Tujuan dan arah pembangunan nasional sebagaimana ditetapkan dalam
Program Pembangunan Nasional (Propenas) yakni berusaha mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur, dimana mewujudkan suatu masyarakat adil dan
makmur itu akan diwujudkan melalui pembangunan di berbagai bidang,
diantaranya ekonomi. Pembangunan ekonomi identik dengan pembangunan
sektor-sektor ekonomi yang terdapat di negara kita ini, seperti; sektor pertanian,
kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa,
dan lain-lain.1
Keinginan pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan kehadiran
penanaman modal khususnya penanaman modal asing ke Indonesia merupakan
suatu langkah yang tepat dan strategis. Oleh karena dengan mengundang penanam
modal untuk masuk ke Indonesia berarti kita bertekad untuk maju sejajar dengan
bangsa-bangsa atau negara-negara yang sudah maju berkat adanya suntikan dana,
skill, manajemen dari penanaman modal khususnya penanaman modal asing
dalam pengelolaan sumber daya ekonomi potensial menjadi ekonomi rill. Untuk menunjang pembangunan di bidang ekonomi maka
diperlukan dana yang besar, pengadaan dana tentu saja tidak hanya berasal dari
pemerintah melainkan juga harus melibatkan pihak swasta baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Dalam era pemerintahan saat ini Indonesia sangat
bersemangat untuk menarik investor asing agar melakukan investasi di Indonesia.
1
Pengaturan yang stategik itulah yang membawa Indonesia berdiri sejajar dengan
bangsa-bangsa atau negara lainnya.2
Kegiatan ekonomi tersebut banyak sektor dan bentuknya, kegiatan ekonomi
di sektor jasa keuangan adalah salah satunya. Usaha asuransi merupakan sektor
jasa keuangan yang mengalami perkembangan di Indonesia. Dengan jumlah
penduduk yang besar maka Indonesia merupakan pasar yang potensial dalam
usaha asuransi, apalagi jumlah pertumbuhan penduduk kelas menengah di
indonesia terbilang besar, mencapai 8% pertahun, saat ini jumlah penduduk kelas
menengah di Indonesia mencapai 50 juta orang dan akan mencapai puncaknya
pada 25 tahun kedepan.3
Asuransi menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat untuk mengurangi
risiko yang memungkinan dapat menimbulkan kerugian atas harta kekayaan atau
jiwa seseorang dengan cara mengalihkan kerugian tersebut kepada perusahaan
asuransi. Dalam hal tidak terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka
pihak penanggung (perusahaan asuransi) berkesempatan mengumpulkan premi
yang dibayar oleh beberapa pihak tertanggung4
Dengan pasar yang begitu besar maka Indonesia menjadi magnet tersendiri
bagi investor asing untuk masuk dan berinvestasi di Indonesia terutama pada
bidang usaha asuransi, dimana tentunya akan menyebabkan para investor untuk
mendirikan perusahaannya di indonesia, untuk itu maka diperlukan pengaturan
yang jelas tentang perusahaan asuransi yang dimiliki oleh asing tersebut.
2
Ibid, hlm. 46.
3
Asuransi Asing Giat Berbenah Kelas menengah,
(diakses pada tanggal 25 Januari 2015)
4
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian ( selanjutnya
disebut Undang-Undang Perasuransian) adalah undang-undang yang saat ini
berlaku di Indonesia untuk melakukan pengaturan mengenai kegiatan di bidang
usaha asuransi menggantikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian yang telah dicabut pasca diundangkannya Undang-Undang
Perasuransian tersebut. Usaha Perasuransian adalah segala usaha menyangkut jasa
pertanggungan atau pengelolaan risiko, pertanggungan ulang risiko, pemasaran
dan distribusi produk asuransi atau produk asuransi syariah, konsultasi dan
keperantaraan asuransi, asuransi syariah, reasuransi, atau reasuransi syariah, atau
penilaian kerugian asuransi atau asuransi syariah.5
Perjanjian asuransi menjadikan pengalihan resiko tertanggung kepada
penanggung diimbangi pembayaran premi oleh tertanggung yang seimbang
dengan beratnya resiko yang dialihkan, meskipun dapat diperjanjikan
kemungkinan prestasi itu tidak perlu seimbang. Dalam perjanjian
untung-untungan (chance agreement) para pihak sengaja melakukan perbuatan
untung-untungan yang tidak digantungkan pada prestasi yang seimbang, misalnya pada
perjudian dan pertaruhan.6
5
Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 40 Tentang Perasuransian.
6
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 16.
Hal ini menunjukkan bahwa asuransi bukanlah
untung-untungan, dimana dalam perjanjian asuransi, jika tertanggung tidak membayar
premi, asuransi dapat dibatalkan (voidable) atau dapat ditunda pelaksanaannya
(delayable). Dalam hal terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian,
tertanggung dapat mengklaim ganti kerugian pada penanggung. Jika penanggung
pengadilan negeri.7
Masuknya investasi asing dalam bidang usaha asuransi menurut
Undang-Undang Perasuransian dapat berupa warga negara asing atau badan hukum asing Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa asuransi
adalah jenis usaha yang memiliki kepastian hukum, sehingga dapat menjadi sektor
usaha yang menjanjikan bagi investor asing yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Investasi di bidang usaha asuransi di Indonesia saat ini sedang mengalami
pertumbuhan karena dengan diundangkannya Undang-Undang Perasuransian
maka pengaturan di bidang usaha asuransi di Indonesia semakin jelas.
Undang-Undang Perasuransian memberikan peluang baru bagi industri
asuransi di Indonesia, dalam undang-undang ini adanya pengaturan lebih jelas
mengenai jenis usaha asuransi syariah yang semakin memberikan warna bagi
industri asuransi di Indonesia. Dengan demikian maka semakin besarlah pasar
asuransi yang ada di Indonesia, hal ini tentu akan lebih banyak lagi menarik
investor asing yang ingin melakukan investasi di Indonesia. Undang-Undang
Perasuransian ini juga memberikan pengaturan yang berbeda mengenai bentuk
hukum usaha perasuransian dibandingkan dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam Undang-Undang Perasuransian
memberikan ketentuan bahwa bentuk badan hukum usaha perasuransian adalah
pereroan terbatas, koperasi, dan usaha bersama yang telah ada pada saat
undang-undang ini diundang-undangkan. Undang-Undang Perasuransian ini telah mengganti
bentuk badan hukum usaha asuransi perusahaan perseroan (PERSERO) menjadi
perseroan terbatas.
7
yang harus merupakan Perusahaan Perasuransian yang memiliki usaha sejenis
atau perusahaan induk yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang
Usaha Perasuransian yang sejenis.8 Warga negara asing sebagaimana dimaksud
dapat menjadi pemilik Perusahaan Perasuransian hanya melalui transaksi di bursa
efek.9 Pengaturan mengenaai kepemilikan asing dalam usaha asuransi dalam
bentuk perseorangan hanya dapat dilakukan dengan transakasi efek merupakan hal
baru yang ditambahkan dalam Undang Perasuransian dibandingkan dengan
undang-undang asuransi yang lama.
Berkembangnya sistem pengaturan usaha perasuransian di Indonesia tentu
menjadi menarik dibahas untuk mengetahui bagaimana hukum Indonesia
mengatur tentang adanya unsur asing didalam perusahaan asuransi yang ada di
Indonesia karena hal ini akan berdampak pada perkembangan perekonomian
Indonesia . Berdasarkan uraian diatas, maka diangkat judul “ TINJAUAN
YURIDIS KEPEMILIKAN ASING TERHADAP PERUSAHAAN ASURANSI”
dan akan membahasnya lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya dalam skripsi ini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini antara lain:
1. Bagaimana perizinan dalam pendirian perusahaan asuransi di Indonesia ?
2. Bagaimana regulasi penanaman modal asing di bidang usaha asuransi?
3. Bagaimana kepemilikan asing pada perusahaan asuransi?
8
Pasal 7 Ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuaransian.
9
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi
ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui perizinan dalam pendirian perusahaan asuransi di
Indonesia
b. Untuk mengetahui regulasi penanaman modal asing di bidang usaha
asuransi
c. Untuk mengetahui kepemilikan asing pada perusahaan asuransi
2. Manfaat penulisan
a. Manfaat teoritis
Memberikan informasi-informasi pengetahuan tentang hukum pada
umumnya dan sumbangsih pemikiran pengembangan ilmu hukum ekonomi
khususnya. Lebih lagi khususnya menambah pengetahuan hukum tentang
kepemilikan asing terhadap perusahaan asuransi. Skripsi ini juga diharapkan
mampu memenuhi hasrat keingintahuan para pihak yang ingin ataupun
sedang mendalami pengetahuan tentang perusahaan asuransi.
b. Manfaat praktis
Memberikan informasi dan tambahan masukan serta kontribusi
pemikiran bagi para pelaku usaha asuransi, secara khusus mengenai pendirian
perusahaan asuransi, penanaman modal asing di bidang usaha asuransi dan
E. Keaslian Penulisan
Berdasarakan surat tanggal 2 oktober 2014 dari perpustakaan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara menyatakan ada tiga judul yang memiliki
sedikit kesamaan. Adapun judul skripsi tersebut adalah :
1. Kepailitan Perusahaan Asuransi analisis menurut Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1998 dengan perubahan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 oleh
Merry Heppy Manurung/010200042
2. Perlindungan hukum terhadap pemegang polis dalam kepailitan perusahaan
asuransi (studi terhadap putusan mahkama konstitusi republic Indonesia no.
07/PUU-II/2004 dan no.001-002/PUU-III/2005 yang ditulis oleh Via Trinanda
Dewi/030200003
3. Tanggung jawab Direksi Agency Perusahaan asuransi AIA Financial
berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) (studi pada PT.AIA
Financial Agency Uniland-Medan) oleh Dewi/060200122
Surat dari Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Tersebut kemudian dijadikan dasar bagi Ibu Windha,S.H.,M.Hum (Ketua
Departemen Hukum Ekonomi) untuk menerima judul yang diajukan, karena
substansi yang terdapat dalam skripsi ini berbeda dengan judul-judul diatas.
Penulisan skripsi ini juga menelusuri berbagai judul karya ilmiah melalui
media internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan, belum ada yang
pernah mengangkat topik tersebut. Seklipun ada, hal itu adalah di luar
sepengetahuan dan tentu saja substansinya berbeda dengan substansi dalam
pemikiran yang didasarkan pada pengertian-pengertian, teori-teori, dan aturan
hukum yang diperoleh melalui referensi media cetak, maupun media elektronik.
Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa skripsi ini adalah karya asli dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
Berinvestasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Manusia sebenarnya dalam kehidupannya selalu berada
dalam ketiakpastian dan berusaha untuk mengurangi ketidakpastisan itu seaksimal
mungkin dengan asuransi. Manusia ingin mengganti ketidakpastian ekonomis
menjadi kepastian ekonomis, ketidakpastian finansial menjadi kepastian finansial.
Semua ini merupakan realisasi atas usaha manusia berasuransi.
Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (
selanjutnya disebut KUH Dagang) dan Undang-Undang Perasuransian merupakan
sumber hukum bagi penyelenggaraan usaha asuransi di Indonesia. Pasal 246 KUH
Dagang menyatakan bahwa asuransi atau pertanggungan merupakan suatu
perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tentu.10
10
Pasal 246 KUH Dagang.
Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Perasuransian Asuransi adalah
menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan
untuk:
1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.11
Penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi di Indonesia dilakukan oleh
perusahaan asuransi baik yang berbentuk badan hukun perseroan terbatas,
koperasi maupun usaha bersama sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Perasuransian. Perusahaan asuransi harus menyiapkan dirinya dengan
sebaik-baiknya untuk melayani kebutuhan masyarakat, agar kebutuhan tidak terputus.
Kebutuhan itu hendaknya berlangsung terus, yaitu dengan memberi ganti rugi
atau kompensasi kepada Tertanggungnya sebagai pemegang polis.12
Penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi di Indonesia tidak terlepas dari
pengaturan dan pengawasan, setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut Undang-Undang
OJK) maka segala pengaturan dan pengawasan lembaga jasa keuangan termasuk
lembaga keuangan non bank yang didalamnya termasuk usaha perasuransian
berada dibawah kewenangan otoritas jasa keuangan, hal ini dipertegas kembali
11
Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.
12
dengan keluarnya Undang-Undang Perasuransian yang memberikan kewenangan
kepada otoritas jasa keuangan sebagai pengatur dan pengawas di dalam
penyelenggaraan usaha perasuransian di Indonesia.
Perusahaan asuransi di Indonesia saat ini telah banyak dimasuki oleh asing,
kepemilikan asing ini tergolong cukup besar pada beberapa jenis usaha asuransi.
Hal ini disebabkan karena besarnya jumlah penduduk Indonesia yang dapat
dijadikan sebagai pasar industri asuransi sehingga menarik minat para investor
asing, kepemilikan asing saat ini dilakukan baik dengan investasi langsung
maupun dengan transaksi di bursa efek.
Penanaman modal asing sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya disebut Undang-Undang
Penanaman Modal) merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha
di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing,
baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanaman modal dalam negeri.13 Penanam Modal Asing adalah
perseorangan warga Negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing
yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik Indonesia14
Penanaman modal asing di Indonesia juga dapat dilakukan dengan
pembelian saham dalam perdagangan saham pada bursa efek. Saham adalah
kekayaan pribadi (personal property) pemegang saham yang bersifat benda
bergerak (moveable property) yang tak dapat diraba. Oleh karena itu pemegang
saham, dapat menjual sahamnya atau menggunakannya dalam bentuk ‘gadai’
13
Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. 14
maupun fidusia. Bahkan dapat mengalihkannya kepada orang lain.15 Saham
sendiri memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Saham sebagian dari modal. Pada dasarnya, saham itu merupakan sebagaimana
yang sering dibaca dalam akta pendirian perseroan terbatas.Karena itu dapat
dikatakan bahwa setiap saham merupakan bagian dari modal yang menjelma
dalam harga saham;
2. Saham sebagai tanda anggota. Setiap orang yang akan turut serta sebagai
anggota dalam kerjasama pada perseroan terbatas diwajibkan untuk
memberikan pemasukan sejumlah uang, sebagaimana inbreng ke dalam
perseroan terbatas. Pemasukan inilah yang diperhitungkan dalam bentuk
saham. Dengan dimilikinya saham menunjukan bahwa orang tersebut aadalah
anggota perseroan terbatas dan sebagai bukti itu diberikanlah saham sebagai
tanda anggotanya.
3. Saham sebagai alat legitimasi. Saham merupakan suatu surat yang menunjukan
kepada pemegangnya sebagai orang yang berhak.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian diperlukan agar tujuan penelitian dapat lebih terarah dan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ada 2 (dua) macam tipologi
penelitian hukum yang lazim digunakan yaitu penelitian hukum normatif dan
penelitian hokum empiris. Dalam penulisan skripsi ini, metode penelitian yang
dipakai adalah sebagai berikut:
15
1. Spesifikasi penelitian
Jenis merupakan penelitian hukum normatif atau penelitian hukum
kepustakaan atau penelitian hukum doktrinal yang dapat diartikan sebagi
penelitian hukum dengan cara meneliti bahan pustaka dan bahan sekunder.16
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
Sifat
dari penelitian ini adalah penelitian hukum deskriptif yang bersifat pemaparan dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap tentang keadaan hukum yang
berlaku pada suatu saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang ada atau
peristiwa hukum tertentu yang terjadi di dalam masyarakat. Pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan undang-undang yaitu dilakukan
dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut
dengan isu hukum yang sedang ditangani.
2. Data penelitian
Penelitian hukum normatif menggunakan jenis data sekunder sebagai data
utama. Data sekunder adalah data yang tidak didapat secara langsung dari objek
penelitian. Data sekunder yang dipakai penulis adalah sebagai berikut:
a. Bahan-bahan hukum primer.
Yaitu bahan-bahan yang mengikat, antara lain:
2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian
3) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUH Dagang)
4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
5) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
16
6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
b. Bahan-bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder maksudnya adalah bahan hukum yang
menjelaskan bahan hukum primer seperti buku-buku yang berkaitan dengan
judul skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan dan
sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media
elektronik.
c. Bahan-bahan hukum tersier
Bahan-bahan hukum tersier maksudnya adalah bahan penunjang yang
memberikan informasi tentang bahan primer dan sekunder. Bahan hukum
tersier lebih dikenal dengan bahan acuan di bidang hukum atau bahan
rujukan di bidang hukum , misalnya abstrak perundang-undangan, biografi
hukum, direktori pengadilan , ensiklopedia hukum, kamus hukum, indeks
kumulatif, dan lain-lain.
3. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dari penulisan skripsi ini dilakukan melalui teknik
studi pustaka (literature research) dan juga melalui bantuan media elektronik,
yaitu internet. Untuk memperoleh data dari sumber ini penulis memadukan,
mengumpulkan, menafsirkan, dan membandingkan buku-buku dan arti-arti
yang dinilai relevan dengan permasalahan yang akan dibahas penulis dalam
skripsi ini.
Pada penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, maka biasanya
penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya.17 Metode analisis data
yang dilakukan adalah analisa kualitatif18
a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, tersier, yang relevan
dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini. , yaitu dengan:
b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut
diatas agar sesuai dengan masing masing permasalahan yang dibahas.
c. Mengolah dan menginterprestasikan data guna mendapatkan kesimpulan
dari permasalahan
d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif,
yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar
terciptanya karya ilmiah yang baik. Skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang
saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat
berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab lainnya.
Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang disusun dengan sistematis
untuk menguraikan masalah yang akan dibahas dengan urutan sebagai berikut:
17
Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Depok : Universitas Indonesia Press, 1994), hlm. 69.
18
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini dikemukakan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penulisan, keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,
Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II PERIZINAN DALAM PENDIRIAN PERUSAHAAN ASURANSI
Bab ini akan mengemukakan bagaimana perkembangan usaha
perasuransian di Indonesia, dan bagaimana pendirian perusahaan
asuransi di Indonesia serta pencabutan izin perusahaan asuransi.
BAB III REGULASI PEENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG
USAHA ASURANSI
Bab ini akan dibahas mengenai penanaman modal asing di Indonesia
dan penanaman modal asing di bidang usaha asuransi dan bagaimana
kepastian hukum regulasi penanaman modal asing di bidang usaha
asuranasi
BAB IV KEPEMILIKAN ASING PADA PERUSAHAAN ASURANSI
Bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaturan kepemilikan
asing di Indonesia terkhusus mengenai kepemilikan saham asing pada
perusahaan asuransi serta bagaimana pengalihan saham asing pada
perusahaan asuransi.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini, akan dikemukakan kesimpulan dari bagian awal