• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

147

Raden Syaiful Hamzah

hajisipul60@gmail.com/SDN Pangolanagan 2 Burneh-Bangkalan

Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah mampukah teknik Skrambel ini meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan mengubah perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi secara konkret penggunaan teknik skrambel dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Subyek peneliltian ini adalah siswa kelas VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan Burneh tahun pelajaran 2017 / 2018 , yang terdiri atas 22 siswa. Dengan Variabel penelitian:(1) kemampuan membaca pemahaman,(2) penggunaan teknik Skrambel. Instrumen peneliltian berupa tes dan nontes.Proses tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II, dengan langkah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t = 7, 547 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %. Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh t = 8, 018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hal tersebut, teknik skrambel dapat dijadikan alternatif oleh guru dalam pembelajaran karena terbukti teknik ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman yang ditandai dengan perubahan perilaku siswa.

Kata kunci: Membaca Pemahaman, Peningkatan Pemahaman, Teknik Skrambel.

Abstract: The problem in this research is Skrambel technique can it improve reading comprehension skill and change student behavior in learning activity? The purpose of this study is to obtain a concrete description of the use of skrambel techniques in improving students' reading comprehension skills and changes in student behavior during and after learning activities. The subject of this research is the students of class VI SDN Pangolangan 2 Burneh sub-district in the 2017/2018 school year, which consists of 22 students. With the research variables: (1) the ability to read comprehension, (2) the use of technique Skrambel. Testing instruments and tests. The classroom action process includes cycle I and cycle II, with planning, action, observation, and reflection measures. The initial test results and the final cyclical I test obtained t = 7,507 greater than the 5% significance level. The final test result of cycle I and end test of cycle II obtained t = 8,018 bigger than 5% significance level. Based on this, the technique of skrambel can be used as an alternative by the teacher in the learning because it is proven this technique can improve the comprehension reading skill marked by the change of student behavior.

(2)

148 Pendahuluan

Pembelajaran membaca di kelas dengan pemberian tugas terasa suatu pekerjaan yang membosankan dan menjenuhkan. Saat ini siwa lebih suka menonton televisi,santai,dan tidur daripada mengerjakan tugas itu, akibatnya kemampuan siswa tidak seperti yang diharapkan kurikulum. Dari pengamatan di kelas ketika diberi pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca terlihat 50 % siswa tidak tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, sebagian besar siswa gaduh, dan bacaan baru selesai dalam waktu yang cukup lama. Diajukan pertanyaan, semua diam, sibuk membaca kembali teks, jawaban siswa tidak mencapai sasaran.

Keterampilan membaca untuk memahami bentuk-bentuk tertulis merupakan hal yang mendasar dan sangat diperlukan siswa dalam kegiatan belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya untuk mempelajari mata pelajaran yang bersifat eksak, mata pelajaran noneksak pun sangat memerlukannya. Mata pelajaran noneksak pada umumnya

disajikan secara ekspositoris dan panjang-panjang. Bila siswa tidak mampu memahaminya secara baik, maka materi yang disajikan terasa berat dan efek lebih jauh muncul perasaan bosan untuk mempelajari materi-materi pelajaran.

Lemahnya tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa merupakan kendala untuk mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat, hal ini akan membuat nilai hasil belajar siswa semakin terpuruk berada jauh di bawah batas ketuntasan. Kenyataan praktis di lapangan ini sangat menarik perhatian penulis, dan sebagai guru kelas tergerak hatinya untuk mengadakan penelitian dengan mengujicobakan teknik skrambel untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa di SDN Pangolangan 2. Kecamatan Burneh.

(3)

149 (a) skrambel kata, (b) skrambel kalimat, (c) skrambel paragraph dan (d) skrambel wacana ( Suparno 1998:76).

Berdasar prinsip dari sejenis permainan kemudian konsepnya dipinjam untuk kepentingan pengajaran membaca. Sasaran utamanya sama, yakni mengajak anak untuk berlatih menyusun sesuatu agar sesuatu itu menjadi bermakna. Dalam pengajaran membaca, anak diajak untuk berlatih menyusun suatu organisasi tulisan yang secara sengaja dikacaukan, menjadi suatu organisasi tulisan yang utuh dan bermakna, melalui teknik ini di samping anak diajak untuk berlatih memprediksi jalan pikiran penulisan aslinya, juga mengajak anak untuk berkreasi dengan susunan baru yang mungkin lebih baik dari susunan semula.

Dengan dasar pemikiran di atas,alternatif poses belajar dengan teknik skrambel dalam pangajaran membaca adalah “bermain sambil belajar” bukan” belajar sambil bermain”. Kegiatan bermain bukan hanya digemari oleh anak-anak yang masih duduk di sekulah dasar, anak-anak yang berangkat dewasapun menyukainya, bahkan program televisi menayangkan acara

permainan menjadi popular. Kegiatan ini selain ada unsur rekreasi juga ada unsur belajar dan berpikir. Oleh karena itu, teknik pengajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar secara santai dan tidak membuatnya stress atau tertekan. Mereka akan melakukannya dengan senang hati karena mengira sedang bermain-main.

Membaca pemahaman bukanlah satu-satunya penyebab nilai siswa rendah, banyak faktor lain yang ikut

menentukan. Kompleksnya

permasalahan dan terbatasnya berbagai hal maka difouskan pada salah satu faktor penyebab yang berhbungan dengan tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa.

(4)

150 Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara konkret penggunaan teknik skrambel untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VI SDN Pangolangan 2. Kecamatan Burneh tahun pelajaran 2017/2018 sedangkan tujuan lain adalah memberikan gambaran mengenai perubahan perilaku siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar dengan teknik skrambel.

Para pakar hingga saat ini masih memberikan batasan yang berbeda tentang hakikat membaca. Anderson dalam Tarigan (1985 :7) mengatakan bahwa membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and deconding process). Bagi Dika yang masih duduk di kelas 1 SD pengertiam membaca seperti itu tepat sebab ketika dia membaca hanya terbatas mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang-lambang bahasa tulis yang dilihatnya, dari huruf menjadi kata kemudian menjadi frasa kalimat, dan seterusnya. Mengerti atau tidak mengerti makna dari seluruh rangkaian lambang-lambang bahasa tulis tidak menjadi persoalan.

Pengertian tersebut menyatakan seakan-seakan membaca suatu hal yang pasif.

Kegiatan membaca pada anak-anak kelas 4 SD ke atas bukanlah kegiatan membaca yang dikatakan oleh Finnochiaro dan Bonomo,karena membaca bukan hanya memahami yang tersurat saja tetapi juga yang tersirat, sebagaimana yang dikatakan oleh Goodman dalam Harras dan Sulistianigsih (1997 :1.7) bahwa ketika seseorang membaca bukan hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dam memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna.

(5)

151 (Rajah dalam Simanjutak 1987:87). Chomsky dalam Simanjuntak (1987:102) berpendapat bahwa (a) prosesproses pemerolehan bahasa semua anak-anak boleh dikatakan sama, (b) proses pemerolehan bahasa ini tidak ada kaitannya dengan kecerdasan anak yang IQ-nya rendah juga memperoleh bahasa pada masa dan cara hampir sama, (c) proses pemerolehan bahasa ini tidak pula dipengaruhi oleh motivasi atau emosi anak-anak, (d) tata bahasa yang dihasilkan oleh semua anak-anak boleh dikatakan sama.

Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel Skrambel adalah salah satu permainan bahasa pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan (Suparno 1998:60) Dengan bermain siswa akan memperoleh kegembiraan atau kesenangan,selain itu keterampilan tertentu akan diperolehnya dengan tidak sengaja. Dalam setiap permainan terdapat unsur rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan. Secara tidak langsung permainan juga dapat memupuk berbagai sifat yang

positif misalnya : solidaritas, sportivitas, kreativitas, dan rasa percaya diri. Selain kelebihan di atas ada kelemahan dalam permainan,yaitu tidak baik untuk evaluasi hasil belajar siswa sebab mengandung unsur spekulasi yang besar. Siswa yang menang belum tentu siswa yang pandai. Secara rinci kelebihan dan kekurangan permainan bahasa adalah sebagai berikut :

(6)

152 bahasa biasanya mengesan sehingga sukar dilupakan.

Kekurangan, a) Pada umumnya jumlah siswa dalam satu kelas terlalu besar. Hal tersebut akan menimbulkan kesulitan untuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan. Siswa yang tidak terlibat itu justru mengganggu permainan yang sedang berlangsung. b) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan lewat media permainan. c) Permainan bahasa biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan. d) Banyak yang memperlakukan permainan bahasa sebagai kegiatan untuk mengisi waktu kosong saja. e) Permainan bahasa banyak mengandung unsur spekulasi. Siswa yang menang dalam suatu permainan belum dapat dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut lebih pandai daripada siswa lain.(Suparno 1988:64-65)

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan dalam permainan bahasa di atas, teknik skrambel dapat diman-faatkan untuk kepentingan membaca pemahaman. Dalam pengajaran memba-ca pemahaman anak diajak untuk berlatih menyusun suatu organisasi

tulisan yang secara sengaja sebelumnya dikacaukan,anak diminta menata ulang susunan tulisan yang kacau menjadi suatu organisasi tulisan yang utuh dan bermakna.

Teknik skrambel ini dapat melatih anak memprediksi jalan pikiran tulisan aslinya dan melatih anak berkreasi dengan susunan baru yang mungkin lebih baik.

Secara umum rambu-rambu pembelajaran dengan teknik skrambel ini terbagi ke dalam tiga kegiatan, yakni (1) persiapan, (2) kegiatan inti, (3) dan kegiatan tindak lanjut.

1) Persiapan

(7)

153 sengaja dikacaukan. d) Membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 3 sampai 4 orang siswa dalam satu kelompok. e) Mengatur posisi tempat duduk agar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain tidak saling mengganggu,dan tidak saling terganggu.Bila memungkinkan kegiatan ini dilakukan di luar kelas.hal ini akan memberi dampak yang lebih baik karena anak-anak akan berada dalam suasana bermain yang sebenarnya. f) Merenca-nakan langkah-langkah kegiatan serta menentukan jatah waktu yang dibutuh-kan untuk setiap fase kegiatan yang adibutuh-kan dilalui dalam kegiatan inti.

2. Kegiatan Inti

Beberapa kegiatan yang harus dilalui anak dalam kegiatan inti: a) Setiap kelompok siswa siap dengan perangkat kartu paragraf yang telah dibagikan guru ( atau diproduksi sendiri oleh kelompok tersebut ) untuk didiskusikan dalam kelompoknya masing-masing.b)Setiap kelompok siswa melakukan diskusi kecil dalam kelompoknya untuk mencari susunan kartu-kartu paragraf yang dianggap baik dan logis oleh kelompok yang bersangkutan. c) Alasan-alasan pemilihan susunan kartu-kartu paragraf

harus dibicarakan dalam kelompok kecil. d) Guru memimpin diskusi kelompok besar untuk menganalisis dan mendengarkan pertanggung jawaban setiap kelompok kecil atas hasilkerja masing-masing kelompok yang telah disepakati dalam kelompok. e) Setelah seluruh kelompok tampil, dilanjutkan perbincangan tentang pendapat dan komentar perseorangan dipimpin guru. e) Setelah diskusi kelompok besar menghasilkan kesepakatan barsama tentang susunan teks yang dianggap paling logis, kemudian guru menun-jukkan teks alinya. f) satu orang diminta untuk membacakan teks asli tersebut secara bergantian. selanjutnya, melalui kegiatan diskusi kelompok besar siswa membandingkan, mengkaji, menilai dan memutuskan susunan teks mana yang paling baik dan logis. g) Pada akhir kegiatan inti, satu dua orang siswa diminta untuk menceritakan kembali isi teks dengan kata-kata sendiri.

3. Tindak Lanjut

(8)

154 yang berbeda. b) Kegiatan menyem-purnakan susunan teks asli,jika terdapat susunan yang tidak memperlihatkan kelogisan. c) Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrase, atau menyeder-hanakan bacaan). d) Mencari makna kosakata baru di dalam kamus dan mengaplikasikan dalam pemakaian kalimat. e) Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang mungkin ditemukan dalam teks wacana latihan.

Satu hal yang penting dalam teknik ini,siswa tidak sekedar berlatih memahami dan menemukan susunan teks yang baik dan logis, melainkan juga dilatih untuk berpikir kritis-analitis. Hal-hal yang berkenaan dengan aspek kebahasaan, kebenaran, ketepatan struktur kalimat, tanda baca, diksi dapat menjadi perhatian dan perbincangan siswa.

Metode Penelitian

Pengambilan dan Pengolahan Data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes dan nontes,1). Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa dan tanggapan siswa terhadap bacaan adalah tes tertulis objektif (objektif test) yang

terdiri atas satu bacaan yaitu cerpen dan disertai 10 soal pilihan ganda dengan empat opsion. Soal nomor 1 dan 2 pemahaman kata, nomor 3 dan 4 pemahaman konsep, 5 dan 6 pemahaman kalimat, 7 dan 8 pemahaman struktur paragraf, 9 dan 10 pemahaman sikap dan tujuan. Setiap soal yang dijawab benar memiliki skor 1 dan yang salah mendapat skor 0. 2. Nontes. Merupakan Instrumen nontes meliputi observasi, wawancara, dan jurnal siswa.

Observasi

Observasi dapat digunakan untuk memperoleh data pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Aspek yang diamati adalah : a) Respon atau sikap siswa terhadap bacaan yang diberikan. b) Respon atau sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan guru. c) Jumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan. d) Jumlah siswa yang memberi tanggapan terhadap isi bacaan.

Wawancara

(9)

155 bacaan, dan juga terhadap siswa yang mengalami peningkatan kemampuan dalam memahami suatu bacaan. Wawancara ini juga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuannya. Aspek yang diungkap melalui wawancara adalah : a) Penyebab respon atau sikap negatif terhadap bacaan atau metode mengajar. b) Penyebab kesulitan dalam memahami dan mengapresiasi bacaan . c) Motivasi yang menyebabkan siswa lebih kritis. Jurnal Siswa

Jurnal kegiatan siswa diharapkan dapat dibuat siswa setiap akhir pertemuan kegiatan belajar-mengajar. Jurnal ini mengungkapkan aspek : (1). Kesungguhan dalam membaca bacaan (2). Kebenaran dalam menjawab pertanyaan. (3). Keberanian menyampa-ikan pertanyaan.

(4). Keberanian memberikan tanggapan terhadap bacaan.

Guru merekap jurnal siswa, hasilnya akan digunakan guru unuk melakukan self reflection ( refleksi diri ) terhadap proses belajar mengajar yang dilakukannya.

Uji Instrumen

Uji Intrumen yang berbentuk tes dan nontes mencakup dua hal, yaitu validitas permukaan dan validitas isi. Untuk menguji tingkat validitas isi dengan mencocokkan butir-butir tes dengan kurikulum dan membandingkan dengan aspek-aspek yang disebutkan dalam tujuan pembelajaran, serta aspek membaca pemahaman. Validitas permukaan dengan cara mengkonsul-tasikan instrumen dengan teman seprofesi dan dosen pembimbing. menurut justifikasi mereka instrumen tersebut telah terbaca dan dapat digunakan untuk menilai atau alat pengambilan data. Instrumen nontes diuji validitas isi dan permukaan dengan cara mengkonsultasikan dengan teman seprofesi dan dosen pembimbing. Menurut mereka instrumen ini layak digunakan, kalimat-kalimat yang ada sudah jelas dan dapat digunakan sebagai alat pengambilan data.

Teknik Pengambilan Data

(10)

156 mana perubahan perilaku dan sikap dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik skrambel.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Tes Awal

Sebelum tindakan kelas siswa mengerjakan tes awal yang bertujuan mengetahui kemampuan sisiwa sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes ini terdiri atas satu teks cerpen dan 10 soal yang menilai aspek-aspek membaca pemahaman, yaitu pemahaman kata, pemahaman konsep, pemahaman kalimat, pemahaman struktur paragraf, dan pemahaman sikap dan tujuan. Hasil penelitian dapat dilihat dalam lampiran 1.

Tes Akhir Siklus I

Pada akhir siklus I diberikan tes masing-masing tes ada 10 soal. Teks I berjudul “ Dolphina Si Anak Laut”.

d.b. = N-1 = 45-1 = 44

dengan taraf signifikansi 5 % harga t= 2,20, signifikan. 1) Kesimpulan : perbedaan antara hasil pretest dengan post-test signifikan. Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang berbunyi “ Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VI SDN Pangolangan. 2) Kecamatan Burneh tahun pelajaran 2017/2018 meningkat setelah digunakan teknik skrambel”.3) Data Nontes Siklus I

Observasi

(11)

157 dengan mengenalkan teknik skrambel dalam membaca pemahaman. Perubahan suasana kelas terjadi, siswa tampak antusias, dan kelihatan bersemangat ingin tahu, terlihat dari sorot mata dan wajah ceria, lebih-lebih setelah mengetahui bahwa teknik skrambel ini adalah suatu permainan.

Guru menyampaikan tata tertib atau aturan dan petunjuk permainan yang digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Beberapa siswa bertanya tentang permainan ini karena mereka masih belum jelas. Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 3 – 4 orang,suasana kelas gaduh suara kursi dan anak memenuhi ruangan, beberapa orang siswa nampak kebingu-ngan mencari kelompok. Guru berkeliling dan memberikan arahan, setelah semua siswa menemukan kelompoknya, suasanapun tenang kembali, ada beberapa siswa yang enggan membalik kursinya sehingga duduknya kelihatan tidak nyaman. Guru membagikan kartu paragraf kepada setiap kelompok.Siswa melakukan diskusi kelompok. Suasana tampak kondusif, mereka tampak serius mem-baca dan berdiskusi. Mereka berusaha

mendekat dan merapatkan tempat duduknya. Ada beberapa siswa yang acuh tak acuh asik dengan buku catatannya sendiri, rupanya siswa ini tidak konsentrasi dan melamun. Suasana kelas hening sampai 30 menit.

Wawancara

Wawancara dilakukan setelah pembelajaran berakhir pada waktu istirahat, yang diwawancarai ada 6 siswa yaitu :

1. Dua orang siswa yang serius mengikuti pelajaran

2. Dua orang siswa yang aktif,banyak berbicara atau bertanya

3. Dua orang siswa yang acuh tak acuh ketika mengikuti pelajaran.

(12)

158 bacaan yang menarik. Siswa kedua mengatakan bahwa dia mengikuti pembelajaran dengan serius karena teknik ini sangat menantang berkompetisi dengan teman. Materi pembelajaran lebih mengesan dan dapat dipahami olehnya karena teknik ini memaksa siswa membaca berulang-ulang. Sarannya agar pada pembelajaran berikutnya dicarikan wacana yanglebih menarik dan lebih panjang lagi.

Jurnal

Data nontes yang berupa jurnal siswa dapat diperoleh setelah kegiatan belajar menunjukkan bahwa sebagian siswa merasa senang dan sangat berminat mengikuti kegiatan membaca dengan teknik skrambel” Saya merasakan ternyata teknik ini dapat menghibur, menghilangkan stres, pikiran terasa ringan, tidak melayang-layang dan mudah berkonsentrasi, terasa seperti sedang bermain kartu. Bersaing dalam permainan merupakan motivasi yang menambah semangat dalam kegiatan belajar. Berdiskusi dengan teman sekelompok dapat melatih kemampuan berbicara, melatih mengungkapkan persaan, pendapat dan pikiran yang disertai alasan yang logis. Adu

argumentasi dapat membuahkan hasil yang memuaskan serta dapat menimbulkan rasa solidaritas dan lebih mengakrabkan antar siswa apalagi bila kelompok setiap kegiatan selalu berubah-ubah anggotanya”.

Membaca dengan teknik skrambel dirasakan oleh mereka sebagai suatu teknik yang baru, meskipun mereka telah diberi penjelasan dan merasa sudah jelas, dalam kegiatan sebagian besar masih bingung. “Teknik skrambel ini merupakan teknik yang baru sehingga dalam langkah-langkahnya saya merasa sulit “.

(13)

159 terbatas.Hal ini akan mengganggu dalam proses pemahaman bahan bacaan.

Masalah di atas dikuatkan dengan hasil tes awal siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 6,36 dengan rincian yang mendapatkan nilai 4 = 2,2 %,yang mendapatkan nilai 5 = 20 %,yang mendapatkan nilai 6 = 26,7 %,yang mendapatkan nilai 7 = 31,1 %, dan yang mendapatkan nilai 8 = 17,8 %, dan yang mendapatkan nilai 9 = 2,2 %.

Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah di atas diujico-bakan teknik skrambel.Teknik skrambel merupakan permainan bahasa,suatu aktivitas untuk memperoleh keteram-pilan tertentu dengan cara yang menggembirakan.

Pengamatan dalam proses tindakan bahwa teknik skrambel ini dapat mengubah perilaku dan suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih kondusif. Jurnal dan wawancara menunjukkan sebagian besar siswa sangat tertarik, bersemangat, antusias, dan merasa senang,ditunjukkan pada waktu mengikuti pelajaran dengan teknik skrambel waktu terasa demikian cepat berlalu. Dari hasil tes awal dan tes akhir siklus I diperoleh harga t = 7,47.Ini

lebih besar dari taraf signifikansi 5 %. Dari hasil akhir tes siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh harga t = 8,018 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %. Hal ini membuktikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI SDN Pangolangan 2. Kecamatan Burneh meningkat setelah digunakan teknik skrambel.

Unsur spekulasi yang ada dalam permainan mengakibatkan pemenang bukanlah yang pandai,dalam penelitian ini terbukti ada anak yang agresif dan aktif belum tentu mendapatkan nilai yang baik,atau selalu meningkat dari siklus ke siklus berikutnya.

Teori pembelajaran Medan Gestalt terbukti di sini bahwa perubahan tingkah laku baik pengetahuan atau sikapnya dipengaruhi oleh unsur-unsur lingku-ngannya.

(14)

160 mendapatkan nilai baik dalam pelajaran lainnya.Sedangkan siswa yang selalu acuh tak acuh selalu mendapat nilai yang jelek atau bahkan menurun. Data nontes menunjukkan pelajaran lainnya juga jelek. Jadi yang cocok adalah pendapat Witty dan Kopel bahwa anak anak yang dapat membaca dengan baik adalah anak yang memiliki IQ di atas 70.

Pemerolehan hasil tes membaca pemahaman yang rata-rata masih rendah sebagian besar terpengaruh oleh aspek siswa yang bersangkutan.Aspek ini meliputi keluasan wawasan siswa, kebiasaan siswa, minat dan motivasi. Metode tugas dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat berpengaruh dalam memahami isi bacaan.Hal ini berakibat sebagian besar siswa kurang berminat membaca bacaan berbahasa Indonesia.

Penutup

Teknik skrambel dapat mening-katkan ketrampilan membaca pemaha-man siswa.Hal itu terlihat dari hasil tes awal,tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II,seluruhnya menunjukkan ada kenaikan.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t = 7,547 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %.Hasil tes akhir

siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh t = 8,018 lebih besar dari taraf signifikansi.

Perubahan tingkah laku atau sikap tampak dalam pembelajaran membaca pemahaman dngan teknik skrambel.Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan jurnal membuktikan bahwa sebagian besar siswa tertarik dengan teknik skrambel. Situasi dan kondisi jenuh,lelah dan bosan dapat diatasi dengan permainan ini,sehingga suasana kondusif dapat tercipta. Hal ini terbukti siswa merasakan waktu atau jam pelajaran cepat selesai meskipun kegiatan ini dilakukan pada jam yang terakhir.

Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta: Rineka Cipta. Budinuryanta,J. dkk. 1997. Pengajaran

keterampilan berbahasa, Jakarta: Depdikbud

Darisman, Muh. dkk 2004. Ayo Belajar Berbahasa Indonesia, Jakarta: Yudhistira

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata

(15)

161 Harras, Kholid,A.dan Lilis

Sulistianingsih.1997. Membaca I. Jakarata: Depdikbud

Nurhadi dan Rukhan.1990. Dimensi-Dimensi dalam Belajar Bahasa kedua. Bandung: Sinar Ilmu Simanjuntak,

Mangantar.1987.Pengantar Psikolinguistik Modern. Kuala Lumpur. Dewan Bahasa dan Budaya

Syah, Muhibbin.1995. Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya Soeparno.1980. Media Pengajaran

Bahasa. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta

Tarigan, H.G.1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Contoh perilaku menghormati dan menghargai guru dapat diwujudkan dengan berbuat baik kepada guru, antara lain.... Berpakaian seragam sesuai dengan aturan sekolah

4 Saya merasa sesuai dengan budaya perusahaan ini. 5 Terdapat aturan yang jelas

lakukan dalam membahas ide ini adalah pertama , saya akan membahas teori poststruktural, kedua , ide-ide Michel Foucault, Ketiga , teori pembangunan foauldian, dan

[r]

Berdasarkan Penetapan pemenang Nomor: 10/PAN/MAN.2.PSP/VIII/2012 Tanggal 09 Agustus 2012, maka Panitia Pengadaan mengumumkan pemenang pada pekerjaan Pembangunan

Alor Tahun Anggaran 2016 melalui Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Umum Nomor: 312.ULP/POKJA KONST/VI/2015 tanggal 06 Juni 2016 telah menetapkan Pemenang Pelelangan Umum

ALAT MUSIK TRADISIONAL NEGARA DI BENUA ASIA.