• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. BUT bagi OP Sebagai SPLN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4. BUT bagi OP Sebagai SPLN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

=BUT mengandung pengertian adanya suatu suatu tempat usaha (Place of business) yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung termasuk mesin-mesin dan peralatan.

=Tempat usaha tersebut bersifat permanen dan

digunakan untuk menjalankan usaha dan kegiatan orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia.

=Pengertian BUT mencakup pula orang pribadi sebagai agen yang kedudukannya tidak bebas yang bertindak

untuk dan atas nama orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia.

=Orang pribadi yg tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak dapat dianggap mempunyai BUT di Indonesia

apabila orang pribadi dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia menggunakan agen,

broker atau perantara yang mempunyai kedudukan bebas, asalkan agen atau perantara tersebut dalam

kenyataannya bertindak sepenuhnya dalam rangka menjalankan perusahaannya sendiri

(3)

a. Tempat kedudukan menajemen

h. Ruang untuk promosi dan penjualan

i. Pertambangan dan penggalian sumber alam

j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi

k. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan dan kehutanan l. Proyek konstruksi, instalasi atau proyek perakitan

m. Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan

n. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas

o. Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yg tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia yg menerima premi asuransi atau menanggung resiko di Indonesia

p. Komputer, agen elektronik atau peralatan otomatis yang dimiliki,

disewa atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

(4)

1. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, konsulat atau pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan pada mereka yang bekerja dan bertempat tinggal bersama-sama

mereka, dengan syarat bukan WNI dan di Indonesia tidak

menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan

memberikan perlakuan timbal balik.

2. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang

ditetapkan dengan keputusan Menteri keuangan dengan syarat bukan WNI dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

(5)

PPh pasal 4 (2)

Yaitu pajak yang dikenakan terhadap

penghasilan tertentu yang bersifat fnal antara lain :

1. Bunga deposito, dan tabungan lain, obligasi, dan surat utang negara dan bunga yang

dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi

2. Penghasilan berupa hadiah undian

3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lain, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa dan transaksi penjualan saham atau pengalihan

penyertaan modal pada perusahaan

pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura

4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa , konstruksi, usaha real estate dan

persewaan tanah dan/atau bangunan

5. Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan

(6)

Contoh tabel PPh Final

No Dasar

Hukum PenghasilanJenis DPP Tarif

1 PP 131/2000 Bunga Deposito, Tabungan dan SBI

Jumlah bruto 20%

2 PP 14/1997 Penjualan saham di

bursa Jumlah bruto Saham pendiri 0.6% Bukan pendiri 0,15

3 PP 13/2000 Hadiah Undian Jumlah bruto 25% 4 PP 5/2002 Persewaan tanah

dan bangunan Jumlah bruto 10%

Karakteristik penghasilan yang menjadi obyek PPh Final Sbb :

1. Penghasilan yang dikenakan PPh fnal tidak perlu digabungkan dengan penghasilan terutang lain (non Final) dalam penghitungan PPh pada SPT, 2. Jumlah PPh fnal yang telah dibayar sendiri atau dipotong pihak lain

sehubungan dengan penghasilan tsb tidak dapat dikreditkan 3, biaya-biaya yang digunakan untuk mendapatkan, menagih dan

(7)

PPh pasal

15

Pasal 15 mengatur tentang tentang Norma Perhitungan Khusus untuk golongan wajib pajak tertentu, antara lain :

1. Perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional 2. Perusahaan asuransi luar negeri

3. Perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi 4. Perusahaan dagang asing

5. Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk Bangun-Guna-Serah (built, operate dan transfer).

(8)

Contoh Perhitungan pajak terutang untuk wajib pajak pribadi (cara Perhitungan biasa)

Peredaran Bruto Rp 6.000.000.000,-. Biaya mendapatkan, menagih dan

memelihara penghasilan Rp 5.400.000.000,-.

---Laba usaha (penghasilan netto) Rp 600.000.000,-Penghasilan lainnya Rp

50.000.000,-Biaya mendapatkan Menagih, memelihara

Penghasilan lainnya Rp

30.000.000,-Netto penghasilan lainnya Rp 20.000.000,-.

---jumlah Penghasilan netto Rp 620.000. 000,-.

Konpensasi kerugian dari kegiatan usaha aktif Rp 10.000.000,-.

---Penghasilan kena pajak (bila WP Badan) Rp 610.000.000 ,-Penghasilan tidak kena pajak (istri + 2 anak ) Rp

19.800.000,-

(9)

590.000.000,-Contoh WP Orang Pribadi yang berhak tidak menyelenggarakan pembukuan penghasilan kena pajaknya dihitung menggunakan

Norma Perhitungan Penghasilan Netto.

Penghasilan netto Rp 4.000.000.000,-Penghasilan netto (menurut norma

Perhitungan ) misalnya 20% Rp 800.000.000,- Penghasilan netto lainnya Rp

5.000.000,-

---Jumlah seluruh penhasilan netto Rp 805.000.000,-Penghasilan tidak kena pajak

(istri +3 anak) Rp 21.120.000,-

---Penghasilan Kena pajak Rp

783.880.000,-Norma Perhitungan Penghasilan Netto hanya boleh digunakan oleh Wajib Pajak orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

(10)

PPH pasal

21

PPh pasal 21 adalah pemotongan atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri oleh :

1. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan pekerjaan yang

dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai

2. Bendahawan pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan

3. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pensiun

4. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa, termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas.

5. Penyelenggara kegiatan yg melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

Tidak termasuk pemberi kerja yg wajib

(11)

PPh pasal

22

Menteri keuangan dapat menetapkan :

1. Bendahawan pemerintah untuk memungut pajak

sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang 2. Badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari wajib

pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan di bidang lain dan

(12)

PPh pasal 23

Atas penghasilan tersebut dibawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subyek pajak badan dalam negeri lain, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada wajib pajak dalam negeri, bentuk usaha tetap dipotong pajak oleh pihak yang wajib

membayarkan :

1. Sebesar 15% dari jumlah bruto atas deviden, bunga, royalty, hadiah dan penghargaan, bonus dan yang sejenis selain yang telah dipotong PPh ps 21 huruf e.

2. Sebesar 2% dari jumlah penghasilan bruto atas :

a. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta b. Imbalan sehubungan dengan jasa tehnik, jasa managemen, jasa

konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yang diatur atau berdasarkan Permenkeu, selain jasa yang telah dipotong berdasarkan pph pasal 21,

3. Dalam hal wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak memliki NPWP, besar tarif pemotongam lebih tinggi 100%

(13)

PPh pasal

26

Atas penghasilan tersebut dibawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan, disediakan unuk dibayarkan atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subyek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, BUT, atau perwakilan perusahaan Luar negeri lainnya kepada wajib pajak luar negeri selain BUT di Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan :

a. Deviden

b. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang

c. Royalty, sewa dan penghasilan lain selain dengan penggunaan harta

d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan e. Hadiah dari penghargaan

f. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya

(14)

PPh Badan 1

Subjek Badan ada 2 macam :

1. Subyek pajak badan dalam Negeri 2. Subjek pajak badan luar Negeri

Subyek pajak Badan Dalam Negeri :

a. Badan yang didirikan atau bertempat tinggal di Indonesia

b. Dimulai sejak saat badan tersebut didirikan di Indonesai atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia. c. Obyek pajak penghasilan baik yang diterima atau diperoleh dari

Indonesia dan dari luar Indonesia

d. Menyampaikan laporan SPT sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak

e. Penghasilan netto dengan tarif umum

(15)

PPh Badan 2

Subyek Pajak Badan Luar Negeri :

a. Badan yang didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang memperoleh atau menerima penghasilan di Indonesia baik melalui BUT maupun tidak

b. Dimulai secara otomatis pada saat menjalankan usaha melalui BUT ataupun pada saat meneima atau memperoleh

penghasilan.

c. Berakhir pada saat tidak lagi menjalankan usaha di Indonesia dengan melalui BUT atau tidak lagi menerima atau

memperoleh penghasilan di Indonesia.

d. Penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia

e. Penghasilan Bruto dengan tarif pajak sepadan

(16)

Subyek

Badan

a. Perseroan Terbatas b. Perseroan Komanditer c. Perseroan lainnya

d. Badan usaha Milik Negara/badan Usaha Milik Negara Daerah (BUMN/BUMND) e. Firma

f. Kongsi g. Koperasi

h. Persekutuan Perdata i. Perkumpulan

j. Yayasan

k. Organisasi massa (Ormas)

l. Organisasi Soasial Politik (orsospol) dan yang sejenis.

m. Lembaga n. BUT

o. Reksadana

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah,

Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah,

dikenakan atas penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,

Jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak

Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan

Ayat 1: Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya

Ayat 1: Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya

Jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,