• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER BUKTI AUDIT Dibuat untuk memenuhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAPER BUKTI AUDIT Dibuat untuk memenuhi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER BUKTI AUDIT

Dibuat untuk memenuhi tugas Auditing

Disusun Oleh : Alfi Kurniawati 7101411265 Feri Suprihno 7101411275

Iis Latifah 7101411277

Rakhmita Dias A. 7101411280 Emma Nurul A. 7101411281

Pendidikan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

(2)

1. TUJUAN AUDITING

Tujuan umum auditing atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan kewajaran atas laporan keuangan , dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.

Asersi Manajemen dalam Laporan keuangan

Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung didalam komponen laporan laporan keuangan . pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit. untuk lebih jelasnya diumpamakan bahwa didalam laporan keuangan suatu perusahaan disajikan bahwa terdapat hutang dagang sebesar Rp. 100.000, disini manajemen ketika akan menyajikan atau melaporkan hutang dagang tersebut , manajemen akan membuat asersi eksplisit, seperti, menghitung jumlah hutang dagang dengan benar, sebesar Rp. 100.000. Dan manajemen juga akan membuat asersi implisit, seperti, memang benar hutang dagang yang dilaporkan atau disajikan tersebut milik perusahaan.

Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar berikut ini:

a. Asersi keberadaan atau keterjadian

Asersi ini meliputi aktiva yang memiliki bentuk fisik dan juga aktiva yang tidak memiliki bentuk fisik, aktiva yang memiliki bentuk fisik seperti persediaan, sedangkan aktiva yang tidak memiliki bentuk fisik seperti piutang. contoh perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000, nah dari hutang dagang yang diklaim oleh perusahaan tersebut, asersi keberadaan dan keterjadian ini berkaitan dengan apakah hutang tersebut memang ada pada tanggal tersebut dan apakah pencatatan atas hutang terjadi selama periode tersebut.

b. Asersi Kelengkapan

Untuk menjelaskan asersi ini, contoh sebelumnya bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000, asersi ini berkaitan dengan apakah hutang dagang tersebut sudah meliputi semua hutang dagang yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.

(3)

Seperti contoh diatas bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000, disini perusahaan tidak memiliki hak apapun, melainkan memiliki kewajiban untuk membayar hutang dagang sebesar Rp.100.000 tersebut.

d. Asersi Penilaian atau Alokasi

Dari contoh diatas, bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp.100.000, asersi ini berkaitan dengan apakah hutang dagang sebesar Rp. 100.000 tersebut telah dicantumkan dengan jumlah yang benar atau tepat dadalam laporan keuangan.

e. Asersi Penyajian dan Pengungkapan

Untuk menjelaskan asersi ini, sekali lagi ambil contoh diatas bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000, asersi penyajian dan pengungkapan ini berkaitan dengan penggolongan, pengungkapan, dan penguraian, oleh karena itu, ketika perusahaan mengklaim memiliki hutang dagang seperti yang dicontohkan, maka dalam laporan keuanganpun harus digolongkan sebagai hutang jangka pendek, berbeda jika hutang dagang tersebut digolongkan sebagai hutang jangka panjang, maka akan terjadi salah saji.

2. ASERSI MANAJEMEN DAN TUJUAN AUDIT

Tujuan Audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Tujuan umum audit merupakan titik awal untuk mengembangkan tujuan khusus audit.

Asersi Manajemen Tujuan Umum Audit

Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya terjadi dalam periode tertentu.

Kelengkapan Semua transaksi dan akun yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan. Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan utang adalah

keewajiban entitas pada tanggal tertentu. Penilaian atau alokasi Komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan

biaya telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya

(4)

secara semestinya.

Asersi Manajemen Tujuan khusus audit terhadap kas

Keberadaan atau keterjadian Kas dibank, dana kas kecil, kas yangbelum disetor ke bank, dan unsur kas lain yang disajikan sebagai kas dalam neraca ada pada tanggal neraca.

Kelengkapan Kas yang disajikan dalam neraca mencakup semua dana kasa kecil, kas yang belum disetor ke bank, dan semua kas yangada di tangan, serta saldo kasyang ada di bankyang tidak dibatasi pemakaiannya.

Hak dan Kewajiban Semua unsur yang dimasukkan ke dalam kas

dimilki oleh entitas pada tanggal neraca. Penilaian atau alokasi Semua unsur yang termasuk dalam kas telah

dijumlah secara benar.

Kas di tangan telah dihitung dengan benar. Kas di bank telah direkonsiliasi dengan catatan akuntansi.

Penyajian dan pengungkapan Semua unsur yang dimasukkan ke dalam kas tidak dibatasi penggunaannya dan disediakan untuk operasi entitas.

3. Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga

Perubahan tentang bukti audit ini didasarkan pada standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi:

Bukti komponen yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi , pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

(5)

Segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, digunakan auditor sebagai dasar menyatakan pendapatnya. Bukti audit dapat berupa data akuntansi dan bukti penguat.

a. Data akuntansi

Informasi penguat meliputi segala dokumen yang meliputi cek, faktur,surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis.

Cukup tidaknya Bukti audit

Berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah:

a. Materialitas dan risiko.

Untuk akun yang memiliki kemungkinan tinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akun yang memiliki kemungkinan kecil untuk salah disaajikan dalam laporan keuangan.

b. Faktor ekonomi.

Pengumpulan bukti audit dibatasi oleh waktu dan biaya. Auditor harus mempertimbangkan factor ekonomi di dalam menentukan jumlah dan kompetensi bukti audit yang dikumpulkan.

c. Ukuran dan karakteristik populasi.

Semakin besar populasi, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperiksa oleh auditor.karakteristik populasi ditentukan oleh homogenitas anggota populasi. Jika anggota populasi homogeny, jumlah bukti audit yang dipilih lebih kecilbila dibandingkan dengan populasi yang beranggota hiterogen.

Kompetensi Bukti Audit

1. Kompetensi Data Akuntansi

Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi langsung oleh efektivitas pengendalian intern. Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi dan bukti-bukti lainnya yang dibuat dalam organisasi klien. Pengendalian lemah, tidak dapat mencegah atau mendeteksi kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi dalam proses akuntansi. 2. Kompetensi Informasi Penguat

(6)

a. Relevansi, Bukti harus berkaitan dengan tujuan audit. b. Sumber

Dalam audit, auditor dapat memperoleh informasi secara langsung dengan cara pemeriksanaan tanfan pertama, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan sendiri oleh auditor. Secara tidak lanfsung, dengan mengumpulkan informasi tangan kedua, diperoleh dengan cara pertama relative lebih tinggi tingkat kompetensinya bila dibandingkan dengan bukti audit yang dikumpulkan dengan cara kedua.

c. Ketepatan waktu

Berkaitan dengan tanggal berlakunya bukti yang diperoleh auditor. d. Objektivitas

Bukti bersifat objektif umumnya dianggap lebih andal dibandingkan dengan bukti sbjektif. Bukti yang diperoleh melalui inspeksi fisik lebih objektif, bukti yang diperoleh dari pehak luar entitas lebih objektif daripada yang diperoleh dari klien. Dalam menghadapi bukti yang bersifat subjektif, auditor harus: 1) mempertimbangkan kompetensi dan intergritas karyawan yangdiberi wewenang untuk melakukan estimasi dan 2) menilai apakah proses pengambilan keputusan yang semestinya telah diikuti oleh klien dalam mempertimbangkan estimasi tersebut.

e. Cara pemerolehan bukti

Bukti Audit sebagai Dasar yang Layak untuk Menyatakan Pendapat Auditor

Berkaitan dengan tingkat keyakinan secara keseluruhan yang diperlukan oleh auditor untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Pertimbangan auditor tentang kelayakan bukti audit :

a. Pertimbangan professional.

Salah satu factor yang menentukan keseragaman penerapan mutudan jumlah bukti audit yang diperlukan dalam audit. Pernyataan standar auditing (PSA) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) berisipernyataan tentang bukti audit dan memberikan panduan tentang tata cara yang harus ditempuh oleh auditor untuk memenuhi persyaratan tersebut.

b. Intregritas manajemen.

Manajemen bertanggung jawab atas asersi laporan keuangan dan pengendalian sebagian besar bukti penguat dan data akuntansi yang mendukung laporan keuangan.

(7)

Umumnya auditoe memerlukan tingkat keyakinan yang lebih tinggi dalam audit atas laporan keuangan public, karena laporan keuangan perusahaan public digunakan oleh pemakai dari kalangan luas.

d. Kondisi keuangan.

4. Tipe Bukti Audit Pengertian Bukti Audit

Menurut Mulyadi (2002), “bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.” (h.71)

Menurut Arrens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2003), “bukti audit adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor dalam menentukan kesesuian informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan.” (h. 2)

Tipe Bukti Audit

Menurut Mulyadi (2002), tipe bukti audit dapat digolongkan menjadi dua golongan: 1. Tipe data akuntansi:

a. Pengendalian intern

Semakin kuat pengendalian intern, semakin sedikit bukti audit yang harus dikumpulkan sebagai dasar pernyataan pendapat auditor. Jika pengendalian auditor lemah, auditor harus mengumpulkan jumlah bukti audit yang lebih banyak.

b. Catatan Akuntansi

Keandalan catatan akuntansi sebagai bukti audit tergantung pada pengendalian intern yang diterapkan dalam penyelenggaraan catatan akuntansi tersebut.

c. Tipe informasi penguat, terdiri atas:

(8)

2. Bukti dokumenter dibuat dari kertas bertuliskan huruf dan atau angka atau simbol-simbol yang lain. Bukti dokumenter dibagi menjadi tiga golongan:

 Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas yang dikirimkan langsung kepada auditor.

 Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar yang bebas yang disimpan dalam arsip klien.

 Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien. 3. Perhitungan sebagai bukti, contohnya:

Footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan vertikal.

Cross-footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan horizontal. • Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi dengan cara

menggunakan tarif depresiasi yang digunakan oleh klien.

• Pembuktian ketelitian penentuan taksiran kerugian piutang usaha, laba per saham yang beredar, taksiran pajak perseroan dan lain-lain.

4. Bukti lisan adalah jawaban lisan yang diperoleh dari permintaan keterangan. Keterangan yang diminta oleh auditor akan meliputi masalah-masalah yang sangat luas, seperti kebijakan akuntansi, lokasi catatan dan dokumen, alasan penggunaan prinsip akuntansi yang tidak berterima umum, kemungkinan pengumpulan piutang usaha yang sudah lama tidak tertagih, dan kemungkinan adanya utang bersyarat.

5. Perbandingan dan ratio ini dikumpulkan oleh auditor pada awal audit untuk membantu penentuan objek audit yang memerlukan penyelidikan yang mendalam dan diperiksa kembali pada akhir audit untuk menguatkan kesimpulan-kesimpulan yang dibuat atas dasar bukti-bukti lain.

6. Bukti dari spesialis. Beberapa contoh tipe masalah yang kemungkinan menurut pertimbangan auditor memerlukan pekerjaan spesialis meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut:

• Penilaian (misalnya karya seni, obat-obatan khusus, dan restricted securities).

• Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kualitas yang tersedia atau kondisi (misalnya, cadangan mineral atau tumpukan bahan baku yang ada di gudang).

• Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus (misalnya, beberapa perhitungan actuarial).

(9)

atau hak atas property). (h.7)

5. PROSEDUR AUDIT

Prosedur audit adalah instruksirinci untuk mengumpulkan berbagai tipe bukti audit. Prosedur prosedur audit yang disebutkan dalamstandar tersebut meliputi inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi.

Auditor juga melakukan prosedur audit lainnya yang meliputi penelusuran, pemeriksaan bukti pendukung, perhitungandan scanning, prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi :

1. Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu. . Dengan melakukan inspeksi terhadap dokumen, auditor dapat menentukan keaslian dokumen tersebut.

(10)

3. Permintaan keterangan (enquiry) merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter.

4. Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. Prosedur yang biasa ditempuh oleh auditor dalam konfirmasi ini adalah sebagai berikut:

a. Auditor meminta dari klien untuk menanyakan informasi tertentu kepada pihak luar.

b. Klien meminta kepada pihak luar yang ditunjuk oleh auditor untuk memberikan jawaban langsung kepada auditor mengenai informasi yang ditanyakan oleh auditor tersebut.

c. Auditor menerima jawaban langsung dari pihak ketiga tersebut.

5. Penelusuran (tracing). Dalam melakukan audit ini, auditor melakukan penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi. 6. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi:

a. Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya.

b. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan. 7. Perhitungan (counting) meliputi : (1) perhitungan fisik terhadap sumber daya

berwujud seperti kas atau sediaan di tangan, dan (2) pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.

8. Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, catatan dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih dalam.

9. Pelaksanaan ulang (reperforming) merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. Umumnya diterapkan pada perhitungan dan rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien.

(11)

Tipe Bukti Prosedur Audit Contoh Penerapan Prosedur Audit

Bukti fisik Inspeksi

penghitungan

Inspeksi mesin pabrik

Penghitungan kas

Bkti documenter Konfirmasi Inspeksi Penelusuran

Wawancara

Konfirmasi saldo bank Inspeksi faktur penjualan Menelusuri faktur penjualan ke dalamkartu piutang usaha

Wawancara dengan

penasihat hukum klien yang menghasilkan surat pernyataan dari penasihat hukum tersebut.

Bukti perhitungan Perhitungan kembali Foating jurnal penjualan

Cross-foating jurnalpembelian

Bukti lisan wawancara Meminta keterangan tingkat

keusangan sediaan barang

Bekti perbandingan Prosedur analitik Membandingkan realisasi penjualan dengan anggaran.

(12)

Dalam situasi tertentu, risiko terjadinya kesalahandan penyajian yang salah dalam akun dan laporan keuanganjuah lebih besar dibandingkandengan situasi yang biasa. Oleh karena itu, auditorharus waspadamenghadapi situasi audityang mengandung risiko besar seperti:

a. Pengendalian Intern yang Lemah, Pengendalian intern menentukan jumlah dan kualitas yang harus dikumpulkan oleh auditor. Jika pengendalianintern lemah, auditor harus waspada dan mengumpulkan bukti audit yang rinci b. Kondisi Keuangan yang Tidak Sehat

c. Manajemen yang Tidak dapat dipercaya, Sebelum menerima klien, auditor harus memperoleh informasi mengenai latar belakang perusahaandan manajemennya.

d. Penggantian Auditor, Klien yang mengganti auditornya tanpa alasan yang jelas, mungkin disebabkan oleh ketidakpuasan klien atau mungkin disebabkan oleh perselisihan antara klien dan auditor publiknya mengenai penyajian laporan keuangan dan pengungkapannya.

e. Perubahan Tarif atau peraturan Pajak atas Laba, Jika tarifpajak penghasilan tiba-tiba sangat besar, maka reaksi wajar perusahaan yang terkena adalah mencari cara meminimumkan penghasilan atas laba kena pajak yang seringkali menyebabkan pergantian prinsip akuntansi. Perubahan tariff pajak yang drastic ini akan mendorong perusahaan Menggeser pengakuan pendapatan dalam periode yang pakjaknya masih relative rendah.

f. Usaha yang Bersifat Spekulatif, Audit yang bersifat spekulatif akan menghadapi risiko yang besar.

g. Transaksi Perusahaan yang kompleks, Klien yang menghasilkan transaksi yang sangat rumit merupakan klien yang mengandung risiko besar bagi auditor, karena butuh suatu bukti yang rinci yang penuh dengan ketelitian lebih.

7. KEPUTUSAN YANG HARUS DIAMBIL OLEH AUDITOR BERKAITAN DENGAN BUKTI AUDIT

(13)

Menurut Alvin, Elder, dan Beasley yang dialih bahasakan oleh Hermanwibowo dalam buku “Auditing dan jasa Assurance pendekatan Terintegrasi”(2008 : 224-227) adalah :“Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukanjenis dan jumlah bukti audit yang tepat, yang diperlukan untuk memenuhi keyakinan bahwa komponen laporan keuangan klien dan keseluruhan laporan telah disajikan secara wajar dan bahwa klien menyelenggarakan pengendalian intern yang efektif atas pelaporan keuangan”.Jadi keputusan mengumpulkan bukti ditentukan oleh jenis bukti audit dan jumlah bukti audit.

Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan keputusan yang saling berkaitan yaitu :

1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan.

2. Penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu. 3. Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi.

4. Penentuan waktu yang cocok untu melaksanakan prosedur audti tersebut.

Penentuan Prosedur audit yang Digunakan

Untuk mengumpulkan bukti audit, auditor menggunakan prosedur audit. Contoh prosedur audit disajikan berikut ini.

a. Hitung penerimaan kas yang belum disetor pada tanggal neraca dan awasi uang kas tersebut sampai dengan saat penyetoran ke bank.

b. Mintalah cut-off bank statement dari bank kira-kira untuk jangka waktu dua minggu setelah tanggal neraca.

c. Lakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan yang diselenggarakan oleh klien. Daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu disebut program audit. Pada umumnya program audit juga menyebutkan besarnya sampel, tanggal pelaksanaan prosedur audit, dan pelaksana prosedur audit tersebut.

Penentuan Besarnya Sampel

Jika prosedur audit telah ditetapkan, auditor dapat menentukan besarnya sampel yang berbeda dari satu unsur dengan unsur yang lain dalam populasi yang

(14)

sedang diperiksa. Keputusan, mengenai banyak unsur yang harus diuji harus diambil oleh auditor untuk setiap prosedur audit. Besarnya sampel akan berbeda-beda diantara audit yang satu dengan audit yang lain dan dari prosedur yang satu ke prosedur yang lain.

Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih Sebagai Anggota Sampel

Setelah besarnya sampel ditentukan untuk prosedur audit tertentu, auditor masih harus menentukan unsur mana yang akan dipilih sebagai anggota sampel untuk diperiksa. Sebagai contoh, auditor telah menentukan bahwa 400 faktur penjualan dari populasi sebesar 1500 akan diperiksa mengenai otorisasi dan ketelitian yang tercantum di dalamnya. Auditor dapat menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk memilih 400 faktur penjualan dari populasi tersebut. Tiga metode yang mungkin digunakan oleh auditor adalah: (1) memilih minggu tertentu sebagai periode pengujian (test period) dan memeriksa 400 faktur penjualan pertama yang dibuat dalam minggu tersebut, (2) memilih 400 faktur penjualan yang berisi total rupiah di atas Rp40.000, (3) memilih 400 faktur penjualan tersebut secara acak.

Penentuan Waktu yang Cocok untuk Melaksanakan Prosedur Audit

Karena audit terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun, maka auditor dapat mulai mengumpulkan bukti audit segera setelah awal tahun. Dan karena audit biasanya baru dapat diselesaikan beberapa minggu atau bulan setelah tanggal neraca, maka prosedur audit dapat digunakan pada awal tahun yang diaudit, akhir tahun yang diaudit, atau beberapa minggu atau bulan setelah tanggal neraca. Umumnya, klien menghendaki audit diselesaikan dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan setelah tanggal neraca.

HUBUNGAN ANTARA ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN KEUANGAN, TUJUAN KHUSUS AUDIT, DAN PENGUJIAN SUBTANTIF

Gambar 3.5 menjelaskan penggunaan asersi dalam pembuatan tujuan khusus audit dan dalam perancangan pengujian subtantif.

(15)

Tujuan khusus audit Pengujian Substantif

(16)

Keberadaan atau faktor keterjadian  Mengamati perhitungan fisik sediaan produksi, catatan pembelian sebagai petunjuk kegiatan yang bersangkuatan dengan sediaan

 Membandingkan sediaan dengan katalog penjualan sekarang dengan laporan penjualan dan laporan  Membandingkan hubungan antara

saldo akun sediaan dengan kegiatan produk, bahan baku dan bahan penolong, dan bahan habis pakai yang dimiliki oleh perusahaan yang masih dalam perjalanan maupun yang disimpan di lokasi luar perusahaan

(17)

 Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang ditetapkan dilokasi luar perusahaan.

 Membandingkan hubungan antara saldo akun sediaan dan kegiatan dalam kartu perhitungan fisik ke dalam daftar hasil perhitungan fisik sediaan.  Meminta pertanggungjawaban semua

kartu perhitungan fisik dan daftar hasil perhitungan fisik yang digunakan untuk mencatat hasil perhitungan fisik sediaan.

 Merekonsiliasi hasil perhitungan fisik dengan kartu sediaan dan saldo akun

Entitas memiliki hak secara hukum atau

hak milik serupa terhadap sediaan  Mengamati perhitungan fisik sediaan.Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang ditempatkan di lokasi di luar Sediaan tidak mencakup unsur yang telah ditagihkan kepada customer atau dimiliki oleh pihak lain

Penilaian atau alokasi

(18)

Unsur sediaan yang lambat perputarannya, berlebihan, rusak dan usang yang dimasukkan kedalam sediaan telah di identifikasi

 Memeriksa analisis putaran sediaan  Mereview pengalaman masa lalu dan

trend

 Membandingkan hubungan antara saldo industri yang bersangkutan sediaan dengan volume penjualan yang diperkirakan

 Melakukan perjalanan peninjauan ke pabrik

 Mengajukan pertanyaan kepada karyawan produksi dan penjualan tentang kemungkinan kelebihan atau keusangan sediaan

Sediaan dikurangi, jika semestinya demikian, ke kos pengganti (replacement

dalam neraca sebagai aktiva lancar  Mereview draft laporan keuangan Membandingkan pengungkapan yang dicantumkan dalam laporan keuangan dengan yang ditetapkan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum.

 Mendapatkan konfirmasi tentang sediaan yang digadaikan di bawah kontrak penarikan pinjaman.

Golongan besar sediaan dan dasar penilaianya diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan

Sediaan yang digadaikan atau dititipkan ke perusahaan lain diungkapkan secara memadai

(19)

CONTOH KASUS

Sumber :http://sutrisno-amsir.blogspot.com/ diunduh Selasa, 15 Oktober 2013 10:33

Kasus Audit Kas/Teller

Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit TapungRaya

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahu iadanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRIUnit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukanMasril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan pembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang Bangkinang dan Rustian

Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak pidana membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP Perbankan). Tersangka dijerat pasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun

(20)

1998 tentang perubahan atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman hukuman 10 tahun,” kata Kapolres.

Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dokumen BRI serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa dan menahan tersangka dan 6 orang saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.

PENYELESAIAN MASALAH yaitu :

Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkankontribusi karyawan pada perusahaan.Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuaidengan perkembangan teknologi yang berkembang.

Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yangberbeda jadi attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawandiharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resikoterjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.

2 Prosedur Otoritas Yang Wajar

a) Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.

b) Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.

c) Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapundari nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.

d) Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen pentingmilik nasabah.

3.Dokumen dan catatan yang cukup

a) Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan buktisetoran/ penarikan. Setiap bukti setoran/ penarikan harus diberi cap identifikasiteller yang memproses.

b) Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan buktipendukung seperti Daftar Mutasi Kas, Cash Register (daftar persediaan uangtunai berdasarkan kopurs/masing-masing pecahan)

(21)

4.Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan

a) Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkanoleh teller. b) Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller yangbersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.

c) Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpincabang, diinvestigasi dan dikoreksi.

d) Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkanberita acara selisih kas.

e) Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas ataupejabat yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.

f) Teller dilarang membawa tas, makanan, ataupun perlengkapan pribadi ke counterarea. 5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen

a) Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang berasaldari unit kas. b) Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.

c) Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.

Soal

1. Pada era perjuangan menuju ke dalam suatu fase negara maju terdapat berbagai masalah, salah satunya masalah mengenai perekonomian. Berbicara tentang perekonomian, tidak lepas kedalam suatu ironi keuangan Indonesia yang berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan yang semakin meresahkan, sehingga perlu upaya auditor untuk mengungkap berbagai penyimpangan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, menurut kelompok Anda, bagaimanakah realitas Auditing yang ada di Indonesia? Jelaskan dan berikan contoh kasusnya !

2. Menurut kelompok anda apa yang harus dilakukan oleh auditor apabila asersi yang dikeluarkan oleh manajemen tidak sesuai dengan temuan auditor.

3. Dalam proses audit terdapat situasi audit yang mengandung resiko yang besar cotohnya saja terjadi pada usaha yang bersifat spekulatif . jeleskan resiko yang dihadapi audit pada usaha yang bersifat spekulatif.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2002. Auditing (Edisi 6). Jakarta : Salemba Empat.

http://pendidikan776.blogspot.com/2013/06/asersi-manajemen-5-kategori-asersi-laporan-keuangan-manajemen.html sabtu, 12 okt 2013 16:53

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Penerapan manajemen strategi dalam usaha kecil, khususnya industri kecil bertujuan untuk melakukan pengembangan usaha sehingga dapat melakukan efisiensi dan

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 0. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

Pada hari ini Rabu, tanggal Tiga bulan Juni tahun Dua ribu lima belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini Pokja Panitia Untuk Pekerjaan Rehabilitasi Berat Gedung

Tujuan dari penelitian ini yaitu pembangunan sistem komputerisasi untuk penentuan status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan dan mengidentifikasi keseimbangan lahan

Faktor yang mengakibatkan pandangan masyarakat multikultural terhadap suatu yang tidak dapat dijadikan alasan untuk hidup berdampingan secara harmonis adalah ….. beragamnya

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan