• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Resiko pada Perusahaan Asuransi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Resiko pada Perusahaan Asuransi"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

+

Manajemen

Resiko pada

Perusahaan

Asuransi

Studi Kasus:

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (BUMN)

Dipresentasikan oleh:

1.Arki Rifazka – 2012930008 2.Lativa – 2012930023

(2)

+

Latar belakang Masalah

 Perusahaan Asuransi menerima pemindahan risiko dari

tertanggung

 Pemerintah belum menetapkan pedoman pelaksanaan

manajemen risiko di industri asuransi.

 Belum adanya perlindungan berupa peraturan

pemerintah membuat penerapan manajemen risiko di perusahaan asuransi menjadi terkendala

(3)

+

Ruang Lingkup

 Pengelolaan resiko yang terdapat di perusahaan

(4)

+

Identifkasi Masalah

Tidak adanya peraturan pemerintah atas

panduan dan perlindungan manajemen resiko

di industri asuransi

Sebagian besar Perusahaan Asuransi belum

mempunyai pedoman, kebijakan, atau

prosedur manajemen risiko secara formal dan

komprehensif.

Penerapan manajemen risiko di perusahaan

(5)

+

Tujuan Penelitian

Pemakalah mampu mendeskripsikan

penerapan manajemen resiko di PT.Asuransi

Ekspor Indonesia

Pemakalah mengetahui apa saja tahapan

implementasi manajemen resiko di Industri

Asuransi

Pemakalah dapat memetakan alur proses

(6)

+

Metodologi

Pengamatan di lapangan

Pencarian referensi di internet

Wawancara kepada karyawan ASEI

(7)

+

Pengertian Manajemen Resiko

 Manajemen risiko adalah suatu proses

mengidentifkasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia

 Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau

penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya

 Manajemen Resiko merupakan kegiatan manajemen

(8)

+

Tujuan Manajemen Resiko

Tujuan sebelum terjadinya peril

penanggulangan kemungkinan kerugian

dengan cara ekonomis >> program

keselamatan, besarnya premi asuransi, dst

penanggulangan risiko dilakukan untuk

(9)

+

Tujuan Manajemen Resiko (2)

Tujuan sesudah terjadinya peril

Penyelamatan operasi perusahaan >>

operasi sebagian

Mencari upaya agar opersional perusahaan

tetap berlanjut

Mengupayakan pendapatan perusahaan

(10)

+

Fungsi Pokok Manrisk

 Menemukan kerugian potensial

 Kerusakan fsik, kehilangan pendapatan

 Kerugian akibat tuntutan hukum, ketidakjujuran karyawan

 Mengevaluasi Kerugian Potensial

 evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial

yang dihadapi oleh perusahaan.

 Memperkirakan frekuensi terjadinya kerugian dan potential

lost dari tiap-tiap kerugian

 Memilih cara atau teknik-teknik yang tepat guna

(11)

+

Manajemen Resiko

PT.Asuransi Ekspor Indonesia

(12)

+

Profl ASEI

Berdiri pada tahun 1985

ASEI bergerak di bidang asuransi dan jaminan

untuk mendukung pengembangan ekspor

non-migas nasional

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20

(13)

+

Tinjauan Manajemen Resiko

ASEI

ASEI sangat rentan terhadap risiko

Pengelolaan resiko di dalam aktivitas bisnis

ASEI juga menganut prinsip kehati–hatian,

komprehensif; dan

selalu berupaya untuk meminimalisir

(14)

+

Perencanaan MANRISK

Diawali dengan Komitmen Top

Management ASEI

Top level management ASEI telah

menerapkan good corporate

(15)

+

Implementasi GCG di ASEI

 Transparansi >> Keterbukaan dalam melaksanakan

proses pengambilan keputusan

 Kemandirian >> Keadaan dimana perusahaan dikelola

secara professional tanpa benturan kepentingan

 Akuntabilitas >> Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban organisasi

 Pertanggungjawaban >> Kesesuaian didalam

pengelolaan perusahaan terhadap peraturan

 Kewajaran (fairness) >> Keadilan dan kesetaraan

(16)

+

ISO 9001:2000

Untuk memperkuat pelaksanaan GCG di ASEI

dan menguatkan fondasi penerapan

Manajemen Resiko di perusahaan, Manajemen

menerapkan standarisasi internasional

dengan ISO 9000:2000

Pelayanan menggunakan standard operation

(17)

+

Implementasi MANRISK - ASEI

 Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem manajemen risiko dapat berjalan secara efektif pada sebuah organisasi.

TAHAP 1: Dukungan dari senior manajemen  Dukungan aktif yang berkesinambungan dari

Pimpinan Eksekutif

 Seorang senior eksekutif manajer perlu

memberikan dukungan kepada para pekerja untuk berinisiatif melaksanakan manajemen risiko.

(18)

+

Implementasi

TAHAP 2: Pengembangan kebijakan organisasi

 Pengembangan dan dokumentasi kebijakan perusahaan serta kerangka berfkir untuk mengelola risiko,

 berisi informasi-informasi seperti:

 Obyektiftas kebijakan dan dasar berfkir untuk mengelola

risiko;

 Hubungan antara kebijakan dan strategi organisasi/

rencana perusahaan;

 Batasan atau jangkauan dari isu-isu yang ada didalam

sebuah kebijakan;

 Pimpinan diharapkan dapat menjadi teladan;

(19)

+

Implementasi

TAHAP 3: Komunikasi Peraturan

 Meningkatkan kesadaran akan manajemen risiko.  Mengkomunikasikan sampai tingkat terendah

diorganisasi tentang manajemen risiko dan peraturan organisasi.

 Merekrut ahli manajemen risiko, contohnya konsultan.

 Mengembangkan keahlian sampai staf terendah dengan pendidikan dan pelatihan.

(20)

+

Implementasi

 TAHAP 4:

Manajemen Risiko Pada Tingkat

(21)

+

Alur Proses Manajemen Resiko

 Penetapan Ruang Lingkup >>Menetapkan strategi, kebijakan

organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.

Identifkasi risiko >> Mengidentifkasi organisasi dan konteks

manajemen risiko. Yaitu mempelajari bentuk organisasi dan mengidentifkasikan konteks manajemen resiko yang terkait

Analisis risiko >> Dilakukan dengan menentukan tingkatan

probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).

 Evaluasi risiko >> Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan

(22)

+

Alur Proses Manajemen Resiko

 Pengendalian risiko >> Melakukan penurunan derajat

probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.

Monitor dan Review >> Monitor dan review terhadap hasil

sistem manajemen risiko yang dilakukan serta

mengidentifkasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

 Komunikasi dan konsultasi >> Komunikasi dan konsultasi

dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan

 Peningkatan kesadaran >>Strategi peningkatan kesadaran

(23)

+

Implementasi

TAHAP 5: Pengendalian Risiko

 Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan

program dan tingkatan tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah program untuk

pengendalian risiko di masing-masing bagian maupun area organisasi.

TAHAP 6: Monitoring dan Telaah Ulang

 Pengembangan dan pelaksanaan setiap tahapan

(24)

+

Strategi Kerjasama

 Di era perdagangan global saat ini, kerjasama tidak lagi sebatas di dalam negeri..

 Jaringan kerjasama yang dibangun oleh ASEI yaitu:

1. Credit Information Agencies

2. Lembaga Reasuransi

3. Export Credit Agencies

4. Berne Union >> Asosiasi

5. Kerjasama Sesama BUMN

6. Lawyer

(25)

+

Analisis Resiko pada Produk

ASEI

Export Credit Insurance (ECI) >> untuk

memberikan perlindungan kepada eksportir terhadap kemungkinan kerugian akibat tidak diterimanya

pelunasan pembayaran dari importir/ bank penerbit L/C.

Risiko yang Ditanggung ASEI pada Asuransi

Ekspor

 Risiko Komersial >> Importir pailit (bangkrut),

cidera janji, menolak menerima barang

 Risiko Politik >> Larangan transfer, Pembatasan

(26)

+

(27)

+

Surety Bond

 Suatu perjanjian tertulis (Perjanjian tambahan) antara

Perusahaan Asuransi (Surety) dan Principal

 untuk menjamin kepentingan pihak Pemilik Proyek

(28)

+

Jenis Suretyship

 Bid/ Tender Bond, >> Merupakan jaminan yang digunakan untuk

mengikuti tender sebagai salah satu persyaratan dokumen penawaran

 Performance Bond >> Merupakan jaminan atas kesanggupan

Principal untuk melaksanakan / menyelesaikan perkerjaan sesuai dengan kontrak kerja yang telah ditetapkan.

 Advance Payment Bond >> Merupakan jaminan yang digunakan

pada saat Principal mengambil Uang Muka yang disediakan Obligee untuk memulai pekerjaannya

 Maintenance Bond >> Merupakan jaminan dari Surety terhadap

pemeliharaan atas hasil pekerjaan yang diselesaikan oleh Principal sampai batas waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak.

(29)

+

(30)

+

(31)

+

Kesimpulan

 Penerapan Manajemen resiko di ASEI yang mengarah pada prinsip pengelolaan secara komprehensif sudah dilaksanakan dari tingkat top level management hingga ke pelaksana di lapangan.

 Komitmen Manajemen ASEI dalam mengawal

(32)

+

Kesimpulan

 Tahapan implementasi manajemen resiko ASEI dimulai dari; (i) dukungan senior leader; (ii)

Pengembangan kebijakan organisasi; (iii) Sosialisasi; (iv) penerapan alur manajemen

resiko pada tingkat organisasi; (v) Pengendalian Risiko; (v) Monitoring dan Telaah Ulang

 Alur Proses Manajemen Resiko secara garis besar dimulai dari Penetapan Ruang Lingkup; Identifkasi risiko; Analisis risiko; Evaluasi risiko; Pengendalian

(33)

+

Saran

 Dengan adanya contoh kasus diatas membuktikan bahwa manajemen resiko tidak sekedar pelengkap dalam industry asuransi.

 Manajemen Resiko memiliki peranan yang krusial dalam mengantisipasi segala resiko, baik itu dengan prosedur reasuransi; pengetatan prosedur; atau

bahkan dengan membangun kerjasama strategis.

(34)

+

Daftar Pustaka

 Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, PPM, Jakarta 2004

 Soeisno Djojosoedarsono, “Prinisp-prinsip Manajemen Risiko, Penerbit Salemba Empat Jakarta 1999.

 Husein Umar, “Manajemen Risiko Bisnis, Gramedia Jakarta 1998

(35)

+

Referensi

Dokumen terkait

Pemeliharaan lingkungan bukanlah sekedar estetika (keindahan) semata tapi juga lebih kepada implementasi dari nilai- nilai ajaran Islam. Apabila ada manusia yang

BPRS PNM Binama Semarang dilakukan dengan pemberian motivasi kerja kepada karyawan, pemberian pelatihan ( training ) dan promosi jabatan..

Solusi yang ditawarkan adalah mengusulkan program pengembangan kompetensi Guru melalui pelatihan membuatan media belajar smart learning dengan memanfaatkan beberapa software

To raise awareness of school safety and security issues and to help make schools more safe, the National Crime Prevention Council, best known for its 25-year-old beloved icon,

Dari hasil analisa pengaruh konsentrasi sorbitol degan carboxymethyl cellulose pada pembuatan plastik dari ampas tebu dan pati ampas tahu dapat di simpulkan bahwa dapat

 Bahwa setelah sampai Terdakwa dan Saksi Korban kemudian duduk di pasir di pinggir pantai, Terdakwa kemudian memeluk Saksi Korban dari belakang dan mengisap leher Saksi

Dalam semiotik film dapat diamati dan dibuat berdasarkan suatu hubungan antara penanda (signifier) dan petanda (signified), seperti halnya tanda pada umumnya, yang merupakan

Metode nilai pasar atau produktivitas banyak digunakan untuk menilai pengaruh suatu pembangunan, misalnya pembangunan bendungan, jalan tol, PLTA dan sistem