• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TIPE KEPRIBADIAN DAN PREFERENSI RESIKO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. (Studi Kasus pada pengusaha CV Kompo Motor )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TIPE KEPRIBADIAN DAN PREFERENSI RESIKO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. (Studi Kasus pada pengusaha CV Kompo Motor )"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS TIPE KEPRIBADIAN DAN PREFERENSI

RESIKO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

(Studi Kasus pada pengusaha CV Kompo Motor )

Oleh:

VERONICA HANA MELATI NIM : 212011059

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga 50711-Indonesia Telp. (0298) 321212, 311881 Fax. (0298) 321433, 311881 Homepage: http://feb.ukw.edu Email: feb@staff.uksw.edu

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini :

N a m a : VERONICA HANA MELATI

N I M : 212011059

Program Studi : Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul :

ANALISIS TIPE KEPRIBADIAN, PREFERENSI

RESIKO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

(Studi kasus pada pengusaha CV Kompo Motor)

Pembimbing : Linda Ariany Mahastanti SE, Msc. Tanggal di uji : 27 Maret 2015

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 25 Febuari 2015

Yang memberi pernyataan,

(6)

iii

(7)

iv

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Tipe Kepribadian, Preferensi Resiko terhadap Kinerja perusahaan (Studi kasus pada pengusaha CV Kompo Motor) dengan baik.

Dalam penyelesaian skripsi ini Penulis banyak mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Linda Ariany Mahastanti SE, Msc., selaku Dosen Pembimbing dan wali studiku yang telah menjadi inspirasiku selama ini, beliau telah meluangkan waktu untuk memberikan motivasi, masukan ilmu, dan berusaha dengan sabar dan cermat dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga tercinta papa Lo a Kian , mama Tho Siang Fang (alm), my dear step mother Gan Ay Nie, serta kakak tiri saya Rio Herman Siswanto dan Adik Novia Ratna Ardiana, terimakasih atas dukungan dan doa kalian yang selama ini memotivasiku untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

3. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai dan terutama kepada Prof. Supramono dan Ibu Mario Rio Rita selaku dosen keuangan yang selama ini banyak menginspirasiku.

4. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis selama kuliah.

5. Buat sahabat dan teman seperjuangan LH-FC terimakasih atas dukungan, bantuan, dan doanya, serta kebersamaan masa perkuliahan yang indah dengan kalian semua.

6. Buat Joshua Cahya dan keluarga terimakasih telah mengingatkan ku untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

(8)

v

7. Untuk teman kos tercinta dan seperjuangan Sari dan terkhusus kepada Ci Nana dan Koh Steven, juga Yessica yang telah membantu saya untuk berkonsultasi mengenai skripsi ini.

8. Buat semua teman-teman sedosen bimbingan yang senantiasa memberi dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Buat teman-teman di Purbalingga dan Semarang Silvia, Fega, Bram, Yosua, Christy, Rival, Sony, Illa, dan Dewi yang senantiasa mengingatkan untuk terus berjuang dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Buat teman-teman FEB angkatan 2011, terima kasih atas doa, dukungan, dan menjadi penyemangat di kampus UKSW tercinta.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga segala budi baik dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Salatiga, 25 Febuari 2015

(9)

vi

MOTTO

Orang yang selalu takut adalah orang yang tak memiliiki iman pada Tuhan.

(unknown)

Keep trying because you never know the result if you not trying, whatever the result just belive it was a part from lesson and experience.

(ryokomayumi)

" Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."

(2 Tim 1:7)

"Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."

(Amsal 23:18)

"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!"

(10)

vii ABSTRACT

Investors have several consideration related to their investment decision. The purpose of this study was to determine the owner personality type of the big five personality types (neuroticsm, extraversion, openness to experience, agreeableness and conscientiousness ), Risk Preference, and it relationship to company (CV. Kompo Motor) performance. In this study , the data obtained using interview and questionnaire. The study is kind of descriptive qualitiative research. The sampel in this study is Owner of CV. Kompo Motor Purbingga (investor). Based on the analysis of data , it can be concluded that the investors has combination from two type of personality (extraversion and openess to the experience). Subject also has high risk preference which known from the coruage in making investment by opening branch in several part of Banyumas area and Wonosobo. Furthermore, based on type personality and risk preference of the owner and also some beneficial external factors (such as technology, market, and social situation), company performance increases significantly (in sales and ROI value enhancement).

Key word : The big five personality (neuroticsm , extraversion openness to experience ,

(11)

viii

SARIPATI

Investor sebagai seorang individu memiliki berbagai pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe kepribadian pengusaha dari lima tipe kepribadian (neuroticsm extraversion , openness to

experience, agreeableness dan conscientiousness), preferensi risiko pengusaha (investor) dan

pengaruhnya pada kinerja CV. Kompo Motor. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan wawacara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah investor (pemilik CV. Kompo Motor Purbingga ). Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa pemilik CV. Kompo Motor selaku investor memiliki tipe kepribadian gabungan antara

extraversion dan openess to experience. Subyek memiliki tingkat prefernsi risiko yang tinggi

yang terlihat pada dorongan untuk mengambil resiko dengan melakukan investasi dalam membuka cabang di wilayah Karisidenan Banyumas dan Kota Wonosobo. Selanjutnya, melalui tipe kepribadian dan preferensi risiko dan didukung kondisi external (seperti

teknologi, pangsa pasar, dan keadaan sosial), maka kinerja perusahaan mengalami

peningkatan yang signifikan (baik dalam penjualan dan peningkatan nilai ROI).

Kata kunci : Tipe kepribadian The Big Five (conscientiousness, neuroticsm extraversion,

openness to experience, dan agreeableness), preferensi risiko, kinerja perusahaan

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Skripsi yang berjudul Analisis Tipe Kepribadian, Preferensi Resiko terhadap Kinerja perusahaan (Studi kasus pada pengusaha CV Kompo Motor) dibuat untuk memenuhi salah satu syarat akademik yang harus dipenuhi oleh penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi strata satu dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis untuk melihat tipe kepribadian dan preferensi resiko pengusaha terhadap kinerja perusahaan yang terdiri dari faktor eksternal, faktor internal dan faktor entrepreneur skill perusahaan. CV KOMPO MOTOR sendiri adalah dealer resmi motor Honda yang sukses di daerah karisidenan Banyumas dengan banyak membuka 15 cabang. Faktor eksternal dilihat dengan menggunakan Pendapatan Asli Daerah tahun 2010 - 2013 dan teknologi Honda, sementara faktor internal perusahaan dapat dilihat dari ROI tahun 2010 – 2013 perusahaan dan faktor entrepreneur skill dapat dilihat dari tipe kepribadian, preferensi resiko serta kemampuan pengusaha dalam mengembangkan usahanya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang membangun. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 25 Febuari 2015

(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ...ii

Halaman Pengesahan ...iii

Ucapan Terima Kasih ...iv

Halaman Motto ...vi

Abstrak ...vii

Saripati ...viii

Kata Pengantar ...ix

Daftar isi...x

Daftar Tabel ...xii

Daftar Lampiran ...xiii

PENDAHULUAN ...1 Latar Belakang ...1 Persoalan Penelitian ...3 Tujuan Penelitian... ..3 KAJIAN PUSTAKA...3 Kinerja Perusahaan ...3 Tipe Kepribadian ...4 Preferensi Resiko...6

Analisis Tipe Kepribadian dan Preferensi Risiko terhadap Kinerja Perusahaan...6

METODE PENELITIAN...8

Jenis Penelitian...8

Jenis Studi Kasus...9

Metode Pengumpulan Data...9

Metode Analisis Data...11

Pengukuran Konsep...12

ANALISIS DAN PEMBAHASAN...14

Tipe Kepribadian dan Preferensi Resiko...14

Analisis Kinerja Perusahaan...17

(14)

xi

Analisis Faktor Eksternal Perusahaan...19

Analisis Faktor Entrepreneur Skill Perusahaan...21

Hasil Analisis Tipe Kepribadian, Preferensi Resiko, Dan Kinerja Perusahaan...22

Pembahasan...24

PENUTUP...23

Kesimpulan...23

Keterbatasan dan Saran Penelitian...24

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tipe Kepribadian Pengusaha...17

Tabel 2 Preferensi Resiko...18

Tabel 3 Nilai ROI CV. Kompo Motor tahun 2010-2013...20

Tabel 4 Pencapaian Target CV Kompo Motor tahun 2010-2013...21

Tabel 5 Produk Domestic Regional Bruto Banyumas...22

Tabel 6 Police Register Purbalingga...23

(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Wawancara Pendukung

Lampiran 3 Laporan Laba Rugi CV. Kompo Motor Lampiran 4 Neraca CV. Kompo Motor

(17)

1

ANALISIS TIPE KERIBADIAN DAN PREFERENSI RISIKO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

(STUDI KASUS PADA PENGUSAHA CV. KOMPO MOTOR)

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Dewasa ini penggunaan alat transportasi dikalangan masyarakat sangat dibutuhkan guna menunjang aktivitas seseorang, sehingga dengan pertimbangan sisi efisiensi maka kebanyakan orang menjatuhkan pilihannya pada sepeda motor. Alasan memilih motor sebagai sarana transportasi diantaranya adalah faktor irit dan gesit jika dibandingkan dengan

mobil karena ukurannya yang lebih kecil dan harganya lebih terjangkau

(http://wartaekonomi.com). Sampai saat ini banyak sekali produsen motor seperti Honda, Kawasaki, Yamaha dan Suzuki terus berupaya memproduksi motor dengan berbagai model, desain, dengan pilihan kualitas baik dan harganya cukup bersaing. Salah satu produk motor yang akan penulis bahas adalah produk Honda yang menguasai pasar sejak era 60-an. Menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan Honda mengalami penurunan pada tahun 2005 hingga tahun 2007, disaat yang bersamaan pada bulan Maret dan Mei 2007, penjualan sepeda motor merek Yamaha hampir melampaui penjualan sepeda motor merek Honda. Namun pada awal tahun 2008 Honda kembali menjadi market leader dalam dunia otomotif roda dua di Indonesia (http://aisi.or.id).

Selanjutnya, penelitian ini mengambil kasus yang terjadi di CV. Kompo Motor sebagai salah satu sub dealer penjualan produk Honda di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya, yang sukses dalam mengembangkan 15 cabang (termasuk pos-pos kecil). CV. Kompo Motor terletak di Jl. Jendral Sudirman No.19 Purbalingga, pada awalnya perusahaan ini merupakan

dealer kecil yang menjual sepeda dan melayani jasa service motor di Kota Purbalingga yang

berdiri tahun 1990 oleh Bapak Sugiharto. Kesuksesannya tersebut dapat dilihat dari kinerja perusahaan, yang dibagi menjadi beberapa faktor diantaranya faktor eksternal, faktor internal perusahaan, dan faktor entrepeneurskill. Menurut Pearce and Robinson (1994) faktor eskternal perusahaan dapat dilihat dari meningkatnya permintaan masyarakat disekitar karisidenan Banyumas akan produk Honda atau kondisi pasar didaerah karisidenan Banyumas. Sehingga pemilik perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama periode waktu tertentu juga ingin meningkatkan kemampuan bersaing, pinjaman kredit motor, meningkatkan omsetperusahaan,

(18)

2

juga mengembangkan usahanya dengan berinvestasi atau membuka beberapa cabang baru. Tahunan 2000, Bapak Sugiharto memutuskan untuk membuka cabang baru di Banjarnegara hingga pada tahun 2014 ini beliau sudah membuka cabang yang tersebar di sekitar karisidenan Banyumas dan Wonosobo. Selanjutnya menurut Mill (1984), faktor entrepreneur

skill mencakup pengusaha dalam mengambil keputusan dan pemberian arahan kepada seluruh

tim perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai.

Hal ini menarik untuk diteliti karena upaya pengembangan usaha melalui keputusan investasi ini juga berkaitan erat dengan kepribadian (psikologis) seseorang. Menurut Costa dan McRae (1992) ada lima tipe atau yang lebih dikenal dengan istilah “the big five” yaitu

neuroticsm menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif, extraversion menggambarkan seseorang yang akan mengingat semua interaksi sosial, openness to experience mempunyai ciri mudah bertoleransi, agreeableness menggambarkan

seseorang yang ramah, dan conscientiousness menggambarkan seseorang yang kontrol terhadap lingkungan sosial. Berdasarkan tipe kepribadian tersebut maka individu yang bersangkutan memiliki dorongan dan keberanian yang berbeda dalam mengambil keputusan dan menerima risiko dari keputusan yang diambilnya.

Selanjutnya faktor entrepreneur skill juga dapat dilihat saat seorang pengusaha mengambil keputusan secara efektif dan efisien dalam merespon kesempatan dan potensi pangsa pasar maka perusahaan yang dikelolanya akan terus berkembang. Pemilik usaha CV. Kompo Motor juga memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan, dan melakukan fungsi seperti merencanakan, mengorganisir, staffing, menganggarkan, mengkoordinir dan bahkan mengendalikan perusahaan. Oleh karena itu tipe kepribadian dari pengusaha dapat mengarahkan kecenderungan individu termasuk untuk memilih hal yang berisiko, dan salah satunya adalah pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan umumnya dan investasi. Menurut Filbeck, dkk (2001), individu dengan skor yang tinggi dalam karakteristik pemikir, penilai, dan penginderaan dilaporkan mengalami peningkatan preferensi risiko. Sementara pada penelitian Mayfield, dkk (2008) menunjukkan bahwa individu yang mempunyai karakteristik yang kreatif dan non-traditional dalam pengalaman memiliki preferensi risiko yang lebih tinggi. Sementara Groves & Paunescu (2009) mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki preferensi Risiko yang berbeda-beda berdasarkan tipe kepribadiannya, preferensi risiko terkait sikap dan perilaku ketika seorang

(19)

3

investor melakukan toleransi risiko (termasuk dalam menghadapi potensi Risiko yang muncul dan orientasi dalam pengambilan Risiko investasi).

Fenomena tersebut juga berlaku pada upaya pemilik CV. Kompo Motor mengembangkan usaha melaui pembukaan beberapa cabang di Karisidenan Banyumas dan wilayah Wonosobo. Faktor internal perusahaan dapat dilihat melalui tingkat penjualan dan kinerjanya yang diukur oleh faktor keuangan dan akuntansi, Glueck & Jauch (1999). Sementara menurut Plewa (1993) kinerja perusahan dapat diukur melalui Return on

Investemen. Adapun informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan

potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003). Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini ingin melihat karakteristik pengusaha CV. Kompo Motor yang dilihat dari kepribadian dan preferensi risiko terhadap dari kinerja perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana tipe kepribadian dan preferensi risiko pemilik perusahaan? (2) Bagaimana kinerja perusahaan CV. Kompo Motor pada tahun 2010-1013? (3) Bagaimana faktor internal CV.Kompo Motor?? (4) Bagaimana faktor eksternal CV.Kompo Motor? (5) Bagaimana faktor entrepreneur skill pengusaha? (6) Bagaimana analisis tipe kepribadian, preferensi risiko terhadap kinerja perusahaan?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal yang di antaranya adalah mengetahui tipe kepribadian dan preferensi Risiko pemilik perusahaan, mengetahui kinerja perusahaan CV. Kompo Motor pada tahun 2010-1013, mengetahui faktor eksternal CV. Kompo Motor, mengetahui faktor entrepreneur skill pengusaha dan untuk mengetahui analisis dari tipe kepribadian, preferensi Risiko terhadap kinerja perusahaan.

KAJIAN PUSTAKA Kinerja Perusahaan

Kinerja merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan, dengan berpedoman pada ROI (Return on

Ivestment) disamping ukuran kualitatif dan kuantitatif lainnya Jauch & Glueck(1999).

Sementara, Plewa, Frieddlob (1993) menyatakan bahwa perusahaan menghitung ROI dari berbagai segmen bisnis sebagai bagian dari proses penilaian kinerja. Selanjutnya, para

(20)

4

manajer menyakini ROI karena ROI memperhatikan besaran investasi maupun kegiatan yang menghasilkan labanya. Kemampuan manajer dalam mengelola aset dalam investasi yang akan menghasilkan laba bagi perusahaan mempunyai peran penting terhadap kinerja perusahaan untuk meningkatkan keuntungan, sehingga rasio ROI dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan.

Selanjutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang dikategorikan menjadi tiga yaitu:

1. Faktor eksternal. Faktor eksternal terbagi menjadi tiga kelompok yang memiliki keterkaitan menurut Pearce & Robinson (1994). Faktor eksternal ini meliputi tiga hal yaitu lingkungan jauh yang berasal dari luar perusahaan dan tidak terkait dengan situasional perusahaan secara langsung (seperti: faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi), kedua adalah faktor yang berpengaruh secara langsung seperti (pasar, pesaing, subsitusi, serta kekuatan tawar menawar yang ada) dan lingkungan operasional (posisi pesaing, profil pelanggan, supplier, kreditor, dan pasar tenaga kerja).

2. Faktor internal. Faktor internal menurut Glueck & Jauch (1999), ada lima faktor internal perusahaan yang berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja perusahaan yang di antaranya adalah pemasaran dan distibusi, penelitian, pengembangan serta rekayasa, manajemen produksi dan operasi, sumber daya manusia perusahaan, dan faktor keuangan dan akuntansi.

3. Faktor enterpreneur skill. Kemampuan individu dari pengusaha dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih baik. Pada faktor enterpreneur skill ini kepribadian individu mencakup cara pengusahan mengambil keputusan, mengambil risiko, supervisi, pengendalian dan menyediakan arahan bagi perusahaan (Mill, 1984). Sementara kemampuan tersebut berperan dalam pencapaian prestasi perusahaan dan juga sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian pengusaha.

Tipe Kepribadian

Menurut Pervin (dalam Alwilson 2006) kepribadian adalah seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi. Kepribadian seorang investor dapat menentukan pengambilan keputusan dalam berinvestasi, dan juga dapat mempengaruhi tingkat risk tolerance investor.

(21)

5

Hasil penelitian Borghans, dkk. 2008 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian seseorang dengan tingkat tanggapan atas risikonya. Tingkat preferensi risiko dari seseorang, digunakan Myers-Briggs Type Indicator untuk menilai tingkat risk

tolerance orang dengan karakteristik kepribadian yang berbeda. Li dan Jiang (2008) juga

mengemukakan hal yang sama bahwa tipe kepribadian memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat preferensi risiko. Seperti yang diungkapkan Sembel (2007) bahwa setiap orang memiliki risk tolerance yang berbeda-beda berdasarkan tipe kepribadiannya, walaupun dua orang investor memiliki tipe kepribadian yang sama, bisa saja memiliki tanggapan atas risiko yang berbeda.

Karakteristik tipe kepribadian investor yang diamati dengan menggunakan lima tipe kepribadian utama (The big five) yang dikemukakan oleh Paul Costa Jr. dan Robert McCrae dari National Institute of Aging.Taksonomi kepribadian The Big Five umumnya dianggap yang paling komprehensif dan diterima, terutama untuk penelitian terapan (Mayfield et al, 2008). Klasifikasi TheBig Five juga telah terbukti menjadi kuat di berbagai negara, untuk tetap stabil sepanjang waktu dan untuk memprediksi berbagai hasil, seperti prestasi kerja, status pekerjaan dan prestasi akademik (Roberts&Robins, 2000). Selain popularitasnya,

TheBig Five hasilnya mudah dipahami Sneed et al (1998). The Big Five disusun bukan untuk

menggolongkan individu ke dalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari. Di sini, peneliti berusaha menemukan unit dasar kepribadian dengan menganalisis kata-kata yang digunakan orang pada umumnya, yang tidak hanya dimengerti oleh para psikolog, namun juga orang biasa Pervin (2005). Costa dan McRae (1992) menggambarkan tipe kepribadian the big five sebagai neuroticsm, extraversion,

openness to experience, agreeableness dan conscientiousness. Neuroticsm adalah

ketidakstabilan emosional. Orang dengan peringkat tinggi pada skala ini cenderung mengalami perasaan negatif seperti rasa cemas, gelisah dan khawatir yang berlebihan dan cenderung merasa pesimis. Extraversion adalah kepribadian dengan karakteristik penuh semangat dan energik, optimis, sangat aktif dalam kegiatan dan berani menghadapi ketidakpastian. Openness to experience ditandai oleh orang berpikiran terbuka dan ingin tahu dengan hal-hal yang baru (berkebalikan dengan tradisional dan konvensional), memiliki ide-ide kreatif, inovatif dan imajinatif. Agreebleness memiliki karakteristik cenderung memahami orang lain (bijaksana), lebih mengutamakan kepentingan orang lain di atas

(22)

6

kepentingan pribadi, suka bekerja sama, patuh dan cenderung menghindari perdebatan (lebih memilih menyatukan pendapat). Conscientiousness ditandai dengan karakteristik sebagai orang yangsangat hati-hati, penuh kesadaran, berpikir ulang sebelum bertindak, cermat, berpikir sistematis, perencanaan dan perhitungan matang, teliti dan rapih dalam bertindak.

Preferensi Risiko

Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian Salim (1998). Menurut Darmawi (2000) risiko adalah probabilitas suatu hasil /

outcome yang berbeda dengan yang diharapkan. Banyak peristiwa dapat terjadi yang

berimbas pada terjadinya kerugian bagi kegiatan ekonomi. Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.Investor perlu memahami bahwa setiap investasi memiliki dua sisi: imbal hasil dan risiko, di mana keduanya memiliki korelasi positif: potensi imbal hasil yang tinggi selalu diikuti dengan risiko yang tinggi pula. Namun risiko bukanlah hal yang harus dihindari, melainkan harus dikelola. Ini berarti investor harus mengambil tingkat risiko tertentu dalam investasinya sesuai dengan profil risikonya. Hal tersebut penting untuk menentukan strategi mengelola risiko.

Selanjutnya menurut Probo (2011) menyatakan bahwa preferensi Risiko merupakan kecenderungan individu untuk memilih hal yang berisiko yang salah satunya adalah pengambilan keputusan. Sementara Sembel (2007) menyatakan bahwa pereferensi risiko adalah tinggi rendahnya penerimaan atas penyimpangan dari pengembalian yang diharapkan. Menurut Groves & Paunescu (2009) preferensi risiko merupakan sikap dan perilaku yang dikaitkan dengan toleransi risiko (termasuk dalam menghadapi potensi risiko yang muncul dan orientasi dalam pengambilan risiko investasi).

Analisis Tipe Kepribadian dan Preferensi Risiko terhadap Kinerja Perusahaan

Keberhasilan suatu perusahaan yang ditinjau dari kinerja perusahaan terebut, akan ditentukan oleh beberapa faktor. Pertama adalah faktor eksternal yang memiliki hubungan saling keterkaitan menurut Pearce & Robinson (1994). Faktor eksternal ini meliputi tiga hal yaitu lingkungan jauh yang berasal dari luar perusahaan dan tidak terkait dengan situasional perusahaan secara langsung (faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi) , kedua

(23)

7

adalah faktor yang berpengaruh secara langsung seperti (pasar, pesaing, subsitusi, serta kekuatan tawar menawar yang ada) dan lingkungan operasional (posisi pesaing, profil pelanggan, supplier, kreditor, dan pasar tenaga kerja. Selanjutnya adalah faktor internal yang berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja perusahaan yang diantaranya adalah pemasaran dan distibusi, penelitian, pengembangan serta rekayasa, manajemen produksi dan operasi, sumber daya manusia perusahaan, dan faktor keuangan dan akuntansi Glueck & Jauch (1999). Melalui keberadaan faktor internal ini, maka perusahaan dapat semakim mengoptimalkan potensi yang dimilikinya untuk semakin berkembang.

Selain kedua faktor tersebut faktor yang juga memiliki peran yang menentukan kinerja perusahaan adalah faktor enterpreneur skill. Faktor enterpreneur skill ini lebih mengkaji pada kemampuan individu dari pengusaha dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih baik. Pada faktor enterpreneur skil lini kepribadian individu mencakup cara pengusahan mengambil keputusan, mengambil risiko, supervisi, pengendalian dan menyediakan arahan bagi perusahaan (Mill, 1984). Melalui faktor enterpreneur skill maka setiap keputusan memiliki yang risiko dapat diatasi.

Tipe kepribadian seorang pengusaha yang memungkinkan pengusaha memiliki kecenderungan yang berbeda dalam menanggapi risiko investasi tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Alwilson (2006) yang menyatakan bahwa kepribadian merupakan seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi. Hal ini juga senada dengan penelitian Borghans, dkk. (2008), bahwa ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian seseorang dengan tingkat preferensi risikonya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Filbeck, dkk (2005) tipe kepribadian dapat menjelaskan tingkat preferensi terhadap risiko dari seseorang. Li & Jiang (2008) juga mengemukakan hal yang sama bahwa tipe kepribadian memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat preferensi terhadap risiko. Seperti yang diungkapkan Groves & Paunescu (2009) preferensi risiko merupakan sikap dan perilaku seorang individu tekait dengan toleransi risiko dari keputusan investasi yang diambil (termasuk dalam menghadapi potensi risiko yang muncul dan orientasi). Berdasarkan atas pertimbangan orientasi pada profit, maka tipe kepribadian ini akan berupaya maksimal dalam mencapai kinerja yang maksimal.

Selanjutnya, tipe kepribadian menurut Costa dan McRae (1992), ada lima yaitu

(24)

8

dengan sikapnya tersebut investor agreeableness cenderung bersikap risk tolerance. Risk

tolerance yang dimiliki tipe kepribadian ini mengarahkan pada investasi jangka pendek.

Pada individu dengan tipe kepribadian agreeableness jalinan kerjasama lebih diutamakan sehingga risiko yang muncul dapat diminimalisir secara optimal dan korporat. Oleh karena itu kinerja perusahaan dapat tercapai ketika kerjasama terbangun.

Menurut temuan Pirog dan Roberts (2007), investor dengan tipe kepribadian

conscientiousness diharapkan lebih teliti pada penggunaan kartu kreditnya seperti mereview

laporan keuangannya setiap bulan. Segala sesuatunya memiliki perencanaan dan terarah, dapat mengatur kredit yang didapat dengan sebaik mungkin dengan perencanaan yang matang. Perencanaan yang matang dan terarah ini untuk mengurangi risiko dalam pengelolaan keuangan. Secara umum berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka diketahui bahwa berbagai macam tipe kepribadian membawa pengaruh yang signifikan pada sikap dan perilaku dalam menghadapi risiko investasi. Berdasarkan asumsi tersebut, maka penelitian ini dikembangkan guna mengetahui penaruh tipe kepribadian terhadap tanggapan atas risiko yang diambil oleh pemilik perusahaan dalam upaya pencapaian kinerja perusahaan secara maksimal.

Preferensi risiko ini sendiri akan terlihat saat pengusaha sebagai investor melihat hasil riil keputusan investasi dalam pengembangan usaha melalui kinerja perusahaan. Kinerja pada penelitian ini lebih menekankan pada pencapaian prestasi perusahaan dalam kurun waktu tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan, dengan berpedoman pada ROI (Return on Ivestment) disamping ukuran kualitatif dan kuantitatif lainnya (Jauch & Glueck, 1999). ROI menunjukan kemampuan manajer dalam mengelola aset dalam investasi yang akan menghasilkan laba bagi perusahaan mempunyai peran penting terhadap kinerja perusahaan untuk meningkatkan keuntungan.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dimana menurut pendapat Lincoln dan Guba (1992) yang menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif dapat juga disebut dengan case study, yaitu penelitian yang mendetail dan mendalam mengenai segala hal yang berhubungan dengan subjek yang hendak diteliti. Sedangkan menurut Creswell (2010)

(25)

9

penelitian ini merupakan suatu studi kasus yang memfokuskan pada kasus pengaruh tipe kepribadian dan preferensi risiko dalam berinvestasi serta implikasi pada kinerja perusahaan. Pada studi kasus ini penelitian ini juga hendak meneliti secara lebih lanjut mengapa responden penelitian mengambil sikap dan berperilaku tertentu, serta mengeksplorasi secara lebih mendalam terkait dengan bagaimana sikap dan perilaku responden dapat muncul, sehingga dapat lebih memahami hal-hal yang memengaruhi sikap dan perilaku responden terkait.

Jenis Studi Kasus

Jenis studi kasus untuk penelitian ini merupakan studi kasus perusahaan. Company

case ialah jenis studi kasus di mana penulis datang dan melakukan penggalian informasi dari

dalam perusahaan. Studi kasus ini fokus pada pemilik CV. Kompo Motor Purbalingga. Adapun pemilik CV. Kompo Motor tersebut dipilih karena kepemilikannya atas dealer motor Honda dan upaya analisis risiko investasi yang diambil serta pengaruh tipe kepribadian pengusaha dalam pengembangan 15 anak cabang perusahaan yang tersebar di beberapa wilayah karisidenan Banyumas dan Wonosobo. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari wawancara danobservasiyangterkaitdengantanggapan atas risiko dalam pengembangan usaha.

Metode Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh dengan beberapa metode yaitu:

1. Wawancara(interview)

Wawancara atau sesi tanya jawab dengan pemilik perusahaan setelah melakukan studi pendahuluan. Wawancara digunakan untuk menemukan tipe kepribadian, prefernsi risiko responden penelitian secara lebih mendalam. Selain itu, wawancara juga dilakukan agar penulis lebih mengetahui faktor eksternal dan internal yang memengaruhi kinerja perusahaan yang diteliti (Sugiyono, 2005). Dalam wawancara ini, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh susunan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam panduan pertanyaan (Patilima, 2005).

(26)

10

Selain dengan wawancara, pengumpulan data juga dilakukan dengan metode pengamatan (observation) data aplikasi teknologi sebagai faktor eksternal yang memengaruhi kinerja perusahaan untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat tingkat penjualan yang sebenarnya. Pengamatan dilakukan peneliti sebagai sumber data dan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek (Moleong, 1997).

3. Studi Arsip

Arsip yang digunakan penulis adalah data penjualan periode sebelum dan setelah dilakukan investasi (pembukaan cabang) perusahaan. Dalam studi arsip ini penulis menggunakan data laporan penjualan dan target penjualan dan data Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menghubungkan keuntungan dari operasi perusahaan (net

operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan

keuntungan operasi tersebut (net operating assets) (Sugiyono, 2005).

4. Angket

Tipe Kepribadian

Angket digunakan untuk mengukur tipe kepribadian pengusaha sebagai seorang investor. Untuk skala tipe kepribadian terdiri dari 15 item. Adapun penilaian digunakan menggunakan jumlah skor tertinggi untuk mengetahui tipe kepribadian pengusaha. Secara terperinci sebagai berikut untuk jawaban (SS/ Sangat setuju) diberikan poin 5, (S / setuju) diberikan poin 4, (N / Netral) diberikan poin 3, (TS / tidak setuju) diberikan poin 2 dan (STS / sangat tidak setuju ) diberikan poin 1. Selanjutnya untuk menentukan tipe kepribadian berdasarkan teori Costa dan McRae (1992), akan dipilih 2 tipe tipe kepribadian dengan score tertinggi.

Preferensi Risiko

Selanjutnya untuk skala preferensi risiko pengusaha terdapat 10 item yang terdiri dari 5 item sikap dan perilaku yang cenderung suka menghadapi risiko, dan 5 item sikap dan perilaku yang cendrung menghindari risiko, dalam berinvestasi dengan lima alternatif jawaban. Adapun penilaian digunakan menggunakan jumlah skor tertinggi untuk mengetahui apakah individu yang bersangkutan tergolong pengusaha suka menghadapi risiko atau

(27)

11

merupakan individu yang menghindari risiko. Secara terperinci sebagai berikut untuk jawaban (SS/ Sangat setuju) diberikan poin 5, (S / setuju) diberikan poin 4, (N /Netral) diberikan poin 3, TS (tidak setuju) diberikan poin 2 dan (STS/ sangat tidak setuju) diberikan poin 1, Groves & Păunescu (2009), kemudian dipilih nilai teringgi untuk menentukan resiko yang terkait.

Sebelum data yang diperoleh dianalisis, maka dilakukan uji keabsahan data digunakan untuk memastikan kebenaran data yang diperoleh dengan teknik triangulasi, memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Jadi dengan kata lain, triangulasi mengacu pada upaya mengambil sumber-sumber data yang berbeda, dengan cara berbeda, untuk memperoleh kejelasan mengenai sesuatu hal tertentu.

Berdasarkan jenisnya maka peneliti menggunakan dua jenis triangulasi menurut Patton (2007) yaitu triangulasi data yang digunakannya variasi sumber-sumber data yang berbeda dan triangulasi teori yang menggunakan beberapa perpektif yang berbeda untuk menginterpretasi data yang sama. Selanjutnya, melalui triangulasi data, maka menurut Patton (2007) hal ini dapat dilakukan dengan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan data dengan teori.

Metode Analisis Data

Langkah-langkah analisis data kualitatif yang dipakai untuk mengganalisis data dalam penelitian ini dimulai dengan aplikasi-aplikasi langkah dengan tahap-tahap sebagai berikut Moleong (2004):

1. Membaca, mempelajari dan menelaah data yang tersedia dari berbagai sunber, yaitu wawancara dan pengamatan (observation) yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan dalam bentuk deskripsi tentang subjek penelitian.

2. Mengadakan reduksi data dengan cara membuat abstraksi dan membuang data-data yang tidak relevan dengan tujuan penelitian.

3. Menyusun data dalam satuan-satuan dan memasukkan dalam kategori-kategorinya. 4. Pemeriksaan keabsahan data.

Selanjutnya, setelah tahap-tahap tersebut dilaksanakan akan dilakukan pembahasan yang meliputi penafsiran data hasil penelitian yang telah dianalisis yaitu mencoba mencari

(28)

12

dan menemukan pola dan keterkaitan tiap-tiap kategori data yang sudah didapatkan. Konsep penelitian diukur berdasarkan pengembangan panduan wawancara berdasarkan indikator berikut :

Pengukuran Konsep

Konsep Definisi Indikator

1. Tipe

Kepribadian:

Tipe kepribadian the

big five Costa dan

McRae (1992)

Tipe kepribadian the

bigfive adalah lima tipe

kepribadian meliputi:

neuroticsm, extraversion, openness to experience, agreeableness dan conscientiousness.

- Neuroticsm : perasaan negatif , rasa

cemas, gelisah dan pesimis.

- Extraversion : optimis aktif dan

berani menghadapi ketidakpastian.

- Openness to experience: berpikiran

terbuka; & ingin tahu dengan hal-hal yang baru ,memiliki ide-ide kreatif dan inovatif.

- Agreebleness : mampu memahami

individu lain secara bijaksana; mengutamakan kepentingan orang lain, suka bekerja sama, patuh dan menghindari perselisihan.

- Conscientiousness : penuh

kehati-hatian; kesadaran; berpikir analitis sebelum bertindak; berpikir sistematis;perencanaan dan perhitungan matang; teliti dalam bertindak.

- Prefernsi Risiko

Groves

&Paunescu (2009)

Preferensi risiko merupakan sikap dan perilaku seorang individu terkait dengan toleransi

-menghadapi potensi risiko yang muncul.

- orientasi dalam menghindari mengindari pengambilan risiko

(29)

13

risiko dari keputusan investasi yang diambil.

investasi.

2. Kinerja Perusahaan :

3. Faktor yang dilihat dari aspek keuangan dan akuntansi, dengan menggunakan ROI yang merupakan rasio yang menghubungkan keuntungan dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. aktiva jumlah pajak setelah bersih laba  ROI a. Faktor Internal perusahaan

Glueck & Jauch (1999),

Ada lima faktor internal perusahaan yang

berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja perusahaan.

- pemasaran dan distibusi. - pengembangan serta rekayasa. - manajemen produksi dan operasi. - sumber daya manusia perusahaan. - faktor keuangan dan akuntansi

b. Faktor eksternal Pearce & Robinson (1994). Faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang berasal dari luar (eksternal) ini meliputi tiga hal yaitu: lingkungan jauh yang berasal dari luar perusahaan dan tidak

- Situasional (seperti: faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi - Faktor yang berpengaruh langsung

(pasar, pesaing, subsitusi, serta kekuatan tawar menawar yang ada) - Lingkungan operasional (posisi

pesaing, profil pelanggan, supplier, kreditor, dan pasar tenaga kerja)

(30)

14

terkait dengan situasional perusahaan secara

langsung; kedua adalah faktor yang berpengaruh secara langsung, dan llingkungan operasional.

c. Faktor

Entrepreneur Skill

(Mill, 1984)

Kemampuan individu dari pengusaha dalam

mengubah sesuatu hal menjadi lebih baik yang berperan dalam pencapaian prestasi perusahaan.

- Cara pengusahan mengambil keputusan. - Mengambil risiko.

- Pengendalian.

- Menyediakan arahan

ANALISIS PEMBAHASAN

1. Analisis Tipe Kepribadian dan Preferensi Risiko Tipe Kepribadian Pengusaha

Berdasarkan hasil temuan penelitian maka diketahui bahwa pengusaha memiliki tipe kepribadaian perpadauan antara tipe kepribadian extraversion dan tipe kepribadian openess to

experience. Secara lebih terprinci dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 1

TIPE KEPRIBADIAN PENGUSAHA

No Tipe Kepribadian Jumlah Nilai

1 Neuroticism 5 2 Extraversion 14 3 Openess to Experience 11 4 Agreeablenes 10 5 Conscientiousness 4

(31)

15

Sementara itu berdasarkan sesi interview antara penulis dan responden penelitian maka diketahui bahwa pada hakikatnya responden penelitian sebagai pengusaha merupakan tipe individu yang suka menghadapi tantangan, berani untuk melangkah namun tetap dengan analisa dan pertimbangan yang matang dalam berinvestasi. Hal tersebut terlihat pada jawaban responden sebagai pengusaha yang menyatakan bahwa suatu pengembangan usaha memerlukan keberanian, terutama dalam berinvestasi terkait dengan pengembangan cabang.

Karakteristik tipe kepribadian investor yang diamati dengan menggunakan lima tipe kepribadian utama (The big five) yang dikemukakan oleh Costa Jr. dan Mc Crae dari National

Institute of Aging mengindikasikan bahwa responden memiliki kepribadian Extraversion

yaitu individu dengan dengan karakteristik penuh semangat dan energik, optimis, sangat aktif dalam kegiatan dan berani menghadapi ketidakpastian. Namun tipe kepribadian responden juga merupakan perpaduan dengan tipe kepribadian Openness to experience yang terlihat pada pikiran terbuka dan keingintahuan terhadap hal-hal yang baru (berkebalikan dengan tradisional dan konservatif), memiliki ide-ide kreatif, inovatif dan imajinatif.

Preferensi RisikoPengusaha

TABEL 2

PREFERENSI RISIKO PENGUSAHA

Kategori Risiko Skor

Menghadapi risiko 19

Menghindari risiko 8

Kategori Tinggi

(Sumber : Olahan data peneliti, 2015)

Berdasarkan pada tabel preferensi risiko di atas, maka diketahui bahwa pengusaha merupakan individu yang memiliki kecenderungan preferensi risiko yang tinggi. Pribadi dengan tingkat preferensi risiko yang tinggi ini secara umum akan menyukai untuk mengambil keputusan atas hal yang riskan, namun individu yang bersangkutan memiliki asumsi dan optimisme bahwa kemampuannya dapat mengatasi kemungkinan risiko terburuk yang akan muncul.

Terkait dengan risiko yang merupakan ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian, responden merupakan individu yang memiliki preferensi

(32)

16

risiko yang tinggi. Meskipun ada probabilitas hasil / outcome yang berbeda dengan yang diharapkan, responden berasumsi bahwa risiko merupakan bagian dari investasi yang harus dihadapi. Responden memahami bahwa setiap investasi memiliki dua sisi: imbal hasil dan risiko, dimana keduanya memiliki korelasi positif: potensi imbal hasil yang tinggi selalu diikuti dengan risiko yang tinggi pula. Namun risiko bukanlah hal yang harus dihindari, melainkan harus dikelola. Ini berarti investor harus mengambil tingkat risiko tertentu dalam investasinya sesuai dengan profil risikonya. Hal tersebut penting untuk menentukan strategi mengelola risiko. Selanjutnya menurut Groves & Păunescu (2009) preferensi risiko terkait sikap dan perilaku ketika seroang investor melakukan toleransi risiko (termasuk dalam menghadapi potensi risiko yang muncul dan orientasi dalam pengambilan risiko investasi). Dengan kata lain, seorang yang memiliki prefernsi risiko yang tinggi memiliki kecendrungan menyukai Risiko atau berani mengambil Risiko. Hal ini diperkuat dengan jawaban responden dalam sesi interview yang memandang risiko investasi sebagai hal yang sewajarnya. Adapun pernyataan responden yang menunjukan opini tersebut terlihat pada kutipan berikut:

“Ada beberapa alasan yang mendasari saya untuk melangkah demi kemajuan perusahaan, pertama-tama saya merupakan orang yang suka dan berani mencoba hal yang baru, karena jika kita tidak mencoba maka kita tidak tahu keunggulan dan kelemahan kita, sehingga saya harus membuat suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan yang matang, tentunya tidak ngawur dan serampangan juga

. Kedua produk Honda merupakan produk dengan tekonologi yang modern yang mengerti keperluan

konsumensehingga jadi sebelumnya Honda menggunakan sistem costumer need, apa yang dibutuhkan konsumen, sehingga kemungkinan untuk menghadapi kendala-kendala tersebut cendrung kecil, karena masayarakat itu sudah mengerti tentang Honda terutama pengetahuan-pengetahuan mereka tentang harga dan produk kan sangat mudah , sehingga kita lebih mudah juga dalam mengembangkan usaha. Selain itu masyarakat di wilayah karisidenan Banyumas dan Wonosobo lebih menyukai branding Honda sebagai alternatif motor dibandingkan dengan merek motor lainnya”

Selain itu, responden memiliki pandangan positif dan optimis atas kesempatan yang ada, dan hal tersebut terlihat pada pernyataannya;

(Maksudnya...saya rasa saya lebih memandang ada potensi berhasil dibandingkan mengalami kerugian...,mungkin karena saya bersama adik saya secara bersama-sama bersinergi untuk memajukan perusahaan, jadi semuanya saling berkembang seperti yang tadi saya katakan ada sistem organisasi, jadi saya kira bahawa pengembangan ini pasti ada kemungkinan gagal atau berhasil, cuma kita harus berspekulasi berhasil. Jadi seperti kita belajar manajemen ya sebetulnya ada yang namanya POAK, kita rencanakan kita organizer, kemudian kita gerakan mereka sekaligus kita kontrol mereka, untuk meminimalisir kegagalan).

(Yahh.. yang namanya manusia, tidak ada yang sempurna rasa kekhawatiran pasti ada...Cuma kita harus berpikiran positif ya, karena pikiran yang positif adalah doa kita, jadi kalu kita ingin berhasil doa kita harus berhasil dan suskes, seperi kata pak Andrie Wongso “sukses its my right” seperti itu).

(33)

17

Pada penelitian ini terbukti bahwa tipe kepribadian responden sebagai seorang investor menentukan pengambilan keputusan dalam berinvestasi, dan juga dapat mempengaruhi tingkat risk tolerance investor. Hasil penelitian tersebut senada dengan pendapat Borghans, dkk (2008) yang menyatakan bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara tipe kepribadian seseorang dengan tingkat tanggapan atas risikonya. Hasil penelitian juga sesuai dengan pendapat Li dan Jiang (2008) yang juga mengemukakan hal yang sama bahwa tipe kepribadian memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat preferensi terhadap risiko. Setiap individu memiliki risk tolerance yang berbeda-beda berdasarkan tipe kepribadiannya, walaupun dua orang investor memiliki tipe kepribadian yang sama, bisa saja memiliki tanggapan atas risiko yang berbeda.

2. Analisis Kinerja Perusahaan Pada Tahun 2010-2013

Seiring dengan perjalanan waktu maka progresitas (kemajuan) perusahaan secara signifikan terlihat pada kinerja perusahaan yang terlihat pada prestasi yang dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan, dengan berpedoman pada ROI , Plewa (1993). Melalui ROI maka diketahui tingkat perbandingan laba perusahaan serta aktiva yang dimiliki perusahaan. Adapun hal tersebut terlihat pad tabel ROI berikut :

TABEL 3

NILAI ROI CV. KOMPO MOTOR PERIODE 2010-2013

Periode

Tahun Laba bersih Setelah Pajak Aktiva ROI

2010 945.133.606 13.439.664.087 0,07

2011 2.146.391.304 19.332.652.006 0,111

2012 1.598.692.077 11.109.225.639 0,144

2013 1.719.365.116 17.480.000.738 0,09

(Sumber : Olah data peneliti, 2015)

Berdasarkan nilai ROI pada tabel di atas, maka diketahui bahwa perusahaan CV. Kompo Motor mengalami peningkatan keuntungan dalam berinvestasi yang diukur dari kenaikan nilai ROI pada setiap periode. Pada tahun 2013 terjadi penurunan ROI, hal ini terjadi karena adanya kenaikan total aktiva pada neraca 2013 yang disebabkan adanya

(34)

18

pembukaan cabang baru di Sokaraja, namun tidak diikutidengan kenaikan EAT yang besar (tidak sebanding dengan kenaikan total aktiva.Melalui nilai tersebut juga diketahui bahwa kemampuan manajer dalam mengelola aset dalam investasi dapat menghasilkan laba bagi perusahaan secara optimal sehingga kinerja perusahaan mengalami peningkatkan keuntungan secara siginifikan. Untuk itu rasio ROI dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan yang dilihat dari perolehan laba perusahaan.

3. Analisa Faktor Internal Perusahaan

Dalam mencapai kesuksesan kinerja perusahan, terdapat faktor internal yang turut membantu kesuksesan tersebut, dimana menurut pendapat Glueck & Jauch (1999) yang memamparkan bahwa ada lima faktor internal perusahaan yang berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja perusahaan yang di antaranya adalah pemasaran dan distibusi, penelitian, manajemen produksi dan operasi, sumber daya manusia perusahaan, dan faktor keuangan dan akuntansi. Maka langkah yang dapat dilakukan oleh pengusaha dalam rangka adalah membina serta menyediakan arahan kepada seluruh tim perusahaan agar tercipta tim yang solid. Dengan memiliki SDM perusahaan yang solid dan terciptalah hubungan yang baik antara karyawan dan pimpinan, sehingga hal tersebut mempengaruhi kinerja tim menjadi lebih baik. Hal ini terlihat pada ukuran kuantitatif yang tampak pada perbandingan antara target penjualan dan sales performance yang berhasil dicapai perusahaan (Jauch & Glueck, 1999). Nilai prosentase pencapaian target terlihat pada tabel berikut :

TABEL 4

PENCAPAIAN TARGET PENJUALAN KOMPO MOTOR 2010-2013

(Sumber : Data Perusahaan Kompo Motor)

Melalui tabel di atas, maka diketahui bahwa perusahaan CV. Kompo motor berhasil melampaui target penjualan bahkan berdasarkan perbandingan nilai pencapaian terlihat

Perbandingan Sales & Target

Tahun

2010 2011 2012 2013

Penjualan Motor

Sales Target Sales Target Sales Target Sales Target 13.052 12.520 15.458 14.500 17.811 17.093 20.701 19.544 Kenaikan

(35)

19

adanya kenaikan dalam penjualan unit produk yang ada. Menurut pemilik hal ini disebabkan oleh kekompakannya dalam membina hubungan baik dengan karyawannya, sehingga para karyawan CV. Kompo Motor lebih semangat untuk bekerja dan alhasil CV. Kompo Motor berhasil melampaui target. Hal ini senada dengan penuturan responden,

“Memang benar saya adalah penangung jawab, tapi dalam mengandalkan kemampuan itu ya saya

juga mengandalakan tim saya jadi kalau pemain tunggal tanpa tim yang solid ya tidak ada artinya, tim yang sehat dan kuat itu tercipta dari pribadi yang baik, jadi kalau saya tanpa tim yang solid saya rasa akan sulit memecahkan dan menghadapi permasalahan di dunia marketing Honda, untuk itu setiap pagi saya selalu adakan briefing bersama supaya hubungan baik dengan karyawan tetap terjaga”

Dari hasil pernyataan pemilik dan tingkat kuantitas penjualan perusahaan, maka diketahui bahwa faktor internal perusahaan dapat menentukan perusahaan untuk mencapai hasil kinerja yang maksimal.

4. Analisa Faktor Eksternal Perusahaan

Selanjutnya selain faktor internal, maka ada faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan yaitu faktor eksternal menurut Pearce & Robinson (1994). Faktor eksternal ini terdapat lingkungan jauh yang berasal dari luar perusahaan dan tidak terkait dengan situasional secara langsung dimana CV. Kompo Motor memanfaatkan kondisi perekonomian yang mengalami perbaikan dari kurun waktu 2010-2013. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel PDRB periode 2010-2013 berikut:

Tabel 5

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku di Banyumas dan Wonosobo Jawa Tengah Tahun 2010 - 2013 (Miliar Rupiah)

TAHUN PDRB Banyumas Wonosobo 2010 7.045 5.260 2011 7.318 5.630 2012 7.965 6.201 2013 8.867 6.876

( Sumber : Data BPS Kabupaten Banyumas)

Berdasarkan tabel tersebut tingkatan PDRB yang merupakan ukuran produksi barang dan jasa total wilayah Kabupaten Banyumas dan Wonosobo mengalami peningkatan

(36)

20

menyebabkan meningkatnya skala omset penjualan perusahaan dan menyebabkan pertumbuhan perekonomian masyarakat. Selanjutnya peningkatan skala omset penjualan akan menyebabkan peningkatan keuntungan perusahaan dan selanjutnya akan berimbas pada naiknya pendapatan perusahaan dan akan berakibat pada meningkatnya motivasi untuk mengembangkan pasar secara lebih optimal lagi. Sementara fenomena tersebut tidak terjadi saat gross domestic product yang memburuk akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat secara riil.

Selain faktor keadaan sosial ekonomi, pihak CV. Kompo Motor juga mampu memanfatkan peluang dengan memasarkan produk Honda yang mengaplikasikan teknologi yang memenuhi permintaan pasar seperti: teknologi PGMFI (agar konsumsi bahan bakar motor honda lebih irit). Hal ini menyesuaikan dengan standar pemerintah Indonesia yang mulai menerapkan pada kendaraan bermotor roda 2 sesuai Standar Euro 3. PGM-Fi sendiri singkatan dari Programmable Fuel Injection yang bekerja secara elektronik sebagai sistem suplai bahan bakar yang artinya sistem terprogram untuk memasok BBM dan oksigen sesuai kebutuhan mesin dengan perhitungan yang tepat dan akurat sehingga mampu menghasilkan tenaga yang responsif dan irit bahan bakar juga ramah lingkungan.

Selain dari sisi teknologi, Honda juga mampu menghadirkan berbagai varian dan model yang sporty dan elegan dengan berbagai macam target pasar yang berbeda pula (seperti motor sport untuk kaum muda contohnya: CB, CBR, Tiger dan Versa motor matic: Scoopy, Vario, dan Beat) (www.astramotor.co.id). Selain aplikasi teknologi yang menjadi andalan produk Honda dalam meramaikan pasar kendaraan bermotor ada faktor sosial yang juga berperan mendukung keberhasilan perusahaan dalam mencapai kinerja secara maksimal.

Faktor sosial di antaranya kegemaran masyarakat di wilayah karisidenan Banyumas dan Wonosobo terhadap merk Honda, hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

TABEL 6

POLICE REGISTER BANYUMAS DAN WONOSOBO Merek Motor Banyumas Wonosobo 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 HONDA 53,6% 63,5% 68,2% 70,1% 53,7% 62,6% 65,9% 69,3% YAHAMA 39,7% 28,5% 25,1% 24,4% 39,2% 28,8% 25,6% 25,1%

(37)

21

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa motor Honda di Kabupaten Purbalingga digemari oleh masyarakat daerah setempat. Selain itu bayak lembaga keuangan yang mempermudah proses kepemilikan kendaraan bermotor secara kredit seperti : FIF dan Adira

Finance. Berbagai hal tersebut menunjang peningkatan kinerja CV. Kompo Motor sebagai

dealer Honda.

5. Analisis Faktor Entrepreneur skill pengusaha

Sebagai salah satu faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah faktor

enterpreneur skill / kemampuan individu dari pengusaha dalam mengubah perusahaan

menjadi lebih baik dalam perananya untuk mewujudkan kesuksesan perusahaan, dimana menurut pendapat Mill, 1984), bahwa entrepreneur skill ini mencakup cara pengusaha mengambil keputusan, melakukan pengendalian dan menyediakan arahan bagi perusahaan. Dalam hal mengambil keputusan di perusahaan, pengusaha mengadakan meeting terlebih dahulu untuk menganalisa permasalahan yang terjadi, dengan melihat dari kondisi perusahaan dan laporan keuangan, secara teliti dan cermat agar keputusan yang dilakukan pengusaha tepat. Hal ini senada dengan penuturan bapak Soelartono sendiri yang menyatakan,

“Saya kira begitu ya..., kalau orang berbisnis perlu kalkulasi yang matang, teliti dan cermat...namun karena tidak sedikit biaya kita perlu mempertimbangkan kembali, karena bagaimanapun juga untuk mengembangkan suatu bisnis ada pertimbangan, pertama kita lihat dari cost and benefit analysis ya, artinya kita perhitungkan biayanya contohnya seperti kegagalan pangsa pasar yang kurang berkembang, kondisi perekonomian global yang lesu, itu kan juga berpengaruh dan diperhitungkan”

Dari penuturan pemilik perusahaan maka dapat dilihat bahwa, faktor entrepreneur skill sangat berperan dalam memajukan kinerja perusahaan.

(38)

22 TABEL 7 HASIL ANALISIS Tipe Kepribadian Preferensi

Risiko Kinerja Perusahaan Faktor Internal Faktor Eksternal

Faktor Entrepreneur skill Memiliki perpaduan tipe kepribadian : -Extraversion -Openess to Experience Tingkat preferensi risiko tinggi

Dapat dilihat melalui ROI perusahaan meningkat pada tiap

tahunnya.

Dapat dilihat dari SDM perusahan dan target pernjualan yang meningkat. -Meningkatnya PDRB masyarakat. - Kegemaran masyarakat akan produk Honda. - Faktor teknologi. Dalam pengambilan suatu keputusan haruslah teliti dan cermat.

(Sumber : Olah data peneliti, 2015)

Berdasarkan tabel diatas pengusaha memiliki tipe kepribadian Extraversion dan

Openess to Experience juga tingkat preferensi resiko yang tinggi. Dengan perpaduan tipe

kepribadian dan preferensi resiko tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa tipe kepribadian ini bagus untuk kinerja perusahaan, hal ini dapat dibuktikan bahwa tingkat ROI perusahaan yang meningkat. Namun peningakatan ROI tersebut didukung pula oleh kondisi SDM perusahaan yang dapat dilihat dari pejualan yang melampaui target tiap tahunnya, juga didukung dengan kondisi eksternal yang berasal dari luar perusahaan, diantaranya faktor ekonomi daerah, teknologi, dan kepercayaan masyarakat sendiri atas produk Honda, disamping itu pengusaha dalam mengambil keputusan yang beresiko juga disertai dengan perhitungan yang matang dan mengkalkulasinya dengan teliti, sehingga tidak membawa dampak kerugian bagi perusahaan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan penelitian maka diketahui bahwa pengusaha memiliki perpadauan tipe kepribadaian antara extraversion yang terlihat melalui interview antara penulis dan responden penelitian yang menyatakan bahwa responden sebagai pengusaha, merupakan individu dengan tipe kepribadian yang cenderung suka menghadapi tantangan dan berani untuk melangkah. Hal tersebut terlihat pada jawaban responden sebagai pengusaha yang menyatakan bahwa suatu pengembangan usaha memerlukan keberanian, terutama dalam berinvestasi terkait dengan pengembangan cabang. Tipe kepribadian yang dimiliki pengusaha selanjutnya adalah openness to experience yang berpikiran terbuka dan ingin

(39)

23

dengan hal-hal yang baru (berkebalikan dengan tradisional dan konservatif), memiliki ide-ide kreatif, inovatif dan imajinatif maka responden memutuskan untuk membuka cabang-cabang baru.

Tipe kepribadian extraversion dan oppenes to experience pengusaha tersebut terkait dengan tingkat preferensi resiko pengusaha yang tinggi dan menganggap risiko investasi pembukaan cabang merupakan bagian atau konsekuensi dari keputusan berinvestasi, hal ini senada dengan penyataan Li dan Jiang (2008) juga mengemukakan tipe kepribadian memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat preferensi risiko.

Selanjutnya di sisi yang lain kemampuan responden juga teruji dan terbukti dengan progresitas (kemajuan) perusahaan secara signifikan terlihat pada kinerja perusahaan yang dilihat pada kinerja yang dicapai perusahaan yang terlihat melalui nilai ROI di mana diketahui tingkat perbandingan laba perusahaan serta aktiva yang dimiliki perusahaan dan tingkat penjualan yang melebihi target penjualan. Sementara kinerja perusahaan juga didukung dengan faktor kondisi perekonomian masyarakat yang mengalami peningkatan, teknologi produk, kegemaran masyarakat sendiri akan produk Honda, dan juga diperlukan kalkulasi yang teliti dan cermat dalam mengambil sebuah keputusan diperusahaan.

PENUTUP KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Seorang pengusaha atau entrepreneur dengan tipe kepribadian extraversion dan oppeness to experience memiliki dampak positif pada individu dengan preferensi risiko

yang tinggi.

2. Faktor internal perusahaan, seperti pemasaran dan distibusi dan sumber daya manusia perusahaan, akan memiliki dampak positif kepada kinerja perusahaan.

3. Faktor ektenal yang berasal dari luar perusahaan seperti penerapan teknologi canggih pada produk Honda yang mampu memenuhi ekspektasi pasar, meningkatnya PRDB wilayah terkait, dan pangsa pasar Honda yang luas karena produk Honda lebih disukai oleh masyarakat karisidenan Banyumas dan Wonosobo berdampak positif kepada kinerja perusahaan.

(40)

24

4. Disamping faktor ekternal dan internal, faktor entrepreneur skill pengusaha seperti keberanian dalam mengembangkan perusahaan, kalkulasi yang matang, ketelitian dan kecermatan juga memiliki dampak positif kepada kinerja perusahaan.

KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN MENDATANG

Penulis menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan dalam penelitian yaitu pada penelitian ini untuk mengukur tipe kepribadian pengusaha menggunakan teori Big Five, untuk penelitian selanjutnya lebih baik menggunakan Myers-Briggs Type Indicator karena MBTI dapat menilai tingkat preferensi risiko seseorang dengan karakteristik kepribadian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol (2006). Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang

Barlian, R.S. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan Kedua. Yogyakarta:

Literata Lintas Media.

Borghans, Lex, Angela Lee Duckworth , James J. Heckman and Bas ter Weel. 2008. The

Economics and Psychology of Personality Traits. Journal of Human Resources, 43(4),

972.1059.

Costa, P. T. and R. R. McCrae (1992). Revised NEO Personality Inventory Manual. Odessa,

FL: Psychological Assessment Resources, Inc.

Creswell,J.W. (2010). Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating

Quantitativ and Qualitaitve Research. Edisi ketiga. New Jersey: Person.

Darmawi, Herman (2000). Manajemen Risiko. Bumi Aksara. Jakarta

Filbeck, G., Hatfield, P., & Horvarth, P. (2005). Risk Aversion and Personality Type. The

(41)

25

Groves, K. and Paunescu, C. (2008), “Examining the Antecedents and Outcomes of

Romanian Entrepreneurial Orientation”, Management & Marketing, Vol. 3, No.

3(11), pp. 3-18

Jauch, L.E. & Glueck,W.F. (1999). Mnajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Edisi

ketiga. Jakarta: Erlangga.

Jiang, X., and Li, Y. 2008. The Relationship between Organizational Learning and Firms’

Financial Performance in Strategic Alliances: A Contigency Approach. Journal of

World Business. Vol. 43, No. 2, pp. 365-379.

Lincoln Y.S. & Guba, E.G. (1992). Naturaistic Inquiry. Baverly Hills, California: Sage.

Mayfield, Cliff; Perdue, Gardy; Wooten, Kevin (2008). Investment Management and

Personality. Financial Services Review 17 219-236. University of Houston-Clear

Lake, Houston. USA.

Mill, J.S. (1984), Principles of Political Economy with Some Application to Social

Philosophy. London: John W. Parker

Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: P.T. Remaja. Rosdakarya.

Patilima, H. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta

Patton, M.Q. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pearce,J.A. & Robinson Jr, R.B. (1994). Strategic Manajement Formulation, Implementation,

and Control. Fifty Edition. Illionis: Burr Ridge.

Pervin, L.A; Cervone, D; John, OP (2005). Personality theory and research. Ninth edition.

New York: John Wiley & Sons, Inc

Pirog, S & Robert, J. A. (2007).Personality and Credit Misuse Among College Students: The

Mediating Role of Impulsiveness. Jurnal of Marketing Theory and Practice. 15.

Plewa Jr, F. & Friedlob, G. T. (1993). Seri Bisnis Baron: Laba Atas Investsai (ROI) dan

(42)

26

Probo, S. K. (2012). Framing Effect & Preferensi Risiko dalam Pengambilan Keputusan

Investasi Pedagang Kaki Lima di Salatiga. Skripsi. Universitas Kristen Satya

Wacana, Salatiga.

Roberts &Robbins. (2000). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontraversi, Aplikasi. Jilid I.

Jakarta: Prenhalindo.

Salim, Abbas (1998). Manajemen Risiko. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sembel,R. & Sembel-Rapian, V. (2007). Energizing Your Life. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Sneed, R. M.,R.R. McCrae and D. C. Funder. (1998). Lay Conceptions of the Five Factor

Model and Its Indicator. Personality and Social Psycology Bulletin Management,

24(2), 115-126

Sugiyono. ( 2005 ). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Http://okezone.com . Diakses 16 Novemper 2014. Http://aisi.or.id. Diakses tanggal 16 Novemper 2014.

(43)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Veronica Hana Melati

Tempat, Tanggal, Lahir : Yogyakarta, 19 Oktober 1993

Agama : Kristen

Alamat : Jln. Banjaran sari Rt 01/ Rw 02 Purbalingga

No. Telp : 08998726853

Email : veronicahanamelati@gmail.com

PENDIDIKAN TERAKHIR :

1. 2009 – 2011 : SMA Sedes Sapientiae, Semarang

2. 2011 – 2015 : Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

PENGALAMAN PANITIA / ORGANISASI :

1. 2011 : Organisasi KSM ( Kelompok Studi Manajemen ) UKSW

2. 2012 : Fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan Feb 2012- 2013

3. 2012 : Panitia Dalam Kompetisi Wirausahaan

4. 2013 : Panitia MONDAY ( Manajemen On Solidarity )

Referensi

Dokumen terkait

menyimpulkan bahwa ileus paralitik adalah istil istilah gawat ah gawat abdomen atau gawat perut yang abdomen atau gawat perut yang  biasanya timbul mendadak dengan nyeri

Pada kurun waktu pemeliharaan 110 hari, gonad ikan mas jantan tetraploid terlihat mengalami perkembangan dengan ukuran yang relatif sama seperti pada ikan mas diploid atau normal

MASYARAKAT DI DESA MANONGKOKI KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR Skripsi ini adalah studi tentang Tradisi Apanaung Panganreang bagi masyarakat di Desa

Trisnadi Wijaya, SE, S.Kom Pengantar SI 16 Sistem Produksi Perkiraan Produksi Penjadwalan Produksi Material Requirements Planning Perencanaan Kapasitas Pengendalian Biaya

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK TUNARUNGU YANG BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. POLA ASUH ORANG

jukkan bahwa proses belajar siswa SMP Terbuka 2 dengan program blended learning adalah sangat mendukung prestasi belajar matematika (Y) karena sebagian besar

Rajah 7.10 Kesan nisbah kawasan yang disaluti kuratif dengan kawasan yang tidak disaluti kuratif bagi filem lateks GA dengan menggunakan kaedah 2 dikeringkan pada suhu 110 ºC

[r]