• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL GEOGRAFI dan INQUIRING MINDS WANT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURNAL GEOGRAFI dan INQUIRING MINDS WANT (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI GEOGRAFI

MELALUI PENDEKATAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW

APPROACH LEARNING KELAS XII-IPS-2 SEMESTER GANJIL

DI SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Artikel

Ini Disusun Untuk Mengikuti Simposium Nasional Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMDIKBUD - TAHUN 2016

Kota Madiun

Disusun oleh :

Drs. ADI SUPRAYITNO. M.Pd

Nip. 19620615 198702 1 004

Unit Kerja :

(2)
(3)

MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI GEOGRAFI MELALUI PENDEKATAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW

APPROACH LEARNING KELAS XII-IPS-2 SEMESTER GANJIL DI SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Disusun oleh :

Drs. ADI SUPRAYITNO. M.Pd

Nip. 19620615 198702 1 004

SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN

ABSTRAKSI

Kata Kunci : Prestasi Belajar Geografi, Inquiring Minds Want To Know Approach Learning

Guru dalam hal pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar)sebagai fasilitator dan dinamisator kelas. Dari hasil observasi pada siklus I aktifitas siswa yang kurang = 55,6 %, cukup = 22,2 % dan baik = 22,2 %. hasil prestasi siswa pada siklus I menunjukkan nilai secara rata rata 54.73 (55 % ) pada awal tes, dan di akhir tes menunjukkan rata rata sebesar 60.62 ( 61 % ) dan Pada Siklus II di awal tes secara rata rata yang diperoleh menunjukkan 66.06 ( 66 % ) dan di akhir dilaklukan test yang diperoleh sebesar 68.26 ( 68 % ). Sehingga secara garis besar hasil prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan adri tes awal dan akhir sebanyak 5.89 ( 6 % ) dan Pada Siklus II sebesar 2.2 ( 2 % ) Adapun hal yang lebih penting lagi dalam pembelajaran dengan diperoleh data secara keseluruhan secara rata rata anak yang kurang aktif sebesar 6.25 dengan anak 25. dan yang memiliki aktivitas cukup sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata 1.11. serta yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata 1.11. pada siklus I. Sedangkan hasil pengamatan antar kelompok pada siklus II diperoleh data sebanyak 5 anak yang memiliki aktivitas kurang ( 0.56 % ) dengan rata rata yang diperoleh 0.56. yang memiliki aktivitas sedang senanyak 12 anak dengan rata rata yang diperoleh 1.33. dan yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 28 anak dengan rata rata yang diperoleh sebanyak 3.11. ( 3.11 % ). Maka dari hasil pengamatan antar kelompok dapat dikategorikan berhasil atau dapat diterima

A. Pendahuluan

(4)

menghadapi era globalisasi dan pasar bebas yang tidak mungkin dihindari. Kurikulum 2015 dipandang tepat diterapkan dalam rangka menerapkan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidak menentuan, ketidak pastian dan kerumit-rumitan dalam kehidupan. Kurikulum 2015 mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut : (1) Kurikulum sebagai kegiatan intelektual untuk memahami, misalnya hakikat pengalaman dalam pendidikan dan pengajaran secara eksisternal dan internal. Dalam kegiatan intelektual kebanyakan menggunakan ilmu-ilmu sosial atau behavioral sciens, falsafah, Geografi, agama dan sebagainya. Tujuan Kurikulum bagi mereka adalah untuk mengembangkan dan mengkritik konsep-konsep tentang kurikulum. (2) Kurikulum mencari pendekatan rasional tentang cara-cara atau metode-metode untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan dengan berpegang pada data empiris untuk memvalidasi keampuhan alat-alat itu untuk mencapai sasarannya. (Nasution, 2003 : 172 – 173).

Salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan yang secara konseptual diberi kewenangan untuk menghasilkan tenaga terampil tingkat menengah, sesuai dengan keputusan Mendikbud No. 680 / V / 1993. Tujuan Sekolah Menengah Atas adalah : (1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan memgembangkan kerja sama dan mengembangkan sikap professional, (2) Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, berkompetensi dan mengembangkan diri, (3) menyiapkan tenaga kerja terampil tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha-usaha. (4) Menyiapkan tamatan untuki menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Dipandang memiliki profesi yang strategis dalam mempersiapkan dan mengisi lapangan kerja guna mendukung pembangunan nasional.

Dalam rangka memantapkan sistem pengajaran, perlu adanya interaksi belajar mengajar yang mengutamakan efisiensi dan efektifitas. Dengan banyaknya kegiatan di sekolah, yang merupakan usaha meningkatkan mutu pelajaran, maka sangat menyita waktu terutama bagi siswa maupun guru itu sendiri dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru harus dapat mencari metode mengajar yang lebih tepat dan efisien, yang dapat membantu siswa dengan cepat memahami konsep – konsep yang diberikan. Salah satu metode tersebut adalah memberikan pengalaman langsung.

Metode mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Dalam menggunakan metode ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan. dalam bukunya Metode – Metode Mengajar syarat tersebut meliputi :

1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

3. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk berekspresi yang kreatif dari kepribadian siswa.

(5)

5. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalistik dan menggantinya, dengan pengalaman atau situasi nyata dan bertujuan.

7. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai – nilai dan sikap – sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara belajar yang baik dalam kehidupan sehari – hari. 8. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membimbing siswa agar

dapat atau mampu bertanggung jawab sendiri.( Jusuf Djajadisastra 1982)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi ciri abad sekarang atau milenium ketiga. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar kepada tatanan kehidupan manusia baik secara individu maupun bangsa secara keseluruhan. Bagaimanapun ini adalah suatu tantangan yang harus dihadapi, dan salah satu upaya yang harus kita lakukan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Diyakini banyak pihak bahwa untuk meningkatkan SDM salah satu hal yang harus dibenahi ialah pendidikan.

Untuk itu harus diakui proses pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Pengajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai satu-satunya nara sumber pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi pembelajaran. Pada hal pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan penghafalan materi terbukti berhasil dalam kompetisi jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak untuk memecahkan persoalan dalam jangka panjang.

Sejauh ini mutu pendidikan negara Indonesia masih sangat

memprihatinkan. Surya (2002 : 32) menyatakan, ”dalam lingkungan antar

bangsa, mutu sumber daya manusia Indonesia berada pada peringkat yang rendah (Indonesia menduduki posisi urutan ke 109 dalam indeks perkembangan manusia) dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Bahkan lebih rendah satu tingkat di bawah Vietnam, padahal tahun yang lalu berada di bawah negara Indonesia. Pendidikan di negara Indonesia harus mendapat prioritas utama, sehingga dimasa mendatang tidak semakin ketinggalan dan tenggelam arus milenium. Pendidikan harus menjadi kebutuhan dan menjadi posisi sentral dalam upaya memperbaiki kualitas SDM dan daya saing bangsa.

(6)

perbaikan sistem Pendidikan Nasional termasuk penyempurnaan kurikulum sekolah yang berbasis pada kompetensi peserta didik. Penyempurnaan kurikulum mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pelaksanaan Kurikulum 2015 dalam Kurikulum 2004

Dengan demikian siswa perlu dibekali keterampilan hidup yang diperlukan untuk berperan serta secara efektif di dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara untuk dapat mampu menyesuaikan diri dan berhasil di masa datang.

Dengan demikian pendekatan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar), dijadikan alternatif strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa. Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) ini sangat cocok untuk menyampaikan pelajaran, karena Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Jadi dalam hal ini strategi dan proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Pengertian pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1990 : 2). Upaya tersebut tidak hanya berupa bagaimana siswa belajar dengan sendiri, melainkan bertujuan, dan terkontrol. Lebih lanjut Degeng (1990 : 2) mengemukakan bahwa ungkapan pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan hakikat perancangan (desain) upaya membelajarkan siswa.

Guru juga harus senantiasa mengupayakan perbaikan-perbaikan kualitas pembelajaran melalui serangkaian usaha yang langsung berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab guru. Salah satunya adalah memberikan dan mendorong motivasi belajar kepada para siswanya. Memberikan dorongan atau motivasi agar siswa senantiasa rajin belajar adalah bagian tugas guru sebagai motivator. Seringkali rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan karena beban belajar siswa yang berlebihan. Maka tugas guru dalam hal ini adalah senantiasa memberikan dorongan agar siswa tetap mau belajar.

Keberhasilan atau kegagalan siswa berprestasi seringkali dikaitkan dengan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa. Heckhausen (dalam Panjaitan, 1993) mengatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi selalu berusaha menyelesaikan tugas dengan baik, membandingkan prestasi diri sendiri dengan prestasi sebelumnya atau prestasi orang lain.

(7)

menemukan bahwa tinggi rendahnya tingkat motivasi berprestasi tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar, sedangkan di pihak lain menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang motivasinya berprestasi rendah.

Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan pembatasan-pembatasan, yaitu hanya yang berkaitan dengan penerapan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar), interaksinya dengan minat atau motivasi belajar siswa, serta hasil belajar siswa. Hasil belajar atau prestasi belajar dalam hal ini sebagai faktor yang terpengaruh oleh manipulasi penerapan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar), pada penelitian ini dibatasi, yaitu skor atau nilai tes mata pelajaran Geografi, yang sengaja dilakukan peneliti pada akhir pelaksanaan eksperimen berkaitan dengan penelitain ini.Telah kita ketahui bersama bahwa dunia pendidikan yang semakin luas, senantiasa berkembang, seirama dengan perkembangan ini pendidikan harus berusaha sekeras mungkin sehingga bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan pengetahuan dan tehnologi.

Bangsa Indonesia dalam mengikuti perkembangan pendidikan ini turut ambil bagian yang tidak kalah pentingnya kalau dibandingkan dengan negara lain, hal ini dapat dijelaskan dalam UUD 1938, pasal 31 ayat 2 yang berbunyi :

“Tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”, serta

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.”

Dengan adanya undang-undang ini maka masyarakat dituntut untuk giat dalam hal pendidikan, karena ikut sertanya masyarakat dalam hal pendidikan ini perkembangan pendidikan akan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

(8)

a. Latar belakang ekonomi siswa yang tidak sama

b. Masih kurangnya media Pembelajaran yang berkaitan dengan Memahami pemanfaatan citra pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) pada dimasing – masing pulau atau daerah dan persebaran

c. Adanya minat belajar siswa masih kurang d. Masih terbatasnya buku sumber

e. Seiring kemajuan teknologi (HP) sedikit mengganggu KBM dan konsentrasi belajar siswa.

f. Sedikit malasnya siswa untuk mengerjakan tugas rumah.

Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat ditemukan cara terbaik untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan dan membuktikan ada tidaknya perbedaan pada hasil belajar Geografi antara siswa yang diajar dengan pendekatan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) dengan yang konvesional non pendekatan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar)

2. Mendeskripsikan dan membuktikan ada tidaknya perbedaan pada hasil belajar Geografi antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan yang memiliki motivasi rendah.

3. Mendeskripsikan dan membuktikan ada tidaknya interaksi antara penerapan strategi dan motivasi siswa terhadap hasil belajar Geografi.

Pembelajaran Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) sebenarnya bukan merupakan barang baru. Pada awal abad ke-20 John Dewey sudah mengemukakan konsep pembelajaran Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) yang diikuti oleh Katz (1918) dan Howey & Zipher (1989) (Sudikan, 2004 : 1) yang menyatakan bahwa kurikulum dan metode mengajar terkait dengan pengalaman dan minat siswa. Sementara itu, Centre of Occupational Research and Development (CORD) menyampaikan lima strategi bagi pendidik dalam rangka penerapan pembelajaran Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) yang disingkat dengan REACT yaitu :

1.Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata

2.Experiencing, belajar ditekankan pada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention)

3.Applying, belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks pemanfaatannya

(9)

5.Transfering, belajar melalui pemanfaatan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai suatu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Demikian setiap orang yang sempurna akalnya dapat dipastikan mempunyai keinginan. Apakah keinginan untuk memiliki atau sekedar mendapat sesuatu yang disenangi. Orang melakukan aktifitas dikarenakan ada motivasi atau kemauan. Tanpa didahului adanya motivasi tentu tidak akan terlaksana.

Adapun pengertian belajar yaitu apabila ingin mengerti dan memahami sesuatu harus belajar terlebih dahulu. Itulah serangkaian kata-kata yang sering kita dengar. Tentang pengertian belajar ada sejumlah ahli telah berusaha memberikan rumusan atau definisi belajar, diantaranya

Ischak (1988 : 34) mengatakan bahwa : ”belajar adalah perubahan yang

terjadi pada diri seseorang yang relatif tetap, diperoleh karena pengalaman, perubahan tersebut dapat diukur, perubahan itu secara fungsional harus

bermakna.” Dengan demikian merupakan perubahan dari suatu abilitas ke

abilitas lain.

Raths (1971 : 389) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu hal yang penting dan menentukan untuk mengarahkan seseorang serta mengendalikan perbuatannya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki. Begitu juga, Ardhana (1989 : 3) mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam proses pendidikan maupun proses menjalankan tugas dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi belajar adalah pelaksanaan atau penerapan motivasi di bidang pendidikan, khususnya yang menyangkut proses belajar mengajar. Winskel (1987 : 94) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi tercapainya tujuan maksud yang sama, Sardiman (1986 : 38) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual, dan penerapannya yang khas yaitu menumbuhkan gairah, merasa senang, dan semangat dalam belajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan perolehan belajar. begitu juga, Ardhana (1990 : 21) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah suatu faktor yang sangat penting dalam mencapai suatu prestasi, baik akademik maupun prestasi dalam bidang lain.

Beberapa ciri siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dapat dikenal selama mengikuti proses belajar-mengajar di kelas. Brown (1961 : 150) mengemukakan ada delapan ciri, yaitu sebagai berikut : (1) tertarik pada guru, artinya tidak bersikap acuh tak acuh, (2) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, (3) antusiasme tinggi, serta mengendalikan perhatian dan energinya kepada kegiatan belajar, (4) ingin selalu tergabung dalam satu kelompok kelas, (5) ingin identitas diri diakui orang lain, (6) tindakan dan kebiasaannya, serta moralnya selalu dalam kontrol diri, (7) selalu mengingat pelajaran dan selalu mempelajarinya kembali di rumah, dan (8) selalu terkontrol oleh lingkungan.

(10)

Sejalan dengan itu, Sardiman (1986 : 51) mengemukakan motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) tekun dalam menghadapi tugas atau bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama, (2) ulet menghadapi kesulitan dan tidak lekas putus asa, dan tidak cepat puas dengan prestasi yang diperolehnya, (3) menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah (belajar), sehingga kurang kreatif, (4) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu), (5) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, serta (6) senang mencari dan memecahkan masalah. Prestasi adalah hasil nilai yang dicapai yang telah dilakukan ataupun dikerjakan. Hadari Nawawi (1981 : 100) mengemukakan pengertian prestasi sebagai keberhasilan murid dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai/ skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Dengan merencana Tindakan antara lainnya.

a. Rencana Tindakan

1. Menentukan Materi

2. Siswa dikelompokkan dan tiap kelompok diberi materi yang berbeda 3. Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian materi yang ditugaskan 4. Anggota dari tim berbeda dan telah mempelajari bagian / sub bagian

yang sama berbeda dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk men kan sub bab tertentu.

5. Setelah selesai sebagai tim ahli tiap anggota kelompok kembali ke asalnya dan bergantian mengajar teman satu tim

6. tim ahli mempersentasikan hasil 7. Guru memberi evaluasi.

b. Persiapan Penelitian

a. Membuat jadwal kegiatan penelitian

b. Menentukan materi penelitian dan metode penelitian c. Membuat soal untuk Pretest dan Postest

d. Menentukan kelas yang akan dijadikan penelitian. e. Membentuk kelompok

f. Memberikan judul pada masing – masing kelompok dan penjelasan jalannya

g. Mengevaluasi

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui hasil pengamatan proses pembelajaran, kemudian dirancang tindakan untuk siklus berikutnya.

1. Langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu :

a. Absensi kehadiran siswa appresepsi dan motivasi

b. Kegiatan inti setiap kelompok menkan sesuai pembagian topik

c.Guru mengadakan pengamatan selama jalannya sekaligus melaksanakan penilaian jalannya

d. Guru memberi tugas kepada siswa membaca materi sesuai dengan topik masing – masing untuk menindak lanjutinya di minggu berikutnya.

2. Instrumen

(11)

b. Membuat alat evaluasi

c. Membuat tabel pengamatan dengan kreteria aktif dan perhatian baik, cukup, kurang.

Adapun langkah – langkah yang dilakukan oleh penelitian dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi lokasi penelitian

Tahap ini merupakan tahap orientasi lapangan dengan tujuan untuk mengenal segala unsur lingkungan fisik dan alam sekitar. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada.

b. Penentuan lokasi penelitian

Tahap ini memastikan bahwa Siswa Kelas XII-IPS-2 Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2015/2016. dijadikan sebagai latar penelitian dengan pertimbangan tempat yang diteliti tersedia sumber daya yang cukup.

c. Pengumpulan data awal

Pengumpulan data awal untuk pemfokusan masalah penelitian dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan langsung. Hal ini dimaksudkan, agar mendapatkan data yang valid dan reliable sesuai dengan kondisi obyek penelitian. Dengan melakukan pengamatan langsung, maka peneliti akan memperoleh catatan lapangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Moleong (1995) mengatakan bahwa penelitian kualitatif memposisikan manusia sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data. Kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan, sebab dalam pengumpulan data harus dilakukan dalam situasi yang sebenarnya. Selanjutnya penelitian ini dilaksanakan dengan siklus sebagai berikut :

1) Pada tahap awal (pra siklus), siswa diberikan beberapa pertanyaan (pra pengetahuan) yang berhubungan dengan pelajaran Terpadu materi Geografi yang sesuai dengan pokok bahasan Dengan Kompetensi Memahami pemanfaatan citra pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) 2) Pada siklus I, guru menyajikan pembelajaran Geografi

(12)

3) Pada siklus II, guru menyajikan pembelajaran Geografi tentang Dengan Kompetensi Memahami pemanfaatan citra pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan menerapkan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar), terus diadakan evaluasi dan dianalisis prestasi belajar siswa. Pada siklus ini untuk melihat apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa, dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

4) Pada siklus III, guru mengadakan ulangan harian yang terdir i dari materi Geografi bangun ruang dan simetri pencerminan. Hasilnya dianalisis. Pada siklus ini merupakan siklus pemantapan hasil guru melaksanakan pembelajaran Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar), diharapkan dapat mengambil suatu kesimpulan tentang dampak pelaksanaan metode pada prestasi belajar siswa.

Pada prinsipnya dalam penelitian ini, peneliti dan guru kelas yang menjadi instrumen utama serta berusaha mengumpulkan sendiri hasil observasi yang diperlukan (Nasution, 1992).

Instrumen yang digunakan untuk meneliti adalah penilaian yang dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh guru. Bentuk tes yang digunakan adalah uraian obyektif. Penskoran dilakukan secara analitik, yaitu setiap langkah pengerjaan diberi skor. Penskoran juga bersifat hierarkhis, sesuai dengan langkah pengerjaan soal.

Kriteria penilaian pada tiap – tiap siklus penelitian sekaligus berfungsi sebagai rambu – rambu refleksi, dan indikator tingkat keberhasilan siswa. Adapun kriteria tersebut ditentukan sebagai berikut :

1. Nilai 86 – 100 = A (baik sekali) 2. Nilai 70 – 85 = B (baik)

3. Nilai 60 – 69 = C (cukup) 4. Nilai 50 – 59 = D (kurang) 5. Nilai 0 – 49 = E (kurang sekali)

Analisis menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis sesuai dengan arah dan saran data yang ada. Miles dan Hubermen (1984) mengatakan analisis data perlu dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Moleong (1995 : 103) mengemukakan,

analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat

(13)

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dengan maksud bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul maka, selanjutnya data tersebut disusun secara sistematis. Dengan cara diorganisir, kemudian dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap permasalahan yang penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan permasalahan.

Proses analisis data pada penelitian ini, dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Dari pengumpulan data di lapangan melalui data di sekolah sudah dianggap cukup maka seluruh data dibaca berulang – ulang, kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan siswa yang sudah tuntas dan yang tidak tuntas belajarnya.

2. Data yang terkumpul lalu diolah dengan metode pengolahan data prosentase dengan menggunakan rumus :

N Fx 100 P

Dengan P = Prosentase, F = Frekuensi dari jawaban alternatif jawaban yang berhubungan dengan masalah yang dinyatakan, dan N = Jumlah seluruh responden.

3. Tingkat penguasaan siswa dikelompokkan sebagai berikut : 90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang

4. Setiap kategori data yang didapatkan, selanjutnya dideskrikan dalam laporan penelitian yang terangkum dalam temuan penelitian, kemudian hasil rangkuman dibahs dengan membandingkan dengan teori yang ada. Peneliti juga memberikan komentar – komentar bahkan saran – saran terhadap penentuan sikap terbaik dalam bentuk pemecahan masalah yang dapat digunakan sebagai wacana / atau langsung dilakukan jika memungkinkan dari temuan kasus kasus di Siswa Kelas XII-IPS-2 Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2015/2016.

5.Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. a. Penilaian untuk tugas karangan dan mencari pengertian Geografi dari

situs internet.

b. Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini. c. Tindak lanjut:

Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya dengan SKBM 6.5 (65%)

(14)

Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat

2 Jawaban siswa tidak lengkap tetapi benar 26 - 75

3 Jawaban siswa lengkap dan benar 76 - 100

Lembar Penilaian Afektif

No. Pernyataan Skala

Sl Sr Jr Tp

1 Siswa mengikuti pelajaran Geografi 2 Siswa merasa senang dengan

pengajaran Geografi

3 Siswa bertanya pada guru bila ada yang tidak jelas

4 Siswa menyerahkan tugas tepat waktu 5 Siswa selalu mengerjakan soal – soal

latihan

6 Siswa berusaha memiliki buku pelajaran Geografi

7 Siswa berusaha mencari referensi Jumlah

Keterangan :

Aspek yang dinilai Skor pernyataan

(15)

kutipan/pendapat tokoh

Isi disajikan dengan bahasa yang baik

Penutup memberi kesimpulan akhir terhadap kutipan/pendapat tokoh Penutup disajikan dengan bahasa yang baik

Nilai rata-rata

Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

B. Pembahasan 1. Siklus I

Materi dikan adalah kompetensi dasar Memahami pemanfaatan citra pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan dampaknya terhadap kehidupan sosial. Hal – hal yang ditemukan pada siklus I diperbaiki pada siklus II dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Perencanaan

- Merancang rencana pembelajaran Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar).

- Mengifisienkan waktu yang kurang tepat b. Acting

- Pelaksanaan metode pembelajaran sudah berjalan dengan baik, anak terkesan luwes bahkan dari masing masing kelompok asik dengan materi yang diberikan

- Dengan waktu yang telah ditentukan masing masing kelompok dapat mengifisienkan waktu dengan baik

c. Pengamatan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilaksanakan pada siklus ini secara umum menunjukkan sedikit adanya keberanian siswa didalam pelaksanaan. Adanya beberapa siswa yang kurang berani mengemukakan pendapat hal ini disebabkan siswa yang bersangkutan lamban dalam menerima pelajaran, banyak tidak hadir dan kadang keluar sewaktu KMB.

DAFTAR HASIL KREATIVITAS SISWA PADA SIKLUS II

No NIS Nama Siswa Kreativitas

(16)

1 8632 ALFIAN YUDHA

PRATAMA V

2 8638 DEVI SETIAWATI V

3 8640 DWI PRIYO PAMBUDI V

4 8642 ERVAN EKO SUSANTO V

5 8650 MARDIANA MIKE

WIJAYA V

6 8654 NURLITA DWI EKAWATI V 7 8657 RIDHOI YUSNU GUFRON V 8 8662 TEGAR ALDINO PUTRA V

9 8668 YOGI BINTANG K V

10 8674 DAVID AS RANI V

11 8685 IRVAN JUNI ARDIANTO V

12 8694 PRATIWI ARI ASTUTI V

13 8696 RAHMAD BASUKI V

14 8698 RANI AMBAR WATI V

15 8707 YANUAR DWIKI A V

16 8711 APRIN KUSUMANING W V

17 8717 DHITA KUSUMA W P V

18 8720 DIMAS ADITIYA EKA V

19 8721 DWI NUR WULANDARI V

20 8729 ILHAM ZULFIKAR V

21 8744 RUDI ADITYA YUSUF V 22 8754 ANGGER SUKMA MADA V

23 8766 DIKA APRILIA V

24 8772 KRISTIAN W W V

25 8776 NANDA MEUTIA

BERLIAN V

26 8782 RISKI DWI ARYANI V

27 8787 YAYAN BUDI PRASETYO V

28 8802 DIMAS CAHYO

SAPUTRO V

29 8809 FAUZI AKBAR P V

30 8811 JUNIANTO TRI UTAMA V 31 8815 MILA PITA KUSUMA W V

32 8824 SURYANTI V

33 8812 KURNIA SAFITRI V

34 8828 YUNITA MIRSA K W V 35 8835 ARLIN DIAH ASTUTI V

(17)

37 8844 DINI WIDIYASTUTI V

38 8848 ELLA ANGGUN

DANILLA V

d. Refleksi

Hambatan yang masih ditemukan pada siklus I :

1. Siswa didalam pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) belum lancar dan ramai.

2. Masih ada beberapa siswa yang belum tuntas belajarnya secara individual

Alternatif pemecahannya :

1. Guru meningkatkan pengetahuan kelas dengan baik. 2. Memberi tindakan perbaikan.

NO KELOMPOK KREATIVITAS

KURANG CUKUP BAIK

1 KELOMPOK I 2 1 1

2 KELOMPOK 2 3 1 1

3 KELOMPOK 3 2 2 1

4 KELOMPOK 4 0 3 2

5 KELOMPOK 5 2 2 1

6 KELOMPOK 6 3 0 1

7 KELOMPOK 7 3 0 1

8 KELOMPOK 8 2 1 1

Jumlah 21 10 10

Rata Rata 6.25 1.11 1.11

Prosentase 6.25 % 1.11 % 1.11 %

2. Siklus II

a. Perencanaan

 Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian materi yang ditugaskan.

 Anggota dari tim berbeda yang telah mempelajarai bagian atau sub bagian yang berbeda dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk menkan sub bab tertentu

 Setelah selesai sebagai tim ahli anggota kelompok kembali keasalnya dan bergantian mengajar teman satu tim

 Tim ahli mempresentasikan hasil  Guru memberi evaluasi

b. Pelaksanaan

(18)

kelompok sendiri dengan materi ke 3. Anak yang mendapatkan materi nomor 4 berkumpul membentuk kelompok sendiri dengan materi ke 4. Anak yang mendapatkan materi ke 5 berkumpul membentuk kelompok sendiri dengan materi ke 5. Setelah masing – masing siswa telah mempelajari materi yang diberikan, kemudian siswa kembali kekelompoknya semula dan bergantian mengajar satu tim. Disini Guru mengadakan observasi ekspresi maupun melihat kadar aktifitas siswa dalam kelompok dengan kreteria : baik, cukup dan kurang. Dengan memberi tanda cek lis.

3. Pengamatan

Berdasarkan hasil observasi ditemukan adanya kenaikan belajar siswa, yakni dari tes awal yang mendapatkan nilai di atas 65 = 15,5 % menjadi 20 %. Dengan demikian, Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) mempunyai dampak positif pada peningkatan hasil belajar.

Keberanian siswa untuk tampil idepan anggota kelompoknya masih terdapat kendala, dimana anak kelihatan bingung dan canggung hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktifitas siswa yang kurang = 55,6 %, cukup = 22,2 % dan baik = 22,2 %.

Setelah ditanya mengapa mereka kurang aktif dalam pelaksanaan sehingga hasil tesnya belum mengalami perubahan yang lebih optimal, mereka menjawab belum memahami pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar)dengan model tim ahli.

DAFTAR HASIL KREATIVITAS SISWA PADA SIKLUS II

No NIS Nama Siswa Kreativitas

Kurang Cukup Baik

1 8632 ALFIAN YUDHA

PRATAMA V

2 8638 DEVI SETIAWATI V

3 8640 DWI PRIYO PAMBUDI V

4 8642 ERVAN EKO SUSANTO V

5 8650 MARDIANA MIKE

WIJAYA V

6 8654 NURLITA DWI EKAWATI V

7 8657 RIDHOI YUSNU GUFRON V

8 8662 TEGAR ALDINO PUTRA V

9 8668 YOGI BINTANG K V

10 8674 DAVID AS RANI V

11 8685 IRVAN JUNI ARDIANTO V

12 8694 PRATIWI ARI ASTUTI V

(19)

14 8698 RANI AMBAR WATI V

15 8707 YANUAR DWIKI A V

16 8711 APRIN KUSUMANING W V

17 8717 DHITA KUSUMA W P V

18 8720 DIMAS ADITIYA EKA V

19 8721 DWI NUR WULANDARI V

20 8729 ILHAM ZULFIKAR V

21 8744 RUDI ADITYA YUSUF V

22 8754 ANGGER SUKMA MADA V

23 8766 DIKA APRILIA V

24 8772 KRISTIAN W W V

25 8776 NANDA MEUTIA

BERLIAN V

26 8782 RISKI DWI ARYANI V

27 8787 YAYAN BUDI PRASETYO V

28 8802 DIMAS CAHYO

SAPUTRO V

29 8809 FAUZI AKBAR P V

30 8811 JUNIANTO TRI UTAMA V

31 8815 MILA PITA KUSUMA W V

32 8824 SURYANTI V

33 8812 KURNIA SAFITRI V

34 8828 YUNITA MIRSA K W V

35 8835 ARLIN DIAH ASTUTI V

36 8836 BRILIANDI V

37 8844 DINI WIDIYASTUTI V

38 8848 ELLA ANGGUN

DANILLA V

4. Refleksi

Refleksi lengkap dari siklus 1 terungkap beberapa hambatan, antara lain :

1. Suasana pembelajaran agak tegang dan terkesan kaku. Hal ini disebabkan anak masih asing didalam melaksanakan .

2. Waktu yang dialokasikan untuk tindakan ini tidak cukup karena tersita dalam pembentukan kelompok.

NO KELOMPOK KREATIVITAS

KURANG CUKUP BAIK

1 KELOMPOK I 1 3 1

2 KELOMPOK 2 1 1 3

3 KELOMPOK 3 0 0 5

(20)

5 KELOMPOK 5 1 2 2

6 KELOMPOK 6 0 1 4

7 KELOMPOK 7 2 2 1

8 KELOMPOK 8 0 1 4

Jumlah 5 12 4

Rata Rata 0.56 1.33 3.11

Prosentase 0.56 % 1.33 % 3.11 %

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, disarankan kepada guru menjelaskan pada siswa bahwa pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) ini sangat menyenangkan dan dapat membangkitkan kreatifitas dan perhatian siswa.

DAFTAR HASIL KREATIVITAS SISWA PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

No NIS Nama Siswa

Kreativitas

Siklus I Siklus II

K C B K C B

1 8632 ALFIAN YUDHA

PRATAMA V V

2 8638 DEVI SETIAWATI V V

3 8640 DWI PRIYO PAMBUDI V V

4 8642 ERVAN EKO

SUSANTO V V

5 8650 MARDIANA MIKE

WIJAYA V V

6 8654 NURLITA DWI

EKAWATI V V

7 8657 RIDHOI YUSNU

GUFRON V V

8 8662 TEGAR ALDINO

PUTRA V V

9 8668 YOGI BINTANG K V V

10 8674 DAVID AS RANI V V

11 8685 IRVAN JUNI

ARDIANTO V V

12 8694 PRATIWI ARI ASTUTI V V

13 8696 RAHMAD BASUKI V V

14 8698 RANI AMBAR WATI V V

15 8707 YANUAR DWIKI A V V

16 8711 APRIN KUSUMANING

W V V

17 8717 DHITA KUSUMA W P V V

(21)

19 8721 DWI NUR

WULANDARI V V

20 8729 ILHAM ZULFIKAR V V

21 8744 RUDI ADITYA YUSUF V V

22 8754 ANGGER SUKMA

MADA V V

23 8766 DIKA APRILIA V V

24 8772 KRISTIAN W W V V

25 8776 NANDA MEUTIA

BERLIAN V V

26 8782 RISKI DWI ARYANI V V

27 8787 YAYAN BUDI

PRASETYO V V

28 8802 DIMAS CAHYO

SAPUTRO V V

29 8809 FAUZI AKBAR P V V

30 8811 JUNIANTO TRI

UTAMA V V

31 8815 MILA PITA KUSUMA

W V V

32 8824 SURYANTI V V

33 8812 KURNIA SAFITRI V V

34 8828 YUNITA MIRSA K W V V

35 8835 ARLIN DIAH ASTUTI V V

36 8836 BRILIANDI V V

37 8844 DINI WIDIYASTUTI V V

38 8848 ELLA ANGGUN

DANILLA V V

38 8859 PUTUT KRISHANTO V V

PERBANDINGAN PEROLEHAN HASIL OBSERVASI / PENGAMATAN PADA MASING MASING KELAOMPOK

N

O KELOMPOK

SIKLUS I SIKLUS II

KREATIFITAS KREATIFITAS

KURANG CUKUP BAIK KURAN

G CUKUP

BAI K

1 KELOMPOK

I 3 1 1 1 3 1

2 KELOMPOK

2 3 1 1 1 1 3

3 KELOMPOK

3 2 2 1 0 0 5

4 KELOMPOK

(22)

5 KELOMPOK

Dari data diatas dapat disimpulkan hasil pengamatan pada setiap kelompok yang telah ditentukan dari kelompok 1 sampai dengan kelompok yang ke IX diperoleh data secara keseluruhan secara rata rata anak yang kurang aktif sebesar 6.25 dengan anak 25. dan yang memiliki aktivitas cukup sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata 1.11. serta yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata 1.11. pada siklus I. Sedangkan hasil pengamatan antar kelompok pada siklus II diperoleh data sebanyak 5 anak yang memiliki aktivitas kurang ( 0.56 % ) dengan rata rata yang diperoleh 0.56. yang memiliki aktivitas sedang senanyak 12 anak dengan rata rata yang diperoleh 1.33. dan yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 28 anak dengan rata rata yang diperoleh sebanyak 3.11. ( 3.11 % ). Maka dari hasil pengamatan antar kelompok dapat dikategorikan berhasil atau dapat diterima

(23)

8 8662 TEGAR ALDINO

PUTRA V 71 77

9 8668 YOGI BINTANG

K V 64 90

10 8674 DAVID AS RANI V 68 90

11 8685 IRVAN JUNI

ARDIANTO V 74 90

12 8694 PRATIWI ARI

ASTUTI V 68 78.5

13 8696 RAHMAD

BASUKI V 68 77

14 8698 RANI AMBAR

WATI V 68 90

15 8707 YANUAR DWIKI

A V 64 90

16 8711 APRIN

KUSUMANING W V 69.5 69.5

17 8717 DHITA KUSUMA

W P V 68.5 75.5

18 8720 DIMAS ADITIYA

EKA V 69.5 90

19 8721 DWI NUR

WULANDARI V 66.5 90

20 8729 ILHAM

ZULFIKAR V 66.5 90

21 8744 RUDI ADITYA

YUSUF V 66.5 90

22 8754 ANGGER SUKMA

MADA V 68 72.5

23 8766 DIKA APRILIA V 68 77

24 8772 KRISTIAN W W V 66.5 90

25 8776 NANDA MEUTIA

BERLIAN V 72.5 78.5

26 8782 RISKI DWI

ARYANI V 69.5 90

27 8787 YAYAN BUDI

PRASETYO V 66.5 74

28 8802 DIMAS CAHYO

SAPUTRO V 66.5 75.5

29 8809 FAUZI AKBAR P V 68 90

30 8811 JUNIANTO TRI

UTAMA V 68 90

31 8815 MILA PITA

KUSUMA W V 61 78.5

32 8824 SURYANTI V 69.5 90

(24)

34 8828 YUNITA MIRSA

K W V 68 90

35 8835 ARLIN DIAH

ASTUTI V 68 90

36 8836 BRILIANDI V 69.5 74

37 8844 DINI

WIDIYASTUTI V 68 90

38 8848 ELLA ANGGUN

DANILLA V 63.5 90

DAFTAR NILAI SISWA KELAS XII-IPS-2 SEMESTER GANJIL DI SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

No NIS Nama SIKLUS I SIKLUS II

AWAL AKHIR AWAL AKHIR

1 8632 ALFIAN YUDHA

PRATAMA 32 48 56 66

2 8638 DEVI SETIAWATI 48 60 68 68

3 8640 DWI PRIYO

PAMBUDI 48 58 60 60

4 8642 ERVAN EKO

SUSANTO 44 56 62 65

5 8650 MARDIANA MIKE

WIJAYA 52 60 68 70

6 8654 NURLITA DWI

EKAWATI 48 56 64 66

7 8657 RIDHOI YUSNU

GUFRON 52 56 62 66

8 8662 TEGAR ALDINO

PUTRA 52 60 75 72

9 8668 YOGI BINTANG K 56 60 68 70

10 8674 DAVID AS RANI 56 58 66 68

11 8685 IRVAN JUNI

ARDIANTO 70 70 62 82

12 8694 PRATIWI ARI

ASTUTI 32 48 62 67

13 8696 RAHMAD BASUKI 48 58 62 62

14 8698 RANI AMBAR WATI 40 52 65 66

15 8707 YANUAR DWIKI A 60 70 75 75

16 8711 APRIN

KUSUMANING W 56 60 70 70

17 8717 DHITA KUSUMA W

P 65 66 72 72

18 8720 DIMAS ADITIYA

(25)

19 8721 DWI NUR

WULANDARI 60 66 72 74

20 8729 ILHAM ZULFIKAR 60 62 74 76

21 8744 RUDI ADITYA

YUSUF 60 64 66 66

22 8754 ANGGER SUKMA

MADA 66 70 80 80

23 8766 DIKA APRILIA 60 70 74 74

24 8772 KRISTIAN W W 70 62 70 70

25 8776 NANDA MEUTIA

BERLIAN 56 60 62 66

26 8782 RISKI DWI ARYANI 52 56 58 66

27 8787 YAYAN BUDI

PRASETYO 56 60 66 66

28 8802 DIMAS CAHYO

SAPUTRO 58 60 65 64

29 8809 FAUZI AKBAR P 48 60 65 64

30 8811 JUNIANTO TRI

UTAMA 56 58 60 66

31 8815 MILA PITA

KUSUMA W 66 68 72 72

32 8824 SURYANTI 58 60 62 62

33 8812 KURNIA SAFITRI 56 68 74 74

34 8828 YUNITA MIRSA K

W 48 52 58 66

35 8835 ARLIN DIAH

ASTUTI 58 62 65 64

36 8836 BRILIANDI 56 60 60 66

37 8844 DINI WIDIYASTUTI 52 60 60 66

38 8848 ELLA ANGGUN

DANILLA 60 64 66 66

JUMLAH 2463 2728 2973 3072

Rata rata 54.73 60.62 66.06 68.26 Prosentase 55 % 61 % 66 % 68 % Kenaikan Hasil Prestasi Belajar 5.89 2.2

Prosentase 6 % 2 %

Dari data diatas dapat disimpulkan hasil prestasi siswa pada siklus I menunjukkan nilai secara rata rata 54.73 (55 % ) pada awal tes, dan di akhir tes menunjukkan rata rata sebesar 60.62 ( 61 % ) dan Pada Siklus II di awal tes secara rata rata yang diperoleh menunjukkan 66.06 ( 66 % ) dan di akhir dilaklukan test yang diperoleh sebesar 68.26 ( 68 % ). Sehingga secara garis besar hasil prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan adri tes awal dan akhir sebanyak 5.89 ( 6 % ) dan Pada Siklus II sebesar 2.2 ( 2 % )

(26)

a. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian Tindakan Kelas yang sudah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) meningkatkan kreativitas dan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat

2. Metode ini dapat mendorong Guru untuk meningkatkan kemampuan penguasaan materi

3. Guru dalam hal pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) sebagai fasilitator dan dinamisator kelas.

4. hasil observasi pada siklus I aktifitas siswa yang kurang = 55,6 %, cukup = 22,2 % dan baik = 22,2 %. hasil prestasi siswa pada siklus I menunjukkan nilai secara rata rata 54.73 (55 % ) pada awal tes, dan di akhir tes menunjukkan rata rata sebesar 60.62 ( 61 % ) dan Pada Siklus II di awal tes secara rata rata yang diperoleh menunjukkan 66.06 ( 66 % ) dan di akhir dilaklukan test yang diperoleh sebesar 68.26 ( 68 % ). Sehingga secara garis besar hasil prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan adri tes awal dan akhir sebanyak 5.89 ( 6 % ) dan Pada Siklus II sebesar 2.2 ( 2 % ) Adapun hal yang lebih penting lagi dalam pembelajaran dengan diperoleh data secara keseluruhan secara rata rata anak yang kurang aktif sebesar 6.25 dengan anak 25. dan yang memiliki aktivitas cukup sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata 1.11. serta yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata 1.11. pada siklus I. Sedangkan hasil pengamatan antar kelompok pada siklus II diperoleh data sebanyak 5 anak yang memiliki aktivitas kurang ( 0.56 % ) dengan rata rata yang diperoleh 0.56. yang memiliki aktivitas sedang senanyak 12 anak dengan rata rata yang diperoleh 1.33. dan yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 28 anak dengan rata rata yang diperoleh sebanyak 3.11. ( 3.11 % ). Maka dari hasil pengamatan antar kelompok dapat dikategorikan berhasil atau dapat diterima

5. Pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi, bahwa dengan adanya pemberian pembelajaran metode pembelajaran yang teratur dan tetap maka siswa timbul aktivitas belajar didalam Geografi dan berkembanglah pengetahuan yang diterimanya. Dengan demikian maka ketepatan atau keefektifan metode pembelajaran metode pembelajaran akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Hal inilah yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa dengan adanya efektivitas belajar tersebut siswa akan memperoleh prestasi atau nilai yang baik. Jadi dengan demikian metode pemberian pembelajaran metode pembelajaran itu lebih tepat diterapkan pada semua mata pelajaran sehingga hasil penelitian dapat dinyatakan dapat diterima

b. Saran

(27)

2. Guru harus membawa media sesuai dengan kompetensi dasarnya

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali, Muhammad. 1975. Kamus Lengkap Geografi Modern. Jakarta : Pustaka Amani.

1. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah Pendidikan Menengah Umum DEPDIKBUD RI. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kurikulum SMA DEPDIKBUD RI. Jakarta 1985.

2. Jujun Suryasumantri. Pedoman Penulisan Ilmiah. Jakarta IKIP Jakarta, 1986.

3. Nasution S. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bandung Jemars, 1982.

4. Marasuddin Siregar. Didaktik Metodik dan Kedudukannya dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Penerbit Sumbangsih ; 1985.

5. Depdikbud, 1999, Garis garis Besar Program Pengajaran IPS, Jakarta.

6. Medya, S, 1994, Panduan Penelitian Tindakan. Jogjakarta.

Gambar

TABEL PENGAMATAN DAN DAFTAR NILAI KELAS XII-IPS-2

Referensi

Dokumen terkait

Peta Konsep Si st e m R es pi ra s i Alat-Alat Pernapasan Alat-Alat Pernapasan Kelainan/Penyakit Kelainan/Penyakit Udara Pernapasan Udara Pernapasan Mekanisme Pernapasan

Gelatin kontrol (komersial) yang berasal dari tulang sapi memiliki nilai kekuatan gel yang jauh lebih tinggi dibandingkan kedua jenis gelatin lainnya hal ini

Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan kesiapsiagaan tanggap darurat penghuni gedung Universitas Dian Nuswantoro terhadap ancaman bahaya

Berdasarkan temuan hasil penelitian di lapangan melalui instrumen wawancara maupun pengamatan langsung bahwa pembentukan karakter siswa model melalui model pembelajaran

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini ialah Wireless Sensor Network (WSN), dengan judul Rancang Bangun Wireless Sensor

2. Tampilan halaman level Petugas Bagian Menampilkan halaman petugas bagian dimana petugas dapat mengakses pengajuan dan melihat list pengajuan yang diajukan.. pada level

1 Gunawan Widjaja, Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm.. dijaminkan yaitu PT. Smart Multi Finance Cabang Malang yang bergerak dalam

merombak tempat tinggal mereka. Tipologi bangunan rumah Junti adalah persegi panjang. Adapun bentuk atap limasan dan srotongan. Bentuk limasan ditandai dengan bagian