahwa asuransi atau pertanggungan merupakan suatu

perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada seorang

tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian

kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak

tentu.10

10

Pasal 246 KUH Dagang.

Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Perasuransian Asuransi adalah

(9)

menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan

untuk:

1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung

jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau

pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau

pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang

besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.11

Penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi di Indonesia dilakukan oleh

perusahaan asuransi baik yang berbentuk badan hukun perseroan terbatas,

koperasi maupun usaha bersama sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Perasuransian. Perusahaan asuransi harus menyiapkan dirinya dengan

sebaik-baiknya untuk melayani kebutuhan masyarakat, agar kebutuhan tidak terputus.

Kebutuhan itu hendaknya berlangsung terus, yaitu dengan memberi ganti rugi

atau kompensasi kepada Tertanggungnya sebagai pemegang polis.12

Penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi di Indonesia tidak terlepas dari

pengaturan dan pengawasan, setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut Undang-Undang

OJK) maka segala pengaturan dan pengawasan lembaga jasa keuangan termasuk

lembaga keuangan non bank yang didalamnya termasuk usaha perasuransian

berada dibawah kewenangan otoritas jasa keuangan, hal ini dipertegas kembali

11

Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

12

(10)

dengan keluarnya Undang-Undang Perasuransian yang memberikan kewenangan

kepada otoritas jasa keuangan sebagai pengatur dan pengawas di dalam

penyelenggaraan usaha perasuransian di Indonesia.

Perusahaan asuransi di Indonesia saat ini telah banyak dimasuki oleh asing,

kepemilikan asing ini tergolong cukup besar pada beberapa jenis usaha asuransi.

Hal ini disebabkan karena besarnya jumlah penduduk Indonesia yang dapat

dijadikan sebagai pasar industri asuransi sehingga menarik minat para investor

asing, kepemilikan asing saat ini dilakukan baik dengan investasi langsung

maupun dengan transaksi di bursa efek.

Penanaman modal asing sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya disebut Undang-Undang

Penanaman Modal) merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha

di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing,

baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan penanaman modal dalam negeri.13 Penanam Modal Asing adalah

perseorangan warga Negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing

yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik Indonesia14

Penanaman modal asing di Indonesia juga dapat dilakukan dengan

pembelian saham dalam perdagangan saham pada bursa efek. Saham adalah

kekayaan pribadi (personal property) pemegang saham yang bersifat benda

bergerak (moveable property) yang tak dapat diraba. Oleh karena itu pemegang

saham, dapat menjual sahamnya atau menggunakannya dalam bentuk ‘gadai’

13

Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. 14

(11)

maupun fidusia. Bahkan dapat mengalihkannya kepada orang lain.15 Saham

sendiri memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

1. Saham sebagian dari modal. Pada dasarnya, saham itu merupakan sebagaimana

yang sering dibaca dalam akta pendirian perseroan terbatas.Karena itu dapat

dikatakan bahwa setiap saham merupakan bagian dari modal yang menjelma

dalam harga saham;

2. Saham sebagai tanda anggota. Setiap orang yang akan turut serta sebagai

anggota dalam kerjasama pada perseroan terbatas diwajibkan untuk

memberikan pemasukan sejumlah uang, sebagaimana inbreng ke dalam

perseroan terbatas. Pemasukan inilah yang diperhitungkan dalam bentuk

saham. Dengan dimilikinya saham menunjukan bahwa orang tersebut aadalah

anggota perseroan terbatas dan sebagai bukti itu diberikanlah saham sebagai

tanda anggotanya.

3. Saham sebagai alat legitimasi. Saham merupakan suatu surat yang menunjukan

kepada pemegangnya sebagai orang yang berhak.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian diperlukan agar tujuan penelitian dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ada 2 (dua) macam tipologi

penelitian hukum yang lazim digunakan yaitu penelitian hukum normatif dan

penelitian hokum empiris. Dalam penulisan skripsi ini, metode penelitian yang

dipakai adalah sebagai berikut:

15

(12)

1. Spesifikasi penelitian

Jenis merupakan penelitian hukum normatif atau penelitian hukum

kepustakaan atau penelitian hukum doktrinal yang dapat diartikan sebagi

penelitian hukum dengan cara meneliti bahan pustaka dan bahan sekunder.16

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Sifat

dari penelitian ini adalah penelitian hukum deskriptif yang bersifat pemaparan dan

bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap tentang keadaan hukum yang

berlaku pada suatu saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang ada atau

peristiwa hukum tertentu yang terjadi di dalam masyarakat. Pendekatan yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan undang-undang yaitu dilakukan

dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

dengan isu hukum yang sedang ditangani.

2. Data penelitian

Penelitian hukum normatif menggunakan jenis data sekunder sebagai data

utama. Data sekunder adalah data yang tidak didapat secara langsung dari objek

penelitian. Data sekunder yang dipakai penulis adalah sebagai berikut:

a. Bahan-bahan hukum primer.

Yaitu bahan-bahan yang mengikat, antara lain:

2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian

3) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUH Dagang)

4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

5) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

16

(13)

6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

b. Bahan-bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder maksudnya adalah bahan hukum yang

menjelaskan bahan hukum primer seperti buku-buku yang berkaitan dengan

judul skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan dan

sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media

elektronik.

c. Bahan-bahan hukum tersier

Bahan-bahan hukum tersier maksudnya adalah bahan penunjang yang

memberikan informasi tentang bahan primer dan sekunder. Bahan hukum

tersier lebih dikenal dengan bahan acuan di bidang hukum atau bahan

rujukan di bidang hukum , misalnya abstrak perundang-undangan, biografi

hukum, direktori pengadilan , ensiklopedia hukum, kamus hukum, indeks

kumulatif, dan lain-lain.

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dari penulisan skripsi ini dilakukan melalui teknik

studi pustaka (literature research) dan juga melalui bantuan media elektronik,

yaitu internet. Untuk memperoleh data dari sumber ini penulis memadukan,

mengumpulkan, menafsirkan, dan membandingkan buku-buku dan arti-arti

yang dinilai relevan dengan permasalahan yang akan dibahas penulis dalam

skripsi ini.

(14)

Pada penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, maka biasanya

penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya.17 Metode analisis data

yang dilakukan adalah analisa kualitatif18

a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, tersier, yang relevan

dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini. , yaitu dengan:

b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut

diatas agar sesuai dengan masing masing permasalahan yang dibahas.

c. Mengolah dan menginterprestasikan data guna mendapatkan kesimpulan

dari permasalahan

d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif,

yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dan penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar

terciptanya karya ilmiah yang baik. Skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang

saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat

berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab lainnya.

Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang disusun dengan sistematis

untuk menguraikan masalah yang akan dibahas dengan urutan sebagai berikut:

17

Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Depok : Universitas Indonesia Press, 1994), hlm. 69.

18

(15)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini dikemukakan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penulisan, keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,

Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II PERIZINAN DALAM PENDIRIAN PERUSAHAAN ASURANSI

Bab ini akan mengemukakan bagaimana perkembangan usaha

perasuransian di Indonesia, dan bagaimana pendirian perusahaan

asuransi di Indonesia serta pencabutan izin perusahaan asuransi.

BAB III REGULASI PEENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG

USAHA ASURANSI

Bab ini akan dibahas mengenai penanaman modal asing di Indonesia

dan penanaman modal asing di bidang usaha asuransi dan bagaimana

kepastian hukum regulasi penanaman modal asing di bidang usaha

asuranasi

BAB IV KEPEMILIKAN ASING PADA PERUSAHAAN ASURANSI

Bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaturan kepemilikan

asing di Indonesia terkhusus mengenai kepemilikan saham asing pada

perusahaan asuransi serta bagaimana pengalihan saham asing pada

perusahaan asuransi.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir ini, akan dikemukakan kesimpulan dari bagian awal

Referensi

Dokumen terkait

Berapa banyak cara memilih delegasi yang terdiri dari 4 orang dengan jumlah pria lebih banyak daripada..  Sebuah

Nilai ini lebih besar dari nilai taraf signifikan yaitu sebesar 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai harapan dan nilai kinerja.hal ini berarti

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahwa Pengembangan LKPD Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Dunia Tumbuhan (Plantae) Kelas

Kampana adalah bentuk mutakhir dari program pemberdayaan seniman tari muda, yang telah dimulai Indonesian Dance Festival sejak pertama kali berdiri pada 1992.. Keberadaan program

Hasil penelitian tentang nilai religious novel Catatan Hati Seorang Istri karya Asma Nadia sebagai berikut:Aqidah; dibuktikan dengan ditunjukan oleh tokoh wanita

Hasil resapan air pada mortar dengan menambahkan jumlah pasir akan mengakibatkan semakin besar nilai penurunan kuat tekan masing –masing variasi mortar.Sehingga campuran

Sesuai dengan metode penelitian, inferensi atau pemaknaan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Serat Wedhatama dikelompokkan ke dalam unit-unit tematik, yang dikonstruk

HAKIM TINGKAT PERTAMA MELAKUKAN KESALAHAN DALAM PENERAPAN HUKUM DAN KELIRU MENILAI BUKTI-BUKTI DALAM PERSIDANGAN, KARENA DARI BUKTI-BUKTI YANG DIAJUKAN JELAS TERBUKTI YANG