MEKANISME PERENCANAAN, PENGANGGARAN
dan PENELAAHAN RENCANA KERJA dan ANGGARAN
KEMENTERIAN / LEMBAGA
Disampaikan pada Workshop Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja PPK-BLU Universitas Negeri Gorontalo
Jakarta, 13 Oktober 2011
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
TOPIK BAHASAN
III. UNG SEBAGAI SATKER PPK BLU;
I.
PENDAHULUAN;
II.
PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKA-KL;
1.
Pendekatan dan Acuan Dalam Menyusun
RKA-KL
2.
RKA-KL Dalam Penyusunan APBN
3.
RKA-KL Setelah Alokasi Anggaran K/L dan
Keppres RABPP
IV. PENELAAHAN 2012;
I. PENDAHULUAN …(1)
Pengelolaan APBN diarahkan pada upaya untuk
meningkatkan kualitas belanja
(quality of spending)
dan kualitas perencanaan
(quality of planning)
melalui penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja,
yang mengandung prinsip :
Money Follow Function;
Output and outcome Oriented;
Let The Manager Manages.
TEPAT
• Kinerja Lebih Terukur : Program (Outcome), Kegiatan (Output).
• Realistis : Memperhitungkan ketersediaan anggaran.
• Efisien : mencapai sasaran dengan biaya hemat.
• Jelas Sasaran Yang Ingin dicapai
• Jelas Penanggungjawabnya
Dapat dinikmati oleh seluruh rakyat, melalui dokumen :
• RPJMN dan RENSTRA (Lima Tahunan)
• RKP dan APBN (Tahunan) INTI
II. PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKAKL
1. Pendekatan dan Acuan dalam Menyusun RKA-K/L ...1)
b. Penganggaran Terpadu ; c. Penganggaran Berbasis
Kinerja.
a. Pagu Anggaran K/L yg ditetapkan Menkeu;
b. Renja K/L;
c. RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam Pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN;
d. Standar Biaya;
e. Kebijakan pemerintah lainnya. a. Klasifikasi organisasi;
b. Klasifikasi fungsi;
c. Klasifikasi jenis belanja.
Instrumen RKA-K/L
2. RKA-KL dalam Penyusunan RAPBN
….2)RKA-K/L yg telah ditandatangani
Fokus Penelaahan adalah untuk meneliti:
a. Kelayakan anggaran terhadap sasaran Kinerja yang
direncanakan
b. Konsistensi sasaran kinerja Kementerian Negara/Lembaga dengan RKP
RAPBN, RUU APBN, Nota Keuangan, dan
Himpunan RKA-K/L Dalam hal RKA-K/L hasil
pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) belum diterima Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran sampai dengan akhir bulan Juli,
Rancangan Undang-Undang tentang APBN, Nota Keuangan, dan Himpunan RKA-K/L disusun
berdasarkan RKA-K/L hasil penelaahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (1).
1 Inisiatif
Baru
K/L wajib melengkapi dg dokumen
pendukung
3. RKA-K/L Setelah Alokasi Anggaran K/L dan Keppres
RABPP
RKA-K/L tdk berubah dan
disetujui DPR SP-RKA-K/L
Keppres RABPP RAPBN antara Pemerintah dan
II. PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKAKL
1. Seluruh dokumen pendukung RKA-K/L dialih
dokumen oleh K/L dalam bentuk data elektronik
dan disampaikan kepada Kementerian Keuangan
c.q. Direktorat Jenderal Anggaran
.
2. Keputusan Presiden tentang Rincian Anggaran
Belanja Pemerintah Pusat
menjadi dasar bagi
penyusunan dan pengesahan
Daftar Isian
III. UNG SEBAGAI SATKER PPK BLU:
(Konsepsi PPK-BLU)
PPK BLU adalah Pola Pengelolaan Keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan utk
menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kpd masyarakat.
Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan
kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai
bagian yang
tidak terpisahkan
dari RKA serta laporan keuangan dan
kinerja K/L.
Dengan demikian Penganggaran PPK-BLU juga harus
mengikuti kebijakan penganggaran yang berlaku umum,
dengan beberapa catatan fleksibilitas yang dimungkinkan
sesuai dengan ketentuan yang ada.
Entitas Terkecil sebagai Dasar Pengalokasian Anggaran
a.
Struktur
pengalokasian anggaran dirinci menurut
Program, Kegiatan dan Output (Struktur Anggaran)
b.
Program dan Kegiatan yang digunakan dalam penyus.
RKA-KL BLU merupakan bagian dari Program dan
Kegiatan
Hasil Restrukturisasi
K/L Induk. (
Sesuai SEB
antara Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas dengan Menteri Keuangan tanggal 19
Juni 2009 No.0142/MPN/06/2009 dan No.SE-1848/
MK/2009 perihal Pedoman Reformasi Perencanaan dan
Pembangunan
)
c.
Hasil restrukturisasi program dan kegiatan tersebut
digunakan dalam penyusunan RPJMN 2010-2014 dan
Renstra K/L tahun 2010-2014.
d.
Output-output yang dibiayai dari PNBP/BLU
dicantumkan dalam output-output yang sesuai yang
sudah ditetapkan.
e.
PNBP/BLU hanya merupakan
sumber pendanaan
layaknya RM dan PHLN.
f.
Menerapkan KPJM, dimana penghitungan
Prakiraan Maju
untuk sebuah Kegiatan dilakukan
pada tingkat (
level)
Output
.
g.
Penyusunan RKA-KL dan DIPA TA 2011 dilakukan melalui
sistem aplikasi yang terintegrasi
.
Dalam menyusun RKA-KL, Menteri/Pimpinan Lembaga wajib :
a. Mengacu pada Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu
Anggaran/Alokasi Anggaran;
b. Mengacu pada standar Biaya dan atau Standar Biaya menurut
jenis layanannya bedasarkan perhitungan akuntansi biaya;
c. Mencantumkan target kinerja;
d. Mencantumkan perhitungan Prakiraan Maju untuk 2 (dua)
tahun kedepan;
e. Melampirkan dokumen pendukung terkait;
f. Melampirkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
Tingkat Satker wajib menyusun Kertas Kerja RKA-KL dengan memperhatikan hal-hal sbb :
1) Mengetahui pagu Alokasi Anggaran Satker sebagai kontrol batas
tertinggi pada akhir penyusunan KK RKA-KL.
2) Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta output kegiatan yang
dihasilkan (sesuai karakterisitik satker). Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari kegiatan generik atau teknis;
3) Mendukung pelaksanaan Perpres Nomor 22 tahun 2009 tentang
Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal melalui penggunaan komponen input/rincian biaya dalam rangka pencapaian output kegiatan dgn memanfaatkan penyediaan/ penyajian makanan dan snak berbasis pangan lokal non beras, non terigu, sayuran dan buah sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayah;
4) Komponen input dalam rangka pencapaian output kegiatan yang
dibatasi dalam hal Iklan layanan masyarakat.
5)
Komponen input dalam rangka pencapaian output
kegiatan yang
dibatasi dan tidak diperbolehkan
dalam
RKA-KL 2011 secara substansi masih mengacu
sebagaimana dimaksud dalam Keppres No. 42 Tahun
2002 Pasal 13 ayat (1) dan (2) junto Keppres 72 Tahun
2004 pasal 13 ayat (1) dan (2)
Rapat, Seminar, Pertemuan, Lokakarya,
Peresmian Kantor/ proyek, dan sejenisnya
Pemasangan telepon baru, kecuali untuk satker
yang belum ada sama sekali
Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak
langsung menunjang pelaksanaan tupoksi (mess,
wisma, rumah dinas, gedung pertemuan), kecuali
yg bersifat pelayanan umum (rumah sakit, rutan,
pos penjagaan) dan gedung/bangunan khusus
(laboratorium, gudang)
Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali:
a. Kendaraan fungsional (ambulance,tahanan,petugas lap.) b. Satker yang baru
c. Penggantian untuk yang benar – benar rusak berat yang
telah dihapuskan
d. Kendaraan utk antar jemput pegawai dialokasikan secara selektif
Perayaan atau peringatan hari besar, hari raya, dan hari
ulang tahun kementerian/lembaga;
Pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda mata,
karangan bunga;
Pesta untuk berbagai peristiwa dan Pekan Olahraga
(POR) Kementerian/Lembaga;
Kegiatan yang memerlukan dasar hukum berupa
PP/Perpres, namun pada saat penelaahan RKAKL belum ditetapkan dengan PP/Perpres.
6) Pelaksanaan Pencapaian Output Kegiatan berkaitan dengan
metode pelaksanaan apakah secara swakelola atau kontraktual.
7) Informasi Pengadaan Barang dan Jasa K/L Melalui Proses
Pelelangan pengadaan di atas Rp100juta.
8) Penyusunan KPJM harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Perhitungan KPJM dilakukan berdasarkan indeksasi pada
komponen input;
b) Perhitungan prakiraan maju komponen input gaji tetap
dihitung sebesar alokasi pada tahun 2011;
c) Perhitungan prakiraan maju komponen input operasional
dan pemeliharaan perkantoran dihitung dengan menerapkan indeksasi inflasi APBN;
d) Perhitungan prakiraan maju output kegiatan teknis
fungsional/ kegiatan prioritas nasional dilakukan
berdasarkan indeksasi atas komponen-komponen input yang mendukungnya dan diatur sebagai berikut:
1) Prakiraan Maju komponen input utama/kebijakan
dapat disesuaikan besarannya berdasarkan keputusan pemerintah;
2) Prakiraan Maju komponen input pendukung
disesuaikan dengan indeks inflasi kumulatif.
e) Perhitungan KPJM dilakukan dengan menggunakan
template yang dapat diunduh pada aplikasi RKAKL 2011.
Integrasi RBA ke dalam RKA-KL :
1. BLU menyusun Renstra Bisnis 5 (lima) tahunan dengan
mengacu pada Renstra K/L;
2. Atas dasar Renstra Bisnis BLU menyusun RBA Tahunan
disertai Prakiraan RBA Tahun Berikutnya yang memuat :
C. Mekanisme Penyusunan RKA-KL Satker PPK-BLU : ……… (5)
III. UNG SEBAGAI SATKER PPK BLU:
(RBA - RKAKL)
a. Program dan Kegiatan
b. Anggaran Penerimaan/Pendapatan
c. Anggaran Pengeluaran/Belanja
d. Estimasi Saldo Awal Kas
e. Estimasi Saldo Akhir Kas
3. RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya.
4. Mencantumkan prosentase ambang batas dlm RKA-KL dan DIPA.
6. Penerimaan dan Pengeluaran yang tercantum dalam RBA
dituangkan sebagai Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan yang dihitung berdasarkan basis kas.
7. Belanja yang dicantumkan dalam Ikhtisar RBA mencakup
semua Belanja BLU, termasuk Belanja yang didanai dari APBN (Rupiah Murni), Belanja yang didanai dari PNBP, Hibah,
Penerimaan Pembiayaan, dan Belanja yang didanai dari Saldo Awal Kas yang dituangkan dalam 3 (tiga) Jenis Belanja yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal.
8. Pimpinan BLU mengajukan usulan RBA kepada Menteri/
Pimpinan Lembaga untuk dibahas sebagai bagian dari RKA-KL disertai dengan Usulan SPM, Tarif, dan/atau Biaya dari
Keluaran (output) yang dihasilkan.
9. RBA dan Ikhtisar RBA yang merupakan bagian dari RKA-KL
yang telah disetujui oleh Menteri/Pimpinan Lembaga diajukan kepada Menteri Keuangan c.q Dirjen Anggaran untuk ditelaah.
C. Mekanisme Penyusunan RKA-KL Satker PPK-BLU : ……… (6)
a. Satker BLU yang mampu menyusun standar biaya menurut
jenis layanannya berdasarkan perhitungan akuntansi biaya maka penyusunan RBA-nya menggunakan standar biaya
tersebut.
b. Perhitungan akuntansi biaya dimaksud paling kurang meliputi
unsur biaya langsung dan biaya tidak langsung termasuk biaya variabel dan biaya tetap.
c. Rincian biaya berdasarkan perhitungan akuntansi biaya
tersebut memberikan informasi mengenai komponen biaya yang Tidak Bersifat Paket, kecuali untuk biaya yang bersifat administratif/pendukung.
d. Dalam hal butir a, b, dan c terpenuhi maka satker BLU tidak
perlu melampirkan RAB dan dapat menggunakan standar
biaya yang berbeda dengan SBU dan SBK dengan melampirkan SPTJM, jika tidak memenuhi maka harus melampirkan RAB dan mengikuti SBU dan SBK.
IV. PENELAAHAN TAHUN 2012 :
………Standardisasi Output
NO OUTPUTJENIS SATUAN KOMPONEN/SUBOUTPUT
1. Layanan
Perkantoran Bulan Layanan 1.Komponen 001, Pembayaran Gaji dan Tunjangan2.Komponen 002, Penyelenggaraan Operasional dan pemeliharaan Perkantoran
2. Kendaraan Bermotor
Unit SUBOUTPUT antara lain:
Kendaraan Pejabat Negara; Kendaraan Pejabat Eselon I; Kendaraan Pejabat Eselon II; Kendaraan Roda 6;
Kendaraan Roda 4; Kendaraan Roda 2
3. Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
Unit SUBOUTPUT antara lain:
Laptop; Komputer/PC; Printer/Printer Multiguna
Scanner/ Scanner Multiguna; Server; LCD/Proyektor;Camera/ Handycam/ CCTV; Mesin Fotokopi/ Mesin Fotokopi Multiguna; Harddisk Eksternal;Pesawat Telepon; Mesin PABX
Mesin FAX; Mesin Handkey 4. Peralatan
Fasilitas Perkantoran
Unit SUBOUTPUT antara lain:
Meubelair; Lift; Genzet; Lemari berkas; Brankas; AC;Mesin Penghancur Kertas
5. Gedung/ Bangunan
M 2
Diterapkan konsep Reward and Punishment System dalam rangka :
Inline dengan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja yang berorientasi pada pencapaian kinerja dan peningkatan akuntabilitas unit;
Salah satu metode dalam memberikan apresiasi atau penalti kepada unit atas pelaksanaan tugas fungsi yang menjadi tanggung jawabnya;
Sebagai instrumen untuk memotivasi para pengelola anggaran dalam rangka efisiensi penggunaan anggaran;
Mendorong terwujudnya kualitas perencanaan (quality of
planning) dan kualitas belanja (quality of spending) yang
semakin baik.