HARAPAN RAKYAT DALAM PERDAGANGAN
BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG
GUNA MEWUJUDKAN KEMAJUAN PEREKO
NOMIAN ACEH
Disusun Oleh:
A. Aspek Historis Pelabuhan Sabang
•
Wilayah Aceh yang terdiri dari b
• Antara abad 16 sehingga abad
•
Dominasi Aceh dalam perdagangan dan p
olitik di kawasan berkenaan mencapai pu
ncak kejayaannya pada masa Sultan Iskan
dar Muda antara tahun 1607 sehingga 163
6 Masehi
•
Peningkatan kuasa politik dan perniagaan
Sabang Masa Keemasannya
• Sejarah keemasan Sabang dimulai tidak lama setelah• Dengan pertimbangan kondisi pelabuhan dan letak P
Untuk memajukan Sabang, dibu at jalur hubungan langsung de ngan pelabuhan-pelabuhan lai n. Untuk menghubungkan Sab ang dengan pelabuhan Padang
, Belawan, Penang, Singapore, dan pelabuhan lain di Aceh, dit ugaskan kepada Koninklijk Pak etvaart Maatschappij (KPM). Se dang kan untuk Sabang mengh ubungkan dengan Eropa dan B atavia, dilakukan oleh perusah aan perkapalan “Roterdamsc
Sebelum kemunculan Pelabuhan Pulau Pinang pada a khir abad ke-18 dan pembukaan Pelabuhan Singapur a pada awal abad ke-19, pelabuhan-pelabuhan Aceh a dalah pusat-pusat perdagangan maritim di Asia Tengg ara yang menghubungkan para pedagang Eropa, Tim ur Tengah, dan Asia Selatan dengan gergasi perdagan gan Cina. Antara abad ke-7 sehingga abad ke-18, pela buhan Aceh menjadi pelabuhan penghubung (hub an d transhipment port) antara Dunia Timur dan Barat. P elabuhan-pelabuhan Aceh telah mengalami kemundu ran mulai abad ke-18 secara berangsur-angsur sehing ga mematikan pelabuhan-pelabuhan tersebut baik da ri segi kegiatan bongkar-muat maupun pembangunan
infrastrukturnya.
(Muhammad Subhan Peneliti dan Pemerhati dibidang kajian-kajian Kepelabuhanan dan Perdagangan Mariti
m University Utara Malaysia)
•
SABANG bagi Aceh lebih dari sekadar sebuah t
•
Aceh kini merupakah suatu daerah di Indonesi
•
Posisi Sabang mulai diperhitungkan kembali d
engan dibentuknya Kerjasama Ekonomi Regio
nal Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Trian
gle (IMT-GT) pada tahun 1993.
•
Kota Sabang dan Kecamatan Pulo Aceh dijadik
an sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (KAPET) yang bersama-sama KAPET l
ainnya diresmikan oleh Presiden BJ. Habibie d
engan Keppres No. 171 tanggal 26 September
1998.
•
Pencanangan Sabang sebagai Kawasan Perda
•
Diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang No.2 Tahun 2000 tanggal 1 Sept
ember 2000 tentang Kawasan Perdagangan Beb
as dan Pelabuhan Bebas Sabang.
•
Diterbitkannya Undang-undang No. 37 Tahun 20
00 tanggal 21 Desember 2000 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Saba
ng.
•
Sayangnya selama 14 tahun status pelabuhan be
• Namun, BPKS sendiri telah menge
luarkan pesan khusus untuk Saba ng dimana Pelabuhan Sabang aka
n dijadikan pelabuhan hubungan antarabangsa. Hal ini berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 200
6 sebagai manifestasi perjanjian H elsinki yang yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Finlandia . Aceh merupakan salah satu dari dua provinsi di Indonesia yang me mpunyai status “zona perdagang an bebas dan pelabuhan bebas” yang diberi kepada Pulau Sabang.
(UU No 11 Tahun 2006 Pasal 4 &
Peran Pemerintah untuk Pengemban
gan Kawasan Sabang
• Berdasarkan UU No. 37 Tahun 200
•
Kedua
, pemerintah melalui Dewan Kawasan Saba
•
Ketiga
, melalui pelimpahan kewenangan yang diber•
Keempat
, perlunya pembenahan dan perb
•
Kelima
, perlunya pengawasan yang mKesimpulan
• Dengan dihidupkannya kembali perdaganga n bebas dan pelabuhan bebas di Sabang, m aka potensi untuk peningkatan perekonomi an lokal dan nasional sangat besar untuk di
manfaatkan semaksimal mungkin. Namun, perlu digaris bawahi status perdagangan be
bas dan pelabuhan bebas jangan sampai di manfaatkan untuk kepentingan negara-nega ra maju melalui warga negara mereka yang k ebetulan melakukan bisnis perdagangan di Sabang, sehingga mengancam kesejahteraa n produsen dan konsumen domestik dalam menggunakan sumberdaya serta kemampu
•
Urgensi perdagangan bebas dan pelabuhan be
bas tidak lain mengacu pada persaingan usaha
di tingkat yang lebih tinggi, dengan menaruh h
arapan lewat investasi, ekspor-impor dan lapa
ngan kerja. Oleh karena itu, Pemerintah Kota S
abang harus benar-benar dapat memaksimalk
an potensi sumberdaya yang ada agar mampu
bersaing dengan kawasan perdagangan bebas
lainnya yang ada di Indonesia, mampu mengu
ndang minat investor asing, serta mampu berk
Daftar Pustaka
• Anderson, J. (1840). Acheen and the Ports on the North and East Coast of Sumatra. London: WM. H. Allen & Co.
• BPKS. (2006). Bisnis Plan Kawasan Perdagangan Bebas & Pelabuh an Bebas Sabang. Sabang: BPKS
• Mankiw, N, Gregory. 2007. Makro Ekonomi (Edisi Keenam). Erlang
ga: Jakarta.
• Mohammad Said. (1981). Aceh Sepanjang Abad. Edisi ke-2. Meda
n: Penerbitan Waspada
• Reid, A. (1969). The Contest for North Sumatra: Atjeh, the Netherl ands and Britain 1858-1898. Kuala Lumpur: University of Malaya Press
• Reid, A. (1995). Witnesses to Sumatra: A Travellers’ Anthology. K