commit to user
i
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN
BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis
Oleh :
NURIA HASNANTI
H0808132
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN
BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN
yang dipersiapkan dan disusun oleh Nuria Hasnanti
H0808132
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 23 Juli 2012
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Anggota I Anggota II
Wiwit Rahayu, S.P., M.P. NIP. 197111091997032004
Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. NIP. 198203252005012001
Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. NIP. 196606111991031002
Surakarta, Juli 2012
Mengetahui,
Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian
Dekan
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan
Makanan di Kabupaten Kebumen”.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Supanggyo, M.P. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membantu dan membimbing dalam kegiatan proses belajar mengajar selama
menjalani perkuliahan.
4. Ibu Wiwit Rahayu, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
begitu sabar memberikan nasehat, bimbingan, arahan dan masukan yang
sangat berharga bagi Penulis.
5. Ibu Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang berharga dalam
penulisan skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dan arahan.
7. Kepala BAPPEDA beserta staf yang telah memberikan izin dan bantuannya
dalam pelaksanaan penelitian.
8. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen beserta stafnya yang telah
memberikan bantuan dalam penyediaan data yang Penulis butuhkan.
9. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen beserta staf atas bantuan dalam
menyediakan data yang Penulis butuhkan.
10.Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
commit to user
iv
11.Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan bantuan.
12.Kedua orang tuaku, terimakasih atas segala doa, dukungan, nasihat, cinta dan
kasih sayang yang tiada tara, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir di bangku perkuliahan dan mencapai cita-cita sampai saat ini.
13.Kakak-kakakku, Mbak Ami dan Mbak Helmi, terimakasih bantuan, doa,
dukungan, keceriaan, semangat, dan kasih sayangnya.
14.Darmawan Listyo Bimantoro dan keluarga, terimakasih atas bantuan, doa,
dukungan, semangat dan kasih sayangnya.
15.Teman-temanku Nur Kusuma, Luluk, Arinta, Gea dan semua teman-teman
lainnya yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi Penulis,
terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.
16.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu,
Penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di
kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini
berguna bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
1. Perencanaan Pembangunan... 12
2. Pembangunan... 13
3. Pembangunan Ekonomi ... 14
4. Pembangunan Daerah... 15
5. Pembangunan Pertanian ... 16
6. Peranan Sektor Pertanian ... 16
7. Strategi Pembangunan Subsektor Tanaman Bahan Makanan ... 17
8. Metode Analisis Tipologi Klassen ... 19
C.Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 21
D.Pembatasan Masalah ... 25
E.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25
III. METODE PENELITIAN ... 27
A.Metode Dasar Penelitian ... 27
B.Metode Pengambilan Daerah Penelitian ... 27
C.Jenis dan Sumber Data... 27
D.Teknik Pengumpulan Data ... 28
E.Metode Analisis Data ... 28
1. Penentuan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan ... 28
commit to user
vi
Halaman
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN KEBUMEN ... 32
A.Keadaan Alam ... 32
B.Keadaan Penduduk ... 36
C.Keadaan Perekonomian ... 41
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A.Keragaan Umum Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen... 44
1. Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ... 48
2. Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ... 53
B.Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen dengan Pendekatan Tipologi Klassen... 59
1. Komoditi Prima ... 61
2. Komoditi Potensial... .... 64
3. Komoditi Berkembang ... 66
4. Komoditi Terbelakang ... 68
C.Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen... 70
1. Strategi Pengembangan Jangka Pendek ... 72
2. Strategi Pengembangan Jangka Menengah... 77
3. Strategi Pengembangan Jangka Panjang ... 85
D.Kebijakan Program Pembangunan Pertanian di Kabupaten Kebumen ... 90
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
A.Kesimpulan ... 95
B.Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
commit to user
vii
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 1. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000
Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)... 3
Tabel 2. Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun
2006-2010 (Juta Rupiah)... 4
Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun
2006-2010 (%)... 5
Tabel 4. Matriks Tipologi Klassen... 20
Tabel 5. Matriks Strategi Pengembangan... 21
Tabel 6. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan
Makanan di Kabupaten Kebumen... 29
Tabel 7. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan
Makanan di Kabupaten Kebumen... 30
Tabel 8. Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Kebumen
Tahun 2006-2010... 33
Tabel 9. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Kebumen Tahun
2010... 35
Tabel 10. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kebumen Tahun
2006-2010... 36
Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010... 37
Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten
Kebumen Tahun 2010... 38
Tabel 13. Penduduk Umur 5 Tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Kebumen Tahun
2006-2010... 39
Tabel 14. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Sektor
Ekonomi di Kabupaten Kebumen Tahun 2010... 40
Tabel 15. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000
Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)... 42
Tabel 16. Pendapatan Per Kapita Menurut PDRB Kabupaten Kebumen
commit to user
viii
No. Judul Halaman
Tabel 17. Nilai Produksi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten
Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)... 45 Tabel 18. Nilai Produksi Komoditi Sayuran di Kabupaten Kebumen
Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)... 46 Tabel 19. Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten
Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)... 47 Tabel 20. Laju Pertumbuhan Komoditi Padi dan Palawija di
Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)... 48 Tabel 21. Laju Pertumbuhan Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten
Kebumen Tahun 2006-2010 (%)... 50 Tabel 22. Laju Pertumbuhan Komoditi Buah-buahan di Kabupaten
Kebumen Tahun 2006-2010 (%)... 52 Tabel 23. Kontribusi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten
Kebumen Tahun 2006-2010 (%)... 54 Tabel 24. Kontribusi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten
Kebumen Tahun 2006-2010 (%)... 55 Tabel 25. Kontribusi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen
Tahun 2006-2010 (%)... 57 Tabel 26. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di
Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 60
Tabel 27. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan
Makanan di Kabupaten Kebumen... 61 Tabel 28. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan
Makanan di Kabupaten Kebumen... 71 Tabel 29. Perbedaan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan
di Kabupaten Kebumen... 90 Tabel 30. Program-program Pembangunan dan Kegiatan Indikatif
Sektor Pertanian di Kabupaten Kebumen Tahun
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 1. Alur Pemikiran dan Kerangka Konsep Penelitian... 24
Gambar 2. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Padi dan
Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010... 50
Gambar 3. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi
Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010... 51
Gambar 4. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi
Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010... 53
Gambar 5. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Padi dan Palawija
di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010... 55
Gambar 6. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Sayuran di
Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010... 56
Gambar 7. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Buah-buahan di
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran 1 Peta Administrasi Kabupaten Kebumen... 99
Lampiran 2 Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Padi Sawah/Padi Ladang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2010... 100
Lampiran 3 PDRB Sektor Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010
(Juta Rupiah)... 101
Lampiran 4 Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK
2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)... 102
Lampiran 5 Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK
2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)... 103
Lampiran 6 Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun
2006-2010 (%)... 104
Lampiran 7 Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ADHK 2000 Tahun 2006-2010
(Juta Rupiah)... 105
Lampiran 8 Nilai Produksi Komoditi Selain Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ADHK 2000 Tahun
2006-2010 (Juta Rupiah)... 107
Lampiran 9 Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di
Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010... 111
Lampiran 10 Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006- 2010... 113
Lampiran 11 Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di
Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010... 115
Lampiran 12 Hasil Wawancara mengenai Komoditi Tanaman Bahan
commit to user
xi
RINGKASAN
Nuria Hasnanti, H0808132. 2012. Strategi Pengembangan Komoditi
Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibawah bimbingan Wiwit Rahayu, S.P., M.P. dan Nuning Setyowati, S.P., M.Sc.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen serta merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kebumen. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), serta Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen. Untuk melengkapi analisis, ditambahkan data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen.
Hasil penelitian dengan pendekatan Tipologi Klassen menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi empat kategori komoditi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, kacang hijau dan pisang. Komoditi potensial terdiri dari padi sawah dan gogo serta kacang tanah. Komoditi berkembang terdiri dari ketela rambat, kedelai, bayam, tomat, terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan dan jambu biji. Sedangkan komoditi terbelakang terdiri dari cabe dan jeruk siam.
commit to user
xii
strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima yaitu melalui upaya pengembangan agroindustri, mengurangi adanya alih fungsi lahan pada lahan subur serta peningkatan kerjasama antara petani dengan pihak swasta.
commit to user
xiii SUMMARY
Nuria Hasnanti, H0808132. 2012. The Strategy of Developing Foodstuff Crop Commodity in Kebumen Regency. Faculty of Agricultural Sebelas Maret University of Surakarta. Under the guidance Wiwit Rahayu, S.P., M.P. and Nuning Setyowati, S.P., M.Sc.
This research aims to identificate the foodstuff crop commodity classification in Kebumen Regency and to formulate developing strategies of foodstuff crop commodity in Kebumen Regency based on Klassen Typology Approach. Basic method applied in the research is descriptive. The research was conducted in Kebumen Regency. Type of data employed are secondary data get from Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), and Dinas Pertanian dan Kehutanan in Kebumen Regency. To complete the analysis, it was added by primary data get from interviewing Dinas Pertanian dan Kehutanan of Kebumen Regency.
Result of the research applying Klassen Typology Approach indicates that the classification of the foodstuff crop commodity in Kebumen Regency is divided into four groups of commodity, which are prime commodity, potential commodity, rise commodity and backward commodity. The prime commodity comprises corn, cassava, small green peas, and banana. The potential commodity comprises rice and peanut. The rise commodity comprises sweet potato, soybean, spinach, tomato, eggplant, watermelon, duku/langsat, snakefruit, sapodilla, water guava, starfruit, jackfruit, avocado, bengkoang, pineapple, durian, mango, papaya, rambutan, and guava. Whereas backward commodity comprises chili and siam orange.
commit to user
xiv
commodity always by developing agroindustry, reducing disfunction field on fertile soil and increasing farmer-private cooperation.
Keterangan:
1.Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H0808132
2.Dosen Pembimbing Utama 3.Dosen Pembimbing Pendamping
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN
Nuria Hasnanti1
Wiwit Rahayu, SP.MP.2 Nuning Setyowati, SP.MSc.3
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen serta merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen. Metode dasar penelitian ini yaitu deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kebumen. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan ditambah data primer yang diperoleh melalui wawancara kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi empat kategori komoditi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, kacang hijau dan pisang. Komoditi potensial terdiri dari padi sawah dan gogo serta kacang tanah. Komoditi berkembang terdiri dari ketela rambat, kedelai, bayam, tomat, terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan dan jambu biji. Sedangkan komoditi terbelakang terdiri dari cabe dan jeruk siam. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terdiri dari jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi pengembangan jangka pendek terdiri dari dua macam yaitu strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dan strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima. Strategi pengembangan jangka menengah terdiri tiga macam yaitu strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima, komoditi berkembang menjadi komoditi potensial, dan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang. Strategi pengembangan jangka panjang terdiri dari dua macam yaitu strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang serta mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima.
commit to user I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup
berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan
institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau
penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan. Namun perubahan tersebut
bukan berarti mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan
individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya untuk
bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara
material maupun spiritual (Todaro dan Smith, 2004).
Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf
hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan
riil per kapita. Jadi, tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk
menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas.
Pembangunan ekonomi menunjukkan perubahan-perubahan dalam struktur
output dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian disamping
kenaikan output (Irawan dan Suparmoko, 2002).
Pembangunan regional adalah bagian integral dalam pembangunan
nasional. Oleh karena itu, dalam mewujudkan pembangunan ekonomi nasional
perlu adanya pembangunan ekonomi daerah yang pada akhirnya mampu
mengurangi ketimpangan antardaerah dan mampu mewujudkan kemakmuran
yang adil dan merata antar daerah. Arsyad (2005) mengartikan pembangunan
ekonomi daerah sebagai proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
dalam wilayah tersebut. Dengan adanya pembangunan ekonomi daerah
tersebut diharapkan taraf penghidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat
commit to user
kemakmuran semakin tinggi, ketimpangan pendapatan terus berkurang,
kesempatan kerja semakin luas, dan kualitas sumber daya manusia semakin
membaik.
Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia
No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pemerintah memberikan
kewenangan yang seluas-luasnya kepada pemerintah daerah, khususnya daerah
kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pembangunan dan mengurus rumah
tangganya sendiri. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah merupakan upaya
yang tepat untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang potensial di setiap
daerah. Suatu daerah dituntut untuk bisa menggali dan mengelola sumberdaya
yang dimiliki untuk menopang keberlanjutan pembangunan di daerah yang
bersangkutan tanpa harus bergantung pada pemerintah pusat. Dengan
demikian, sektor-sektor yang memberikan andil besar dalam perkonomian
daerah harus terus dipacu agar dapat memberikan manfaat yang besar dan
semakin berperan dalam kegiatan pembangunan daerah. Oleh karena itu, setiap
daerah diharapkan dapat terus berkembang dan membantu dalam
mensukseskan pembangunan nasional.
Kabupaten Kebumen merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Tengah yang melaksanakan otonomi daerah. Pembangunan
ekonomi di Kabupaten Kebumen tidak terlepas dari kontribusi beberapa sektor
perekonomian yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri
pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan
restoran; pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian merupakan tulang
punggung perekonomian Kabupaten Kebumen mengingat bahwa sektor ini
memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten
commit to user
Tabel 1. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)
Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010
Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa nilai PDRB sektor pertanian
dari tahun 2006-2010 semakin meningkat, sedangkan kontribusi PDRB sektor
pertanian cenderung mengalami fluktuasi. Namun sektor pertanian di
Kabupaten Kebumen memberikan nilai dan kontribusi PDRB terbesar dari
tahun 2006-2010 dibandingkan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya.
Sedangkan sektor perekonomian yang memberikan nilai dan kontribusi PDRB
terkecil di Kabupaten Kebumen yaitu sektor listrik, gas dan air bersih.
Tingginya nilai dan kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Kebumen ini,
sehingga dapat dikatakan Kabupaten Kebumen merupakan daerah agraris dan
baik untuk dikembangkannya sektor pertanian.
Sektor pertanian di Kabupaten Kebumen mencakup lima subsektor yaitu
subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor
peternakan dan hasilnya, subsektor kehutanan serta subsektor perikanan. Setiap
commit to user
PDRB sektor pertanian di Kabupaten Kebumen. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta
Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010
Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa dari tahun 2006-2010 subsektor
tanaman bahan makanan memiliki nilai dan kontribusi terbesar dalam
sumbangan PDRB sektor pertanian di Kabupaten Kebumen. Sedangkan
subsektor pertanian di Kabupaten Kebumen yang memiliki nilai dan kontribusi
PDRB terkecil dari tahun 2006-2010 yaitu subsektor perikanan. Nilai PDRB
subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen semakin meningkat
dari tahun 2006-2010, namun kontribusi PDRB subsektor tanaman bahan
makanan cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Besarnya nilai dan
kontribusi PDRB subsektor tanaman bahan makanan ini disebabkan oleh
kondisi geografis Kabupaten Kebumen yang mendukung, yakni sebagian besar
berupa dataran rendah, sehingga baik untuk dikembangkan subsektor tanaman
bahan makanan (BPS, 2010).
Selain dilihat dari nilai dan kontribusi PDRB, untuk mengetahui peranan
lebih lanjut mengenai subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten
commit to user
Adapun laju pertumbuhan PDRB subsektor pertanian di Kabupaten Kebumen
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (%)
Subsektor Pertanian Tahun
Rata-rata
2006 2007 2008 2009 2010*)
Tanaman Bahan Makanan
2,43 0,21 10,58 0,92 2,10 3,25
Tanaman Perkebunan 1,19 2,86 2,14 2,87 0,04 1,82 Peternakan dan
Hasilnya
-4,94 2,42 10,85 13,00 5,37 5,34
Kehutanan -1,61 0,63 -3,67 -0,53 4,31 -0,17
Perikanan 49,99 6,51 -9,05 -11,01 -1,58 6,97
PDRB Pertanian 47,06 12,63 10,84 5,25 10,25 17,21
*) angka sementara
Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010
Dari data pada Tabel 3. diketahui bahwa subsektor tanaman bahan
makanan merupakan subsektor pembentuk PDRB Kabupaten Kebumen yang
selalu mengalami laju pertumbuhan positif dari tahun 2006-2010. Namun laju
pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan ini cenderung mengalami
fluktuasi dari tahun 2006-2010, dengan rata-rata pertumbuhan 3,25% tiap
tahunnya. Pada tahun 2008, laju pertumbuhan PDRB subsektor tanaman bahan
makanan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan
tahun-tahun lainnya. Hal itu disebabkan nilai PDRB subsektor tanaman bahan
makanan yang juga cukup meningkat tajam, dengan penambahan PDRB
sebesar Rp 71.892,83 juta pada tahun 2008. Secara keseluruhan, rata-rata laju
pertumbuhan tertinggi selama lima tahun dimiliki oleh subsektor perikanan,
sedangkan rata-rata laju pertumbuhan terendah yaitu subsektor kehutanan.
Berdasarkan data-data yang ditunjukkan pada Tabel 1-3, sektor pertanian
terutama yang didalamnya terdapat subsektor pendukung yaitu tanaman bahan
makanan merupakan subsektor yang memiliki peranan penting dalam
pembangunan ekonomi di Kabupaten Kebumen. Selain itu, Kabupaten
commit to user
dengan produksi padi terbesar ketujuh di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2010 (BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010).
Subsektor tanaman bahan makanan terdiri dari berbagai macam komoditi
tanaman pangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun peran maupun
kontribusi dari setiap komoditi pada subsektor tanaman bahan makanan
berbeda-beda. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kebumen perlu merumuskan
beberapa strategi pengembangan untuk komoditi-komoditi tanaman bahan
makanan agar kontribusi yang diberikan dalam pembentukan PDRB di
Kabupaten Kebumen tidak mengalami penurunan. Dalam rangka pembangunan
ekonomi daerah di Kabupaten Kebumen, komoditi tanaman bahan makanan
memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di masa mendatang, karena
besarnya kontribusi yang diberikan terhadap PDRB sektor pertanian. Oleh
karena itu, diperlukan adanya kajian yang lebih mendalam mengenai strategi
pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen,
baik pengembangan dalam periode waktu jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang.
B.Perumusan Masalah
Kabupaten Kebumen memiliki luas wilayah 128.111,50 hektar atau
1.281,115 km², dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan
perbukitan, sedangkan sebagian besar berupa dataran rendah. Dari luas wilayah
Kabupaten Kebumen, pada tahun 2010 tercatat 39.768 hektar (31,04%)
merupakan lahan sawah dan 88.343,50 hektar (68,96%) lahan kering. Dilihat
dari sistem irigasinya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis (50,34%),
dan hampir seluruhnya dapat ditanami dua kali dalam setahun, beririgasi
setengah teknis (9,23%), beririgasi sederhana (5,77%), beririgasi desa (2,65%)
serta sebagian berupa sawah tadah hujan dan pasang surut (32,02%).
Penggunaan lahan kering (bukan sawah) terbagi atas lahan pertanian sebesar
42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan untuk pertanian sebesar 45.544 hektar
(51,55%). Lahan kering untuk pertanian terdiri dari tegal/kebun, ladang,
commit to user
Sedangkan lahan kering bukan pertanian digunakan untuk bangunan, hutan
negara, rawa-rawa dan sebagainya (BPS, 2010).
Dengan kondisi wilayah Kabupaten Kebumen yang sebagian besar
merupakan dataran rendah tersebut, maka cocok untuk pengembangan sektor
pertanian, khususnya subsektor tanaman bahan makanan. Kabupaten Kebumen
merupakan salah satu kabupaten penyangga pangan pokok khususnya padi di
Jawa Tengah. Pada tahun 2010, produksi padi (padi sawah dan padi ladang)
hanya mengalami peningkatan sebesar 1,08% dibandingkan dengan tahun
2009, atau dari 434.466,55 ton menjadi 439.141,70 ton. Sedangkan untuk luas
panen padi mengalami peningkatan sebesar 3,52 % dalam periode yang sama.
Secara absolut baik produksi maupun luas panen mengalami kenaikan dari
tahun 2009 ke 2010, dan persentase kenaikannya lebih tinggi dibandingkan
periode 2008 ke 2009. Produktivitas padi pada tahun 2010 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2009 yaitu dari 5,89 ton/hektar menjadi 5,75
ton/hektar (BPS, 2010).
Selain sebagai produsen padi, Kabupaten Kebumen juga merupakan
produsen berbagai tanaman palawija (jagung, ketela pohon, ketela rambat,
kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau). Pada tahun 2010 komoditas palawija
yang mengalami peningkatan baik luas panen maupun produksinya adalah
ketela pohon, luas panen meningkat 57,10%, dan produksinya meningkat
58,20% dibandingkan tahun 2009. Untuk tanaman jagung, ketela rambat,
kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau pada tahun 2010, baik luas panen
maupun produksinya mengalami penurunan. Luas panen dan produksi tanaman
jagung mengalami penurunan masing-masing 32,72% dan 60,63%, yang
disebabkan oleh tidak adanya lagi program kemitraan antara petani dengan
pihak investor seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk tanaman kacang
tanah, kedelai dan kacang hijau pada tahun 2010 produksinya mengalami
penurunan dibanding tahun 2009, karena sangat dipengaruhi oleh iklim pada
beberapa bulan di tahun 2010 (BPS, 2010).
Potensi sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen meliputi cabe, bawang
commit to user
bayam, dan kacang merah. Tanaman sayuran yang produksinya cukup besar
diantaranya adalah cabe (besar dan rawit), kacang panjang, terong dan
kangkung. Produksi cabe di Kabupaten Kebumen tahun 2010 mencapai
17.653,10 kwintal, menurun cukup signifikan (35,76%) dibandingkan produksi
tahun 2009. Produksi kacang panjang tahun 2010 mencapai 12.032,50 kwintal,
menurun 32,10% dibanding tahun 2009. Produksi terong tahun 2010 yaitu
sebesar 6.544,00 kwintal, meningkat 3,29% dibanding tahun 2009. Sedangkan
produksi kangkung tahun 2010 mencapai 53.448,90 kwintal, menurun sangat
signifikan yakni 46,62% dibanding tahun 2009 (BPS, 2010).
Kabupaten Kebumen juga mempunyai potensi buah-buahan yang cukup
banyak dan beragam, diantaranya yang cukup besar produksinya adalah pisang,
semangka, dan mangga. Produksi pisang di Kabupaten Kebumen tahun 2010
adalah sebesar 191.970,00 kwintal, meningkat sebesar 3,5% dibanding tahun
2009. Untuk produksi semangka pada tahun 2010 mencapai 77.578,00 kwintal
atau meningkat 5% dari tahun sebelumnya. Sedangkan produksi mangga di
Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 adalah sebesar 35.876,00 kwintal,
meningkat 3,50% dibanding produksi tahun 2009 (BPS, 2010). Sedangkan
potensi buah-buahan lainnya di Kabupaten Kebumen meliputi jeruk siam,
pepaya, nanas, salak, duku/langsat, sawo, rambutan, jambu biji, jambu air,
durian, alpokat, nangka, bengkoang, belimbing, manggis, sirsak dan markisa.
Dengan melihat data-data tersebut menunjukkan bahwa komoditi
tanaman bahan makanan yang dihasilkan di Kabupaten Kebumen memiliki
potensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam upaya pengembangan
komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen diperlukan strategi
pengembangan komoditi tanaman bahan makanan tersebut agar dapat
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setempat bahkan luar daerah.
Sehingga kegiatan perencanaan pembangunan dalam meningkatkan
perekonomian daerah Kabupaten Kebumen khususnya subsektor tanaman
bahan makanan dapat lebih baik dan terarah sesuai dengan kontribusi komoditi
commit to user
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten
Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen?
2. Strategi apakah yang dapat diterapkan untuk pengembangan komoditi
tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan
Tipologi Klassen?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di
Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen.
2. Untuk merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan
makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi
Klassen.
D.Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman
Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ini antara lain:
1. Bagi peneliti, guna menambah wawasan serta merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen, diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan khususnya strategi
pengembangan subsektor tanaman bahan makanan.
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian guna
commit to user II. LANDASAN TEORI
A.Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian Pratomo (2003), dengan judul Keragaan Sektor
Pertanian dan Peranannya Dalam Perekonomian Wilayah di Kabupaten
Kebumen, diketahui bahwa sektor pertanian bersama dengan sektor
pertambangan dan penggalian, sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa
perusahaan; serta sektor jasa-jasa tergolong sektor basis di Kabupaten
Kebumen. Sementara subsektor pertanian tanaman bahan makanan, tanaman
perkebunan, peternakan, dan kehutanan merupakan subsektor basis, sedangkan
subsektor perikanan merupakan subsektor non basis.
Puspowati (2004) dalam penelitiannya tentang Identifikasi Sektor
Pertanian Sebagai Sektor Unggulan di Kabupaten Kebumen menyimpulkan
bahwa Kabupaten Kebumen mempunyai 4 sektor basis, yaitu sektor pertanian;
sektor pertambangan dan penggalian; sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa
perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Subsektor pertanian yang menjadi basis
adalah subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, dan
subsektor kehutanan. Secara umum komoditi pertanian yang menjadi komoditi
basis di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Kebumen adalah padi sawah.
Pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen tidak terdapat spesialisasi
komoditas pertanian, karena setiap kecamatan cenderung mempunyai
komoditas basis yang beragam. Komoditas pertanian cenderung menyebar
pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen. Komoditas basis pertanian
yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Kebumen yaitu
pisang, kencur, dan labu siam yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi
dibandingkan komoditas lain.
Hasil penelitian Chasanah (2009) yang berjudul Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Karanganyar Berbasis Komoditi
Tanaman Bahan Makanan (Pendekatan Tipologi Klassen), menunjukkan
bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten
Karanganyar terbagi menjadi empat komoditi yaitu komoditi prima, komoditi
commit to user
potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Strategi
pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Karanganyar
terdiri dari strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Dengan dasar strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan
tersebut maka dapat digunakan sebagai perencanaan pembangunan ekonomi
daerah di Kabupaten Karanganyar baik dalam jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
Dalam penelitian Rahayu (2011) yang berjudul Strategi Pengembangan
Komoditas Pertanian Unggulan di Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro
menunjukkan bahwa klasifikasi komoditas pertanian di Kecamatan Kalitidu
Kabupaten Bojonegoro dengan Analisis Tipologi Klassen menghasilkan empat
klasifikasi komoditas pertanian yaitu komoditas prima berupa jagung,
komoditas berkembang berupa ubi kayu, kacang hijau, kelapa, dan telur itik,
komoditas potensial berupa padi dan ayam buras, serta komoditas terbelakang
berupa ketela rambat, kedelai, kacang tanah, cabai, tembakau virginia, sapi,
kambing, domba dan ayam ras. Sedangkan alternatif strategi pengembangan
komoditas pertanian unggulan dalam hal ini jagung sebagai komoditas prima di
Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro antara lain pemanfaatan secara
optimal dukungan pemerintah, perluasan daerah pemasaran jagung,
pengoptimalan manajemen usahatani jagung, antisipasi persaingan pasar
produk tortila, penggunaan benih jagung yang berkualitas, pengoptimalan
penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pemasaran jagung,
pengoptimalan upaya antisipasi banjir, serta perbaikan tataniaga sarana
produksi jagung.
Keempat penelitian terdahulu diatas memiliki keterkaitan dengan
penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di
Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten
Kebumen oleh Pratomo (2003) dan Puspowati (2004) disimpulkan bahwa
sektor pertanian merupakan sektor basis serta subsektor tanaman bahan
makanan tergolong subsektor basis. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang
commit to user
Kebumen dengan analisis pendekatan Tipologi Klassen agar diperoleh strategi
pengembangan komoditi tanaman bahan makanan tersebut. Sedangkan dalam
penelitian Chasanah (2009) dan Rahayu (2011) dapat dijadikan sebagai bahan
kajian pada penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan
Makanan di Kabupaten Kebumen karena terdapat kesamaan dengan metode
analisis yang digunakan yaitu pendekatan Tipologi Klassen.
B.Tinjauan Pustaka
1. Perencanaan Pembangunan
Dasar hukum perencanaan pembangunan di Indonesia yaitu
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Perencanaan merupakan suatu proses
untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh
unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah
(BAPPENAS, 2008).
Perencanaan pembangunan yaitu suatu usaha pemerintah untuk
mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk
mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan pertumbuhan
variable-variabel ekonomi yang yang penting (penghasilan, konsumsi, lapangan
kerja, investasi, tabungan, eksport-import, dan lain sebagainya) suatu negara
dalam rangka mencapai keputusan pendahuluan mengenai tujuan-tujuan
pembangunan. Rencana bisa bersifat komprehensif (multi-sektoral), bisa
bersifat parsial (lokal). Rencana yang komprehensif target-nya semua aspek
penting yang menyangkut perekonomian nasional, sedangkan yang parsial
meliputi sebagian dari ekonomi nasional, seperti sektor pertanian,
perindustrian, sektor pemerintahan, sektor swasta dan lain sebagainya
commit to user
Dalam perencanaan pembangunan, baik itu perencanaan nasional
maupun perencanaan daerah, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pendekatan sektoral dan pendekatan regional (wilayah). Pendekatan sektoral
memfokuskan perhatiannya pada sektor-sektor kegiatan yang ada di wilayah
tersebut dan mengelompokkan kegiatan ekonomi menurut sektor-sektor
yang sejenis. Sedangkan pendekatan wilayah (regional) melihat
pemanfaatan ruang serta interaksi-interaksi berbagai kegiatan dalam ruang
suatu wilayah (Iryanto, 2006).
2. Pembangunan
Pembangunan adalah suatu proses dinamis untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi dan serba
sejahtera. Agar pembangunan yang dilaksanakan berhasil mencapai
sasarannya, harus ditunjang oleh penyusunan rencana yang komprehensif
dan terarah. Penyusunan rencana atau perencanaan itu merupakan suatu alat
atau cara untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan yang telah
ditetapkan dengan baik. Dengan perencanaan diharapkan terdapat suatu
pengarahan dan pedoman pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan
pembangunan. Dengan perencanaan dilakukan suatu perkiraan mengenai
potensi, prospek, hambatan dan resiko yang dihadapi. Dengan perencanaan
memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif yang terbaik
dan memilih kombinasi yang terbaik (Adisasmita, 2006).
Pembangunan merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat dalam jangka panjang dan umumnya
menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu,
diperlukan suatu indikator sebagai tolok ukur terhadap dampak
pembangunan. Sejalan dengan pergerakan waktu, tolok ukur keberhasilan
pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur
ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antarpenduduk,
antar daerah serta antar sektor (Kuncoro, 2004).
Pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan dilihat sebagai
commit to user
akhir. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses transportasi dan
proses tersebut membawa perubahan dalam alokasi sumber-sumber
ekonomi, distribusi manfaat dari akumulasi yang membawa pada
peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan (Arsyad, 2005).
3. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses pengembangan
kapasitas masyarakat dalam jangka panjang sehingga memerlukan
perencanaan yang tepat dan akurat. Perencanaan ini berarti harus mampu
mencakup kapan, dimana dan bagaimana pembangunan harus dilakukan
agar mampu merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Dengan kata lain, pembuat rencana pembangunan haruslah mampu untuk
memprediksi dampak yang ditimbulkan dari pembangunan yang akan
dilakukan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang
(Tinambunan, 2007).
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan
pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka
panjang. Definisi ini mengandung tiga unsur, yaitu: (1) pembangunan
ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang terus menerus dan di
dalamnya mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru;
(2) usaha meningkatkan pendapatan perkapita; (3) kenaikan pendapatan per
kapita harus berlangsung dalam jangka panjang (Suryana, 2000).
Manfaat pembangunan ekonomi yaitu meningkatkan output/kekayaan
suatu masyarakat atau perekonomian bertambah. Selain itu, pembangunan
ekonomi dapat memberikan kepada manusia kemampuan yang lebih besar
untuk menguasai alam sekitarnya dan mempertinggi tingkat kebebasannya
dalam mengadakan suatu tindakan tertentu. Pembangunan ekonomi juga
memberikan suatu kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas,
karena tersedia lebih banyak barang-barang maupun jasa yang berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan adanya pembangunan
commit to user
ekonomi) antara negara-negara yang sedang berkembang dan negara-negara
yang sudah berkembang atau maju (Irawan dan Suparmoko, 2002).
4. Pembangunan Daerah
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dan penjabaran dari
pembangunan Nasional diarahkan untuk lebih mengembangkan dan
menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah dengan memperhatikan daerah
yang terbelakang, daerah padat dan jarang penduduk, daerah transmigrasi,
daerah terpencil dan perbatasan, serta mempercepat pembangunan kawasan
Timur Indonesia yang pelaksanaannya disesuaikan dengan prioritas daerah
(BAPPENAS, 2008).
Pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi
daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan
bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan
kesejahtaraan masyarakat. Daerah memiliki dasar hukum yang lemah dalam
melakukan pengawasan terhadap arus keluar masuknya faktor-faktor
produksi atau hasil-hasil produksi. Tenaga kerja akan mengalir dari wilayah
yang memiliki tingkat upah rendah ke wilayah yang memiliki tingkat upah
yang lebih tinggi. Begitu pula modal, akan mengalir dari daerah yang
memiliki tingkat bunga yang lebih rendah ke daerah yang memiliki tingkat
bunga yang lebih tinggi (Triurmida, 2002).
Pada skala yang lebih luas, pembangunan sektor pertanian dan daerah
pedesaan kini diyakini sebagai intisari pembangunan nasional secara
keseluruhan. Hal tersebut disebabkan sebagian besar penduduk
negara-negara berkembang berada di daerah pedesaan. Oleh karena itu harus segera
dicarikan langkah-langkah penyelesaiannya guna memperbaiki kualitas
lingkungan hidup daerah pedesaan. Perlu diingat bahwa tanpa pembangunan
daerah pedesaan yang integratif, maka pertumbuhan industri tidak akan
berjalan dengan lancar. Meskipun pertumbuhan industri bisa berjalan, tetapi
pertumbuhan tersebut akan menciptakan berbagai ketimpangan internal
commit to user
ketimpangan tersebut akan memperparah masalah-masalah kemiskinan,
ketimpangan pendapatan serta pengangguran (Todaro dan Smith, 2004).
5. Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian diartikan serangkaian upaya untuk
mengembangkan kapasitas masyarakat pertanian, khususnya
memberdayakan petani, peternak dan nelayan, agar mampu melaksanakan
kegiatan usaha ekonomi produktif secara mandiri dan selanjutnya mampu
memperbaiki kehidupannya sendiri (Solahuddin, 2009). Lebih lanjut,
Mardikanto (2007) mengemukakan bahwa pembangunan pertanian sebagai
salah satu sub-sistem pembangunan nasional, harus selalu memperhatikan
dan senantiasa diupayakan untuk menunjang pembangunan wilayah
setempat. Oleh sebab itu, pembangunan pertanian sebagai bagian dari
pembangunan nasional harus memperhatikan potensi wilayah yang
seimbang, baik untuk kepentingan pembangunan sektor pertanian itu sendiri
maupun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sektor-sektor lain yang
diperlukan dalam kerangka pembangunan wilayah secara keseluruhan.
Pembangunan pertanian bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi
untuk menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu,
pertanian/agrikultur adalah sebuah cara hidup (way of life atau livehood)
bagi sebagian besar petani di Indonesia. Oleh karena itu pembahasan
mengenai sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani,
sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani sebagai homo
economicus, melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius
(Mubyarto dan Sentosa, 2007).
6. Peranan Sektor Pertanian
Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan
perekonomian nasional. Bahkan di era reformasi memiliki peran di garis
depan dalam mengatasi krisis ekonomi. Peran strategis sektor pertanian
sehingga sektor ini patut menjadi sektor andalan dan mesin penggerak
pertumbuhan ekonomi, antara lain sebagai pemasok bahan kebutuhan
commit to user
lapangan kerja serta sumber devisa. Dalam rangka melaksanakan peran
strategis tersebut, sektor pertanian berupaya untuk terus memperbaiki
kinerja pembangunannya (Solahuddin, 2009).
Sektor pertanian memilki peran yang besar dalam perekonomian,
terutama di tahap-tahap awal pembangunan. Sektor pertanian yang tumbuh
dan menghasilkan surplus yang besar merupakan prasyarat untuk
memperoleh proses transformasi ekonomi. Pada masa awal transformasi
ekonomi, pertanian berperan penting melalui beberapa cara. Sektor
pertanian yang tumbuh dengan cepat dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan penduduk di pedesaan yang pada gilirannya akan
meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
sektor nonpertanian. Permintaan yang tumbuh tidak saja terjadi bagi
produk-produk konsumsi akhir, tetapi juga produk-produk sektor
nonpertanian yang digunakan petani sebagai input usahatani maupun
investasi (Harianto, 2009).
Peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi dipandang pasif dan
hanya sebagai unsur penunjang semata. Pembangunan ekonomi identik
dengan transformasi struktural yang cepat terhadap perekonomian, yakni
dari yang semula bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi industri dan
jasa pelayanan masyarakat yang lebih modern. Dengan demikian peranan
utama pertanian adalah menyediakan tenaga kerja dan bahan-bahan pangan
dengan harga murah untuk pengembangan sektor industri yang dinamis
sebagai sektor penting dalam strategi pembangunan ekonomi secara
keseluruhan (Todaro dan Smith, 2004).
7. Strategi Pembangunan Subsektor Tanaman Bahan Makanan
Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan
pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada
dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu
menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi
commit to user
masyarakat. Pembangunan tanaman pangan diprioritaskan pada beberapa
komoditas unggulan nasional. Untuk prioritas pertama pada padi, jagung,
kedelai, dan prioritas kedua pada kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi
jalar, dan komoditas alternatif/unggulan daerah, seperti talas, garut, gembili,
sorgum, gandum dan lain-lain. Sejalan dengan penetapan sasaran revitalisasi
pertanian khususnya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, maka
pelaksanaan pembangunan tanaman pangan dilakukan dengan strategi
peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan produksi
serta penguatan kelembagaan dan pembiayaan (Alimoeso, 2008).
Sektor pertanian tetap menjadi andalan dalam penyediaan pangan.
Peningkatan produksi tanaman pangan yang spektakuler pada tahun 2007
(terutama padi dan jagung) disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
kondisi iklim tahun 2007 yang sangat kondusif, dengan curah hujan yang
cukup tinggi dan musim kemarau relatif pendek. Kedua, perkembangan
harga-harga komoditas pangan di dalam negeri yang cukup meningkat
signifikan sebagai refleksi dari perkembangan harga di pasar dunia dan
efektifitas kebijakan pemerintah. Ketiga, pengaruh berbagai kebijakan dan
program pemerintah meliputi penetapan harga, pengendalian impor, subsidi
pupuk dan benih, benih gratis, penyediaan modal, akselerasi penerapan
inovasi teknologi, fasilitas penyuluhan dan lain-lain. Kebijakan
pengembangan produksi padi pada periode 2006-2010 diarahkan untuk
mempertahankan swasembada secara berkelanjutan. Dalam situasi
perubahan iklim global dewasa ini produksi pertanian nasional utamanya
padi masih bisa meningkat yang disebabkan oleh masih tingginya curah
hujan untuk kebutuhan pertanaman padi, penyesuaian pertanaman baik
waktu maupun pola tanam spasial sesuai kondisi wilayah, serta cukup
tingginya harga komoditas pertanian yang menjadi sumber insentif utama
dalam berusaha tani (Ibrahim, 2008).
Kebijakan pembangunan subsektor pertanian tanaman pangan
umumnya menyangkut beberapa konsep. Pertama, swasembada pangan
commit to user
konsumsi artinya laju produksi beras diusahakan minimal sama dengan
kecenderungan kenaikan tingkat konsumsi. Kedua, konsep kemandirian
pangan. Konsep ini mengacu pada suatu posisi dimana kebutuhan pangan
dalam negeri dapat ditutupi dari penerimaan (devisa) negara yang
bersangkutan. Hal ini berarti strategi untuk meningkatkan ekspor sektor
pertanian menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi, minimal untuk
menyeimbangkan pengeluaran yang diperlukan untuk impor. Konsep ketiga
yaitu ketahanan pangan. Ketahanan pangan minimal mengandung dua unsur
pokok yaitu ketersediaan pangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap
bahan pangan tersebut. Penyediaan pangan dapat ditempuh melalui produksi
sendiri maupun impor dari negara lain. Sedangkan aksesibilitas setiap
individu terhadap bahan pangan dapat dijaga dan ditingkatkan melalui
pemberdayaan sistem pasar serta mekanisme pemasaran yang efektif dan
efisien (Arifin, 2001).
8. Metode Analisis Tipologi Klassen
Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran
tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator
utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita
daerah. Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah maju dan
cepat-tumbuh, daerah maju tapi tertekan, daerah berkembang cepat, dan daerah
relatif tertinggal (Radianto, 2003).
Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi sektor, subsektor, usaha, atau komoditi prioritas atau
unggulan suatu daerah. Manfaat Tipologi Klassen antara lain dapat
membuat prioritas kebijakan daerah berdasarkan keunggulan sektor,
subsektor, usaha, atau komoditi daerah. Selain itu juga dapat menentukan
prioritas kebijakan suatu daerah berdasarkan posisi perekonomian yang
commit to user
serta dapat menilai suatu daerah baik dari segi daerah maupun sektoral
(Suparmono, 2009).
Teknik Tipologi Klassen dapat digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Analisis
ini mendasarkan pengelompokkan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan
dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah. Dengan
menggunakan analisis Tipologi Klassen, suatu sektor dapat dikelompokkan
ke dalam 4 kategori, yaitu sektor prima, sektor potensial, sektor
berkembang, dan sektor terbelakang. Penentuan kategori suatu sektor ke
dalam empat kategori tersebut didasarkan pada laju pertumbuhan kontribusi
sektoral dan rerata besar kontribusi sektoralnya terhadap PDRB, seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks Tipologi Klassen Rerata Kontribusi
Sektoral
Rerata Laju Pertumbuhan Sektoral
Y sektor > Y PDRB Y sektor < Y PDRB
r sektor > r PDRB Sektor Prima Sektor Berkembang r sektor < r PDRB Sektor Potensial Sektor Terbelakang Sumber: Widodo, 2006
Y sektor = nilai kontribusi sektor i
Y PDRB = rata-rata PDRB
r sektor = laju pertumbuhan sektor i
r PDRB = laju pertumbuhan PDRB
Dalam kegiatan perencanaan pengembangan ekonomi daerah, hasil
pemetaan analisis Tipologi Klassen dapat digunakan untuk menentukan
strategi pengembangannya. Strategi tersebut terbagi dalam tiga tahap
menurut periode waktunya yaitu prioritas pengembangan ekonomi untuk
masa jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk periode
jangka pendek bagaimana pemerintah mengupayakan kegiatan ekonomi
commit to user
prima dengan mendorong pertumbuhannya yang lebih cepat lagi. Jangka
menengah, pemerintah daerah mengupayakan sektor yang saat ini berstatus
sektor berkembang menjadi sektor prima dengan memperbesar porsi
outputnya pada perekonomian daerah, dan sektor berkembang yang tadinya
berasal dari sektor terbelakang diupayakan menjadi sektor prima dalam
jangka panjang. Matriks strategi pengembangannya disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks Strategi Pengembangan Jangka Pendek
(1-5 tahun)
Jangka Menengah (5-10 tahun)
Jangka Panjang (10-25 tahun) Sektor Prima Sektor Berkembang
menjadi Sektor Prima
Sektor Terbelakang menjadi Sektor Berkembang
Sektor Berkembang menjadi Sektor Prima
Sumber: Widodo, 2006
C.Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Perencanaan pembangunan adalah suatu proses mempersiapkan secara
sistematis tindakan di masa yang akan datang dengan memperhitungkan
sumberdaya yang tersedia agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai
tujuannya. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam
sistem pembangunan nasional, yang disusun dalam periodisasi jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan pembangunan daerah
dimaksudkan agar semua daerah dapat melaksanakan pembangunan secara
proporsional dan merata sesuai dengan sumberdaya dan potensi yang ada di
suatu daerah. Manfaat perencanaan pembangunan daerah adalah untuk
pemerataan pembangunan dari pusat ke daerah. Apabila perencanaan
pembangunan daerah dan pembangunan daerah dapat dilaksanakan dengan
baik maka diharapkan daerah dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri.
Dengan demikian maka kenaikan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di
daerah tidak lagi terlalu bergantung dari pusat, tetapi dapat didorong dari
commit to user
Adanya perencanaan pembangunan daerah maka akan mempermudah
pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bersama dengan
masyarakat, yaitu dengan mengembangkan potensi daerah dan mengelola
sumberdaya tiap sektor yang tersedia, serta menentukan prioritas dan arah
program pembangunan ekonomi daerah dalam upaya untuk mencapai tujuan
pembangunan. Pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata, sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat. Dalam rangka
membangun perekonomian daerah yang lebih baik, maka pemerintah daerah
harus mengembangkan sektor-sektor yang ada di daerahnya agar perekonomian
daerah dapat tumbuh cepat. Kabupaten Kebumen sebagai salah satu kabupaten
di Provinsi Jawa Tengah, diharapkan mampu menetapkan strategi
pembangunan bagi daerahnya sendiri, sesuai dengan potensi sumberdaya yang
dimilikinya, dengan tetap mengacu kepada kebijakan pemerintah pusat.
Pembangunan daerah Kabupaten Kebumen terdiri dari pembangunan
sektor perekonomian dan sektor non perekonomian. Pembangunan sektor
perekonomian di Kabupaten Kebumen terdiri dari pembangunan sektor
pertanian dan non pertanian, dimana masing-masing pembangunan sektor
tersebut memberikan kontribusi dan peranan yang berbeda bagi pendapatan
daerah dan kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian terdiri dari lima sub
sektor pertanian yaitu subsektor tanaman bahan makanan, sub sektor
perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor
perikanan. Sektor non pertanian terdiri dari sektor pertambangan dan
penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor
bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan
komunikasi; sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta
sektor jasa-jasa.
Subsektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu subsektor yang
memberikan kontribusi terbesar dari sektor pertanian, sehingga tanaman bahan
makanan memiliki peranan penting bagi sektor pertanian di Kabupaten
commit to user
tanaman pangan, sayuran dan buah-buahan. Dari hasil produksi komoditi
tersebut dapat diketahui besarnya nilai produksi dan laju pertumbuhan
komoditi dengan melihat jumlah produksi dan harga komoditi tingkat produsen
pada tahun tertentu, sehingga dapat pula diketahui besarnya kontribusi
komoditi tanaman bahan makanan yaitu dengan membandingkan nilai produksi
masing-masing komoditi tanaman bahan makanan terhadap total nilai produksi
komoditi pertanian secara keseluruhan di Kabupaten Kebumen.
Analisis Pendekatan Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui
klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen dan
menghasilkan empat kategori klasifikasi, yaitu komoditi prima, komoditi
potensial, komoditi berkembang, dan komoditi terbelakang. Analisis ini
mendasarkan pengelompokan komoditi tanaman bahan makanan dengan
indikator laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten
Kebumen. Berdasarkan hasil klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan
dengan analisis pendekatan Tipologi Klassen tersebut, kemudian dapat
ditentukan strategi pengembangannya. Strategi pengembangan komoditi
tanaman bahan makanan ini dapat diketahui melalui matriks strategi
pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang terbagi menjadi tiga
periode waktu yaitu pengembangan jangka pendek (1-5 tahun), jangka
menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang (10-25 tahun).
Hasil rumusan strategi pengembangan yang telah ditentukan berdasarkan
periode waktu tersebut dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi
pemerintah daerah, sehingga akan mempermudah pemerintah daerah dalam
menyusun rencana pembangunan daerah Kabupaten Kebumen. Dengan
demikian, perencanaan pembangunan daerah merupakan tindak lanjut dari
penetapan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di
Kabupaten Kebumen.
Adapun alur pemikiran dan kerangka konsep penelitian Strategi
Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen
commit to user
Gambar 1. Alur Pemikiran dan Kerangka Konsep Penelitian Pembangunan Daerah Kabupaten Kebumen
Perencanaan Pembangunan
Komoditi Terbelakang
Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan
Jangka Pendek JangkaMenengah JangkaPanjang Komoditi
Berkembang Komoditi
Potensial Komoditi
Prima
Analisis Tipologi Klassen
Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan
di Kabupaten Kebumen Komoditi Tanaman
Bahan Makanan
Subsektor Perikanan Subsektor
Tabama
Subsektor Perkebunan
Subsektor Peternakan
Subsektor Kehutanan Sektor Non Pertanian Sektor Ekonomi
Sektor Pertanian
commit to user
D.Pembatasan Masalah
1. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
Tipologi Klassen.
2. Data nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan, kontribusi PDRB
dan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen maupun PDRB Provinsi
Jawa Tengah terbatas pada periode tahun 2006-2010 yang datanya tersedia
dan kontinuitasnya terjaga.
E.Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek ke
dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
Klasifikasi dalam penelitian ini adalah pengelompokkan komoditi tanaman
bahan makanan berdasarkan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi
tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini,
pengklasifikasian dengan alat analisis Tipologi Klassen yang membagi
komoditi tanaman bahan makanan menjadi empat kategori yaitu komoditi
prima, komoditi potensial, komoditi berkembang, dan komoditi terbelakang.
2. Komoditi tanaman bahan makanan adalah komoditi yang dihasilkan oleh
suatu usaha/kegiatan pada subsektor tanaman bahan makanan. Komoditi
tanaman bahan makanan meliputi padi, palawija, sayur-sayuran dan
buah-buahan di Kabupaten Kebumen.
3. Nilai produksi komoditi adalah hasil balas jasa dari suatu komoditi tanaman
bahan makanan yang diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi
komoditi tanaman bahan makanan dengan harga rata-rata komoditi tanaman
bahan makanan di tingkat produsen dalam satu tahun di Kabupaten
Kebumen yang dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).
4. Kontribusi adalah peranan atau fungsi suatu kegiatan ekonomi. Dalam
penelitian ini kontribusi tanaman bahan makanan merupakan perbandingan
antara nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan terhadap total nilai
produksi komoditi pertanian dan dikalikan dengan 100%. Ada dua kriteria