URGENSI MANAJEMEN PERPUSTKAAN TERHADAP
PENDIDIKAN DI INDONESIA
1. Pengeertian Manajemen Perpustakaan
Pada hakekataya manajemen adalah suatu kegiatan untuk mencapat tujuan, melalui
kerja orang-orang lain. Secara lebih terperinci dapat dinyatakan, bahwa manajemen
meliputi perancangan dan sifat-sifat usaha kelompok dalam rangka untuk mencapai tujuan,
tetapi dengan penggunaan modal berupa, waktu, uang, material dan juga hambatan
yang dijumpai, seminim mungkin. Dengan kata lain konsep dasar manajemen
adalah
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian suatu aktivitas yang
bertujuan untuk mengalokasikan sumber daya sehingga mempunyai nilai tambah. Di
lingkungan sekolah, misalnya kita saksikan bahwa manajemen lebih memusatkan perhatian
kepada upaya penggerakan dan pemberdayaan sumber daya manusia(human resources
empowering and motivating), sedangkan administrasi lebih terfokus kepada pelaksanaan
aspek-aspek substantif seperti kurikulum, perlengkapan, keuangan sekolah, dan aktivitas
rutin lain (Sergiovanni, dalam Burhanuddin, 2002). Jadi, manajemen dapat diartikan
sebagai tindakan untuk mencapai tujuan melalui usaha-usaha orang lain.
Dalam kaitannya dengan perpustakaan sekolah, manajemen perpustakaan sekolah
pada dasarnya adalah proses mengoptimalkan kontribusi manusia, material, anggaran
untuk mencapai tujuan perpustakaan. Karena perpustakaan sekolah sebagai sub sistem dari
terlebih dahulu didefinisikan secara jelas. Pendefinisian secara operasional. dari
manajemen dapat dilakukan dalam bentuk program yang akan dilaksanakan beserta sasaran
yang konkret dan operasional. Untuk mencapai tujuanyang telah ditentukan, maka
kegiatan manajemen. perpustakaan sekolah dapat dilaksanakan atau.
direalisasikan1.Manajemen dalam perpustakaan sekolah bukan sekedar kegiatan
menempatkan buku-buku di rak, akan tetapi lebih dari itu, sangat kompleks,
berkelanjutan, dan selalu berubah. Jadi manajemen merupakan sebuah prosesyang
memfokuskan pada memperhatikan kegiatan dari hari ke hari, menghadapipermasalahan isi
dan integrasi dengan tujuan-tujuan sekolah. Kegiatan manajemen adalah kegiatan yang
mencerminkan adanya sebuah sistem, terkait dan terdiri dari beberapa aspekat au factor
untuk mendukungnya. Beberapa 2 faktor yang dapat ditemui dalam sebuah proses
manajemen perpustakaan diantaranya adalah:
•Kebijakan dan prosedur
•Manajemen Koleksi
•Pendanaan dan Pengadaan
•Manajemen Fasilitas
•Sumber Daya Manusia
•Perencanaan2
Bagi pengelola perpustakaan (guru-pustakawan), kegiatan manajemen
merupakan bagian atau peran serta dalam pendidikan di sekolah. Secara efektif
perpustakaan harus mampu mendukung kurikulum dan program-program sekolah.
Untuk mewujudkan manajemen perpustakaan yang baik, maka pengelola
perpustakaan perlu:
•Mengembangkan kemampuan professional sebagai guru-pustakawan.\
Memperhatikan kemampuan yang diperlukan dan prosedur yang dibutuhkan
untuk dapat mengelola perpustakaan secara efektif - dari perpustakaan yang sekedar
bertahan hidup menjadi perpustakaan yang benar-benar berjalan secara baik.
•Mengembangkan kebijakan dan prosedur dengan prinsip-prinsip yang
mengaktualisasikan visi dari perpustakaan sekolah.
•Memperlihatkan keterkaitan antara sumber-sumber informasi dan tujuan dan prioritas
sekolah, serta program perpustakaan.
•Menunjukkan peran guru-pustakawan melalui rencana manajemen.
Faktor-faktor Manajemen Perpustakaan Sekolah
1. Prosedur dan Kebijakan
Prosedur merupakan ‘CARA’ atau ‘BAGAIMANA’ kegiatan dan aksi-aksi akan dapat
mengimplementasikan sebuah rencana spesifik atau menjalankan sebuah kebijakan.
Kebijakan sendiri mengarah pada ‘MENGAPA’ atau “APA’ prinsip-prinsip dari organisasi
(sekolah/perpustakaan).Kadang kala sebuah kebijakan terhadap perpustakaan sekolah sangat
dipengaruhi oleh kondisi kebijakan di lingkungannya, baikdari sekolah atau pemilik
sekolah,dinas pendidikan, pemerintah atau mungkin departemen pendidikan. Sebagai
pengelola perpustakaan (guru-pustakawan), maka kita perlu secara jelas memahami
bagaimana mengelola perpustakaansecara efektif, dimana kebijakan sekolah,
yayasan,pemerintah dan kebijakan lainnya harus dijalankan, dan prosedur harus dapat
didalamnya pendanaan, pengelola, dukungan untuk guru-pustakawan dan factor-faktor lain
yang berhubungan. Hal-hal yang perlu dilakukan Guru-pustakawan atau pengelola kaitannya
dengan prosedur dan kebijakan adalah:
Melihat kembali sumber-sumber yang dimiliki dan mendefinisikannya sesuai
kebutuhan dan perkembangan kebijakan sekolah
Melihat, memperhatikan dan memperbaharui prosedur-prosedur lokal – Sirkulasi,
Pemesanan pustaka, dll
Membuat sebuah pernyataan visi dari perpustakaansekolah yang sesuai dengan
kebijakan yang ada.
Memperhatikan kebijakan-kebijakan baru dari sekolah mengenai perpustakaan
sekolah.
2. Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah
Beberapa aspek penting yang harus mendapat perhatian utama dalam pemberdayaan
perpustakaan sekolah adalah pertama tersedianya koleksi yang sesuai dengan kebutuhan
kurikulum di sekolah yang bersangkutan, yang dikelola sesuai dengan sistem pengelolaan
perpustakaan yang standar, kedua adanya staf perpustakaan yang profesional, ketiga adanya
fasilitas yang memadai. Keempat adanya usaha promosi agar perpustakaan tersebut
dimanfaatkan oleh seluruh civitas academica yang ada di sekolah tersebut.3
3. Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar
Selain sebagai sumber belajar, perpustakaan juga berfungsi sebagai pusat sumber
belajar yang tersedia untuk menyimpan dan memanfaatkan beragam sumber belajar yang
berupa cetak maupun non cetak.
Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan
sebagai berikut:
a. Keterampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan (a) mengenal
sumber informasi dan pengetahuan, (b) menentukan lokasi sumber informasi
berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan, cara menggunakan katalog, dan indeks,
(c) menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi, seperti ensiklopedia, kamus,
bahan tahunan, dan lain-lain.
b. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti (a)
memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah, dan (b)
mendokumentasikan informasi dan sumbernya.
c. Keterampilan menganalisis, menginterprestasikan dan mengevaluasi informasi,
seperti (a) memahami bahan yang dibaca, (b) membedakan antara fakta dan opini, dan
(c) menginterprestasi informasi baik yang saling mendukung maupun yang
berlawanan.
d. Keterampilan menggunakan informasi, seperti, (a) memanfaatkan intisari informasi
untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah, (b) menggunakan informasi
dalam diskusi, dan (c) menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.4
4. Peluang Pengembangan Perpustakaan Sekolah
Bebeapa kondisi yang saat ini dapat mendukung pengembangan perpustakaan sekolah telah
ada seperti:
Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan
dasar pijakan dan memungkinkan semua lembaga pendidikan formal didukung oleh
Adanya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Adanya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 25 Tahun 2008 tentang
standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah. Peraturan tersebut menegaskan bahwa
setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai jumlah
tenaga perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari
enam rombongan belajar (rombel), serta memiliki koleksi minimal 1000 judul materi
perpustakaan dapat mengangkat kepala perpustakaan sekolah/madrasah.
Pemberlakuan kurikulum Tahun 2006 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KTSP) yang menuntut guru untuk mengembangkan indikator pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran. Untuk iu sekolah perlu didukung dengan
perpustakaan secara memadai.5