• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS IV MI AL-IKHLAS SETUPATOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mengajar dapat didefinisikan sbagai sebagai suatu proses mengorganisasi atau menata sejumlah sumber potensi secara baik dan benar sehingga terjadi proses belajar anak. Implikasi definisi ini adalah, bahwa peranan guru bukanlah mentransmisikan atau mendistribusikan pengetahuan kepada anak semata, akan tetapi sebagai direktur belajar (director of leraning) dari sejumlah peserta didik. Dengan direktur belajar, berarti bahwa guru bukanlah orang yang serba unggul secara kognitif, afektif dan psikomotorik ia adalah orang yang harus pandai membawa peserta didik menuju kondisi belajar atau membawa peserta didik ke alam kesadaran akan perlunya belajar.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 46) mengemukakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Septi Peni Wulandari (2007:2) yang dikutip oleh Muhlas Bahtiar (2013) mengungkapkan bahwa jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Jarimatika juga merupakan sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah, dimulai dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan dan operasi hitung dasar kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.

Ahli pendidikan sependapat bahwa tidak ada satu metode mengajarpun yang dipandang paling baik, karena baik tidaknya metode mengajar sangat tergantung kepada tujuan pengajaran, materi yang diajarkan, jumlah peserta

(2)

didik, faislitas penunjang, kesanggupan individual dan lain-lain dan atas dasar itu, maka kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sederhana sampai yang kompleks. Atas dasar itu pula, maka metode mengajar yang dipakai oleh guru ada yang didasarkan atas praktek-praktek empiris, pendapat ahli, petunjuk orang lain dan bahkan spekulasi saja. (Danim, 2008:34)

Nana Sudjana (2009:3) mendifinisikan hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan pross evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang ada pada suatu bilangan. Dalam kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya yang mencakup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Matematika itu sendiri. faktor yang mempengaruhi hasil belajar Matematika adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keadaan siswa itu sendiri baik jasmani maupun rohani, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar matematika. Karena dari faktor-faktor tersebut saling berkesinambungan.

(3)

Al-Ikhlas Setupatok berjumlah 385 yang terbagi menjadi 11 kelas, masing-masing kelas berjumlah 35 siswa. Siswa MI Al-Ikhlas Setupatok kelas IV berjumlah 35 siswa. Kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran Matematika itu susah dan membutuhkan pemahaman yang kuat. Pembelajaran Matematika akan terasa jenuh apabila guru hanya menggunakan metode yang tidak menunjang pada tujuan pembelajaran. Oleh karenaa itu penulis beranggapan bahwa metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Setelah Guru menggunakan metode jarimatika seluruh siswa dapat menghitung dengan baik. Sebelum Guru menggunakan metode jarimatika ada 20 siswa yang belum bisa menghitung dengan baik. Dengan ini penulis tertarik untuk meniliti masalah tersebut dengan judul “PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS IV MI AL-IKHLAS SETUPATOK”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dibutuhkan untuk mengklarifikasi tentang masalah yang akan diselidiki. Penulis menyusun identifikasi masalah yang merujuk pada latar belakang masalah, diantaranya yaitu:

1. Siswa merasa bingung untuk mengerti materi perkalian 2. Metode yang digunakan guru belum maksimal

3. Siswa belum bisa berhitung dengan baik

4. Siswa merasa belajar Matematika itu membosankan C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada metode jarimatika dan hasil belajar Matematika.

1. Yang dimaksud metode jarimatika disini adalah menghitung operasi perkalian.

(4)

3. Penelitian ini dilakukan di kelas IV yang berjumlah 35 orang MI Al-Ikhlas Setupatok.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok?

2. Bagaimana penerapan metode jarimatika dalam pembelajaran Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok?

3. Apakah ada pengaruh hasil belajar Matematika dengan menggunakan metode jarimatika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok

2. Untuk mengetahui penerapan metode jarimatika dalam pembelajaran Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok

3. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar Matematika dengan menggunakan metode jarimatika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok F. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Guru

a. Meningkatkan pengembangan efektifitas proses belajar mengajar b. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam

mendesain proses belajar mengajar 2. Siswa

a. Meningkatkan dan pengembangan pembelajaran Matematika khususnya materi operasi hitung.

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. Metode

1. Pengertian Metode

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 46) mengemukakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologi anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat.

2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan imteraksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimilki guru untuk bagaiman mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.

Salah satu usaha guru yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaiman memahami keduudukan metode sebagai salah satu komponen

(6)

yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, metode yang digunaka guru sangatlah penting maka kedudukan metode dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut :

a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik;

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tdak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak mengunakan metode pengajaran. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaika kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang mencapai tujuan yang telah dirumuskan tersebut.

Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan bealjar mengajar.

(7)

b. Metode sebagai strategi pengajaran;

Setiap peserta didik memiliki kemampuan daya serap terhadap pelajaran berbeda-beda. Oleh karena itu, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metode lah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau metode eksperimen. Selain itu menurut Roestiyah. N. K (1989:1) yang dikutip oleh syaiful. B. J & Aswan Zain (2013: 74) mengungkapkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus memilki strategi agar anak dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian metode mengajaradalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Tujuan adalah suatu cita-cita yang aan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang akan memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiata belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia.

(8)

B. Metode Jarimatika

Menurut Septi Wulandari yang dikutip oleh Muhlas Bahtiar (2013) jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Metode ini dikembangkan kembali oleh Septi Peni Wulandani sekitar tahun 2004, beliau lahir dan dibesarkan di Salatiga, sebuah kota kecil dikaki gunung Merbabu, pada tanggal 21 September 1974. Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode jarimatika mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah Kurang) sampai dengan ribuan (atau mungkin lebih?).

Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah : Dimulai dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira. (Septi Peni Wulandani, 2007: 2).

Metode ini sangat mudah diterima anak. Mempelajarinya pun sangat mengasyikkan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat”nya selalu tersedia bahkan saat ujian karena alatnya adalah jari tangan kita sendiri. Sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah-kaidah berikut :

1. Dimulai dengan memahami konsep bilangan, lambang bilangan dan operasi hitung dasar

2. Barulah kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan. 3. Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira.

(9)

menyarankan agar segera diberi nama dan dibukukan serta didaftarkan hak ciptanya.

Walaupun berbagai macam metode berhitung dengan jari seperti; Jari Hitung Cepat, Matematika Jari, Aritmatika Jari, Jarimatika, Sempoa Jari, Kejar dll. Yang semuanya bertujuan untuk pengoperasian dari KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah Kurang), serta menghitungnya masih tetap menggunakan memori otak (ada angka-angka yang disimpan di otak). sehingga jari tangannya benar-benar menyerupai kalkulator, maka metode ini diberi nama JARIMATIKA yang artinya Jari Pintar Berhitung atau Berhitung dengan Jari.

1. Langkah-langkah Jarimatika

Kenalkan dulu pada anak tentang bilangan dan proses membilang

Contoh : * Ini satu bola (tunjukkan bola satu buah)

* Bagaimana dengan ini ? (Tunjukkan beberapa bola)

a. Kenalkan lambang bilangan

b. Mulailah kenalkan dengan proses menjumlah dan mengurang c. Kenalkan lambang-lambang yang digunakan dalam jarimatika d. Ajak anak untuk terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk

menghafal lambang tersebut

2. Kelebihan dan Kelemahan Jarimatika

Kelebihan

(10)

d. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin mereka menganggapnya lucu. Yang jelas, mereka akan melakukannya dengan gembira.

e. Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan. f. Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan, atau

terlupa dimana menyimpannya.

Kelemahan

a. Karena jumlah jari tangan terbatas maka operasi matematika yang bisa di selesaikan juga terbatas

b. Kalau kurang latihan agak lambat menghitung di bandingkan sempoa

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. ( Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 2013: 38)

Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melkukan aktifitas tertentu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. (M. Sobry Sutikno, 2008: 3)

Menurut Sujana (2013: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Horward Kingsley dalam (Nana Sujana, 2013:22) membagi tiga macam hasil belajar yakni:

(11)

Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Sedangkan Gane membagi lima kategori hasil belajar, yakni:

a. Informasi verbal

b. Keterampilan intelektual c. Strategi kognitif sikap d. Keterampilan motoris.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil belajar dipengaruhi 2 hal atau faktor ini, yaitu:

a. Faktor internal (factor dalam diri)

Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.

Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.

b. Faktor eksternal

(12)

1) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat.

Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai seorang pelajar.

Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

(13)

Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.

Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar.

D. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika

Kata matematika beraasl dari kata mathema dalam bahasa yunani yang diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar, juga Mathematikos yang diartikan sebagai suka belajar ilmu matematika telah banyak dikenal banyak orang pada masa pra sejarah. (Saepul. A, Dkk, 2008)

(14)

untuk dibuat, karena cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya.

Menurut james dan james (1976) yang dikutip oleh ruseffendi dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang,yaitu aljabar, analisis dan geometri. Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Sebagai contoh, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran -pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar, geometri dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistik.

Namun ada pula kelompok lain yang berpandangan bahwa ilmu komputer da statistika nukan bagian dari matematika. Kelompok matematikawan ini berpendapat bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, matemayika itu adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Ada atau tidak adanya kegunaan matematika,bukanlah urusannya. Menurut pendapatnya matematika itu adalah ilmu struktur yang bersifat deduktif atau aksionatik, akurat, abstrak, ketat dan sebagainya.

2. Metode mengajar matematika

(15)

tujuan. Dengan demikian jika pe getahuan tentang metode dapat dapat mengkalsifikasikannya dengan tepat maka sasaran untuk mencapai tujuan akan semakin efektif dan efisien.

Metode yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif apabila menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan tercapai. Bila makin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu makin efektif metode tersebut. Sedangkan metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya dan waktu minimum atau semakin kecil tenaga, usaha, biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien metode itu.

Metode atau cara atau pendekatan yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik, jika materi yang akan diajarkan dirancang terlebih dahulu. Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan suatu metode atau cara atau pendekatan dalam pengajaran matematika sebelum menyusun strategi belajar mengajar, dengan strategi belajar mengajar atau media pelajaran sebagai pendukung materi pelahatan yang akan diajarkan.

E. Kerangka Berfikir

Menurut M. Sobry Sutikno (2008:83) mengungkapkan bahwa metode secara harfiah berarti “ cara”. Dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

(16)

dengan baik maka seorang guru menggunakan metode. Metode merupakan cara yang dilakukan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran guna tercapainya sebuah tujuan pembelajaran.

Menurut Septi Wulandari dalam Muhlas Bahtiar (2013) Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah : Dimulai dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.

Jarimatika merupakan cara berhitung cepat dengan menggunakan Jari tangan yang dimulai dengan pemahaman lambang bilangan dan operasi hitung dasar. Metode ini sangat efektif karena metode jarimatika melatih kecerdasan otak dan kecepatan berhitung. Metode jarimatika juga bisa membuat pelajaran matematika menjadi menyenangkan.

Menurut Sujana (2013: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya.

Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar siswa bisa dilihat diakhir setelah diadakannya kegiatan belajar mengajar. Dimana pada hasil belajar mengajar ini sebagai acuan evaluasi pembelajaran siswa serta kemampuan apa saja yang telah dikuasai oleh siswa.

(17)

Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai bilangan. Matematika juga bisa disebut sebagai alat komunikasi serta mampu memecahkan masalah.

Menurut Sugiyono (2016:66) paradigma penelitian terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Hal ini digambarkan sebagai berikut:

X = Metode Jarimatika Y = Hasil Belajar

= Pengaruh antar variabel

F. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2016:96) mengungkapkan bahwa penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan bermakna pada penerapan metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan bermakna pada penerapan metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa ada pengaruh yang positif pada penerapan metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada semester genap (II) tahun pelajaran 2015/2016. Diawali dengan observasi pada bulan november 2016.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2016:117)

Saya akan menelitian di MI AL-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon pada siswa kelas IV dengan populasi 35 siswa yang terdiri dari 20 siswi dan 15 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin memepelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena,keterbatasn dana, tenaga dan waktu, maka peeliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk populasi.untuk itu sampel

(19)

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). (Sugiyono, 2016:118).

Dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (sugiyono, 2016:148). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV atau jumlah seluruh populasi.

C. Instrumen Penelitian

Pada prinspnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. (Sugiyono, 2016:148).

Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda (√) pada kolom berikut (Sugiyono, 2016:136):

(20)

dengan menghitung metode jarimatika

6. Guru memperhatikan kesulitan belajar siswa

7. Guru membangun hubungan yang baik dengan siswa

10.Guru melakukan instruksi dengan jelas kepada siswa

Keterangan :

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

ST = Setuju diberi skor 4

RG = Ragu-ragu diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

D. Teknik Pengumpulan Data

(21)

Berdasarkan peneleitian yang dilakukan peneliti menggunakan alat pengumpulan data wawancara terstrktur. Menurut Sugiyono (2106:194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendauluan untk enemukan permaasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecl. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti aau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data empiris mengenai proses pembelajaran matematika di kelas IV. Jenis wawancara yang yang digunakan adalah wawancara terstrumtur yaitu wawancara yang memliki pertanyaan terikat dengan jawabannya.

Wawancara ditujukan kepada siswa kelas IV sebagai narasumber. Wawancara dilakukan di ruang kelas dengan alat pengmpul data berupa daftar pertanyaan yang disertai jawaban. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang digunakan telah disiapkan sebelumnya agar memperoleh data yang akurat dan terfokus pada tujuan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian pengaruh metode jarimatika terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Menurut Sudjana (2005:273), uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah sampel yang dipilih berdistribusi normal atau tidak, dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

X2 = Harga Chi-kuadrat

0i = Tugas frekuensi pengamatan

Ei = Frekuensi diharapkan

(22)

Dalam menguji homogenitas peneliti menggunakan cara membagi varian terbesar dengan kata lain peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

F= VariansTerbesarVarians Terkecil

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah, Syaiful. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Bahtiar, Muhlas. 28/03/2013. Metode Jarimatika. http://muhlasbahtiar.blogspot.com/ 2013/03/metode-jarimatika.html. diundih pada tanggal 20/10/2016.

Ruseffendi. Pendidikan Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

kelumpuhan plexus brachialis setelah puhan plexus brachialis setelah meng menganalisa 4 analisa 4 infant dengan paralisis yang infant dengan paralisis yang identik pada identik

Adapun program individu utama adalah Pembuatan Video Profil untuk Departemen Elektronika dengan tujuan Untuk membuat video promosi Prodi Elektronika Pertahanan di

menyajikan  agregat  data  dasar  penduduk  yang  diperoleh  dari  pelaksanaan 

[r]

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama berkas perkara dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Kisaran tanggal 14 Februari 2012

3,6 Penelitian pada pasien UPI Anak yang ada mendapatkan pada kelompok pasien yang meninggal, hiperglikemia secara signifikan lebih intens , median KGD>150 mg/dL pada 48

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil dan kegiatan perikanan yang ada di TPI Pondok Dadap, mendeskripsikan dan menganalisis peranan TPI dalam pemasaran ikan

A.4.9.2 Agar berfungsi sebagaimana dimaksud, sistem pembuangan bangunan memerlukan bukaan saluran masuk udara segar dalam jumlah besar mencukupi pada level bawah. Itu